ALKALOID

Tim Dosen Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA

2023
 PENDAHULUAN

Pelletier, 1983:

Mengandung
....is a cyclic organic paling sedikit satu
compound containing atom nitrogen,
nitrogen in a negative biasanya terletak
oxidation state which is of dalam cincin
limited distribution among heterosiklik
living organisms
 ALKALOID
Optik aktif Senyawa N
Tidak berwarna
(putih) heterosiklis

Sifat basa
Tidak berbau SIFAT UMUM
Padatan
Rasa pahit (kristal)

Garam à larut dalam air

Efek farmakologi Basa à tidak larut dalam air
 Biji Buah Daun
Physostigma semen Conii fructus Belladonna folia

Cortex
Chinae cortex
PENYEBARAN
DALAM TUMBUHAN

Rhizoma
Hydrastin rhizoma
Eksudat Akar
Opium Rhei radix
 KLASIFIKASI ALKALOID

True alkaloid Proto alkaloid Pseudo alkaloid

- Dihasilkan dari asam amino
yaitu : L-Ornitin, L-Lisin, L-
fenilalanin
- Mengandung atom N dan
cincin heterpsoklik
- Semua alkaloid ini memiliki
rasa pahit
- Terdapat dalam tanaman
dalam bentuk : bebas, garam
dan N-oksida
- Bersifat basa kuat
- Tidak mengandung cincin - Tidak dihasilkan dari asam
heterosiklik amino tapi oleh prekusor
- Prekusornya adalah L-Tirosin asam amino
dan L-triptopan - Juga dapat dihasilkan dari
- Bersifat basa sumber bukan asam amino,
dimana atom Nitrogen
berikatan pada struktur akhir
dari suatu senyawa seperti
terpenoid atau steroid contoh
solanidin
- Bersifat basa lemah

TUGAS: CARI 3 CONTOH SENYAWANYA DARI MASING-MASING KELOMPOK INI!!

 Penggolongan alkaloid

Struktur kimia
a. Alkaloid Non-heterosiklik
(Ephedrine, Taxol, Cochicine,
Pachysandrine A)
b. Alkaloid Heterosiklik Efek Farmakologi
(Pirol , Pirolidin ,Pirolizidin, Piridin, (analgetik, tumor, ssp)
piperidin, tropan, indol, imidazol, kinolin,
isokinolin, purin)

Familia tanaman Biosintesis

(Solanaceae, Apocynaceae, (ornitin, lisin, fenilalanin,
Rubiaceae) triptofan)
 H H
N N
N

Pirolidin Pirol Pirolisidin

hetero
H
N N

cyclic
NMe

Piridin Piperidin Tropan

alkaloid
s N
N N

Nor-lupinan
Kuinolin Isokuinolin
H
N N
N

N
N N
H H N
N

Indol Indolisidin Imidasol Purin

Penggolongan Alkaloid Berdasarkan Struktur Inti

Struktur Inti Nama Alkaloid Nama Tanaman

Pirolidin Higrin, kuskohigrin, nikotin Erythroxylum coca,

Nicotiana tabacum

Piridin Nikotin, anabasin Nicotiana tabacum

Piperidin Koniin, arekolin Conium maculatum

Areca catechu

Tropan Hiosiamin, kokain, atropin Datura stramonium

Atropa belladonna
Hyoscyamus niger

Kuinolin Kuinin, kuinidin, sinkonin, Cinchona sp.,

sinkonidin, kamptotekin Camptotheca acuminata

Isokuinolin Papaverin Papaver somniferum

Bensiltetrahidro- Kodein, morfin, thebain Papaver somniferum

isokuinolin
 Struktur Inti Nama Alkaloid Nama Tanaman

Indol Vinkristin, ajmalisin, kuinin, Catharanthus roseus,

harmin, vindolin, strihnin, Strychnos nux-vomica

Pirolisidin Retronisin, senesionin Heliotropium indicum

Imidasol Pilokarpin, Pilosin Pilocarpus jaborandi

Indolisidin Swansonin Swainsona canescens

Purin Kafein, teofilin, teobromin Coffea sp., Thea sinensis,

Theobroma cacao
Non-heterocyclic alkaloids
Penggolongan Alkaloid Berdasarkan Famili Tanaman Penghasil
Nama suku Nama tanaman Alkaloid

Solanaceae Hyoscyamus niger Hiosiamin

Datura stramonium Hiosiamin, hiosin

Atropa belladonna Hiosiamin, hiosin, kuskohigrin

Solanum tuberosum Solasodin, solanidin, solamargin

Nicotiana tabacum Nikotin, nornikotin,anabasin, anatabin

Apocynaceae Alstonia scholaris Alstonin, reserpin, ajmalin, serpentin

Catharanthus roseus Vindolin, vinkristin, vinblastin

Rauvolfia serpentina Reserpin, resenamin

Papaveraceae Papaver somniferum Morfin, kodein, tebain, narkotin,

papaverin, narsein

Rubiaceae Coffea arabica Kofein, teobromin, teofilin

Cinchona spp. Kuinin, kuinidin, sinkonin, sinkonidin

Ranunculaceae Aconitum arcuatum Arkutin, Akonitin

Sumber : Natural Products From Plants 2nd Edition
 Penggolongan alkaloid berdasarkan aktivitas
AKTIVITAS ALKALOID
Analgetik Morfin
Batuk Kodein
SSP Kofein, strikhnin
Midriatik Atropin
Miotik Fisostigmin
Hipotensif Reserpin
Antiemetik Emetin
Antispasmodik Papaverin
Antigout Kolsisin
 Alkaloid dari hewan
Piosianin Pseudomonas aeruginosa

Gliotoksin fungi : Trichoderma viride

Batrakotoksin Phyllobates aurotaenia

(katak beracun)
Kastoramin Canadian beaver

Muskopiridin Sejenis rusa

EKSTRAKSI ALKALOID
 Ekstraksi

SIFAT ALKALOID

bentuk garam bentuk basa

Pelarut polar Pelarut non polar

(etanol, air) (eter, benzena, toluena, kloroform)
Contoh ekstraksi alkaloid pada simplisia
Analisis:
1. ekstrak I berisi alkaloid2
SIMPLISIA berbentuk garam, sehingga jika
diekstraksi dgn air, maka alkaloid
• ekstraksi dengan asam asetat 10% dalam etanol ± 4 jam
tersebut larut → ekstrak II
• saring
2. jika ekstrak I ditambahkan basa,
Residu Ekstrak I maka alkaloid bentuk garam akan
kembali ke bentuk basa bebasnya
(ekstrak III), sehingga akan larut dlm
• Ekstraksi dengan air • Tetesi dengan amonia pekat
pelarut non polar
Ekstrak III
3. ekstrak IV berisi alklaoid bentuk
Ekstrak II Residu
• Ekstraksi dengan pelarut basa bebas
seperti kloroform, etanol, eter
4. baik alkaloid bentuk garam
METODE
(ekstrak II) maupun alkaloid bentuk
DETEKSI Ekstrak IV Residu
ALKALOID basa bebas (ekstrak IV) keduanya dpt
dideteksi dgn metode yg sama.
METODE LAIN Simplisia
Asam Basa
Pel. Polar (MeOH / air) Pel. non polar (CHCl3)

Ekst. MeOH / H2O Ekst. CHCl3

Uapkan, + Basa Asam +
Pel.non polar (CHCl3) Pel. Polar (MeOH / Air)

Ekst. CHCl3 Ekst. MeOH / H2O

Uapkan Uapkan, + Basa

Pel.non polar (CHCl3)
ALKALOID Ekst. CHCl3
Uapkan
 Sampel/ simplisia pelarut heksan/PE/nonpolar
Prosedur untuk menghilangkan minyak/
lemak pada bahan
umum
ekstraksi Ekstrak heksan/PE Ampas
Ekstraksi dengan
alkaloid MeOHà pekatkan
Fraksi dengan etil
asetat/CHCl3 dan asam
Fraksi CHCl3/etil asetat asam Fraksi air asetat 2%
Alkaloid basa lemah
Basakan dengan
amonia/Na2CO3 ->
sampai pH netral
Fraksi air Fraksi dengan CHcl3/
Fraksi CHCl3/ etil asetat basa etil asetat
Alkaloid basa/ amina primer, Alkaloid kwartener
sekunder, tersier
BIOSINTESA ALKALOID
BIOSINTESA
ALKALOID
Biosintesisnya dimulai
dari asam amino atau
produk
terdekarboksilasinya.
Contoh
triptamine (bentuk
terdekarboksilasi dari
triptofan) à membentuk
kelas alkaloid indol
 BIOSINTESA ALKALOID

Purine xanthosine theobromine caffein (purine)

Methyl-xanthine theophyllin
Biosintesa Alkaloid Purin
Purine alkaloid biosynthesis begins with the N-methylation of xanthosine at
position 7 by 7-methylxanthosine synthase (XRS), which is also known as
xanthosine 7-Nmethyltanferase (XMT) (Figure 4 The second step in the purine
alkaloid pathway is the hydrolysis of xanthosine to 7-methylxanthine, although
the responsible enzyme has not yet been purified or characterized. However,
detailed structural investigations of XMT suggest a coupled reaction for 7-N-
methylation and nucleoside cleavage catalyzed by a single enzyme. Several
cDNAs with different substrate specificities have been obtained from tea, coffee,
or cacao that catalyze the next two N-methylations. Caffeine synthase (CS)
performs dual methylations, first at position 3 to form theobromine, and then at
position 1 to yield caffeine.
Alkaloid Turunan L-triptofan

L- triptofan merupakan asam amino aromatic yang memiliki inti indol.

Senyawa ini digunakan sebagai precursor untuk membentuk alkaloid
dengan inti indol, kuinolin dan kelompok alkaloid indol-terpen.
Alkaloid jenis ini banyak terdapat pada:
1. Apocynaceae ( reserpine, katarantin, vinkristin)
2. Loganiaceae ( striknin)
3. Rubiaceae ( kuinin, kinkonin )
Psilosin adalah alkaloid dengan inti indol yang terdapat dalam jamur jenis
Psilocybe, memiliki khasiat halusinasi.
Beberapa alkaloid sederhana turunan tryptophan
R=H, Psilosin
R=OPO3H2., Psilosibin
Ditemukan pada jamur Psilocybe baeocystis
Dikenal juga sebagai magic mushrooms

Physostigmin,
Ditemukan pada tumbuhan Physostigma venenosum
Dikenal dengan bioaktifitas sebagai “reversible choline
esterase inhibitor, racun panah

Alkaloid b-carbolin
Mis. R=H, Harman
R=OH. Harmine
Ditemukan pada biji Peganum harmala
Memiliki aktifitas halusinogenik narkotik and
antikarsinogenik
IDENTIFIKASI ALKALOID
 ALKALOID

EKSTRAK

Kualitatif
Kuantitatif
1. Pereaksi kimia
1. Gravimetri
(warna, endapan, kristal)
2. Titrimetri
2. Kromatografi
3. Spektrometri
3. Spektrometri
1. PEREAKSI PENGENDAP ALKALOID
Kebanyakan alkaloid diendapkan dari larutan netral atau asam
oleh sejumlah reagen yang mengandung logam berat seperti
merkuri (Hg), platina (Pt), bismuth (Bi), dan emas (Au), dengan
membentuk ikatan garam dengan mereka.
a. Reagen Mayer (Kalium Merkuri Iodida)
Reaksi positif à endapan putih
b. Reagen Dragendorff (Potasium Bismuth Iodida)
Reaksi positif à endapan jingga
c. Reagent Wagner (I/KI à iodine in potassium iodine)
Reaksi Positif à endapan warna merah bata
d. Hager's reagent (larutan asam pikrat pekat).
Reaksi Positif à endapan kuning
Endapan jingga
Pereaksi lain: iodoplatinat, asam fosfomolibdat, dsb Endapan putih
2. PEREAKSI WARNA ALKALOID
PEREAKSI UMUM
a. Erdman's: Campuran asam sulfat pekat dengan sedikit asam nitrat.
b. Froehd's: Asam sulfat dengan asam molibdat atau ammonium
molibdate,
c. Marqui's: campuran formaldehida dalam H2SO4 pekat
d. Mandelin's: Campuran asam sulfat pekat dengan asam vanadat
atau ammonium vanadate

• N.B.: Reagensia ini juga membentuk warna tertentu dengan

komponen tumbuhan lainnya seperti zat pahit dan glikosida
PEREAKSI KHUSUS
1. Erlich's reagent (Van-Urk reagent): (larutan p-dimethylaminobenzaldehyde dlm
asam).
Memberikan warna khas biru-kelabu atau kehijauan dgn Ergot
2. Cerric ammonium sulphate (CAS) dalam suasana asam:
Reagen khas untuk alkaloid indolà Memberikan warna kuning atau oranye
kemerahan
3. Vitali -Morin reagent: Khas untuk alkaloid tropan.
4. Thaleoquine reaction: Khas untuk alkaloid sinkona
5. Murexide reaction: Khas untuk basa purin.
It is usually detected by mixing with a very small amount of potassium chlorate and a
drop of hydrochloric acid, evaporating to dryness and exposing the residue to
ammonia vapour.
A purple colour is produced with caffeine and other purine derivatives.
Keterangan:
SG : Silika gel DMF : Dimetilformamide EA : Etilasetat
C : Cellulose AC : Acetone EtOH : Etanol
KC : Whatman KC18 Reversed phase plates DEA : Dietil amine MeOH : Metanol
CHCl3 : Kloroform B : Benzene
(Sumber : Deyl, 1984)
IDENTIFIKASI ALKALOID PADA KLT
Gambar. Hasil KLT identifikasi senyawa alkaloid
dengan eluen n-butanol:amonia (5:0,5)
Keterangan :
a. Visualisasi sinar tampak sebelum disemprot
dragendorff
b. Visualisasi sebelum semprot dragendorff pada
lampu UV 254 nm
c. Visualisasi sebelum disemprot dragendorf pada
lampu UV365 nm
d. Visualisasi setelah semprot dragendorff

Cahyani dkk., 2014. Aktivitas Antioksidan dan Sitotoksik

Ekstrak Etanol Daun hantap (Sterculia coccinea Jack.).
Journal of Natural Sciences. Vol 6(1) 11-21.
Contoh isolasi alkaloid
dari Oxytropis glabra

H. Lu, S.S. Wang and B.Y. Zhao. 2012. Isolation and Identification of alkaloid Swainsonine from Oxytropis glabra and its patological lesions to SD rats. Asian Journal of Animal and
Veterinary Advances:7(9):822-831
FRAKSI BUTANOL

Swainsonine

Hasil fraksi dilakukan KLT

preparatif, Subraksi yang sama
digabungkan

H. Lu, S.S. Wang and B.Y. Zhao. 2012. Isolation and Identification of alkaloid Swainsonine from Oxytropis glabra and its patological
lesions to SD rats. Asian Journal of Animal and Veterinary Advances:7(9):822-831
 Kuantitatif Titrimetri
(penetapan kadar)
Ekstrak

Gravimetri Asam basa TBA

(u/alkaloid yg sifat (u/alkaloid yg sifat
Ekstrak basanya cukup kuat) basanya lemah)

Timbang Pengendapan Spektrometri

Timbang Ekstrak

Spektro Densitometri
Metode Gravimetri
Metode Titrimetri
Metode Spektrometri
 Std piperin
Std piperin Sampel

Ekstrak etanol 60, 70, dan 96%

Sampel

Identifikasi KLT vis

Identifikasi KLT (254 nm) (semprot Dragendorf)
Selanjutnya isolat Fa, Fb, Fc1, Fc2, dan Fc3 yang
diperoleh diuji alkaloid dengan penyemprotan
menggunakan pereaksi Dragendorf. Hasil
penyemprotan dengan pereaksi Dragendorf diperoleh
hasil bahwa noda Fc2 menunjukkan hasil positif
terhadap alkaloid ditandai dengan timbulnya bercak
coklat kemerahan pada spot yang terbentuk. Terhadap
Fc2 (hijau kebiruan) kemudian dilakukan uji kemurnian.
TERIMA KASIH