Anda di halaman 1dari 11

PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL

BERDASARKAN NILAI-NILAI PANCASILA

Hariyanto

Fakultas Syariah IAIN Purwokerto


Email: hariyanto@iainpurwokerto.ac.id

Abstrak

Pembangunan hukum nasional harus dibangun melalui proses penemuan, pengembangan,


adaptasi dari jiwa bangsa (volkgeist) Indonesia bahkan kompromi dari berbagai hukum
yang ada dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Pembangunan hukum nasional
mencakup beberapa aspek pembangunan diantaranya: pembangunan materi hukum,
aparatur hukum, sarana dan prasarana hukum. Pancasila yang merupakan nilai luhur dari
bangsa sudah dijadikan landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena
itu, tentunya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini juga harus dijadikan sebagi
landasan Negara kita dalam pembangunan hukum nasional, terutama dalam aspek
pembangunan materi hukum dan aparatur hukum.

Kata Kunci: pembangunan hukum nasional, nilai-nilai pancasila,

Abstract

The development of national law must be built through the process of discovery,
development, and adaptation of Indonesian volkgeist as well as compromises with
various laws that exist and live in the society. The development of national law covers
several aspects including: the development of legal material, apparatus as well as
infrastructure and facilities of Pancasila as the noble values and become the basis for the
life of the nation and state. Therefore, the values in Pancasila must also be used as the
foundation of our country in the development of national law, especially in the
development of legal material and apparatus.

Keywords: development of national law. pancasila values,

A. Pendahuluan dapat memenuhi norma-norma hukum,


Pada dasarnya hukum dipenga- tanpa memikirkan secara mendalam
ruhi oleh kenyataan-kenyataan yang kejadian-kejadian nyata dalam
hidup dalam masyarakat itu sendiri. masyarakat, yang hendak diatur oleh
Pengaruh masyarakat terhadap hukum norma-norma hukuim tersebut. Hukum
ini dikenal dengan segi realis dari pada senantiasa mempunyai hubungan dengan
hukum. Sebagaimana pandangan kejadian-kejadian yang nyata dalam
Niuwenhuis yang dikutip oleh Mahadi masyarakat.1Ungkapan-ungkapan seperti
dalam bukunya Soejadi, mengatakan
bahwa: peristiwa-peristiwa nyata dalam 1
Soejadi, Pancasila sebagai Sumber
masyarakat memberikan pengaruh Tertib Hukum Indonesia (Yogyakarta: Lukman
kepada hukum. Kita tidak mungkin Offset, 1999), hlm.36.

53
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

sifat masalahnya; kepentingan lalu lintas Dalam aspek pembangunan,


merupakan contoh yang menunjukkan hukum berfungsi dalam masyarakat
adanya pengaruh kejadian-kejadian yang sebagai penggerak dan pengaman
real atau nyata dalam masyarakat pembangunan dan hasil-hasilnya.
terhadap hukum. Kejadian-kejadian itu Disinilah peran hukum sebagai sarana
kita namakan segi-segi realis pada perubahan masyarakat (law as tool of
hukum. social engineering) sebagimana yang
Sehingga hukum dan tingkah diungkapkan oleh Pound. Menurut
laku manusia dalam masyarakat Pound, hukum di samping sebagai
bagaikan satu keping mata uang yang sarana untuk mengatur hidup ber-
mempunyai dua sisi yang tidak dapat masyarakat, atau dapat dikatakan pula
dipisahkan. Tidak ada tingkah laku sebagai sarana untuk mengadakan
manusia dalam kehidupan bermasya- rekayasa sosial, hukum juga dipandang
rakat yang lepas dari aturan hukum. sebagai sarana untuk mengendalikan
Oleh karenanya tidak berlebihan kalau individu-individu agar tujuannya sesuai
dikatakan dimana ada masyarakat disitu dengan tujuan masyarakat yang di dalam
ada hukum (ubi societas, ibi ius). Selain masyarakat itu individu-individu
itu, hukum dapat berfungsi sebagai menjadi warganya.3
objek pembangunan dalam rangka Di sinilah pentingnya peranan
mewujudkan suatu hukum yang ideal, perencanaan dan penelitian hukum agar
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dapat menghasilkan hukum yang benar-
hidup di masyarakat. Ini sesuai dengan benar mengakar dalam perilaku
pandangan dari aliran sociological masyarakat.4 Perencanaan dan penelitian
jurisprudence, bahwa hukum yang baik hukum harus dilaksanakan terlebih
adalah hukum yang sesuai dengan nilai- dahulu sebelum adanya desain
nilai yang tumbuh dan hidup dalam pembangunan hukum.
masyarakat. supaya hukum sejalan Pembangunan hukum nasional
dengan nilai-nilai yang hidup dalam ini sangatlah penting bagi masa depan
kehidupan masyarakat tersebut maka hukum di Indonesia. Meskipun tidaklah
hukum tersebut harus digali dari mudah, namun dengan tekad dan
masyarakat itu sendiri. keinginan yang kuat dari seluruh elemen
Dengan demikian dapat dipahami bangsa dan Negara baik pemerintah
bahwa hukum akan seanantiasa dapat (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)
berkembang sejalan dengan perkem- maupun masyarakat, maka hukum
bangan masyarakat yang selalu bergerak nasional yang diidamkan selama ini
kearah kemajuan dengan mengadakan dapat terwujud di masa yang akan
perubahan-perubahan, meskipun disadari datang. Pentingnya membangun hukum
bahwa laju perubahan-perubahan di nasional ini dikarenakan hukum yang
dalam masyarakat itu sedemikian cepat selama ini diterapkan di Indonesia
daripada laju perubahan yang dilakukan banyak yang sudah tidak sesuai dengan
oleh hukum.2 Untuk mengikuti perkem- kepribadian, nilai-nilai dan budaya
bangan dalam masyarakat tersebut
hukum harus senantiasa diperbaharui 3
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok
atau perlu dibangun secara berkelan- Sosiologi Hukum, (Jakarta: CV. Rajawali, 2006),
jutan. Sehingga hukum merupakan hlm. 44.
4
obyek dari pembangunan. M. Fahmi Al-Amruzi, Pembangunan
Hukum Nasional dalam Perspektif Filsafat
Hukum, Khazanah, vol. V, No. 06, November-
2
Ibid, hlm. 37 Desember 2006, hlm. 705.

54 Hariyanto
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

bangsa Indonesia. Sehingga bangsa Bagi bangsa Indonesia telah


Indonesia perlu membangun suatu menentukan jalan kehidupan berbangsa
sistem hukum nasional yang berstruktur dan bernegara pada suatu “khitah”
dan bernilai sosial masyarakat dan kenegaraan, filsafat Negara yaitu
bangsa Indonesia. Yaitu hukum nasional Pancasila. Akan tetapi dalam perjalanan
yang sesuai dengan pikiran masyarakat proses kenegaraan mulai era reformasi
Indonesia yang dilandasi oleh paham hingga sampai sekarang ini, aspek
kolektivitas. Dengan kata lain bahwa praktis Negara tidak didasarkan nilai-
dalam pembangunan hukum nasional nilai Pancasila, melainkan pada ideologi
harus dibangun melalui proses liberal dengan pasar bebasnya. Bahkan
penemuan, pengembangan, adaptasi dari dalam berbagai kebijakan, terutama
jiwa bangsa (volkgeist) Indonesia dalam bidang ekonomi dan politik.5 Hal
bahkan kompromi dari berbagai hukum ini mengakibatkan berbagai kebijakan
yang ada. dalam penyelenggaraan Negara, rakyat
Berdasar pembahasan di atas, hanya diletakkan sebagai obyek bukan
pembangunan hukum harus dilandasi sebagai subyek. Oleh karena itu, dalam
oleh (1) nilai ideologis, yaitu nilai yang tulisan ini akan menguraikan penjabaran
berdasarkan pada ideologi nasional yaitu nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan
Pancasila; (2) nilai historis, yaitu nilai hukum nasional.
didasari pada sejarah bangsa Indonesia;
(3) nilai sosiologis, yaitu nilai nilai yang B. Pembahasan
sesuai dengan tata nilai budaya 1. Ruang Lingkup Pembangunan
masyarakat Indonesia; (4) nilai juridis, Hukum Nasional
yaitu sesuai dengan peraturan Pembangunan hukum nasional
perundang-undangan yang berlaku di mencakup beberapa aspek pemba-
Indonesia; serta (5) nilai filosofis, yaitu ngunan diantaranya: pembangunan
nilai yang berintikan pada rasa keadilan materi hukum, aparatur hukum dan
dan kebenaran masyarakat. Hukum yang prasarana dan sarana hukum, yang
dilandasi oleh kelima nilai tersebut akan meliputi antara lain:
memberikan dampak yang positif bagi a. Pembangunan materi hukum
kehidupan masyarakat dalam menikmati Dalam pembangunan materi
rasa keadilan, kepastian dan manfaat hukum mencakup antara lain; 1)
hukum yang akhirnya akan bermuara pembentukan dan pembaruan
pada pembentukan sikap dan kesadaran peraturan perundnag-undangan;
masyarakat dalam berhukum. 2) pembinaan hukum tidak
Dengan dilandasi oleh nilai-nilai tertulis baik dari sisi yuris
di atas, diharapkan hukum yang hendak prudensi maupun hukum-hukum
dibangun tidak bersifat statis dan beku tertulis lainnya; 3) inventarisasi
melainkan hukum yang bersifat dinamis dan penyesuaian unsur-unsur
yang dapat diperbarui menurut kemauan tatanan hukum yang berlaku
dan kebutuhan masyarakat. Sehingga sejalan dengan sistem hukum
hukum yang dibangun merupakan nasional.
hukum yang hidup (living law) yaitu
hukum yang sejalan dengan hukum yang
hidup di tengah-tengah masyarakat.
Karena pada dasarnya hukum itu untuk
5
masyarakat dan bukan masyarakat untuk Kaelan, Liberalisasi Ideologi Negara
hukum. Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2015), hlm.
429

Pembangungan Hukum Nasional 55


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

b. Pembangunan aparatur hukum yang saling mempengaruhi dan


Pembangunan aparatur hukum terkait sama lain oleh satu atau
tidaklah terpisah dari pemba- beberapa asas.
ngunan aparatur Negara atau b. Asas utama yang menghubung-
pemerintah pada umumnya. kan komponen hukum nasional
Pembangunan aparatur diarah- adalah Pancasila dan UUD 1945,
kan dan ditujukan pada dan asas hukum yang lain yang
peningkatan kualitas, efisiensi, berlaku universal maupun lokal
efektifitas tatanan administrasi, atau di dalam dan bagi disiplin
peningkatan kemampuan, disi- hukum tertentu.7
plin, pengabdian, ketaula-danan, Sebagai suatu kesatuan sistem, di
dan kesejahteraan. Kesemuan- dalam hukum nasional terdapat tiga
nya itu, dapat dicapai dengan elemen yaitu:
penyempurnaan kelembagaan, a. Substansi hukum (materi hukum)
penyempurnaan tata kerja dan b. Struktur hukum (kelembagaan
peningkatan sumber daya hukum)
manusia (aparat). Sementara di c. Budaya hukum8
bidang hukum, pembangunan Ketiga elemen tersebut di atas,
kelembagaan meliputi pembi- saling terkait dan tidak dapat dipisahkan
naan organisasi prefesi hukum, serta saling pengaruh mempengaruhi
penyuluhan hukum, penerapan satu dengan yang lainnya. Keterkaitan
hukum, penegakan hukum, ketiganya disebabkan karena struktur
pembangunan sumber daya (kelembagaan) hukum yang baik tidak
manusia dilakukan dalam rangka akan dapat berjalan baik jika tidak
menciptakan aparatur hukum ditunjang materi hukum yang baik pula.
yang professional. Demikian pula materi hukum yang baik
c. Pembangunan sarana dan tidak akan bisa dirasakan manfaatnya
prasarana hukum secara baik jika tidak ditunjang oleh
Pembangunan sarana dan prasa- kelembagaan hukum dan materi hukum
rana hukum mencakup sistem yang baik.
jaringan dokumentasi dan Adapun struktur (kelembagaan)
informasi hukum, perpustakaan hukum dan substansi (materi) hukum
hukum dan lain sebagainya. 6 yang berjalan baik tidak akan dapat
Oleh karena itu, pentingnya dirasakan keberadaaannya kalau tidak
hukum dibangun agar hukum dapat didukung oleh budaya hukum yang baik
menjadi sarana vertikal pembangunan pula.9 Jika pembangunan terhadap ketiga
dan pembaruan masyarakat yang kita elemen sistem hukum di atas tidak
harapkan. Sebagai obyek pembangunan, dilakukan secara bersamaan maka
hukum harus dipandang sebagai
keseluruhan dari sistem. Sehingga 7
Wicipto Setiadi, Arti Penting Lembaga-
sebagai obyek pembangunan, hukum Lembaga Hukum di Indonesia dalam Merespon
nasional dianggap sebagia suatu sistem Perubahan Sosial, Dalam Dialektika Pembaruan
karena: Sistem Hukum Indonesia, Komisi Yudisial
Republik Indonesia, Jakarta, 2012, hlm. 66.
a. Terdiri dari sejumlah unsur atau 8
Moh. Mahmud MD, Perbedaan Hukum
komponen atau fungsi/variabel Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 208.
9
Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistem
6
Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Hukum Berdasarkan Pancasila (Yogyakarta:
Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 188 Media Perkasa, 2013), hlm. 43-44.

56 Hariyanto
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

hukum tidak akan berfungsi dengan Dengan demikian maka ideologi


baik dan tidak berlaku efektif dalam Pancasila merupakan ideologi yang
mengatur dan memperbaharui kehidupan berbeda dengan ideologi barat, ideologi
masyarakat. marxisme/komunisme, maupun ideologi
keagamaan. Bagi bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai Pancasila dalam ideologi Pancasila lahir dari perjuangan
pembangunan hukum nasional bangsa yang terjajah oleh bangsa asing
Pancasila yang merupakan menjadi bangsa yang merdeka.
pandangan hidup bangsa dan dasar Sebagaimana diungkapkan oleh Mochtar
negara, digali dan ditemukan dari nilai- Pabottinggi bahwa suatu Negara
nilai yang hidup dan berkembang di dikatakan memiliki ideologi manakala
dalam masyarakat Indonesia, telah Negara itu telah mengambil keputusan
memposisikan pancasila sebagai suatu buat mengubah sekian kenyataan masa
ideologi yaitu cara pandang terhadap lampau dan masa kininya menurut apa
negara. Alasan bagi Pancasila sebagai yang dikehendaki oleh rangkaian
ideologi diungkapkan oleh Koento gagasan yang dikandung ideologinya. 11
Wibisono. Menurut beliau, ada tiga Pancasila yang terlahir dalam
aspek yang telah dipenuhi oleh Pancasila sejarah peradaban dan budaya timur
sebagai suatu ideologi, antara lain yaitu: sangat menjunjung tinggi peran nilai-
a Realitas, dalam arti bahwa nilai- nilai religiusitas telah menempatkan
nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi yang berbeda
Pancasila menggambarkan dengan ideologi-ideologi lainnya. Oleh
kenyataan yang tumbuh dan sebab itulah Pancasila sebagai ideologi
berkembang dalam masyarakat. Negara sangatlah berbeda dengan
Ideologi harus memberikan citra ideologi sosialisme-komunisme maupun
bahwa dirinya adalah realitas dengan ideologi kapitalisme-liberalisme.
dalam masyarakat itu sendiri. Pancasila mengakui dan melindungi baik
b Identitas, mengandung arti hak individu maupun hak masyarakat
bahwa kadar idealisme yang ada baik di bidang ekonomi maupun
dalam Pancasila mampu politik.12
menumbuhkan motivasi, gairah Sebagai suatu ideologi yang
pada para pelaku pendukungnya terbuka maka Pancasila pada hakikatnya
sehingga apa yang terkandung adalah nilai-nilai yang tersusun dalam
dalam dirinya bukanlah sekedar sistem yang lengkap dan bulat serta
angan-angan tanpa makna, akan utuh. Sistem falsafah itu memuat nilai-
tetapi pada suatu saat benar- nilai fundamental yang pada pokoknya
benar dapat diwujudkan dalam mengandung nilai dasar ketuhanan,
kenyataan hidup. kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan,
c Fleksibilitas, mengandung arti serta keadilan sosial. Dan inilah yang
bahwa Pancasila tetap relevan disebut dengan sistem falsafahnya
dan tetap fungsional sebagai
deseingrund dan leitsmotif dalam
kenyataan hidup.10

11
Mochtar Pabottinggi, Pancasila dan
10
Koento Wibisono, Pancasila Suatu Demitologi, Majalah Prisma, Nomor 8, Agustus,
Telaah Ideologik dalam Perspektif 25 Tahun 1977
12
Mendatang, Pusat Studi Pancasila (Yogyakarta: Soesanto Darmosoegondo, Falsafah
Universitas Gadjah Mada, 1996), hlm. 9 Pancasila, (Bandung: Alumni, 1975), hlm. 290.

Pembangungan Hukum Nasional 57


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Pancasila.13Sehingga Pancasila merupa- sesungguhnya merupakan batu uji


kan ideologi nasional Indonesia. apakah nilai instrumentai dan
Sebagai ideologi nasional, nilai-nilai dasar itu benar-benar
Pancasila berfungsi untuk menggerakkan hidup di dalam kehidupan
masyarakat dalam membangun bangsa masyarakat Indonesia. Contonya
dengan usaha-usaha yang meliputi masalah kepatuhan warga
semua bidang kehidupan. Sehingga masyarakat kepada hukum ataupun
Pancasila mewujudkan suatu asas penegakan hukum.14
kerohanian, pandangan hidup, pedoman Nilai dasar, nilai instrumental
hidup bagi bangsa dan Negara Indonesia dan nilai praktis tersebut itu, kemudian
yang harus dipelihara, dikembangkan dikonkritisasikan ke dalam norma
dan diamalkan dalam kehidupan hukum. Pengkonkritisasian nilai-nilai
berbangsa dan bernegara oleh seluruh tersebut sangatlah urgen karena hukum
elemen yang ada. Pancasila sebagai yang akan dibangun harus dapat
ideologi Negara merupakan prinsip serta menyelarasikan kepentingan nasional
orientasi hidup bernegara yang diyakini Indonesia baik dalam skala nasional,
mampu menggerakkan bangsa untuk regional maupun global. Sehingga nilai-
mewujudkan cita-cita kemerdekaan. nilai Pancasila tersebut sebagai pedoman
Selain itu, Pancasila telah dan pemandu untuk menguji dan
dijadikan sebagai cita hukum dan menentukan arah dan corak hukum
sumber dari segala sumber hukum yang positif Indonesia. Adapun penjabaran
tertinggi di dalam teori hierarki norma terhadap nilai-nilai Pancasila dalam
hukum. Oleh karena itu, cita hukum pembangunan hukum tersebut adalah:
Pancasila dalam pembangunan sistem a. Nilai Ketuhanan. Maksudnya
hukum nasional mengandung tiga nilai adalah dalam perancangan dan
sebagai berikut: pembentukan hukum di Indonesia
a Nilai dasar, merupakan asas-asas harus dilandasi nilai-nilai
yang diterima sebagai dalil-dalil ketuhanan. Bahkan dalam setiap
yang sedikit banyak mutlak. Nilai pembentukan hukum harus ada
dasar tersebut antara lain nilai jaminan untuk kebebasan
ketuhanan, nilai kemanusiaan, beragama dan tidak boleh ada
nillai persatuan, nilai kerakyatan hukum yang memberikan
dan nilai keadilan. keistimewaan terhadap salah satu
b Nilai instrumental, merupakan agama tertentu dan menganak-
implementasi umum dari nilai- tirikan agama yang lainnya.
nilai dasar. Utamanya yang b. Nilai Kemanusiaan. Artinya bahwa
berwujud norma hukum yang dalam setiap pembentukan hukum
kemudian dikristalisasi dalam harus mampu menciptakan bangsa
bentuk peraturan perundang- yang beradab dan hukum yang
undangan yang berlaku. menjunjung tinggi penghormatan
c Nilai praktis, merupakan nilai terhadap hak asasi manusia.
yang sebenaranya dilaksanakan c. Nilai Persatuan. Nilai ini
dalam realitas yang bersumber dari bermakna bahwa di dalam
nilai dasar dan nilai instrumental. pembentukan hukum harus
Sehingga nilai-nilai praktis
14
Teguh Prasetyo dan Arie Purnomosidi,
13
Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistem Membangun Hukum berdasarkan Pancasila,
Hukum ... hlm. 61. Bandung: Nusa Media, 2014), hlm. 156

58 Hariyanto
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

memperhatikan nilai persatuan, untuk usaha kemajuan, maka


bangsa dan negara. Dalam hendaknya pembangunan tidak
pembentukan hukum tidak boleh dilaksanakan secara paternalistic
mengakibatkan disintegrasi dan dan teknokratis, melainkan
memecah belah bangsa dan secara dialogis dan partisipatif.
Negara. Pengejawantahan sikap ini,
d. Nilai Kerakyatan. Maksudnya sesuai dengan sila ke-4 dari
dalam pembentukan hukum harus pancasila.
dilandasi oleh nilai-nilai c. Pembangunan hukum harus
demokratis yang melibatkan menghormati manusia secara
semua pihak-pihak yang ada di nyata yang berarti menjamin
negara baik eksekutif, legislatif, nilai-nilai azasi manusia atau
yudikatif maupun masyarakat. menjunjung tinggi hak asasi
Sehingga hukum yang berlaku di manusia. Pengejawantahan sikap
Indonesia bisa mendukung ini sesuai dengan sila kedua dan
terwujudnya demokrasi di keempat.
Indonesia. d. Pembangunan hukum harus
e. Nilai Keadilan Sosial. Maksudnya menjalankan prinsip-prinsip
dalam pembentukan hukum hormat terhadap martabat
nasional harus bertujuan untuk manusia ke dalam struktur dan
memberikan nilai-nilai keadilan lembaga dalam kehidupan
dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Pengejawantahan ini
rakyat Indonesia.15 sesuai dengan sila ke-5 dari
Nilai-nilai atau sila-sila Pancasila pancasila.
dalam pembangunan hukum menurut e. Pembangunan hukum harus
Magnis Suseno mencakup lima hal, mempunyai sikap hormat
yaitu: terhadap martabat manusia bagi
a. Pembangunan hukum hanya suatu pembangunan perlu
dapat mempertahankan kualiatas dikemukakan tuntuan normative
manusianya apabila dilandasi terhadap penentuan prioritas
oleh sikap hormat terhadap pembangunan. Pengejawantahan
manusia, mengakui kedudukan ini sesuai dengan sila kedua dan
manusia yang sama, tidak sila ketiga.16
memperlakukan manusia sebagai Dengan dijabarkannya nilai-nilai
obyek perencanaan, tidak pernah Pancasila ke dalam hukum nasional,
mengorbankan pihak yang satu diharapkan hukum nasional mampu
demi keuntungan pihak yang lain mencapai tujuan berikut, yaitu:
dan tidak membeli kemajuan Pertama, dapat mengikuti
dengan menyengsarakan orang perkembangan dinamika yang terjadi
lain. Pengejewantahan sikap ini, dalam masyarakat. Pembangunan hukum
sesuai dengan sila ke-2 yaitu nasional yang didasarkan dengan nilai-
kemanusiaan yang adil dan nilai yang ada di dalam Pancasila
beradab.
b. Pembangunan hukum jangan 16
M. Ali Mansyur, Pancasila Sebagai
menjadikan manusia sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Hukum Indonesia,
obyek atau sarana dan korban Dalam Ahmad Gunawan dan Mu’amar
Ramadhan (Penyunting), Menggagas Hukum
Progresif Indonesia, Cet. Kedua, , (Yogyakarta:
15
Ibid. hlm. 157 Pustaka Pelajar 2012), hlm. 283-284.

Pembangungan Hukum Nasional 59


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

diharapkan mampu mengikuti pengertian tersebut, harmonisasi


perkembangan masyarakat. Hal ini diartikan sebagai proses untuk
dikarenakan Pancasila yang digali dari merealisasikan keselarasan, kesesuaian,
budaya dan kehidupan masyarakat keserasian, kecocokan, keseimbangan,
Indonesia sendiri berakibat secara antara norma-norma hukum di dalam
langsung maupun tidak, akan dapat perundang-undangan sebagai sistem
mengikuti perkembangan yang terjadi. hukum yang masuk dalam satu kesatuan
Pembangunan hukum nasional dibentuk kerangka sistem hukum nasional.18
supaya dapat mengikuti perkembangan Keempat, tidak bertentangan
yang ada di dalam masyarakat. dengan tujuan bangsa dan Negara
Kedua, hukum dapat berlaku Indonesia. Dalam pembangunan atau
secara efektif di masyarakat. Setelah pembentukan hukum nasional yang
hukum dapat mengikuti perkembangan berlandaskan kepada nilai atau sila
dinamika dalam masyarakat maka Pancasila dapat mewujudkan tujuan
hukum nasional diharapkan akan dapat nasional sebagaimana yang diamanatkan
diberlakukan secara efektif di dalam dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
masyarakat. Dalam artian bahwa hukum melindungi segenap bangsa Indonesia
tersebut tidak teraleniasi (terasing) dari dan seluruh tumpah darah Indonesia,
masyarakat. Setidaknya ada tiga makna memajukan kesejahteraan umum,
hukum teraleniasi dari masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa,
yaitu: melaksanakan ketertiban dunia, dan
a. Hukum hanya menjadi teks yang keadilan sosial.
tidak memiliki makna sosial yang
signifikan; 3. Hukum Pancasila: Hukum
b. Hukum menjelma menjadi beban Nasional yang Responsif
atau faktor pemicu benturan Pembangunan hukum yang
(chaos) dalam masyarakat; berlandaskan kepada Pancasila harus
c. Akan terjadi ketidakpatuhan diarahkan guna menampung dan
masyarakat terhadap hukum itu mendukung kebutuhan hukum yang
sendiri, sehingga hukum akan sesuai dengan perkembangan dan
kehilangan makna dan wibawa di kemajuan pembangunan yang terjadi di
hadapan masyarakat yang sektor lain. Akhirnya hukum Pancasila
17
diaturnya. dapat menciptakan keadilan, ketertiban
Ketiga, adanya harmonisasi antar dan kepastian hukum yang bertujuan
hukum. Dalam Negara hukum Pancasila, meningkatkan persatuan dan kesatuan
pembangunan hukum nasional ditujukan bangsa dan Negara. Dengan demikian
untuk menciptakan harmonisasi hukum dapat dikatakan bahwa hukum nasional
dan menghilangkan pluralism hukum Indonesia di masa yang akan datang
seperti yang selama ini terjadi. Badan adalah hukum nasional yang responsif.
Pembinaan Hukum Nasional Yang mana dalam pembangunan hukum
Departemen Kehakiman mendifinisikan nasional yang responsif tersebut
pengertian harmonisasi hukum sebagai dilakukan secara transparan dan terbuka
kegiatan ilmiah untuk menuju proses yang melibatkan elemen-elemen
pengaharmonisan hukum tertulis yang
mengacu pada nilai-nilai filosofis, 18
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
sosiologis, ekonomis dan yuridis. Dari Barkatullah, Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum,
(Pemikiran Menuju Masyarakat Yang
Berkeadilan Dan Bermartabat), (Yogyakarta:
17
Ibid, hlm. 84 Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 331.

60 Hariyanto
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

masyarakat dan mengikuti perkem- sosialnya. Semua warga Negara


bangan-perkembangan yang terjadi memperoleh pengayoman dan
dalam masyarakat itu sendiri. perlindungan hukum. Termasuk pula
Hukum nasional Indonesia yang pengayoman dan perlindungan terhadap
responsif berlandaskan pada Pancasila hak-hak asasi yang melekat pada harkat
mengemban dua fungsi, yakni fungsi dan martabat manusia.
ekspresif dan fungsi instrumental. Hukum Pancasila yang responsif
Menurut Arief Sidharta, fungsi ekspresif yang mengayomi dan melindungi dapat
mengungkapkan pandangan hidup dan terwujud apabila hukum mampu
nilai-nilai kebudayaan serta keadilan. memberikan rasa aman dan tenteram
Sedangkan fungsi instrumental, hukum terhadap kehidupan berbangsa dan
nasional sebagai sarana untuk bernegara serta terhadap rakyat secara
memelihara, menciptakan keamanan dan keseluruhan. Hukum menjadi tempat
ketertiban, stabilitas dan prediktabilitas, perlindungan dan pengayom bagi rakyat
sarana untuk melestarikan nilai-nilai dari tindakan yang mengancam dan
budaya, mewujudkan keadilan, sarana merusakkan rasa aman, ketenteraman
pendidikan, serta sarana pembaruan dan hak-hak asasi. Sehingga hukum
masyarakat (mendorong, mengkanalisasi Pancasila adalah hukum responsif yang
dan mengarahkan pada perubahan berwibawa di mata dan di hati seluruh
masyarakat).19 Dengan kedua fungsi rakyat dan bangsa Indonesia. Demikian
tersebut, maka hukum nasional di hukum Pancasila diharapkan mampu
Indonesia diharapkan akan menjadi memenuhi keinginan kita selama ini
hukum modern yang dapat yaitu sebagai hukum yang berkeadilan
menyesuaikan dengan keadaan dan dan bermartabat.
dinamika yang terjadi di masyarakat Cita-cita mewujudkan keadilan
lokal, regional maupun masyarakat merupakan cita-cita seluruh bangsa yang
Internasional. rumusannya nampak di sila ke lima
Hukum nasional yang responsif Pancasila. Bahwa pembukaan UUD
mempunyai tujuan pengayoman, yaitu 1945 pada saat amandemen, tidak
hukum yang bertujuan untuk melindungi termasuk yang mengalami perubahan,
manusia secara pasif mencegah tindakan atau dengan kata lain teksnya tetap tidak
sewenang-wenangan, dan secara aktif berubah. Sehingga pembukaan UUD
menciptakan keadaan kemasyarakatan 1945 merupakan pengejawantahan nilai-
yang manusiawi serta mewujudkan nilai yang ada di dalam Pancasila. Oleh
proses kemasyarakatan yang berjalan karena itu, bisa dikatakan pula bahwa
secara biasa, sehingga manusia hukum dan keadilan tersirat dan tersurat
mendapatkan kesempatan yang seluas dalam pembukaan UUD 1945.21
luasnya untuk mengembangkan seluruh Sekarang bagaimana caranya kita
potensi-potensi kemanusiaannya secara memperdalam kepercayaan dan
utuh.20 Atau dengan kata lain bahwa pemahaman, serta penghayatan, hingga
keberadaan hukum harus mampu keutamaan nilai-nilai yang ada di setiap
bertugas untuk mengayomi dan sila-sila di dalam Pancasila dan
melindungi segenap bangsa Indonesia
apapun latar belakang dan status 21
Soejadi, Refleksi Mengenal Hukum dan
Keadilan, Aktualisasinya di Indonesia, dalam
19
Bernard Arief Sidharta, Refleksi membangun Hukum Indonesia, Penyunting:
Tentang strktur Ilmu Hukum (Bandung: Mandar Abdul Ghafur Anshori dan Sobirin Malian,
Maju, 2006), hlm. 189. (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2017), hlm.
20
Ibid,, hlm. 184. 104

Pembangungan Hukum Nasional 61


Vol. 1 No. 1 Juni 2018

ketersalingkaitannya antara satu dengan hukum nasional merupakan pokok


lainnya, yang kemudian dilaksanakan utama berlakunya hukum internasional
secara konstitusional dalam segala yang sekaligus mengesahkan hukum
lapisan kehidupan berbangsa dan internasional pada kemauan Negara.23
bernegara termasuk dalam pembangunan
hukum nasional. Mengutip pendapat C. Penutup
Yudi Latif, dalam konteks ini diperlukan Hukum yang berkeadilan ber-
sebuah proses “Radikalisasi Pancasila”. dasarkan Pancasila adalah keadilan yang
Maksud Radikalisasi Pancasila adalah: menekankan pada keseimbangan antara
mengembalikan Pancasila sebagai hak dan kewajiban, yang terlaksana
ideologi Negara; mengembangkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan
Pancasila yang sudah sebagai ideologi adanya rumusan keadilan ini, maka
menjadi Pancasila sebagai ilmu; pembangunan hukum nasional dalam
mengusahakan bahwa Pancasila negara hukum pancasila pada dasarnya
mempunyai konsistensi dengan produk- bertujuan untuk melindungi: segenap
produk perundang-undangan, koherensi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
antar sila, dan kerespondensi bersama darah Indonesia; cita-cita dan tujuan
realitas sosial, pancasila yang semula bangsa Indonesia; masyarakat Indonesia
hanya melayani kepentingan- dan individu-individu, jiwa, kebebasan
kepentingan vertikal (negara) menjadi individu, kehormatan, dan harta
Pancasila yang melayani kepentingan bendanya; pelaksanaan pembangunan
horizontal (masyarakat); dan menjadikan (hukum seharusnya berfungsi sebagai
Pancasila sebagai kritik kebijakan- sarana penunjang perkembangan
kebijakan dari negara.22 modernisasi dan pembangunan).
Salah satu menjadikan pancasila Hukum menciptakan masyarakat
sebagai kritik kebijakan Negara bisa bermartabat adalah hukum yang mampu
diwujudkan dalam sebuah teori memanusiakan manusia artinya hukum
tranformasi. Teori ini menkonsepsi yang memperlakukan dan menjunjung
bahwa berlakunya suatu hukum tinggi nilai-nilai kemanusiaan menurut
Internasional ke dalam hukum nasional hakikat dan tujuan hidupnya. Hal ini
harus terlebih dahulu memperoleh dikarenakan manusia adalah makhluk
persetujuan badan legislatif. Oleh karena mulia sebagai ciptaan Tuhan
itu, ketentuan-ketentuan di dalam hukum sebagaimana yang tercantum di sila ke-2
Internasional sebelum diberlakukan ke Pancasila, yang mempunyai nilai
dalam hukum nasional perlu diubah pengakuan pada harkat dan martabat
bentuknya dan diserasikan dengan manusia dengan segala hak-hak dan
bentuk dalam sistem hukum nasional kewajibannya serta memperoleh
yang tentunya pula disesuaikan dengan perlakuan yang adil terhadap manusia,
nilai-nilai pancasila yang merupakan diri sendiri, alam sekitar dan Tuhan.
sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Teori transformasi ini
merupakan proses harmonisasi hukum
internasional ke dalam hukum nasional.
Konsepsi ini memposisikan kedaulatan Daftar Pustaka
22
Yudi Latif, Negara Paripurna,
23
Historisitas, Rasionalitas, dan Akuntabilitas, Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.
Pancasila, cet. 4 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Agoes, Pengantar Hukum Internasional,
Utama, 2012), hlm. 47-48 (Bandung: Alumni, 2003), hlm. 56

62 Hariyanto
Vol. 1 No. 1 Juni 2018

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok


Sosiologi Hukum, Jakarta: CV.
Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Rajawali, 2006.
Hukum, Jakarta: Sinar Grafika,
2018. Soesanto Darmosoegondo, Falsafah
Pancasila, Bandung: Alumni,
Bernard A. Sidharta, Refleksi Tentang 1975
strktur Ilmu Hukum, Bandung:
Mandar Maju, 2006. Teguh Prasetyo dan Abdul Halim
Barkatulah, Ilmu Hukum dan
Kaelan, Liberalisasi Ideologi Negara Filsafat Hukum, (Pemikiran
Pancasila, Yogyakarta: Menuju Masyarakat Yang
Paradigma, 2015 Berkeadilan Dan Bermartabat),
Koento Wibisono, Pancasila Suatu Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Telaah Ideologik Dalam Perspektif Teguh Prasetyo, Hukum dan Sistem
25 Tahun Mendatang, Pusat Studi Hukum Berdasarkan Pancasila
Pancasila, Yogyakarta: Universitas Yogyakarta: Media Perkasa, 2013.
Gadjah Mada, 1996
Wicipto Setiadi, Arti Penting Lembaga-
M. Ali Mansyur, Pancasila Sebagai Lembaga Hukum di Indonesia
Dasar Pengembangan Ilmu dalam Merespon Perubahan
Hukum Indonesia, Dalam Ahmad Sosial, Dalam Dialektika
Gunawan dan Mu’amar Ramadhan Pembaruan Sistem Hukum
(Penyunting), Menggagas Hukum Indonesia, Jakarta: Komisi
Progresif Indonesia, Cet. Kedua, Yudisial Republik Indonesia,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012. 2012.
M. Fahmi Al-Amruzi, Pembangunan Yudi Latif, Negara Paripurna,
Hukum Nasional dalam Perspektif Historisitas, Rasionalitas, dan
Filsafat Hukum, Khazanah, vol. V, Akuntabilitas, Pancasila, cet. 4
No. 06, November-DFesember Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
2006. Utama, 2012.
Mochtar Pabottinggi, Pancasila dan
Demitologi, Majalah Prisma,
Nomor 8, Agustus, 1977
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.
Agoes, Pengantar Hukum
Internasional, Bandung: Alumni,
2004.
Moh. Mahmud MD, Perbedaan Hukum
Tata Negara Pasca Amandemen
Konstitusi, Jakarta: Rajawali Pers,
2010.
Soejadi, Pancasila sebagai Sumber
Tertib Hukum Indonesia,
Yogyakarta: Lukman Offset, 1999
Soejadi, Refleksi Mengenal Hukum dan
Keadilan, Aktualisasinya di
Indonesia, dalam membangun
Hukum Indonesia, Penyunting:
Abdul Ghafur Anshori dan Sobirin
Malian, Yogyakarta: Kreasi Total
Media, 2017

Pembangungan Hukum Nasional 63

Anda mungkin juga menyukai