Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

Defenisi manajemen pelayanan publik adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni
untuk menyususn rencana, mengimplementasikan rancana itu, mengkoordinasikan dan
menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan
(Ratminto dan Atik : 2006-4).
Dapat dikatakan bahwa pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
terus mengalami pembaruan yang dikarenakan ketidakpuasan masyarakat dalam meneirima
layanan yang disediakan setiap harinya. Baik dari segi paradigma maupun format pelayanan
seiring dengan meningkatnnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu
sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah
memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan
termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Sebagi
contoh, dapat kita saksikan sehari-hari pada proses bayi yang baru lahir, dia akan menangis
karena menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika ia masih berada dalam kandungan.
Tangisan bayi tersebut membutuhkan pelayanan dari ibunya. Ketika memperoleh pelayanan
atau kasih sayang dari ibunya tersebut akan berhenti menangis dan merasa nyaman. Proses
kelahiran ini menunjukan betapa pelayanan seorang ibu yang menyenangkan sengatlah
dibutuhkan.
Pemerintahan atau birokrat yang diharapkan adalah pemerintahan milik masyarakat
yang mengalihkan kontrol yang dimilikinya kepada masyarakat. Masyarakat diberdayakan
sehingga mampu mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya
kontrol tersebut pelayanan publik akan lebih baik karena mereka memiliki komitmenyang
lebih baik, lebih peduli dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Pelayanan yang
diberikan oleh birokrat merupakan suatu kewajiban bukan hak, karena mereka diangkat oleh
pemerintah untuk melayani kebutuhan masyarakat yang lebih responsif dengan pelayanan
yang lebih kreatif dan lebih efesien.
Menurut pendapat Moenir (2008:40-41) menjelaskan bahwa banyak kemungkinan
tidak adanya layanan yang memadai antara lain :
1. Tidak / kurangnya kesadaran terhadap tugas/kewajiban yang menjadi tanggung
jawabnya. Akibatnya mereka berkerja dan melayani seenaknya (santai), padahal
orang yang menunggu hasil kerjanya sudah gelisah. Ini diakibatkan tidak adanya
disiplin kerja.
2. Sistem, prosedur dan metode kerja yang tidak memadai, sehingga mekanisme kerja
tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan tidak berjalan dengan semetinya.
3. Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi, sehingga terjadi simpang-siur
penaganan tugas, tumpang tindih (overlapping) atau tercecernya suatu tugas tidak ada
yang menanganinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai defenisi dan arti pentinganya manajemen
pelayanan publik yang telah diulas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah
suatu proses. Oleh karena itu objek utama manajemen pelayanan publik ialah prosees itu
sendiri. Jadi manajemen pelayanan publik adalah manajemen proses, yaitu sisi manajemen
yang mengatur dan mengendalikan proses layanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan dapat
berjalan tertib, lancar, tepat menegnai sasaran dan memuaskan bagi pihak yang harus
dilayani. Kriteria inilah yang menjadi ukuran bagi keberhasilan fungsi layanan. Memang
hasil akhir tugas pelayanan akan dinikmati oleh orang, baik secara berhadapan muka
langsung, maupun melalui sarana hubungan jarak jauh.

Anda mungkin juga menyukai