Anda di halaman 1dari 4

Term of Reference (ToR)

Diskusi Online
“RUU PKS, Sulit?”
(Antara RUU Mata Air dan Air Mata)

A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Diskusi Online.
B. Tema Kegiatan
Kegiatan Diskusi Online ini mengusung tema “RUU PKS, Sulit? (Antara
RUU Mata Air dan Air Mata"
C. Latar Belakang
Kasus kekerasan seksual di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Komnas Perempuan pada tahun 2019 menulis jumlah kasus
kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan meningkat sebesar 6 %, yaitu
sebesar 431.471, jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, sebesar 406.178. Komnas Perempuan juga mencatat bahwa
dalam 12 tahun ini, kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat sebanyak
800%. Jumlah tersebut tidak bisa dianggap sepele dan diabaikan karena
mungkin saja angka-angka tersebut terus mengalami peningkatan di waktu
kedepannya (https://www.komnasperempuan.go.id). Akhir-akhir ini juga
masih santer terdengar kasus-kasus pemerkosaan, pelecehan seksual dan
kekerasan di media cetak maupun layar kaca kita, yang tentunya perlu
kontribusi kita semua sebagai warga negara untuk meminimalisir kasus-kasus
tersebut.
Namun, hingga saat ini, belum ada kebijakan yang mengakomodir
hak-hak korban kekerasan seksual secara komprehensif. Berangkat dari
dibutuhkannya payung hukum mengenai kekerasan seksual tersebut, maka
diwacanakanlah RUU PKS. Kehadiran RUU PKS dianggap mampu
mengakomodir hak-hak korban kekerasan seksual dan sebagai payung hukum.
RUU ini bertujuan untuk mencegah bentuk kekerasan sosial, menangani,
melindungi, dan memulihkan korban, menindak pelaku, dan menjamin
terlaksananya kewajiban negara dan peran serta tanggung jawab keluarga,
masyarakat dan korporasi dalam mewujudkan lingkungan bebas kekerasan
seksual.
Sayangnya, pembahasan RUU PKS seringkali diwarnai kontroversi,
baik di kalangan masyarakat maupun di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Mengutip Harian Kompas, 27 Januari 2020, Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera DPR menolak RUU PKS dengan alasan ada potensi pertentangan
antara materi RUU serta nilai-nilai Pancasila dan agama, yang dinilai akan
memunculkan polemik di masyarakat. Definisi kekerasan seksual hingga
cakupan jenis kekerasan seksual di RUU tersebut dianggap berperspektif
liberal. Hal tersebut dibantah Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
yang menyatakan RUU PKS bukan ingin mengamini liberalisasi kehidupan
seksualitas, tetapi ingin membantu korban kekerasan seksual agar mendapat
rehabilitasi dan perlindungan. Pembahasan yang berlarut-larut ini berujung
antiklimaks ketika Komisi VIII DPR justru mengusulkan agar RUU PKS
dikeluarkan dari daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2020.
Seperti diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Komisi VIII Marwan
Dasopang mengatakan, pembahasan RUU PKS sulit dilakukan saat ini. RUU
PKS merupakan RUU inisiatif DPR. "Kami menarik RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual karena pembahasannya agak sulit," ujar Marwan dalam
rapat bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR, Selasa (30/6/2020). Dihubungi
seusai rapat, Marwan menjelaskan, kesulitan yang dimaksud dikarenakan lobi-
lobi fraksi dengan seluruh fraksi di Komisi VIII menemui jalan buntu.
Marwan mengatakan, sejak periode lalu pembahasan RUU PKS masih
terbentur soal judul dan definisi kekerasan seksual. Selain itu, aturan
mengenai pemidanaan juga masih menjadi perdebatan (kompas.com).
Hingga saat ini RUU PKS kembali diwacanakan masuk prolegnas
2021, akankah RUU PKS ini akan disahkan atau tidak masih menjadi
kontroversi baik di kalangan masyarakat maupun di kalangan wakil rakyat.
Oleh karena itu diskusi ini dilaksanakan untuk memupuk budaya kritis
mahasiswa dan masyarakat Bantul mengenai isu RUU PKS serta menghimpun
pendapat dan opini mahasiswa dan masyarakat Bantul mengenai isu RUU
PKS.
D. Tujuan dan Relevansi Kegiatan
Kegiatan Diskusi Online dengan Tema : RUU PKS, Sulit? (Antara RUU
Mata Air dan Air Mata ditujukan untuk:
1. Memupuk budaya kritis mahasiswa dan masyarakat Bantul mengenai isu
RUU PKS
2. Menghimpun pendapat dan opini mahasiswa dan masyarakat Bantul
mengenai isu RUU PKS
Berdasarkan tujuan tersebut diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan
sebagai wadah kritis bagi mahasiswa dan masyarakat Bantul mengenai isu
RUU PKS.
E. Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditunjukan kepada mahasiswa Bantul dan masyarakat umum.
F. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan : Diskusi Online dengan tema RUU PKS, Sulit? (Antara
RUU Mata Air dan Air Mata
Hari, tanggal : Jum’at, 24 Juli 2020
Waktu : Pukul 13.30-14.35
Tempat : Google Meet
G. Deskripsi Materi
Materi yang akan disampaikan yaitu:
1. Urgensi RUU PKS bagi masyarakat
2. Pro Kontra dalam proses pengesahan RUU PKS
H. Susunan Acara
Susunan acara pada kegiatan Diskusi Online adalah sebagai berikut:
Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
Pembukaan dan
13.30-13.40 Moderator
pengantar diskusi
 Pemantik 1 (Zuhad Aji
Penyampaian pemantik
13.40-14.00 Firmantoro, M.Hum)
diskusi
 Pemantik 2 (Darwinih)
14.00-14.30 Diskusi MC
14.30-14.35 Penutup MC

I. Penutup
Demikian Term of Reference (TOR) ini kami sampaikan, atas dukungan,
bantuan, serta kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai