Hakikat Pengukuran (Measurement) Dan Penilaian (Assessment)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Hakikat pengukuran (measurement) dan penilaian (assessment)

1. pengukuran (measurement)
pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran
tertentu (Sudijono 2011:4). Pengukuran tidak menggunakan pertimbangan mengenai
baik buruknya atau nilai, tetapi hanya menghasilkan data kuantitatif dari sesuatu yang
diukur. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan
Cangelosi dalam Djaali (2008:3) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir yang telah diperoleh siswa
setelah mengikuti pelajaran selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian,
pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik
peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan
tetapi karakteristik
atau atributnya. Measurement dapat dilakukan dengan cara tes atau non-tes. Amalia (2003)
mengungkapkan bahwa tes terdiri atas tes tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan.
Sementara itu alat ukur non-tes terdiri atas pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya
siswa (produk), penugasan (proyek), dan kinerja (performance).
Beberapa objek pengukuran dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Prestasi atau hasil belajar siswa
Prestasi atau hasil belajar siswa diukur menggunakan tes.
b. Sikap
Sikap diukur dengan instrument skala sikap seperti yang dikembangkan oleh
Likert, semantik diferensial, skala Thurstone.
c. Motivasi
Motivasi diukur dengan instrument berbentuk skala yang dikembangkan dari
teori-teori motivasi.
d. Intelegensi
Intelegensi diukur dengan menggunakan tes intelegensi seperti tes Stanford
Binet, tes Binet Simon, tes Wechsler, dan tes intelegensi multiple.
e. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan dari teori emosional.
f. Minat
Minat diukur dengan menggunakan instrumen minat.
g. Kepribadian
Kepribadian diukur menggunakan tes kepribadian seperti Q-sort dan lain-lain.

2. Penilaian (assessment)
Menurut PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat
17 dikemukakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur hasil pencapaian peserta didik. Dalam sistem evaluasi hasil
belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan setelah dilakukan pengukuran. Lalu
menurut Stiggins (1994) assessment adalah sebagai penilaian proses, kemajuan, dan
hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano (2001)
sebagai “ The process of Collecting data which shows the development of learning”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan istilah yang tepat
untuk penilaian proses belajar siswa. Namun meskipun proses belajar siswa merupakan
hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak
dikesampingkan.
penilaian (assessment) ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen
tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes
benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu
yang tergolong ke dalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian
praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman
sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), portofolio, observasi, diskusi dan
interviu (wawancara)
Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian adalah
a. Prinsip keseluruhan (integritas). Prinsip ini menghendaki bahwa suatu penilaian
harus mempertimbangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan pribadi
siswa atau objek yang akan dinilai.
b. Prinsip berkesinambungan (kontinuitas). Menurut prinsip ini penilaian
merupakan proses yang terus menerus.
c. Prinsip kesesuaian (objektivitas). Penilaian yang baik harus didasarkan atas
kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada
siswa.
3. Perbedaan dan persamaan antara pengukuran (measurement) dan penilaian
(assessment)
 Perbedaan
Pelaksanaan penilaian biasanya dilaksanakan pada konteksinternal , yakni
orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam system pembelajaran yang
bersangkutan. Misalnya, guru menilai prestasi belajar peserta didik, supervisisor
menilai kenerja guru dan sebagainya. Sedangkan pengukuran lebih membatasi
kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar
peserta didik (learning progress). Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak hanya
didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitativ description) , tetapi dapat pula
didasarkankepada hasil pengamatan dan wawancara (quqlitatif description).
 persamaan
persamaan pengukuran (measurement) dan penilaian (assessment) yaitu
keduanya merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya
kegiatan dilakukan secaraberurutan dan berjenjang yaitu dimuali dari
proses pengukuran kemudian penilaian atau dalam kata lain Pengukuran tidak
membuahkan nilai atau baik-buruknya sesuatu , tetapi hasil pengukuran dapat
dipakai untuk membuat penilaian

Sumber :
Wulan, Ana Ratna, ‘Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan Pengukuran’,
FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, 1–12
Makbul,M, ‘DESKRIPSI PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI’ ,
PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR, 2020
Fanni Fatoni.2013.HAKIKAT Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi,
http://funfatoni.blogspot.com/2013/02/hakikat-evaluasi.html.Diakses pada tanggal 9
maret 2021

Anda mungkin juga menyukai