LAPORAN KASUS
Nama : Nn. Tc
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Wahasiswa
No RM : 708271
1.2 Anamnesa
Keluhan utama : Bintik merah Kecoklatan yang terasa gatal
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang kepoli kulit dan kelamin RSUD
1
menjadi warna kecoklatan dan ada sebagian
membaik.
sangkal.
di sangkal.
Riwayat sosial : Tidak ada yang sakit seperti ini disekitar pasien
Kesadaran : Composmentis
GCS : 456
2
Tanda Vital :
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala / leher :
Mulut : normal, sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (–)
Satus Dermatogis
3
Regio Deltoidea :
Regio Brachii :
A.
(a)
B.
(b)
4
C.
(c)
(d)
D.
(e)
Gambar 1.1 Area Predileksi lesi : A. Regio colli et fasialis dengan efloresensi (a) papula
eritematus. B. Regio Thorakalis posterior dengan efloresensi (b) makula hiperpimentasi. C.
Regio Deltoidea dengan efloresensi (c) papupopustular yang ditutupi skuama tipis (d)
papulopustular berwana merah kecoklatan. D. Regio Brachii dengan efloresensi (e)
papulopustular folikuler. (sumber: file pribadi, 18 maret 2019)
5
1.4 Diagnosa
- Akne vulgaris
- Folikulitis Bakterial
Diagnostik :
Terapi :
Edukasi :
1.1
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
pada kelenjer sebasea yang disebabkan oleh Malassezia spp., yang ditandai oleh lesi
papulopustular folikular terutama terletak pada bagian tubuh belakang, lengan atas,
dengan penyakit akne vulgaris, tetapi manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat
tipikal. pityrosporum ovale folikulitis (POF) timbul akibat overgrowth dari spora yang
2.2 Epidemologi
disebabkan oleh malassezia spp. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1969
oleh weary et al. dan diakui oleh potter et al. pada tahun 1973.2
Pitirosporum ovale hadir pada 75-80% dari permukaan kulit yang sehat dan
jumlah terbanyak terdapat pada bagian tubuh belakang, dada dan lengan. Masyarakat
yang tinggal di iklim hangat dan lembab memiliki insiden yang lebih tinggi terkena
Pitirosporum folikulitis. Salah satu klinik di Filipina mencatat bahwa 16% dari semua
7
Pada tahun 2008 dari China menyebutkan bahwa 1,5% dari semua pasien kulit
di diagnosis dengan Pitirosporum ovale folikulitis, sebagian besar dari mereka sehat,
dan rata-rata dewasa muda. Laporan Pitirosporum folikulitis bervariasi, dimana rasio
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2011 sebanyak 24 pasien baru,
dengan jumlah laki-laki 15 orang dan perempuan sebanyak 9 orang, sedangkan pada
pasien baru dengan jumlah pasien laki-laki sebanyak 27 orang dan wanita sebanyak
24 orang. Tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah pasien baru Malassezia Folikulitis
yaitu sebesar 87 orang, dengan jumlah laki-laki tetap dominan yaitu sebanyak 51
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Richard et.al (2014)
terjadi pada pasien laki-laki dengan rasio perbandingan antara laki-laki dan
perempuan 2:1.
2.3 Etiologi
normal pada kulit dengan spesies pitirosporum atau malassezia furfur. Selain
Malassezia Folikulitis, jamur ini juga dapat menyebabakan pitiriasis vesikolor atau
pada tahun 1880, Barrol et al. memberi nama penyakit ini dengan sebutan
8
pachidermatis dan M. furfur yang terdiri dari pityrosporum ovale dan pityrosporum
orbiculare.3
lipofilik dengan dinding sel yang tebal dan berlapis lapis. Kedua jamur ini merupakan
organisme yang sama dan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungannya,
japonica , M. nana dan M. yamatoensis dan di benua eropa juga terdapat dua spesies
keringat.
berminyak).
9
b. Faktor Host atau individu2,6
Kegemukan
folliculitis)
Diabetes mellitus
Defisiensi imun
jamur.
2.4 Patofisiologi
Infeksi Malassezia spp. sebagian besar belum diketahui hingga saat ini. Hal ini
disebabkan oleh adanya interaksi kompleks antara Malassezia spp. dengan kulit. Pada
kulit sehat Malassezia spp. merupakan flora normal yang biasa ditemukan, dimana
Malassezia spp. ini menfaatkan nutrisi esensial untuk pertumbuhan mereka tanpa
10
Gambar 2.1 interaksi antara kulit dan malassezia spp 9.
Melanin merupakan sel yang ditemukan pada sel basal epidermis, melanin
merupakan komponen yang dihasilkan oleh sel malnosit yang berfugsi sebagai
penyerapan sinar UV dan penahan jaringan bebas sehingga melindungi kulit dari sinar
dioksidasi oleh Tirosinase menjadi Dopaqinone yang nantinya akan dirubah menjadi
produksi zat antara Drihydroxyinhole (DIH) dan asam karbosilat DIH (DIHCA)
dengan pembentukan akhir eumelanin. Melanin juga dapat meindungi organisme lain,
seperti bakteri dan jamur. Beberapa jenis jamur nomal pad kulit menggunakan
melanin sebagai nutrisi untuk bertahan hidup atau sebagai pigmen fotosintesis yang
memungkinkan mereka menangkap sinar gamma dan menfaatkan energi ini untuk
11
Namun, Bila pada hospes terdapat faktor predisposisi yang dapat
normal kulit yang mengakibatkan proses ini terganggu. Malassezia spp akan
beradaptasi dengan cara memodifikasi ekspresi enzim b- endropin yang mana akan
melepaskan lipase dan fosfolipase untu memperoleh energi dan pada waktu yang
arylhydrocarbon receptor (AhR) yang diekspresikan hampir pada semua sel epidermis
baik dikulit sehat maupun dikulit yang sakit. Diamana akan mengakibatkan kerusakan
pada sel epidermis dan menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak rantai sedang
mengekspresikan sel sitokin, chemokins, peptida anti mikroba yang akan merusak
inflamasi karena infiltrasi dari Malassezia spp. pada stratum korneum. Sehingga
mengakibatkan tanda –tanda seperti eritema, gatal, gatal panas dan rasa terbakar. 3,6
Spesies Malassezia juga akan tumbuh berlebihan dalam folikel sehingga folike
dapat pecah, menyebabkan reaksi peradangan terhadap lemak bebas yang dihasilkan
ruam pada kulit, sehingga kulit membentuk patch gatal dan jerawatan. ,3,6
proliferasi dan diferensiasi serta kerusakan yang lebih parah dari sebelumnya pada
12
menimbulkan iritasi dan hiperproliferasi epidermis. Akibatnya, keratinosit yang
terbentuk menjadi tidak matang dengan jumlah nukleus yang lebih banyak. Nukleus
yang jumlahnya lebih banyak akan mengalami retensi pada stratum korneum.
Hiperproliferasi dari epidermis menyebabkan adanya gambaran sisik pada kulit. 3,9,10
c. Tempat predileksi: punggung, dada, lengan atas, leher dan wajah. Pada
2.6 Diagnosa
Diagnosa didasarkan pada keluhan gatal dan lokasi serta morfologi lesi,
atau copper orange yang di amati pada folikel di lokasi lesi, Cahaya positif Wood di
malassezia folikuler mungkin disebabkan oleh senyawa spesifik yang disintesis oleh
malassezia yang disebut pityriacitrin dan Pityrialactone yang menyerap cahaya dan
dengan larutan KOH dan tinta Parker® biru hitam. Dimana isi folikel dari kelompok
sel ragi dan spora bulat atau blastospora Malassezia dikeluarkan dengan ekstraktor
yakni lebih dari 2-6 spora dalam kelompok atau 3-12 spora tunggal tersebar.2,3,5,6
daripada biopsi kulit dan kultur, karena pada kultur Malassezia sp. hanya tumbuh
13
pada media yang kaya asam lemak dan bisa didapat juga dengan menambahkan
ostium folikel rambut pada sediaan histopatologi yang kadang disertai ruptur folikel
jerawat biasa, kondisi ini dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa perbaikan
eksoriasi dan disertai rasa pruritus atau gatal. Sedangkan pada acne vulgaris
umumnya terjadi pada remaja, berlangsung kronis, tempat predileksi di tempat sebore,
polimorf, terdiri atas komedo, papul, pustul, nodus dan kista, serta jaringan parut
Pada acne vulgaris hasil KOH semua negatif, karena pemeriksaan KOH
merupakan pemeriksaan yang cepat, berguna dan efektif hanya untuk infeksi jamur.5
2.8 Penatalaksanaan
minggu. flukonazol oral 100-200 mg/minggu selama 2-4 minggu, dan isotretinoin
yang bersifat sebo-supresif dapat digunakan pada kasus yang parah. Penggunaan agen
memngingat letak malassezia spp. yang terletak jauh didalam folikel rambut.1,2,3,8
14
Dari beberapa penelitian mengatakan, kombinasi pengobatan sistemik dan
tingkat perbaikan yang amat baik dan sering sekali digunakan untuk menghindari
selenium disulfid dan propylene glycol memiliki tingkat kesmbuhan hingga 90%,
diamana produk obat tersebut mempunyai efek keratolitk dan aktivasi antijamur.
menunjukan penyembuhan total (100%). Hal ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Richard, et al, dalam penelitian ini mengkombinasi antifungi sistemik
kream 2%/ minggu selama 2-4 minggu) mengalami penyembuhan yang siginifikan
dimana diketahui bahwa itrakonazole merupakan triazol spectrume luas yang bersifat
lipofilik dan keratofilik dengan penyerapan oral yang baik dan distribusi dijaringan
luas. Selain itu itrakonazole juga diekskresi dalam konsentrasi yang tinggi pada
jaringan sebum.
2.9 Prognosis
Secara umum prognosis baik, tetapi jika ada faktor predisposisi yang tidak
15
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesa didapatkan pasien mengeluh tampak bintik bintik kemerahan
pada punggung, tangan dan leher yang terasa gatal sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan akhir-akhir ini lebih sering berkeringatan dan saat berkeringat banyak, gatal akan
semakin terasa dan kadang disertai rasa panas. Ketika terasa gatal pasien mengatakan sering
menggaruknya dan memberi bedak salicyl namun tidak membaik, lama kelamaan bintik bitik
merah berubah menjadi kecoklatan. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami seperti ini.
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan dan dingin. Dikeluarga dan lingkungan
sekitar pasien juga tidak ada yang sakit seperti ini. Pasien juga tidak sedang dalam
kecoklatan dan berukuran miliari 1-2 mm, yang sebagian papula ditutupi oleh skuama tipis
transparan dengan tepi lepas dan tengahnya melekat. Diberbagai tempat tampak makula yang
hiperpigmentasi.
infeksi jamur pada kelenjer sebasea yang disebabkan oleh Malassezia spp., yang ditandai
oleh lesi papulopustular folikular terutama terletak pada bagian tubuh belakang, lengan atas,
leher, dan sering kali disertai dengan adanya rasa gatal. Adapun faktor yang dianggap
memiliki peran dalam terjadinya Malasezia (pityrosporium) folikulitis antara lain yaitu faktor
secara pasti. Namun, beberapa penelitian mengatakan jamur Malassezia yang merupakan
penyebab ptirosporum folikulitis ini membutuhkan asam lemak bebas untuk bertahan hidup.
16
Biasanya, mereka ditemukan dalam stratum korneum dan folliculi pilar di daerah dengan
trigliserida menjadi asam lemak rantai sedang dari asam lemak bebas. Hasilnya adalah sel
mediasi yang merespon dan mengaktivasi jalur komplemen alternatif, yang menyebabkan
peradangan.
kombinasi yaitu dengan pengobatan antifungi sistemik dan topikal. Diamana kita ketahui
bahwa letak malassezia spp. yang terletak jauh didalam folikel rambut. Sehingga
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Bahlou Emna, Fatma Frika, Turki Hamia, sellami Khadija, et al.,: Malassezia
pg; 37-41
3. Ko Hyun Jong, Lee Yang Won, Choe Beom Yong, Ahn kyu Joong ;
al.; The Malassezia Genus in Skin and Systemic Diseases; Clinical Microbiology
cutaneus resident Malassezia species; Medical Mycology, 2009; vol; 27 pg; 618-
24
7. Bramono K., Budimulja U., 2015. Nondermatofitosis. Ilmu Penyakit Kulit dan
18
8. Hald M, Arendrup M, Svejgaard E, Lindskov R, et al., : Evidence-based Danish
19