Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI GAMBARAN ORGANOLEPTIS, MIKROSKOPIK,


MAKROSKOPIK DAN FITOKIMIA LIGNUM

NAMA : AURELIA MARCEL LINARTA


NIM : 204840103

Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
2021
I. JUDUL
Identifikasi Gambaran Organoleptis, Mikroskopik, Makroskopik Dan Fitokimia
Lignum

II. TUJUAN
Mengetahui dan mengidentifikasi ciri-ciri makroskopik, mikroskopik,
organoleptik dan fitokimia dari simplisia lignum.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Gunting
2. Wadah
3. Ayakan
4. Pisau
Bahan:
1. Batang Secang (Caesalpinia sappan)
2. Batang Cendana (Santalum Album)
3. Batang Sukun (Artocarpus altilis)

IV. HASIL
Gambar Nama Organole Makroskop Mikroskopik Fitokimia
Tumbuha ptis ik
n
Batang  Warna Bubuk  Jari – jari Ekstrak kayu secang
Secang coklat berwarna empulur mengandung senyawa
(Caesalpin muda, merah menampakk terpenoid, fenol sangat
ia sappan)  bau jingga, an warna tinggi, mengandung
khas, penambaha jingga flavonoid tinggi,
 rasa n kloral (kemerahan) tidak mengandung
kelat. hidrat  Parenkim steroid dan tanin.
menampakk bernoktah Ekstrak kayu secang
an warna seperti sel mengandung kadar total
kuning batu fenol ekivalen EGC
jingga.  Serabut 849,11 μg/mg dan
sklerenkim ekivalen ECG 825,11
dan Kristal μg/mg, juga memiliki
oksalat aktivitas antioksidan
seperti tinggi yaitu 80,46-
diamond 89,13%, namun lebih
rendah dibanding EGC
dan ECG.
https://www.neliti.com/id
/publications/151615/uji-
fitokimia-dan-potensi-
antioksidan-ekstrak-
etanol-kayu-secang-
caesalpinia-sap

Batang  Warna Kayu keras,  Serat Minyak cendana


Cendana coklat berserabut, berwarna memiliki kandungan
(Santalum keoran berwarma merah jika seskiterpena di atas 90%
Album) yea merah ditambah dengan santalol (a- dan
 bau coklat, tidak kloral hidrat Psantalol) sebagai
aromat berbau dan warna merah komponen utama Minyak
ik, tidak ada memudar cendana juga
 rasa rasa. dan lama- mengandung turunan dan
tidak lama isomer santalol lainnya
berasa menjadi sebagai komponen
kuning/kehij minor, yaitu epi-P-
auan. santalol, (E)-P-santalol,
 Jari jari /rans-P-santalol, frans-a-
empulur santalol, P-santalal,
terdiri atas dihidro-a-santalol, aeka-
satu baris sel santalal, P-eka-santalal
 Pembuluh dan spirosantalol.
kayu tampak Komponen lainnya yang
tebal dan terdapat pada minyak
bernoktah cendana adalah cis-
 Kristal Ca nusiferol, cis-lanseol,
Oksalat (Z)-transa-bergamotol, P-
bentuk santalena, epi-P-
prima dan santalena, ccsantalena, P-
kubus di bisabolol, ar-kurkumena,
dalam serat a-bisabolol, P-
atau lepas kurkumena, Jraws-a-
bergamotena, P-
bisabolena, (E)-nerolidol,
y-kurkumena dan
santena. Juga
mengandung senyawa
asam seskiterpena yaitu
asam dihidro-a-
norkurkumenat, asam
abergamotinat dan asam
dihidro-oc-santalat
Batang  Warna  Kayu Kayu sukun Pada kulit kayunya
Sukun(Art : berwarn memiliki ditemukan sneyawa
ocarpus coklat a coklat panjang serat turunan flavanod yang
altilis) muda muda, rata-rata 1,01 terprenilasi, yaitu artonol
 Bau : tidak mm, diameter B dan
tidak  mempun serat 21,59 sikloartobilosanton.
berbau yai bau mikron,
 Rasa : khas, diameter lumen
tidak  beratnya 16,06 mikron
berasa termasu dan tebal
k dinding sel 2,73
sedang, mikron.
kusam Sedangkan
dan untuk proporsi
 memilik selnya yaitu
i kesan pembuluh
raba 13,34%
agak parenkim
kasar. 22,87% serabut
43,07% dan jari-
jari 20,73%.

V. PEMBAHASAN
 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dam kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan. (Depkes RI, 1995). Menurut “Materia Medika
Indonesia” simplisia dibedakan menjadi tiga, yaitu simplisia nabati, simplisia
hewani, dan simplisia pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia
yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan.
Eksudat tumbuhan ialah sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi
sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan berupa
senyawa kimia murni (Depkes RI, 1995 dalam Saifudin, Rahayu & Teruna,
2011).

 Lignum
Lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku
Zygohyllaceae. Jaringan dari akar maupun batang yang berada di sebelah dalam
kambium. Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-
potong kecil. Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang
berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit
batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil

 Batang Secang(Caesalpinia sappan)


Kayu secang sering digunakan sebagai pengobatan tradisioal karena mengandung
asam galat, tanin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, antibakteri,
oscimene, alkaloid, flavonoid, saponin, fenil propana, terpenoid, dan minyak atsiri
(Hidayat et al., 2015).Selain itu, tanaman secang digunakan sebagai salah satu
pigmen alami karena menghasilkan pigmen berwarna merah.Pigmen merah ini
disebut antosianin yang bersifat mudah larut dalam air panas (Karlina et al.,
2012).
Kayu secang mengandung Brazilin, yaitu senyawa penting yang menghasilkan
warna merah berasal dari kayu brazil (Brazilwood). Pigmen alami kayu secang
(Caesalpina sappan) dipengaruhi oleh tingkat keasaman.Pada suasana asam (pH 2-
4) berwarna merah sedangkan pada suasana basa atau alkali (pH 6-8) berwarna
kuning. Nama senyawa asal yang mampu diisolasi dari kayu secang adalah
brazilin (Sanusi,1989). Brazilin merupakan kristal berwarna kuning, akan tetapi
bila teroksidasi akan menghasilkan brazilin yang berwarna merah pada kayu
secang dengan struktur C16H14O5. Berdasarkan hasil penelitian Sugiyanto
(2011), brazilin pada kayu secang memiliki daya antioksidan yang andal dengan
indeks antioksidatif ekstrak air kayu secang lebih tinggi daripada antioksidan
komersial, sehingga potensial sebagai agen penangkal radikal bebas, antidiabetes,
antiinflamasi, brazilin juga memiliki aktivitas anti kanker.
Manfaat tanaman secang
Efek farmakologis tanaman secang antara lain penghenti pendarahan, pembersih
darah, pengelat, penawar racun, dan obat antiseptik (Hariana, 2006). 10 Kayu
secang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diare, disentri, batuk darah pada
TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri
karena gangguan sirkulasi darah (Wijayakusuma dkk., 1992).
Terbentuknya warna pada batang secang dikarenakan, yang mana menurut
Indriani (2003) Brazilin adalah kristal berwarna kuning yang merupakan pigmen
warna pada secang. Asam tidak berpengaruh terhadap larutan brazilin, tetapi alkali
dapat membuatnya bertambah merah.Eter dan alkohol menimbulkan warna
kuning pucat terhadap larutan brazilin. Brazilin akan cepat 9 membentuk warna
merah ini disebabkan oleh terbentuknya brazilein. Brazilin jika teroksidasi akan
menghasilkan senyawa brazilein yang berwarna merah kecoklatan dan dapat larut
dalam air.

 Batang Cendana(Santalum Album)


Cendana merupakan sumber penghasil minyak atsiri dan merupakan komoditi
hasil hutan bukan kayu yang potensial di Provinsi NTT dan tergolong mewah
karena sifat kayu terasnya yang khas dan mengandung minyak dengan aroma
yang spesifik (Waluyo 2006). Besar kecilnya kandungan minyak dan komponen
utama dalam minyak tergantung pada faktor geografis pohon, tumbuhan bawah
yang ada di sekitarnya dan cara yang digunakan untuk penyulingan menghasilkan
minyak. Pemanfaatan kayu untuk pembuatan minyak cendana dapat dilakukan
dengan memanfaatkan batang kayu, ranting, cabang ranting, dan akar pohon
cendana. Minyak cendana dapat diperoleh dengan cara penyulingan uap langsung
dan steam. Minyak cendana yang dapat diperoleh dari basil penyulingan uap air
dari kayu bagian tengah (kayu teras atau hati kayu) yang telah tua.Cara pembuatan
minyak ini, kayu yang telah dirajang atau diserut, dikukus dalam dandang.Uap air
yang bercampur dengan uap minyak yang naik ke atas diterima oleh pendingin
dan didinginkan sehingga mengembun bersama.Selanjutnya air yang bercampur
minyak ditampung dalam wadah. Setelah proses penyulingan selesai, minyak
cendana dipisahkan dari air. Rendemen minyak atsiri paling banyak diperoleh dari
pohon yang telah berumur tua, sekitar 20-30 tahun. Selain itu manfaat
kayu cendana bagi tubuh kita adalah kayu cendana dapat diolah menjadi bahan
baku pembuatan obat herbal. Sejak jaman dahulu, kayu cendana banyak dipakai
sebagai obat herbal seperti anti inflamasi, mencegah disentri, dan sebagai
pembersih saat menstruasi berlangsung.

 Batang Sukun (Artocarpus altilis)


Sukun ( artocarpus altilis) merupakan kayu berwarna coklat muda, tidak
mempunyai bau khas, beratnya termasuk sedang, kusam dan memiliki kesan raba
agak kasar. Organoleptis tamanam sukun adalah memiliki Warna coklat muda
tidak berbau dan tidak berasa Kayu sukun memiliki panjang serat rata-rata 1,01
mm, diameter serat 21,59 mikron, diameter lumen 16,06 mikron dan tebal dinding
sel 2,73 mikron. Sedangkan untuk proporsi selnya yaitu pembuluh 13,34%
parenkim 22,87% serabut 43,07% dan jari- jari 20,73%. Pada kulit kayunya
ditemukan sneyawa turunan flavanoid yang terprenilasi, yaitu artonol B dan
sikloartobilosanton. Salah satu manfaat dari batang sukun yakni Flavonoid
geranyl, senyawa antikanker Beberapa studi penelitian yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa daun sukun memiliki manfaat sebagai antikanker
dikarenakan oleh kandungan senyawa flavonoid yang terdapat
didalamnya.Flavonoid dalam daun sukun bekerja menghambat sel radikal bebas
serta berperan sebagai penyebab kematian sel kanker.

VI. KESIMPULAN
 Lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku
Zygohyllaceae. Jaringan dari akar maupun batang yang berada di sebelah dalam
kambium. Kayu diambil dari batang atau cabang, kelupas kuliltnya dan potong-
potong kecil. Lignum : wood, kayu. Secara botani adalah bagian xilem yang
berkayu. Namun sering keliru, misalnya Quassiae Iignum juga mengandung kulit
batang yang tebal, walaupun hanya sebagian kecil
 Pada praktikum kali ini menggunakan batang secang (Caesalpinia sappan),
batang cendana (Santalum Album), dan batang sukun (Artocarpus altilis).
 Dengan adanya praktikum ini saya dapat mempelajari, mengidentifikasi serta
mengetahui bagaimana gambaran organoleptis, makroskopik, mikroskopik serta
fitokimia pada Lignum.
 Dan pada hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa banyak sekali perbedaan
dari masing-masing lignum secang, cendana dan sukun. Terdapat perbedaan pada
organoleptis, makroskopik, mikroskopik, dan fitokimia

VII. REFERNSI
 Anonym, 2012, Ciri Makroskopik dan Mikroskopik Simplisia,
https://ilmukefarmasian.blogspot.com/2012/05/makroskopik-dan-
mikroskopik-simplisiai.html Diakses pada tanggal 13 Februari 2021
 Anonym, 2018, Pengertian Lignum
http://cungiplong.blogspot.com/2017/02/simplisia-lignum.html diakses pada
tanggal 20 Februari 2021
 Ariyanti, 2018, Cendana (Santalum album L.) sebagai tanaman penghasil
minyak atsiri, http://jurnal.unpad.ac.id/kultivasi/article/view/15804 tanggal 21
Februari 2021
 Dekoruma Kania, 2018, Manfaat Kayu Cendana,
https://www.dekoruma.com/artikel/70059/manfaat-kayu-cendana diakses pada
tanggal 20 Februari 2021
 Dianasari Novi, 2009, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK
ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) TERHADAP
Staphylococcus aureus DAN Shigella dysentriae SERTA
BIOAUTOGRAFINYA http://eprints.ums.ac.id/6035/1/K100050008.pdf
Diakses pada tanggal 21 Februari 2021
 Kurnianto Budi, 2009, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI TIDAK
LARUT AIR DARI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG (Caesalpinia
sappan L.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Shigella dysentriae
SERTA BIOAUTOGRAFI http://eprints.ums.ac.id/6057/1/K100050012.pdf
Diakses pada tanggal 21 Februari 2021
 Somantra Bayu, 2017, Laporan Praktikum Farmakognosi,
https://www.scribd.com/document/368204991/Laporan-
PraktikumFarmakognosi-Cortex Diakses pada tanggal 19 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai