Anda di halaman 1dari 3

Kita lupa dengan guru atau si pemberi ilmu, banyak banget ini termasuk

saya. Adanya guru akan membuat kita bisa evaluasi diri,

bagaimanapun juga agan perlu bimbingan. Kalo agan muslim

setidaknya kirim alfatihah kepada beliau, untuk non muslim bisa berdoa

baik untuk mereka. Paling bagus adalah dengan silaturahmi langsung

kepada beliau.

4. Kita terlalu berharap, ini penyakit hati paling sulit dikendalikan. Berharap

secara berlebihan itu tidak baik untuk mental, seperti kata mbah Tabek

“baru amalin pelet beberapa hari langsung berharap bisa ciuman,

grepe-grepe”.

Berikut ini beberapa wejangan dan nasehat dari para sesepuh kaskus ;

mystiCrown

Nubi izin share juga puh


Gak ngefek itu sangat banyak faktornya. Yang sering dilupakan para pemelet

itu bahwa target operasi (TO) itu juga manusia yang punya logika.

Logika adalah benteng alami yang paling pertama bereaksi terhadap

serangan pelet. Logika yang seperti apa? Sekedar contoh, TO merasa aneh

dengan dirinya sendiri sehingga timbul pertanyaan2

seperti:

* kok gw kangen banget sama si brekel satu itu ya?

* kok gw kepikiran orang itu mulu ya? Padahal dia kan gak banget :

* dll

Seperti sepele tapi sebenarnya sangat berbahaya. Jika pertanyaan tersebut

diungkapkan oleh TO kepada orang terdekatnya, sangat mungkin TO

mendapat pernyataan "mungkin loe kena pelet kaliiiii?"


Kalo udah begini TO diajak berobat deh ke orang pinter yang ujungnya usaha

pelet itu gagal. Kenapa ini bisa terjadi? Sudahkan ente PDKT dengan baik?

Sudahkah ente berusaha menjadi pribadi yang pantas dipikirkan dan

dikangenin? Atau ente Cuma komat kamit dari jauh tanpa melakukan

apapun?

Jika jawaban pertanyaan ane itu TIDAK semua, artinya tidak ada rasa PEDE.

Kenapa tidak ada rasa PEDE dalam PDKT? Mungkin ente perlu ke

psikolog wkwkwkwkwk. Hari geneeeeee banyakin referensi donk. Hadeh

Anda mungkin juga menyukai