Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR PENGKAJIAN SASTRA

ANALISIS LIRIK LAGU DENGAN TEORI ESTETIKA


“MEMBASUH”
Dosen Pengampu: Laura Andri Retno Martini, S.S., M.A.

Oleh:

Nama : Haning Tyasari


NIM : 13010120140123
Prodi : Sastra Indonesia
Kelas :B

“Membasuh- Hindia”

PRODI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
ANALISIS LIRIK LAGU DENGAN TEORI ESTETIKA
“MEMBASUH”
(Hindia feat. Rara Sekar)

A. PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang
Dalam analisis ini, penulis memilih menggunakan objek material
berupa analisis lirik lagu dengan judul lagu “Membasuh.” Tidak bisa
dipungkiri dewasa ini perkembangan dunia musik sanagtlah
berkembang pesat dan menunjukkan eksistensinya. Mulai dari aliran
musik pop, jazz, dangdut hingga aliran musik indie, yang begitu
digemari oleh kalangan muda sekarang ini, bukan hanya karena alunan
nadanya yang enak didengar, musik sekarang ini sudah seperti terapi
mental bagi pendengarnya, dapat dikatakan seperti itu karena tidak lepas
dari estetika lirik yang ada dalam lagu tersebut. Lirik dalam lagu
sangatlah membangun sebuah estetika yang mana estetika itu nanti akan
menarik pendengar untuk lebih mendalami dan menghayati lagi
bagaimana makna dari setiap kata yang terdapat dalam lirik lagu
tersebut. Dan apa kaitannya lirik lagu tersebut dengan si pencipta, hal
ini berkaitan dengan bagaimana cara seniman atau dalam kajian ini
disebut musisi bisa menggambarkan spektrum emosi sehingga dapat
memberikan wawasan baru mengenai wawasan pemikiran seni terhadap
pendengar dan penikmatnya. Yang mana dalam pandangan seniman
musik dan unsur-unsur yang ada didalamnya terutama lirik lagu
merupakan seni yang didalamnya terkandung ungkapan-ungkapan
perasaan untuk menjalin komunikasi yang menyingkapkan rasa
persaudaraan dan kemanusiaan. Oleh karena itu dalam analisis ini,
penulis memilih lirik dari lagu “Membasuh” untuk dianalisa karena
objek seni tidak sekadar mengandung keindahan dan kenikmatan saja,
melainkan mengandung nuansa moral yang begitu kental kaitannya
dengan kehidupan realitas yang terjadi dengan dituangkan dalam bentuk
yang begitu estetik.

1. 2 Objek Material
Objek material dalam analisis ini yaitu lirik dari lagu berjudul
“Membasuh.” Lagu membasuh ini ditulis dan dinyanyikan oleh musisi
bernama Baskara Putra yang dirilis pada 29 november 2019, dalam
albumnya yang berjudul “Menari dalam Bayangan.” Album tersebut
merupakan album pertama yang direkam melalui studio rekamannya
sendiri yaitu Sun Eater. Baskara putra atau lebih sering dikenal dengan
sebutan Hindia ini, merupakan vokalis dari grup musik bernama Feast
yang kemudian ia mencoba hal baru yaitu dengan menciptakan lagu
sendiri dan menyanyikannya secara solo. Seperti pada album
pertamanya “Menari dalam bayangan” dalam album tersebut didukung
oleh tujuh lagu utama diantaranya yaitu “Membasuh” yang mana dalam
lagu tersebut dinyanyikan secara kolaborasi bersama Rara Sekar. Rara
Sekar sendiri merupakan, anggota dari grup musik bernama “Banda
Neira.” Lirik lagu membasuh ini ditulis sendiri oleh Hindia dan
diproduseri oleh Dian dengan total durasi musik yaitu 6 menit 14 detik.
Pada saat peluncuran album pertama ini, Hindia merayakan peluncuran
albumnya dengan mengadakan koser dengan tajuk “Perayaan
Bayangan” di Studio Palem, Jakarta Selatan pada tanggal 4 desember
2019 dna dilanjutkan dengan tur konser dengan tajuk “Tur Bayangan”
yang dilaksanakan secara berturut-turut dibeberapa wilayah pulau Jawa
pada bulan februari, 2020. Adapun lirik dari lagu “Membasuh” ini,
sebagai berikut:
Verse
Selama ini kunanti
Yang kuberikan datang berbalik
Tak kunjung pulang
Apapun yang terbilang
Didaftar pamrihku seorang
Pre-Chorus
Telat kusadar Hidup bukanlah
Perihal mengambil yang kau tebar
Sedikit air yang kupunya
Milikmu juga bersama
Chorus
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar tuk mengampuni tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering bisakah kita tetap membasuh
Pre-Chorus
Kita bergerak dan bersuara
Berjalan jauh tumbuh bersama
Sempatkan pulang ke beranda
Tuk mencatat hidup dan harganya
Kembali ke Chorus
Bridge
Mengering sumurku terisi Kembali
Kutemukan makna hidupku disini
Mengering sumurku terisi Kembali
Kutemukan makna hidupku disini
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar 'tuk mengampuni 'tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering bisakah kita tetap membasuh?
Membasuh
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini

1. 3 Teori
Pada analisis lirik lagu “Membasuh” ini, penulis menggunakan teori
estetika. Estetika itu sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia
adalah suatu cabang filsafat yang membahas tentang seni, nilai
keindahan dan tanggapan manusia terhadapnya atau dalam kata lain
estetika merupakan definisi kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan. Lalu apa yang dimaksud dengan teori estetika, teori estetika
itu sendiri merupakan teori yang memiliki konsep dasar dengan tujuan
untuk membuat manusia lebih peka lagi terhadap realitas seni. Yang
mana realitas seni itu tadi berkaitan dengan estetika bagian dari filsafat
seni yang mengkaji nilai-nilai keindahan. Nah, filsafat seni itu sendiri
dalam buku yang ditulis oleh Roedyanto Noor dibagi menjadi tiga
bidang filsafat yaitu “Being” yang diartikan sebagai ada atau realitas
yang ada, kemudian “Knowing” yang berarti pengetahuan dan yang
terakhir yaitu “Value” (Behaviour) yang diartikan sebagai nilai-nilai.
Berkaitan dengan analisis lirik dari lagu “Membasuh” ini, teori estetika
pada dasarnya berbicara tentang proses kreatif tentang karya-karya itu
diciptakan, baik dari secara subject oriented ataupun object oriented.
Atau bahkan dapat dianlisa dari sudut pandang masyarakat terhadap
evaluasi untuk menilai suatu karya seni atau biasa disebut dengan
subject appreciative. Oleh karena itu untuk menganalisa lirik lagu
membasuh ini, penulis menggunakan teori estetika karena pada
realitasnya suatu susunan kata yang ada dalam lirik lagu membasuh itu
merupakan seni yang berkaitan dengan realitas subjek dengan proses
kreatif pembuatannya. Jadi antara seniman dengan objek yang
diciptakan memiliki pengalaman realitas yang dapat diungkapkan
melalui sebuah tulisan yang estetik baik dilihat dari gaya bahasa, intuisi,
perwujudan nilai ataupun unsur rasa yang ada sehingga dapat
memberikan kepekaan terhadap penikmat ataupun pendengarnya.
Dalam pandangan penulis teori estetika ini sangat pas digunakan untuk
menganalisa lirik dari lagu membasuh karena cakupan aspek yang ada
dalam teori tersebut cukup baik untuk mengetahui pengungkapan-
pengungkapan apa saja yang ingin disampaikan seorang seniman
terhadap suatu karyanya yang tidak lepas dari nilai-nilai keindahan yang
digunakan, sehingga teori ini mudah untuk diterapkan kaitannya dalam
Analisa lirik lagu “Membasuh” ini.
B. PEMBAHASAN

2. 1 Subjek dengan Proses Kreatif


(Seniman dalam proses penciptaan karya)
Dalam pembahasan analisis lirik lagu “Membasuh” ini, terdapat
cakupan bagian subjek dengan proses kreatif maksud dari subjek dengan
proses kreatif itu sendiri yaitu berkaitan dengan hubungan antara
seniman dalam proses penciptaan karyanya. Nah pada proses kreatif
penciptaan karya ini terdapat dua aspek yang selalu terlibat yaitu aspek
logis dan aspek emosional. Tiga bentuk kreativitas adalah seni, ilmu dan
humor yang mana didalamnya selalu melibatkan aspek logis dan aspek
emosional. Menurut Koestler (dalam Roedyanto Noor, 2015). Nah,
dalam analisa ini penulis akan membahas aspek emosional, kaitannya
dengan lirik lagu yang ditulis oleh Baskara Putra alias Hindia dalam lagu
yang berjudul ‘Membasuh.’ Dalam proses penciptaan lirik membasuh
tersebut terdapat aspek emosional yang dituangkan oleh Hindia sebagai
ungkapan dari pengalaman yang diubah sedemikian rupa menjadi
sebuah realitas seni dengan nilai-nilai moral kehidupan yang ingin
disampaikan. Melalui akun twitter yang dimilikinya Hindia atau
Baskara bercerita bahwasanya lirik dari membasuh ini ia ambil dari
pengalaman hidupnya sendiri yang mana secara tidak langsung ia ingin
membagikan ceritanya dalam bentuk ungkapan yang dibuat secara lebih
manis lagi. Seperti halnya tajuk dari nama albumnya yaitu “Menari
dalam Bayangan,” bayangan yang dimaksud Hindia dalam konteks
tersebut yaitu rasa sedih, kehilangan, trauma masa lalu baik trauma fisik
ataupun mental. Dalam nama album tersebut hindia berusaha
menjelaskan bahwasannya secara emosional kehidupan secara realitas
tidak akan pernah lepas dari bayang-bayang masalalu. Oleh karena itu
hinda mengharapkan agar setiap lirik yang ia tulis dapat menjadi doa
dan menjadi obat atas setiap luka yang pernah ada dan agar menjadi
penguat di masa yang selanjutnya. Jadi, dapat dikatakan dalam proses
penciptaan karya ini, Baskara Putra atau hindia yang berperan sebagai
subjek dalam proses penciptaan ini secara langsung melibatkan aspek
emosional dalam dirinya sendiri meliputi segala hal yang pernah ia
alami, nah hal-hal yang pernah ia alami tersebut dijadikan sebagai
pengalaman kreatif dengan mencoba menyelami menyingkapkan suatu
hal menyangkut psikologi menggunakan antara lain pemahaman tentang
diri manusia melalui refleksi dan instrospeksi nilai-nilai kehidupan yang
dapat dijadikan suatu arahan. Berikut penjelasan mengenai landasan
analisis dalam proses kreatif penciptaan karya pada lirik lagu
“Membasuh” dalam teori estetika:
a) Ekspresi Emosi
Ekspresi emosi, dalam lirik lagu membasuh ini sangatlah
kental menampilkan rasa emosional yang begitu ekspresif jika
sampai di telinga pendengar. Maka dalam hal ini seni dicipta
tidak semata-mata hanya sekadar mengandung keindahan dan
kenikmatan saja, melainkan ia dicipta untuk membawakan
nuansa-nuansa moral. Seperti pada lirik membasuh berikut ini,
“Telat kusadar hidup bukanlah perihal mengambil yang kau
tebar, sedikit air yang kupunya milikmu juga bersama” pada
dasarnya dalam susunan kata pada lirik tersebut seniman ingin
menggambarkan bagaimana secara ekspresi kalimat tersebut
menjelaskan betapa pentingnya rasa kepekaan terhadap sesama,
betapa pentingnya bersikap baik terhadap sesama, saling
membantu tanpa mengharap suatu hal-hal yang lebih besar
datang berbalik pada apa yang sudah manusia tebar, secara
sederhananya lirik tersebut memberikan arahan pada kita semua
bahwasanya hidup itu bukanlah tentang seberapa banyak kita
bisa mendapat imbalan dari apa yang sudah kita tebar, melainkan
tentang seberapa banyak kebaikan yang sudah kita tebar tanpa
mengharapkan kembalian, karena sejatinya “sedikit air yang
kupunya milikmu juga bersama” maksudnya kebahagian adalah
milik semua orang, dan kesedihan adalah suatu kebenaran, tidak
bisa disangkal juga tidak bisa untuk kita menghindar. Jadi saling
berbagi dan mengobati adalah salah satu jalan keluar menuju
gerbang kebahagiaan. Begitulah secara ekspresi emosi Hindia
menjelaskan nuansa kepekaan terhadap nilai-nilai moral
kemanusiaan melalui sebuah karya seni yang tidak hanya melulu
indah namun juga memberi sisi lain berupa pengajaran. Leo
Tolstoy mengatakan bahwasanya seni adalah ungkapan-
ungkapan perasaan-perasaan untuk komunikasi yang
menyingkapkan rasa persaudaraan kaitannya dengan
kemanusiaan.

b) Intuisi
Menurut bonedetto croce, seni adalah sesuatu yang akti,
sedang persepsi adalah semacam aktivitas untuk memperoleh
pengetahuan yang bukan bersifat rasional ataupun universal,
melainkan bersifat intuitif dan partikular. Nah kaitannya dalam
lirik lagu membasuh ini, dapat kita lihat pada bagian lirik
“Walau kering bisakah kita tetap membasuh” artinya lirik
tersebut merujuk pada bisikan hati yang muncul secara tiba-tiba
dan tidak pernah direncanakan sebelumnya, dapat dikatakan
seperti itu karena, intuisi itu sendiri merupakan kemampuan
untuk memahami sesuatu tanpa dipikirkan dan dipelajari
sebelumnya tanpa ada penalaran yang begitu rasional dan
intelektualitas, semua bergerak dari bisikan hati yang tiba-tiba
muncul diluar kesadaran. Dari lirik tersebut dapat dilihat betapa
intuisi pada diri seniman secara tiba-tiba terdorong untuk
melakukan suatu kebaikan tanpa ada alasan yang rasional
sebelumnya. Walau kering bisakah kita tetap membasuh,
begitulah intuisi yang dituliskan dalam lirik tersebut. Betapa si
seniman tergerak hatinya untuk saling membasuh luka yang ada
diantara sesamanya.

c) Peningkatan Pengalaman
Pengalaman dalam proses kreatif penciptaan suatu karya
merupakan suatu hal yang dapat dianggap sebagai realitas seni.
Seni berfungsi untuk menata pengalaman sehari-hari secara
koheren untuk menggabungkan means dan ends, anggapan John
Dewey dan Alfred North Whitehead (Dalam Roedyanto Noor,
2015). Kaitannya dengan proses penciptaan lirik membasuh
yang ditulis oleh Baskara Putra atau Hindia ini, tidak luput dari
pengalaman-pengalaman kehidupan yang pernah ia alami, yang
mana pengalaman tersebut mendorong dirinya untuk
menciptakan suatu karya yang dapat disebut sebagai realitas
seni. Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan-
pembahasan yang sebelumnya, dilihat dari nama album Hindia
yang bernama “Menari dalam Bayangan” bayangan dalam
konteks tersebut diartikan sebagai pengalaman masalalu berupa
rasa sedih, kehilangan juga rasa trauma baik trauma fisik atupun
mental. Maka dari bayangan-bayangan yang terus menari-nari
dikepala itulah yang mendorong terciptanya suatu karya dengan
proses penciptaan yang begitu kreatif dan estetik. Maka dari itu
tidak dapat dipungkiri bahwa dibalik dari lirik membasuh yang
begitu indah dan mengajarkan nilai-nilai nuansa moral,
didalamnya terdapat proses penciptaan berupa peningkatan
pengalaman yang awalnya hanya disimpan sebagai suatu cerita
personal akhirnya dibagikan sebagai suatu karya yang diambil
dari suatu penglaman hidup untuk diberikan secara universal.
Hindia dalam cuitan twitter-nya secara gamblang bercerita
bahwa setiap lirik yang ia tuliskan merupakan suatu ungkapan
yang ia ambil dari pengalaman-pengalaman hidup yang terus
menari dalam setiap bayangan yang terus datang dan berputar
dalam kepala.
d) Perwujudan Nilai
Menurut whitehead, seni adalah suatu kebiasaan untuk
menikmati vivid value. Sedangkan menurut teori klasik nilai
dibagi menjadi tiga macam yaitu, nilai keindahan, nilai kebaikan
dan nilai kebenaran. Kaitannya dengan lirik lagu “Membasuh”
ini yaitu, pada lirik tersebut mengandung perwujudan nilai yang
menyiratkan rasa integritas dan keagungan seni, sehingga
terjadilah penampilan nilai dalam lirik lagu membasuh tersebut.
Seperti pada lirik “Mengering sumurku, terisi kembali
kutemukan makna hidupku di sini.” Dalam lirik tersebut
mengandung nilai keindahan pada pemilihan diksi yang
digunakan ‘mengering sumurku’ secara tidak langsung kalimat
tersebut merupakan suatu perumpaman dari pesan yang ingin
disampaikan oleh seniman atau musisi pada pendengar dengan
menggunakan pilihan kata yang lebih santun indah dan estetik.
Selanjutnya pada lirik tersebut juga menampilkan nilai
kebenaran dan nilai kebaikan, karena secara tidak langsung
seniman menceritakan bagaimana mulanya suatu hal yang terasa
begitu kosong dan telah habis dapat terisi kembali dengan
memberikan pengajaran-pengajaran baru mengenai makna
hidup yang sesungguhnya, yang mana makna hidup itu tadi
merupakan suatu nilai kebenaran yang dapat membawa nilai-
nilai kebaikan.

2. 2 Objek dengan Karya Seni


Karya seni sebagai objek estetik itu sendiri mengandung tiga
teori unsur yang tidak terpisahkan yaitu materi, bentuk dan
pengungkapan. Dari tiga unsur tersebut secara keseluruhan akan
terjelma sebagai karya seni melalui medium yang bersifat kongkret.
Yang mana medium itu sendiri merupakan rasa, bentuk dan ungkapan,
yang masing-masingnya merupakan kombinasi dari unsur materi. Nah
untuk memahami unsur objek yang ada pada lirik lagu “Membasuh” ini,
penulis akan menganalisa dengan menggunakan beberapa dari unsur
teori yang sudah disebutkan tadi, berikut penjelasannya:
a) Medium dan Unsur Rasa
Medium dan unsur rasa ini, penting kaitannya dalam
aktivitas seni. Seni yang indah adalah seni yang dapat
memberikan nilai sentimental pada setiap penikmatnya baik
pendengar ataupun pembaca. Menurut Bosanquet, medium
penting dalam mengadakan pembagian wilayah seni.
Maksudnya tubuh dan jiwa dalam konteks ini dianalogikan
sebagai medium, sebab tubuh dan jiwa itu sendiri merupak
perwujudan dari rasa dan ekspresi. Rasa dan ekspresi dalam
sebuah seni itu nanti akan memberikan nilai moral tersendiri
berupa kepekaan terhadap resepsi estetika seni. Dengan begitu
karya seni yang diciptakan dalam konteks ini berupa lirik lagu
dapat memberikan suasana yang lebih hidup seolah-olah karya
tersebut sedang berbicara dengan penikmatnya. Seperti halnya
dapat dilihat dari lirik lagu membasuh yang begitu sarat akan
penjiwaan rasa, berikut liriknya:
Selama ini kunanti
Yang kuberikan datang berbalik
Tak kunjung pulang
Apapun yang terbilang
Didaftar pamrihku seorang
Telat kusadar Hidup bukanlah
Perihal mengambil yang kau tebar
Pada kutipan lirik lagu “Membasuh” diatas, sangat jelas sekali
adanya unsur rasa yang diberikan pada setiap objek kalimat
tersebut, lirik diatas seolah-olah bercerita tentang bagaimana
perjalanan seseorang dalam menanti suatu hal yang sudah sangat
lama namun tidak kunjung menemukan hasil yang diinginkan,
“Yang kuberikan datang berbalik, tak kunjung pulang” medium
rasa yang diberikan pada untaian lirik tersebut penuh dengan
penjiwaan dari apa yang sedang benar-benar dirasakan oleh si
seniman, bagaimana si seniman tersebut merasa begitu lelah
telah menunggu hal yang seharusnya tidak perlu ditunggu. Yang
mana pada lirik tersebut juga kembali bercerita dengan rasa yang
begitu dalam menjelaskan bahwasanya tentang kebaikan apapun
yang kita tebar, kita tidak perlu menyombongkan dengan rasa
pamrih yang begitu tinggi kepada orang-orang, karena pada
dasarnya sesuatu kenikmatan yang ada dalam diri kita
merupakan bagian dari milik orang lain juga. Begitulah objek
pada seni lirik lagu membasuh ini, memberikan rasa kepekaan
terhadap penjiwaan antara rasa dan ekspresi yang digambarkan
dalam bentuk-bentuk tulisan.
b) Pengungkapan
Berkaitan dengan konteks ini, pengungkapan dalam objek
karya seni merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari
ekspresi seni itu sendiri. Bagaimana sebuah seni itu tadi dapat
memberikan gamabran yang jelas melalui ungkapan-ungkpan
yang disampaikan. Susanne K. Langger dalam jurnalnya
menyebutkan bahwasannya ada dua simbol pengungkpan yaitu
simbol diskursif dan simbol representasional. Simbol diskrusif
merupakan simbol yang berupa Bahasa, sedangkan
representasional merupakan simbol dalam seni, yang mana
pengertian simbol dalam hal ini sangat berbeda kaitannya
dengan sign dalam linguistik maupun semiotik. Melainkan
simbol dalam hal ini hanya dapat dimengerti oleh manusia yang
membedakannya dari hewan. Nah pengungkapan dalam objek
kajian lirik lagu membasuh ini, dapat dilihat pada lirik bagian
berikut:
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci?
Bisakah terus mengobati walau membiru?
Cukup besar tuk mengampuni tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering bisakah kita tetap membasuh
Pada kutipan lirik lagu diatas, kita dapat melihat bahwa objek
seni tersebut berusaha mengungkapkan melalui simbol-simbol
bahasa yang disamarkan dengan makna yang sebenarnya.
Seperti pada kata “Membiru” dalam kata membiru tersebut,
dimaksudkan bahwasannya membiru, memilki arti yang
sesungguhnya sebagai ungkapan “rasa sakit, terluka atau sedang
tidak dalam kondisi yang baik” yang mana ungkapan yang
sebenarnya itu tadi diperhalus dengan menggunakan simbol
bahasa yang lebih indah dan nyaman untuk dinikmati. Contoh
selanjutnya terdapat dalam kata “Membasuh”, membasuh dalam
konteks tersebut memiliki ungkapan yang sangat dalam, yaitu
berupa rasa perhatian, kepedulian dan kepekaan terhadap
sesama, bagaimana seseorang bisa tetap saling merangkul dan
mengobati walaupun dirinya sendiri tidak sedang dalam keadaan
yang baik pula. Maka digunakanlah kata “Membasuh” sebagai
ungkapan yang pas dan sangat dalam sebagai simbol bahasa
dalam objek seni yang diciptakan. Maka dari itu lirik lagu
“Membasuh” ini sangatlah pas untuk dinikmati karena dalam
liriknya memberikan banyak kesan dan pengajaran yang begitu
mendalam membawa ketenangan melalui ungkapan-ungkapan
yang ditampilkan.
C. KESIMPULAN
Ditulisnya analisis mengenai lirik lagu “Membasuh” dengan
menggunkan teori estetika ini, merupakan analisis yang didalamnya
membahas nilai-nilai estetika yang ada pada lirik Membasuh tersebut,
dimana dalam pembahasan yang sudah dijelaskan diatas terdapat dua kajian
utama yaitu subjek dengan proses kreatif dan objek dengan karya seni. Yang
mana pada bagian subjek dengan proses kreatif dijelaskan bahwasanya
bentuk kreativitas dalam proses penciptaan karya selalu melibtkan dua
aspek yaitu aspek emosional dan aspek logis, nah kaitannya dengan proses
penciptaan lirik membasuh yaitu terdapat adanya aspek emosional yang
dituangkan oleh Hindia sebagai ungkapan dari pengalaman yang diubah
sedemikian rupa menjadi sebuah realitas seni dengan nilai-nilai moral
kehidupan yang ingin disampaikan dan dianalisis dengan menggunakan
landasan analisa pada teori estetika berupa landasan ekspresi emosi, intuisi,
peningkatan penglaman dan perwujudan nilai.
Sedangkan pada kajian yang kedua yaitu objek karya seni
memberikan penjelasan berupa karya seni sebagai objek estetik
mengandung tiga unsur utama yaitu material, bentuk dan pengungkapan.
Yang mana tiga unsur tersebut menjelma menjadi keseluruhan karya seni
melalui sebuah medium unsur rasa. Yang selanjutnya unsur rasa itu nanti
akan membawa karya seni yang diciptakan dalam konteks ini berupa lirik
lagu dapat memberikan suasana yang lebih hidup seolah-olah karya tersebut
sedang berbicara atau berkomunikasi dengan penikmatnya. Maka dari itu
melalui analisa yang ditulis oleh penulis ini diharapkan agar lagu
“Membasuh” ini dapat dinikmati dengan baik. Adapun lirik lagu membasuh
ini sangatlah pas untuk dinikmati karena dalam liriknya memberikan banyak
kesan dan pengajaran yang begitu mendalam membawa ketenangan melalui
ungkapan-ungkapan yang ditampilkan. Dan memberikan pengajaran yang
estetik melalui nuansa-nuansa nilai moral kehidupan-kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Roedyanto. 2015. Pengantar Pengkajian Sastra (Ed. Revisi) Program Studi
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro: Fasindo.

Hastuti, Sri. 2019. Analisis Stilistika Pada Lirik Lagu Sheila On7 dalam Album
Menentukan Arah Serta Relevansinya Sebagai Bahan Ajar di SMP. Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Volume 6. (Nomor 2).
Halaman 165.

Putra, Baskara. Twitter. 2010. Dalam, https://twitter.com/wordfangs


Diakses pada 19 desember pukul 21:00.

Wikipedia. “Menari dalam Bayangan”. 2020.


Dalam, https://id.wikipedia.org/wiki/Menari_dengan_Bayangan. Diakses pada 19
desember 2020 pukul 21:21.

Kompas. “Cerita di Balik Album Menari Dengan Bayangan Milik Hindia”. 2019.
Dalam, https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/02/070100966/cerita-di-
balik-album-menari-dengan-bayangan-milik-hindia?page=all. Diakses pada 19
desember 2020 pukul 22:10.

Anda mungkin juga menyukai