Tes adalah alat atau instrumen untuk memperoleh suatu data
atau informasi. Pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objektif. Sedangkan evaluasi mrupakan proses pemberian makna dan nilai terhadap apa yang dipertimbangkan melalui tes tersebut (Fenanlampir dan Faruq, 2015).
Menurut Widiastuti (2011) pengukuran yang dilakukan dalam
keolahragaan atau pendidikan olahraga berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
Pengukuran harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang
semestinya diukur, sesuai dengan luas sempitnya tujuan yang kita ukur atau capai. Niali-nilai keolahragaan belum dapat diketahui sebelum dilakukan pengukuran tersebut. Pengukuran dalam keolahragaan atau pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki program. Tes dan pengukuran hendaknya dilaksanakan oleh para petugas yang telah terlatih dan berpengalaman dalam lapangan tersebut.
2. Kegunaan Tes dan pengukuran
Menentukan status bakat yang ada pada diri seseorang, dengan
begitu pembina dapat mengetahui perkembangan bakat dari seseorang. Mampu mengklasifikasikan kemampuan seseorang dari hasil tes pengukuran dengan cara mengelompokan seseorang berdasarkan kemampuannya. Oleh karena itu kemampuan atau bakatnya akan semakin berkembang jika di beri beban yang berbeda sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Diagnosa dan Bimbingan, bimbingan dimaksudkan supaya setiap anak memperoleh jalan didalam menghadapi kesukaran- kesukaran yang dialami. Bimbingan mengharuskan adanya evaluasi tentang kapasitas dan kemampuan anak sehingga proses pengajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sebagai motivasi untuk melakukan olahraga Hasil dari sebuat tes dapat di gunakan sebagai alat pembelajaran.
3. Kriteria Pemilihan Tes
Kriteria pemilihan tes menurut Widiastuti (2011) meliputi
faktor-faktor sebagai berikut :
Validitas, merupakan aspek kecermatan dari suatu pengukuran.
Reliabilitas, identik dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan lain sebagainya. Objektifitas, merupakan derajat kesamaan hasil dari dua atau lebih pengambil tes (tester). Norma, adalah pengkategorian hasil dari suatu tes dari seseorang.
4. Tes Kondisi Fisik
Macam-macam kondisi fisik menurut Dwikusworo (2010)
yang perlu di lakukan antara lain sebagai berikut :
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan adalah kemampuan otot atau kemampuan otot
seseorang untuk menahan atau menerima beban kerja. Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekumpulan otot untuk melakukan kontraksi selama sekali secara maksimal melawan beban yang diterima. Secara mekanis, kekuatan otot merupakan sebagai gaya yang dihasikan oleh otot atau sekelompok otot dalam satukali kontraksi maksimal.
2. Daya Tahan (Endurance)
Daya tahan dibagi menjadi dua yaitu, daya tahan
kardiovaskular (general endurance) dan daya tahan otot (muscle endurance). Daya tahan kardiovaskular merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatana yang berintensitas sedang dan sebagian otot yang digunakan dalam waktu yang lama.
Daya tahan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok
untuk melakukan kontraksi secara berulang ulang pada waktu yang lama. Pada dasarnya daya tahan otot merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot.
3. Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk merubah
arah atau melakukan gerakan yang sama dalam waktu yang secepat-cepatnya. Kecepatan bersifat lokomotor dan gerakannya bersifat siklik ( gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang).
4. Daya (Power)
Power merupakan kemampuan otot untuk melakukan
suatu kerja dengan kekuatan yang maksimal dalam waktu yang cepat.
5. Kelincahan
Kemampuan untuk merubah arah atau posisi tubuh
dengan cepat dengan gerakan yang efektif dan benar. 6. Kelentukan (Flexibility)
Kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan
gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan berkaitan dengan sendi, otot, tendon dan ligamen yang disekeliling persendian. Fleksibilitas menunjukan besar kecilnya pergerakan sendi secara maksimal.
7. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dinamic balance). Keseimbangan tergantung pada integrasi kerja panca indra penglihatan, kanalis simisirkularis dan reseptor pada otot.
8. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi merupakan kemampuan melakukan gerakan
atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi sangat berhubungan dengan semua jenis gerakan.
9. Kecepatan Reaksi (Reaction time)
Kecepatan reaksi adalah waktu yang digunakan antara
munculnya stimulus atau rangsangan dengan awal reaksi. Kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberi jawaban kinetik pada saat menerima rangsangan. Kecepatan reaksi berhubungan dengan kecepatan reflek, waktu gerakan, dan waktu respon.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis