240210170049
Kadar
Kel/ Perlaku Air
Hari Warna Bentuk Bau Tekstur Berat Aw
sampel an rata-
rata
kuning khas
0 lonjong keras 200,1367 - 0,641
orange jagung
kuning khas
Standing 7 lonjong keras 205,8942 -
pudar jagung
pouch
kuning
pudar khas
14 lonjong keras 205.7446 9,0333
lebih jagung
2/ kering
Jagung
kuning khas
0 lonjong keras 200,0959 - 0,641
orange jagung
Kadar
Kel/ Perlaku Air
Hari Warna Bentuk Bau Tekstur Berat Aw
sampel an rata-
rata
khas
0 hijau tua oval kacang keras 200,0397 0,667
hijau
khas
Vakum 7 hijau tua oval kacang keras 200,1297
nilon hijau
khas
hijau tua kacang
14 oval keras 200,1968 9,53 0,546
5/ pudar hijau++
Kacang +
Hijau khas
0 hijau tua oval kacang keras 200,0384 0,667
hijau
khas
Vakum hijau tua
7 oval kacang keras 200,3563
PE pudar
hijau
khas
hijau tua
14 oval kacang keras 200,4382 9,6 0,567
pudar +++
hijau+
khas
0 hijau tua bulat kacang keras 200,2679 0,621
hijau
khas
Standing
7 Hijau bulat kacang keras 206,447
pouch
hijau
khas
14 Hijau bulat kacang keras 206,911 9,55
hijau
6/
Kacang khas
Hijau 0 hijau tua bulat kacang keras 200,2457 0,621
hijau
khas
Kertas kacang
7 Hijau bulat keras 209,6789
Sak hijau+
kertas
aroma
hijau plastik
14 bulat keras 207,753 9,6
pudar menyen
gat
M Zaky Mudzakir
240210170049
Kadar
Kel/ Perlaku Air
Hari Warna Bentuk Bau Tekstur Berat Aw
sampel an rata-
rata
bulat khas
kuning
0 agak kacang keras 200,093 0,654
muda
lonjong kedelai
bulat khas
Nilon kuning
7 agak kacang keras 202,8205
(Vakum) lebih gelap
lonjong kedelai
bulat khas
kuning
14 agak kacang keras 202,7935 9,967 0,662
7/ pudar
lonjong kedelai
Kacang
kedelai bulat khas
kuning
0 agak kacang keras 200,0434 0,654
muda
lonjong kedelai
bulat khas
PE kuning
7 agak kacang keras 201,8968
(Vakum) lebih gelap
lonjong kedelai
bulat khas
kuning
14 agak kacang keras 201,8585 10 0,651
pudar
lonjong kedelai
khas
coklat bulat
0 kacang keras 200,046 0,654
pucat oval
kedelai
khas
Standing coklat bulat
7 kacang keras 205,7547
pouch pucat oval
kedelai
khas
coklat bulat
14 kacang keras 205,7725 9,56 0,671
8/ pucat oval
kedelai
Kacang
Kedelai khas
coklat bulat
0 kacang keras 200,297 0,654
pucat oval
kedelai
khas
Kertas coklat bulat
7 kacang keras 208,457
sak pucat oval
kedelai
khas
coklat bulat
14 kacang keras 206,0036 9,56 0,621
pucat oval
kedelai
9/ khas
Vakum coklat bulat
Kacang 0 kacang keras 200,3221 0,655
nilon kemerahan lonjong
Tanah tanah
M Zaky Mudzakir
240210170049
Kadar
Kel/ Perlaku Air
Hari Warna Bentuk Bau Tekstur Berat Aw
sampel an rata-
rata
khas
coklat bulat
7 kacang keras 203,0657
kemerahan lonjong
tanah
khas
coklat bulat
14 kacang keras 203,0821 10,8
kemerahan lonjong
tanah
khas
bulat
0 Coklat kacang keras 200,069 0,655
lonjong
tanah
khas
bulat
7 Coklat kacang keras 199,196
Vakum lonjong
tanah
PE
khas
bulat
14 Coklat kacang keras 199,2116 10,7
lonjong
tanah
4.1 Jagung
Berdasarkan tabel 1 didapat bahwa warna jagung yang diamati semuanya
berwarna orange kekuningan. Hal ini sesuai dengan literatur dimana jagung
merupakan tanaman serealia yang mengandung antosianin, sehingga
menghasilkan pigmen warna kuning pada jagung (Winarno, 1991).
M Zaky Mudzakir
240210170049
Beras adalah biji gabah yang bagian kulitnya sudah dipisahkan dengan
cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat
penyosoh [ CITATION Ast04 \l 1033 ].
Komponen terbesar dari beras adalah pati yaitu sekitar 80-85%. Beras juga
mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu, amilosa (pati dengan
struktur tidak bercabang) dan amilopektin (pati dengan struktur bercabang dan
cenderung bersifat lengket). Perbandingan kedua golongan pati ini menentukan
warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dibedakan menjadi beras ketan
(kadar amilosa < 10%), beras beramilosa rendah (kadar amilosa 10-20%), beras
beramilosa sedang (kadar amilosa 20-25%), dan beras beramilosa tinggi
(kadar amilosa > 25%) (Juliano, 1993).
Beras dengan kadar amilosa rendah setelah dimasak akan menghasilkan
nasi yang lengket, mengkilap, tidak mengembang, dan tetap menggumpal setelah
dingin. Beras dengan kadar amilosa tinggi setelah dimasak akan menghasilkan
nasi yang tidak lengket, dapat mengembang, dan menjadi keras setelah dingin,
sedangkan beras beramilosa sedang umumnya mempunyai tekstur nasi pulen
(Damardjati, 1995).
Berdasarkan hasil pengamatan, penyimpanan vakum dan non vakum beras
dengan kertas sak, plastik PE, plastik nilon dan standing pouch tidak menunjukan
adanya perubahan aroma bentuk, serta tekstur. Semua sampel beras dari awal
hingga akhir pengamatan mempunyai terkstur keras, permukaan yang halus, dan
berbau khas beras. Selain itu, penyimpanan beras secara vakum dan non vakum
dengan kemasan kertas sak, plastik PE, plastik nilon dan standing pouch berhasil
melindungi beras dari adanya aktivitas serangga atau hewan pengerat.
Perubahan warna terjadi pada beras dengan disimpan pada plastik PE dan
plastik nilon, dengna warna pada hari 0 adalah putih, tetapi pada akhir
pengamatan warnanya berubah menjadi warna putih pudar. Untuk bau terjadi
perubahan pada perlakuan plastik nilon dan standing pouch. Pada plastik nilon
bau khas berasnya berkurang pada akhir pengamtan, sedangkan pada standing
pouch bau khas berasnya semakin meningkat.
M Zaky Mudzakir
240210170049
Pada praktikum ini diamati pula perubahan berat dan aw beras. Secara
umum semua sampel beras tidak mengalami perubahan berat yang signifikan. Aw
(Activity Water) merupakan jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. (Winarno, 1992). Berdasarkan hasil
pengamatan kadar aw pada sampel beras, semua sampel mengalami kenaikan a w,
tetapi pada sampel dengan perlakuan paper sak mengalami penurunan, pada hari
ke-0 aw nya sebesar 0,667 dan menurun pada akhir pengamtan menjadi 0,61.
hari ke-14 kecuali pada perlakuan kertas sak dimana berat mengalami peningkatan
dari hari 0 hingga hari ke-7 namun kembali turun pada hari ke-14.
202,8205. Namun pada hari ke-14 terlihat juga bahwa semua sampel mengalami
penurunan berat kecuali pada perlakuan standing pouch yang menunjukan adanya
kenaikan berat kembali. Turunnya berat pada pengamatan hari ke-14 bisa
disebabkan karena menurunnya kadar air dalam sampel, yang secara langsung
mempengaruhi berat sampel. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muchtadi
(1992) bahwa kehilangan air selama penyimpanan tidak hanya menurunkan susut
bobot tetapi juga menurunkan mutu dan menimbulkan kerusakan.
Berdasarkan SNI 01-3922-1995 syarat mutu dari kacang kedelai adalah
bebas hama penyakit; bebas bau busuk, asam, apek dan bau-bau asing lainnya;
bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida; dan memiliki suhu
normal. Kadar air kacang kedelai maksimal sebesar 13% termasuk kedalam
kacang kedelai dengan mutu I, kadar air maksimal sebesar 14% termasuk ke
dalam mutu II & III, dan kadar air maksimal 16% termasuk ke dalam mutu IV.
Berdasarkan karakteristik, sampel kacang kedelai yang digunakan untuk
pengamatan memenuhi syarat mutu kacang kedelai. Sehingga kacang kedelai
yang digunakan dalam praktikum memenuhi syarat mutu SNI.
Pengamatan pada warna kacang kedelai menghasilkan warna awal kuning
muda untuk perlakuan vakum dan coklat pucat untuk sampel tidak vakum, dimana
pada sampel yang diberikan perlakuan vakum (plastik nilon dan PE) terdapat
perubahan warna yang menunjukan kepudaran dari warna awal di hari 0. Pada
hari ke-14 terlihat bahwa sampel menunjukan warna kuning pudar. Sedangkan
untuk perlakuan tidak vakum (kertas sak dan standing pouch) tidak menunjukan
adanya perubahan warna sejak hari 0 hingga hari terakhir pengamatan.
Setiap biji memiliki dua keping biji yang lebar, epokotil dengan daun dan tunas
primordial, hipokotil, serta akar primer. Kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai
makanan cemilan.
Peningkatan produksi kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti
perluasan penanaman kacang tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan
lain-lain tetapi kendala dalam budidaya kacang tanah begitu banyak seperti
kendala lahan yang banyak digunakan sebagai perumahan, kendala dari hama dan
penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman kacang tanah memiliki sifat yang tidak
rentang serangan karat daun jika digunakan dari varietas yang tahan terhadap
karat daun (Hidayat, dkk, 2006).
Menurut SNI 01-3921-1995 syarat umum mutu dari kacang tanah adalah
bebas hama penyakit; bebas bau busuk, asam, dan bau asing lainnya; bebas dari
bahan kimia seperti : insektisida dan fungisida; dan memiliki suhu normal.
Sehingga kacang tanah yang digunakan memenuhi syarat mutu dari SNI.
Berdasarkan hasil pengamatan berat sampel pada tiap perlakuan
menandakan adanya fluktuasi. Peningkatan bobot ini bisa jadi diakibatkan karena
adanya akumulasi CO2 hasil dari respirasi, kelembaban meningkat (basah). Hal
ini diduga berdampak terhadap peningkatan bobot. Tekstur, aroma dan bentuk
sampel mulai dari kondisi awal hingga hari terakhir tidak menunjukan adanya
perubahan-perubahan yang signifikan. Warna sampel pun menunjukan tidak
adanya perubahan yang signifikan hanya saja pada perlakuan standing pouch
warna sampel pada hari ke-14 menunjukan adanya perubahan menjadi memudar.
M Zaky Mudzakir
240210170049
5.2 Saran
Saran yang bisa diambil dari praktikum yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut
Praktikan harus lebih teliti dan disiplin dalam menjalankan praktikum agar
meminimalisir terjadinya kontaminasi silang yang berakibat pada
ketidakakuratan data
M Zaky Mudzakir
240210170049
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 1995. SNI 01 - 3921 - 1995 Tentang Kacang Tanah
Standar Mutu. Jakarta: BSN.
Damardjati, D.S. dan Endang Y.P. (1991), “Mutu Beras”, dalam Padi: Buku 3,
Eds: Soenarjo dkk, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Nugroho, AI. 2007. Penentuan proporsi inokulum tempe tip hasil perbaikan pada
proses pembuatan tempe di UKM tempe Sanan kota Malang (skripsi).
Malang: Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama.