Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laura Oktarani Br Torong

Nim : 0505191010

Kelas : ASR 3 A

Penjelasan :

Ayat ini merupakan dalil naqli diperbolehkannya jual beli. Atas dasar ayat inilah manusia
dihalalkan oleh Allah melakukan jual beli dan diharamkan melakukan perbuatan riba.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu(Q. S. an-Nisa 29)

Penjelasan :

Ayat ini melarang manusia untuk melakukan perbuatan tercela dalam mendapatkan harta. Allah
melarang manusia untuk tidak melakukan penipuan, kebohongan, perampasan, pencurian atau
perbuatan lain secara bathil untuk mendapatkan harta benda. Tetapi diperbolehkan mencari harta
dengan cara jual beli yang baik yaitu didasari atas suka sama suka.

Artinya: Yahya bin Yahya, Yahya bin Ayub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr menyampaian
kepada kami, Yahya bin Yahya menggunakan lafadz akhbarand, sedangkan para perawi
lainnya menggunakan lafadz haddatsand, dari Ismail bin Ja‟far, dari Abdullah bin
Dinar yang mendengar Ibnu Umar berkata, ”ada seorang laki-laki mengadu kepada
Rasulullah SAW. Karena dia telah dicurangi ketika melakuan jual beli. Kemudian
Rasulullah SAW. Bersabda, “ucapkanlah kepada rekanmu dalam jual beli, „Tidak boleh
ada penipuan‟. Sejak saat itu, apabila lelaki itu melakuan jual beli, dia selalu
mengatakan, „Tidak boleh ada kecurangan‟. (H. R. Muslim)
Penjelasan :

Penjelasan yang dapat dipetik dari hadist diatas adalah larangan menyembunyikan aib atau
cacat dan penipuan dalam jual beli hukumnya haram walaupun bentuk dan caranya. Jual beli
walaupun merupakan akad, tetapi dalam pelaksanaannya, para pihak yang
menyelenggarakannya. Dikenakan hukum-hukum agama karena kegiatannya. Hukum dasar
dalam muamalah ini, bahwa Allah mengharamkan dalam kitab-Nya memakan harta sesama
secara batil. Aturan ini berlaku secara umum untuk seluruh harta yang dimakan secara batil
dalam segala bentuk transaksi seperti sumbangan atau harta yang diambil tanpa kerelaan
hati.

34

Artinya :‘Abdullāh bin Yūsuf menceritakan kepada kami, Mālik mem- beritakan kepada kami,
dari Nāfi’, dari Abū Sa’īd al-Khudriy ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: Kalian jangan
menjual emas dengan (bayar) emas, kecuali sama-sama timbangan beratnya, dan jangan
melebihkan yang satu dari yang lain. Jangan pula menjual perak dengan (bayar) perak kecuali
sama-sama berat timbangannya, dan jangan melebihkan satu dari yang lain, dan jangan
menjual yang tempo dengan yang (bayar) tunai (kontan). (H.R. al-Bukhari)

Penjelasan :

hadīs ini dapat dikategorikan sebagai hadis riba. Karena ada barang yang sejenis
tidak sama dan harus sepadan. Dua jenis benda yang tertera pada hadīs di atas, yakni
emas dan perak sebagai standar muamalah dan pertukaran. Oleh sebab itu,
pengharaman emas dan perak dalam muamalah dan pertukaran semata-mata karena
nilai tukarnya tidak sama dalam transaksi harga. Para ulama consensus menyebutkan
dalam hadīs larangan muamalah riba itu hanya beberapa jumlahnya namun dapat
dianalogikan ke- pada semua jenis produk sesuai dengan perkembangan peradaban
ma- nusia, namun tentu dengan syarat bahwa benda yang dianalogikan itu
mempunyai illat yang sama dengan salah satu dari macam benda yang disebutkan
dalam hadīs larangan riba itu.

Anda mungkin juga menyukai