Haning Tyasari - 13010120140123
Haning Tyasari - 13010120140123
Oleh:
“Membasuh- Hindia”
A. PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Dalam analisis ini, penulis memilih menggunakan objek material
berupa analisis lirik lagu dengan judul lagu “Membasuh.” Tidak bisa
dipungkiri dewasa ini perkembangan dunia musik sanagtlah
berkembang pesat dan menunjukkan eksistensinya. Mulai dari aliran
musik pop, jazz, dangdut hingga aliran musik indie, yang begitu
digemari oleh kalangan muda sekarang ini, bukan hanya karena alunan
nadanya yang enak didengar, musik sekarang ini sudah seperti terapi
mental bagi pendengarnya, dapat dikatakan seperti itu karena tidak lepas
dari estetika lirik yang ada dalam lagu tersebut. Lirik dalam lagu
sangatlah membangun sebuah estetika yang mana estetika itu nanti akan
menarik pendengar untuk lebih mendalami dan menghayati lagi
bagaimana makna dari setiap kata yang terdapat dalam lirik lagu
tersebut. Dan apa kaitannya lirik lagu tersebut dengan si pencipta, hal
ini berkaitan dengan bagaimana cara seniman atau dalam kajian ini
disebut musisi bisa menggambarkan spektrum emosi sehingga dapat
memberikan wawasan baru mengenai wawasan pemikiran seni terhadap
pendengar dan penikmatnya. Yang mana dalam pandangan seniman
musik dan unsur-unsur yang ada didalamnya terutama lirik lagu
merupakan seni yang didalamnya terkandung ungkapan-ungkapan
perasaan untuk menjalin komunikasi yang menyingkapkan rasa
persaudaraan dan kemanusiaan. Oleh karena itu dalam analisis ini,
penulis memilih lirik dari lagu “Membasuh” untuk dianalisa karena
objek seni tidak sekadar mengandung keindahan dan kenikmatan saja,
melainkan mengandung nuansa moral yang begitu kental kaitannya
dengan kehidupan realitas yang terjadi dengan dituangkan dalam bentuk
yang begitu estetik.
1. 2 Objek Material
Objek material dalam analisis ini yaitu lirik dari lagu berjudul
“Membasuh.” Lagu membasuh ini ditulis dan dinyanyikan oleh musisi
bernama Baskara Putra yang dirilis pada 29 november 2019, dalam
albumnya yang berjudul “Menari dalam Bayangan.” Album tersebut
merupakan album pertama yang direkam melalui studio rekamannya
sendiri yaitu Sun Eater. Baskara putra atau lebih sering dikenal dengan
sebutan Hindia ini, merupakan vokalis dari grup musik bernama Feast
yang kemudian ia mencoba hal baru yaitu dengan menciptakan lagu
sendiri dan menyanyikannya secara solo. Seperti pada album
pertamanya “Menari dalam bayangan” dalam album tersebut didukung
oleh tujuh lagu utama diantaranya yaitu “Membasuh” yang mana dalam
lagu tersebut dinyanyikan secara kolaborasi bersama Rara Sekar. Rara
Sekar sendiri merupakan, anggota dari grup musik bernama “Banda
Neira.” Lirik lagu membasuh ini ditulis sendiri oleh Hindia dan
diproduseri oleh Dian dengan total durasi musik yaitu 6 menit 14 detik.
Pada saat peluncuran album pertama ini, Hindia merayakan peluncuran
albumnya dengan mengadakan koser dengan tajuk “Perayaan
Bayangan” di Studio Palem, Jakarta Selatan pada tanggal 4 desember
2019 dna dilanjutkan dengan tur konser dengan tajuk “Tur Bayangan”
yang dilaksanakan secara berturut-turut dibeberapa wilayah pulau Jawa
pada bulan februari, 2020. Adapun lirik dari lagu “Membasuh” ini,
sebagai berikut:
Verse
Selama ini kunanti
Yang kuberikan datang berbalik
Tak kunjung pulang
Apapun yang terbilang
Didaftar pamrihku seorang
Pre-Chorus
Telat kusadar Hidup bukanlah
Perihal mengambil yang kau tebar
Sedikit air yang kupunya
Milikmu juga bersama
Chorus
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar tuk mengampuni tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering bisakah kita tetap membasuh
Pre-Chorus
Kita bergerak dan bersuara
Berjalan jauh tumbuh bersama
Sempatkan pulang ke beranda
Tuk mencatat hidup dan harganya
Kembali ke Chorus
Bridge
Mengering sumurku terisi Kembali
Kutemukan makna hidupku disini
Mengering sumurku terisi Kembali
Kutemukan makna hidupku disini
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar 'tuk mengampuni 'tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering bisakah kita tetap membasuh?
Membasuh
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
1. 3 Teori
Pada analisis lirik lagu “Membasuh” ini, penulis menggunakan teori
estetika. Estetika itu sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang seni, nilai
keindahan dan tanggapan manusia terhadapnya atau dalam kata lain
estetika merupakan definisi kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan. Lalu apa yang dimaksud dengan teori estetika, teori estetika
itu sendiri merupakan teori yang memiliki konsep dasar dengan tujuan
untuk membuat manusia lebih peka lagi terhadap realitas seni. Yang
mana realitas seni itu tadi berkaitan dengan estetika bagian dari filsafat
seni yang mengkaji nilai-nilai keindahan. Nah, filsafat seni itu sendiri
dalam buku yang ditulis oleh Roedyanto Noor dibagi menjadi tiga
bidang filsafat yaitu “Being” yang diartikan sebagai ada atau realitas
yang ada, kemudian “Knowing” yang berarti pengetahuan dan yang
terakhir yaitu “Value” (Behaviour) yang diartikan sebagai nilai-nilai.
Berkaitan dengan analisis lirik dari lagu “Membasuh” ini, teori estetika
pada dasarnya berbicara tentang proses kreatif tentang karya-karya itu
diciptakan, baik dari secara subject oriented ataupun object oriented.
Atau bahkan dapat dianlisa dari sudut pandang masyarakat terhadap
evaluasi untuk menilai suatu karya seni atau biasa disebut dengan
subject appreciative. Oleh karena itu untuk menganalisa lirik lagu
membasuh ini, penulis menggunakan teori estetika karena pada
realitasnya suatu susunan kata yang ada dalam lirik lagu membasuh itu
merupakan seni yang berkaitan dengan realitas subjek dengan proses
kreatif pembuatannya. Jadi antara seniman dengan objek yang
diciptakan memiliki pengalaman realitas yang dapat diungkapkan
melalui sebuah tulisan yang estetik baik dilihat dari gaya bahasa, intuisi,
perwujudan nilai ataupun unsur rasa yang ada sehingga dapat
memberikan kepekaan terhadap penikmat ataupun pendengarnya.
Dalam pandangan penulis teori estetika ini sangat pas digunakan untuk
menganalisa lirik dari lagu membasuh karena cakupan aspek yang ada
dalam teori tersebut cukup baik untuk mengetahui pengungkapan-
pengungkapan apa saja yang ingin disampaikan seorang seniman
terhadap suatu karyanya yang tidak lepas dari nilai-nilai keindahan yang
digunakan, sehingga teori ini mudah untuk diterapkan kaitannya dalam
Analisa lirik lagu “Membasuh” ini.
B. PEMBAHASAN
b) Intuisi
Menurut bonedetto croce, seni adalah sesuatu yang akti,
sedang persepsi adalah semacam aktivitas untuk memperoleh
pengetahuan yang bukan bersifat rasional ataupun universal,
melainkan bersifat intuitif dan partikular. Nah kaitannya dalam
lirik lagu membasuh ini, dapat kita lihat pada bagian lirik
“Walau kering bisakah kita tetap membasuh” artinya lirik
tersebut merujuk pada bisikan hati yang muncul secara tiba-tiba
dan tidak pernah direncanakan sebelumnya, dapat dikatakan
seperti itu karena, intuisi itu sendiri merupakan kemampuan
untuk memahami sesuatu tanpa dipikirkan dan dipelajari
sebelumnya tanpa ada penalaran yang begitu rasional dan
intelektualitas, semua bergerak dari bisikan hati yang tiba-tiba
muncul diluar kesadaran. Dari lirik tersebut dapat dilihat betapa
intuisi pada diri seniman secara tiba-tiba terdorong untuk
melakukan suatu kebaikan tanpa ada alasan yang rasional
sebelumnya. Walau kering bisakah kita tetap membasuh,
begitulah intuisi yang dituliskan dalam lirik tersebut. Betapa si
seniman tergerak hatinya untuk saling membasuh luka yang ada
diantara sesamanya.
c) Peningkatan Pengalaman
Pengalaman dalam proses kreatif penciptaan suatu karya
merupakan suatu hal yang dapat dianggap sebagai realitas seni.
Seni berfungsi untuk menata pengalaman sehari-hari secara
koheren untuk menggabungkan means dan ends, anggapan John
Dewey dan Alfred North Whitehead (Dalam Roedyanto Noor,
2015). Kaitannya dengan proses penciptaan lirik membasuh
yang ditulis oleh Baskara Putra atau Hindia ini, tidak luput dari
pengalaman-pengalaman kehidupan yang pernah ia alami, yang
mana pengalaman tersebut mendorong dirinya untuk
menciptakan suatu karya yang dapat disebut sebagai realitas
seni. Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan-
pembahasan yang sebelumnya, dilihat dari nama album Hindia
yang bernama “Menari dalam Bayangan” bayangan dalam
konteks tersebut diartikan sebagai pengalaman masalalu berupa
rasa sedih, kehilangan juga rasa trauma baik trauma fisik atupun
mental. Maka dari bayangan-bayangan yang terus menari-nari
dikepala itulah yang mendorong terciptanya suatu karya dengan
proses penciptaan yang begitu kreatif dan estetik. Maka dari itu
tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik dari lirik membasuh yang
begitu indah dan mengajarkan nilai-nilai nuansa moral,
didalamnya terdapat proses penciptaan berupa peningkatan
pengalaman yang awalnya hanya disimpan sebagai suatu cerita
personal akhirnya dibagikan sebagai suatu karya yang diambil
dari suatu penglaman hidup untuk diberikan secara universal.
Hindia dalam cuitan twitter-nya secara gamblang bercerita
bahwa setiap lirik yang ia tuliskan merupakan suatu ungkapan
yang ia ambil dari pengalaman-pengalaman hidup yang terus
menari dalam setiap bayangan yang terus datang dan berputar
dalam kepala.
d) Perwujudan Nilai
Menurut whitehead, seni adalah suatu kebiasaan untuk
menikmati vivid value. Sedangkan menurut teori klasik nilai
dibagi menjadi tiga macam yaitu, nilai keindahan, nilai kebaikan
dan nilai kebenaran. Kaitannya dengan lirik lagu “Membasuh”
ini yaitu, pada lirik tersebut mengandung perwujudan nilai yang
menyiratkan rasa integritas dan keagungan seni, sehingga
terjadilah penampilan nilai dalam lirik lagu membasuh tersebut.
Seperti pada lirik “Mengering sumurku, terisi kembali
kutemukan makna hidupku di sini.” Dalam lirik tersebut
mengandung nilai keindahan pada pemilihan diksi yang
digunakan ‘mengering sumurku’ secara tidak langsung kalimat
tersebut merupakan suatu perumpaman dari pesan yang ingin
disampaikan oleh seniman atau musisi pada pendengar dengan
menggunakan pilihan kata yang lebih santun indah dan estetik.
Selanjutnya pada lirik tersebut juga menampilkan nilai
kebenaran dan nilai kebaikan, karena secara tidak langsung
seniman menceritakan bagaimana mulanya suatu hal yang terasa
begitu kosong dan telah habis dapat terisi kembali dengan
memberikan pengajaran-pengajaran baru mengenai makna
hidup yang sesungguhnya, yang mana makna hidup itu tadi
merupakan suatu nilai kebenaran yang dapat membawa nilai-
nilai kebaikan.
Noor, Roedyanto. 2015. Pengantar Pengkajian Sastra (Ed. Revisi) Program Studi
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro: Fasindo.
Hastuti, Sri. 2019. Analisis Stilistika Pada Lirik Lagu Sheila On7 dalam Album
Menentukan Arah Serta Relevansinya Sebagai Bahan Ajar di SMP. Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Volume 6. (Nomor 2).
Halaman 165.
Kompas. “Cerita di Balik Album Menari Dengan Bayangan Milik Hindia”. 2019.
Dalam, https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/02/070100966/cerita-di-
balik-album-menari-dengan-bayangan-milik-hindia?page=all. Diakses pada 19
desember 2020 pukul 22:10.