DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
vii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II ISI
A. Kesimpulan.................................................................................................
B Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian maternal untuk Indonesia diperhitungkan 6-8 per 1000 kelahiran,
angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka- angka di negara maju.Perkembangan ini
terlihat pada semua Negara-negara maju; umumnya angka kematian maternal kini di negara-
negara maju berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2002).
Episiotomi dikembangkan di Inggris pada tahun 1970 dan awal tahun 1980-an, dimana saat
itu tindakan episiotomi dipakai sekitar 50%. Tindakan episiotomy umumnya dilakukan pada
wanita yang baru pertama melahirkan. Namun kadang-kadang episiotomy dilakukan juga
pada persalinan berikutnya,tergantung situasinya.Bila akan terjadi robekan maka dilakukan
episiotomy (Ayahbunda- online_com.htm.dr. lastiko Bramantyo Sp.OG. 2006).
Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada
jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elatisitas jaringan.
Oleh karena itu, pertimbangan untuk melakukan episiotomi harus mengacu pada
pertimbangan klinik yang tepat dan teknik yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi
tersebut.Sehingga sebagai perawat harus ikut berperan serta dalam upaya perawatan
episiotomi dengan mengikutsertakan keluarga dan pasien dalam penyuluhan pentingnya
perawatan episiotomi sehingga mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan dan
perbaikan jaringan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pentingnya perawatan secara nyata tentang asuhan Keperawatan pasien post
partum dengan episiotomi
2. Tujuan Khusus
3
a. Mendeskripsikan pengkajian pada pasien post partum dengan episiotomi
D. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas penulis akan menguraikan secara singkat dalam
bentuk bab dan sub bab penulisan karya tulis.
4
BAB II
ISI
A. Askep Teoritis
A. Pengkajian
1. Tekanan darah Tekanan darah sedikit meningkat karena upaya persalinan dan keletihan,
keadaan ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam.
2. Nadi Nadi kembali ke frekuensi normal dalam waktu 1 jam dan mungkin terjadi sedikit
bradikardi (50 sampai 70 kali permenit).
4. Payudara Produksi kolostrom 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur biasanya pada
hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui dimulai.
5. Fundus uteri Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah umbilicus. Bila
uterus lembek , lakukan masase sampai keras. Bila fundus bergeser kearah kanan midline ,
periksa adanya distensi kandung kemih.
6. Kandung kemih Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat terisi
karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
7. Lochea Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa dengan aliran
sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, dicurigai terjadinya robekan servik.
8. Perineum Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak edema dan
jahitan harus utuh.
9. Nyeri/ Ketidaknyamanan Nyeri tekan payudara/ pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-
3 dampai ke-5 post partum. Periksa adanya nyeri yang berlebihan pada perineum dan adanya
kematian dibawah episiotomi.
10. Makanan / Cairan Kehilangan nafsu makan dikeluhkan kira-kira hari ke-3.
5
11. Interaksi anak-orang tua Perlu diperhatikan ekspresi wajah orang tua ketika melihat pada
bayinya, apa yang mereka dan apa yang mereka lakukan. Responrespon negatif yang terlihat
jelas menandakan adanya masalah.
12. Integritas ego Peka rangsang, takut / menangis (”post partum Blues”) sering terlihat kira-
kira 3 hari setelah melahirkan.
B. Diagnosa
C. intervensi
D. implementasi
E. evaluasi
Analisa Data
6
2. S : klien mengatakan masih keluar darah Trauma
dari jalan lahir seperti menstruasi jaringan /
O : • adanya kemerahan dan nyeri tekan Resiko kerusakan
pada perineum infeksi fisik
• terdapat luka episiotomi, keadaan
vulva kotor, keluar lochea rubra ± 40
cc,cairan berwarna merah, Hb:11,80 gr
%, suhu: 36,5ºC.
Kurangnya Minimnya
3.
S : klien mengatakan tidak tahu pengetahuan informasi
bagaimana melakukan perawatan tentang tentang
payudara “Breast perawatan
O : Klien sering bertanya bagaimana Care”. payudara
melakukan perawatan payudara.
B. Diagnosa Keperawatan
kesakitan.
kesakitan.
1. Tujuan
:
2.
Kriteria
rileks.
88 x/
menit)
3.
Intervensi
perineum.
kulit ditandai dengan klien mengatakan masih keluar darah dan jalan
cc.
1. Tujuan
:
2. Kriteria
:
meningkatkan penyembuhan.
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal, terutama suhu (36-37º C)
3. Intervensi
:
menyentuh genital.
abnormal.
basah.
1. Tujuan
:
Agar ASI lancar, sekitar areola dan puting tidak kotor, payudara
tidak bengkak
2. Kriteria
:
payudara.
3. Intervensi
:
payudara
O : Pasien tampak
senang, payudara tidak
I, 11.30 6. Mengukur TTV S:−
II O : TD : 120/80
mmHg, N : 80 x/
menit,
I, 12.30 7. Memberikan obat S:−
II peroral 1 tablet O : Obat diminum
amoxicylin dan 1 melalui oral, tidak ada
tablet vitamin BC mual muntah
Jumat,
11 Mei
2007
I 07.30 1.mengkaji keluhan S : klien mengatakan
pasien nyeri berkurang,dapat
berjalan kekamar
mandi O : pasien tampak
rileks dan tenang, terlihat
sedang duduk, ekspresi
wajah tidak
III 08.00 2.Mengajarkan S menahan : nyeri,tampak
Klien
perawatan payudara mendemontrasikan
pada pasien. cara
F. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kasus post partum episiotomi pada klien adalah tipe lateralis atas indikasi perineum yang
kaku, efek samping dari tindakan insisi ini adalah penyembuhan luka yang lama.Jika tidak
mendapat perawatan yang optimal dapat menimbulkan komplikasi , yaitu terjadinya infeksi
pada luka episiotomi.
2. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien mulai dari pengkajian masalah
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada kasus Ny. T muncul masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri, resiko terjadinya infeksi, dan kurang pengetahuan
klien tentang perawatan payudara. Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai intervensi
yang ada didapatkan hasil evaluasi masalah dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil.
Namun ada masalah resiko terjadinya infeksi hanya teratasi sebagian karena masalah ini
masih perlu tindakan lebih lanjut hingga luka episiotomi sembuh.
B. Saran
1. Perawat hendaknya melakukan pengkajian post partum episiotomi secara tepat agar tidak
muncul komplikasi yang lebih berat sesuai dengan tahap-tahap asuhan keperawatan, karena
pada dasarnya post episiotomi bisa sembuh secara cepat bila dilakukan penanganan secara
dini dan akurat.
Bobak, M. Irene .2004. Maternity and Gynekologic Care, Mosby Company, USA.