Makalah Jiwa Kel7
Makalah Jiwa Kel7
Disusun oleh :
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
petunjuk-Nya sehingga tersusunlah makalah ini dalam mata pelajaran
Keperawatan Jiwa . Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan
mengakui, bahwa isi dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
masih dalam proses pembelajaran. Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan
makalah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang membantu
kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada : Rully Andika, MAN selaku pengajar mata kuliah Keperawatan keluaraga
atas bimbingan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Akhirnya, harapan kami semoga Allah SWT.
membalas kebaikan-kebaikan semua pihak yang telah memberikan bimbingan
serta bantuan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi rekan-rekan kami khususnya mahasiswa Program Studi Keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................4
A. Konsep Recovery..............................................................................................6
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Recovery ?
b. Bagaimana Supportive Therapy itu ?
c. Bagaimana Manfaat dan Peran Perawat pada Pemberian Terapi pada
proses Penyembuhan ?
d. Apa saja terapi generalis itu ?
e. Apa saja terapi spesialis itu ?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Konsep Recovery
b. Mengetahui Supportive Therapy
c. Mengetahui Manfaat dan Peran Perawat pada Pemberian Terapi pada
proses Penyembuhan
d. Mengetahui terapi generalis
e. Mengetahui terapi spesialis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan
tepat dan secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki
kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses
perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan
seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang
dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam
Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk
hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya.
Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara
keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
b. Terapi Generalis
1. Terapi Psikofarmakologi
Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan
dalam menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat
berjalan sendiri dalam menangani masalah personal, social atau komponen
lingkungan klien atau respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut
membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan komperensif dalam merawat
individudan gangguan jiwa.
Peran perawat dalam psikofarmakologi
a. Pengkajian Klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting melakukan
pengkajian dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan asil
laboratorium , evaluasi kesehatan jiwa, pengkajian social budaya dan
yang paling utama adalah riwayat pengobatan untuk dilengkapi pada
setiap klien sebelum diberikan pengobatan.
b. Kordinasi Tritmen Modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen
yang komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap
klien bersifat individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen.
Kordinasi dalam melakukan perawatan merupakan tanggung jawab
utama perawat yang bersama-sama dengan klien dalam membina
hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan.
c. Pemberian Obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien dalam
mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa pelayanan
perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis
kebutuhan obat seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat dan
selalu waspada terhadap efek serta penanganan efek obat.
d. Monitor Efek Obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka.
Peran dalam memantau efek obat seperti membuat standarisasi
pengukuran efek obat terhadap target gejala, mengevaluasi dan
meminimalisasi efek samping, mengatasi reaksi berlawanan dan
mencatat efek obat terhadap konsep diri klien, kepercayaan serta
keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus diberikan sesuai
dengan dosis yang direnkomendasikan dan dalam jumlah yang tepat
sebelum menentukan apakah memiliki dampak terapiutik yang
adekuat pada klien.
e. Edukasi Pengobatan
Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan
edukasi pada klien dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi
pemberian informasi lengkap kepada klien dan keluarga sehingga
mereka dapat memahami, mendiskusikan dan menerimanya. Edukasi
tentang obat merupakan kunci penting agar efektif dan aman dalam
mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam
merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi
obat.
2. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis)
Terapi kejang listrik (elektroconvulsive therapis / ECT) pertama
kali dilakukan pada tahun 1938 sbagai tritmen untuk klien skizofrenia,
ketika diyakini bahwa klien epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan
dianggap bahwa pemberian kejang biasa menyembuhkan skizofrenia.
Terapi Kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang
yang cukup berat melalui alat yang diindukdi pada klien yang yang dibius
dengan memeberikan arus listrik melalui elektroda yang dipasang pada
klien (Manked et al,2010).
ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan
umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa
kasus, stelah program awal tritmen sukses, pemiliharaan ECT ditambah
dengan pemberian obat antridepresan: untuk bulan pertama setelah remisi
program remisi trigmen dilakukan seminggu sekali, kemudian berkurang
secara bertahap menjadi sebulan sekali (perbulan) (APA, 2001).
Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan
Falcone,2011). Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai
standar emas untuk mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan
Anderson,2011). Tingkat respon terhadap ECT 80% atau lebih untuk
sebagian besar klien lebih baik daripada tingkat respon terhadap obat
antidepresan, sehingga terapi dianggap sebai antidepresan yang paling
efektif (Keltner dan Boschini,2009).
Peran perawat
Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan
ECT. Peran ini meliputi tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi.
Dukungan Emosi dan Pendidikan. Asuhan keperawatan diberikan kepada
klien dan keluarga setelah dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan
program tritmen. Peran paling penting perawat adalah memberikan
kesempatan bagi klien untuk untuk mengespresikan perasaan, termasuk
masalah yang terkait dengan mitos atau yang berkaitan dengan ECT.
Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga, mempertimbangkan
ansietas, kesiapan untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami
penjelasan yang diberikan.
Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian
asuhan keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi,
memastikan bahwa setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani,
dan memeriksa bahwa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah
memadai dan berfungsi.
Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke
ruan tritmen, baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan
menggunakan kursi roda, didampingi seorang perwat dan dengan
siapapun klien merasa nyaman. Perawat harus tetap mendapingi klien
selama pelaksanaan terapi untuk memberikan dukungan pada klien.
Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus
berdekatan dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf
anastesi keluar masuk dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan
pemulihan perawat harus harus mengokservasi klien sampai benar-benar
pulih. Perawat harus meyakinkan kodisi klien dan secara periodic
mengorentasikan klien. Pemberian penjelasan yang singkat, sangat
membantu klien dalam proses pemulihan. Perawat harus menjelaskan
bahwa sebagian besar masalah memori akan hilang dalam beberapa
minggu.
Peran Perawat
c. Terapi Spesialis
a. Guided Imagery
Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran
dengan memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada
kondisi untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta
suasana hati (Stuart, 2013). Klien yang menerima GI memiliki tingkat
kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat depresi, ansietas dan stres
yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak menerima GI
(Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah digunakan
dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua
kondisi di mana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa
ataupun anak-anak (Lindquist, 2014).
b. Music Intervention
Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur
penyembuhan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di
Amerika Serikat dan di seluruh dunia, terapis musik bekerja di berbagai
fasilitas dan perawatan kesehatan. Meskipun terapis musik secara khusus
dilatih untuk menggunakan musik dalam berbagai cara terapi, ada banyak
situasi di mana perawat dapat menerapkan intervensi musik ke dalam
rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014).
Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah,
gelombang otak, suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal)
melibatkan irama dan getaran yang terjadi secara rutin, berkala dan
terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist, 2014). Intervensi
musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat
membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian
individu ke musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau
rangsangan lingkungan lainnya (Lindquist, 2014).
c. Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama
antara komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan
humor terapi sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan
klien atau pasien, bukan untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi
atau hanya untuk kesenangan "(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist,
2014). Humor terapi telah didefinisikan sebagai setiap intervensi yang
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan merangsang
ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi
komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik,
emosi, kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist,
2014).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh
adanya gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang
mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi
stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness pd diri
seseorang. Prinsip Keperawatan Jiwa, antara lain:
a. Manusia
b. Lingkungan
c. Kesehatan
d. Keperawatan
Kesehatan jiwa meliputi :
a. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
b. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
c. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari -
hari.
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan
keperawatan secara langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung.
Fungsi ini dapat icapai dengan aktifitas perawat kesehatan jiwa yang
membantu upaya penanggulangan maslah kesehatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA