A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif,dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pembelajaran Discovery Learning tentang Respon internasional terhadap Proklamasi
kemerdekaan Indonesia, siswa mampu Menjelaskan pengertian pengakuan kemerdekaan.secara de
facto dan pengakuan secara de jure.mengidentifikasi latar belakang Mesir,India dan Australia
memberikan pengakuan kemerdekaan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, mendiskripsikan
bentuk pengakuan kemerdekaan dari Mesir,India dan Australia terhadap proklamasi kemerdekaan
Indonesia,Menganalisis dampak pengakuan proklamasi kemerdekaan dari Mesir,India dan Australia
terhadap keberadaan Negara Indonesia di kancah internasional,Menganalisis respon PBB terhadap
kemerdekaan Indonesia,Menganalisis peran PBB dalam perjuangan Indonesia mendapat pengakuan
kemerdekaan dari Negara-negara di dunia,Menganalisis respon Belanda terhadap proklamasi
kemerdekaan Indonesia,Menghubungkan hasil keputusan KMB dengan proses pengakuan
kedaukatan secara de jure dari Belanda dan Negara-negara lain di Dunia dengan cara Menyajikan
hasil analisis tentang pengakuan terhadap proklamasi kemerdekan Indonesia dari Negara
Mesir,Indai dan Australia dalam bentuk lisan dan laporan tertulis. dalam bentuk lisan dan tulisan
dengan menunjukkan sikap religius,cinta tanah air,peduli lingkungan,jujur,disiplin,tanggung
jawab, kerjasama , saling menghargai,responsif dan pro-aktif
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta:
Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
Dukungan media-media Timur Tengah surat kabar maupun radio lokal terhadap
Kemerdekaan Indonesia
2. Konsep
Respon internasional terhadap Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pengakuan Mesir,India dan Australia terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia
3. Prinsip
Peran PBB terhadap kemerdekaan Indonesia
4. Prosedur
Dampak/pengaruh pengakuan kemerdekaan dari Mesir,India dan Australia terhadap
kederadaan Indonesia dalam kancah Internasional
Hubungan Antara KMB dengan proses pengakuan kedaulatan dari Belanda dan Negara-
negara lain di Dunia
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN :
1. Pertemuan Pertama : Pengakuan Mesir terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Tahap Deskripsi Nilai Karakter Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
Membangun Religious
Kontek Mengucapkan salam Peduli lingkungan
Cinta tanah air 20 menit
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kebersihan kelas/siswa Pro aktif
mengambil sampah yang ada
dilingkungannya/menyiram bunga yang
masih kering
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena
sakit atau karena halangan lainnya
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari ( materi kelas XI )
Memberikan motivasi kepada siswa tentang
tujuan mempelajari materi yang akan di
bahas;
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintaks model Langkah-Langkah Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Penutup
Membangun Religious
Kontek Mengucapkan salam Peduli lingkungan
Cinta tanah air 20 menit
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kebersihan kelas/siswa Pro aktif
mengambil sampah yang ada
dilingkungannya/menyiram bunga yang
masih kering
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena
sakit atau karena halangan lainnya
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajaran
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan
Indonesia
Memberikan motivasi kepada siswa tentang
tujuan mempelajari materi yang akan di
bahas;
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pengakuan India dan Australia
terhadap kemerdekaan Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
3. Pertemuan ketiga
Tahap Deskripsi Nilai Karakter Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
Membangun Religious
Kontek Mengucapkan salam Peduli lingkungan
Cinta tanah air 20 menit
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kebersihan kelas/siswa Pro aktif
mengambil sampah yang ada
dilingkungannya/menyiram bunga yang
masih kering
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena
sakit atau karena halangan lainnya
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajaran
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pengakuan India dan Australia terhadap
kemerdekaan Indonesia
Memberikan motivasi kepada siswa tentang
tujuan mempelajari materi yang akan di
bahas;
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Pengakuan PBB terhadap kemerdekaan
Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
Kegiatan Pendahuluan
Membangun Religious
Kontek Mengucapkan salam Peduli lingkungan
Cinta tanah air 20 menit
Berdoa sebelum membuka pelajaran
Memeriksa kebersihan kelas/siswa Pro aktif
mengambil sampah yang ada
dilingkungannya/menyiram bunga yang
masih kering
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Memeriksa kehadiran siswa
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena
sakit atau karena halangan lainnya
Menanyakan kesiapan peserta didik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajaran
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
KMB dan sikap Belanda terhadap
kemerdekaan Indonesia
Memberikan motivasi kepada siswa tentang
tujuan mempelajari materi yang akan di
bahas;
Respon internasional terhadap
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
KMB dan sikap Belanda terhadap
kemerdekaan Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Memberitahukan materi pelajaran yang
akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengumpulkan informasi
Aktifitas
Mendiskusikan
Mengasosiasikan Jujur
Disiplin
Fase 5 Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan Tanggung jawab
Verifikation/ dan koreksi dari guru terkait pembelajaran
Pembuktian tentang:
Generalization
Menarik Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
Kesimpulan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya
akhir maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.
Kegiatan Penutup
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja (presentasi dan laporan)
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas siswa
b. Tes Tertulis /Penugasan : lembar Kerja
c. Unjuk Kerja : Lembar penilaian presentasi
3. Remidial
a. Tugas membuat Rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
b. Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari Materi dengan Indikator yang belum
dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai
4. Pengayaan
a. Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang belum mampu mencapai KKM pada
indikatornya
b. Diberikan pada siswa materi pada pertemuan selanjutnya sebagai pengetahuan tambahan
I. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pertemuan 1
Mesir adalah salah satu sekutu awal yg mengakui kemerdekaan Indonesia.Lebih penting lagi,
Mesir ikut menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan Indonesia di mata
hukum internasional. Dari sisi kronologi, Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia
pada 22 Maret 1946. Dukungan ini muncul setelah lobi gigih diplomat RI di Ibu Kota Kairo
beberapa bulan setelah Soekarno mengkonsolidasikan kabinet.Tak sekadar mengakui, Mesir pula
yang meyakinkan Suriah, Irak, Qatar, serta Kerajaan ArabSaudi untuk mendukung kemerdekaan
Indonesia. Baru pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan negara RI secarade jure, dengan
menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di Kairo.
Hubungan republik dengan Liga Arab pun secara formal terjalin.Liga Arab lah yang berkali-
kali mengecam serta mendesak Belanda menghentikan agresi militer. Gaung kemerdekaan
Indonesia membahana ke seluruh penjuru dunia, setelah Proklamator kemerdekaan RI Soekarno-
Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945. Namun perlu
diingat bahwa untuk berdiri sebagai negara yg berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari
bangsa-bangsa lain secara hukum atau de jure. Karena pada masa revolusi itu, wilayah Indonesia
terjadi kekosongan pemerintahan setelah Jepang menyerah pada Sekutu, dan pasukan Sekutu akan
mendarat dengan membawa pasukan Belanda yg ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada
persyaratan ini, kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga
Negara Indonesia dapat menjadi berdaulat dan mendapat pengakuan internasional.
Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti
dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia
Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan
oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI sertaPahlawan Nasional RI), M.
Natsir (mantan Perdana Menteri RI ), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini
diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah,
menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran-serta, opini dan dukungan
nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia , di saat negara-negara lain belum berani untuk
memutuskansikap. Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini-
mufti besar Palestina-secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:”.., pada 6 September 1944,
Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina AminAl-Husaini
(beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami,
bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut
dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga
menyiarkan.
Bangsa India dan bangsa Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing.India dijajah
oleh Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda Inggris dan Jepang. Sebagai bangsa yang sama-
sama menentang penjajahan, terjalin rasa yang sama, senasib, dan sependeritaan. Oleh karena itu
ketika pemerintah dan rakyat India mengalami bahaya kelaparan pemerintah Indonesia
menawarkan bantuan berupa padi 500.000 ton. Peristiwa tsbterkenal dengan india rice. India rice
selain untuk memberikan bantuan kepada India yang sedang dilanda kelaparan, juga merupakan
cara dari pemerintah untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.
Perjanjian bantuan Indonesia kepada India ditandatangani oleh PM.Sjahrir dan K.L. Punjabi,
wakil pemerintah India (18 Mei 1946) Kesepakatan ini sebenarnya ialah barter antara Indonesia
dengan India. Hal ini terbukti dari dikirimkannya obat-obatan ke Indonesia oleh India untuk
membalas bantuan Indonesia.Hal ini juga dimaksudkan untuk menembus blokade yg dilakukan
Belanda terhadap Indonesia. Penyerahan padi ini dilakukan pada tgl 20 Agustus 1946 d
Probolinggo Jawa Timur, yang kemudian diangkut ke India dengan kapal lautyang disediakan
oleh pemerintah India sendiri.Diplomasi beras in sebenarnya ditentang oleh Belanda, karena
gaung yang ditimbulkan menyebabkan Indonesia semakin mendapat simpati dari negara lain.
Ketika Jenderal Spoor melakukan Agresi Belanda ke-II tgl 19 Desember 1948, India
merupakan salah satu negara yg mengkutuk tindakan Belanda tersebut. Reaksi keras itu
diwujudkan dalam penyelenggaraan Konferensi Asia di New Delhi atas prakarsa PM.India, P J.
Nehru dan PM.Birma U Aung San. Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti:
Pakistan, Afganistan, Sri Lanka,Nepal, Libanon, Siria, dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari
Mesir dan Ethiopia.Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam ini
diwakili oleh Dr. Sudarsono. Konferensi Asia di New Delhi ini dilaksanakan selama 4hari, mulai
daritgll 20 s.d tgl 25 Januari 1949. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah
sebagai berikut: 1. pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta 2. pembentukan
Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal
15 Maret 1949 3. penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia 4. penyerahan kedaulatan
kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat 1 Januari 1950
a. Semangat dari Para Pelajar Indonesia yang ada di India Dibentuknya PPII (Persatuan
Putera Indonesia di India). Tujuan dibentuknya PPII adalah membela proklamasi negara
dengan mendesak para pemimpin India untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang
berdiri dan berdaulat.
PBB mulai ikut ambil bagian pada konflik Indonesia-Belanda, saat Belanda
melakukan agresi militer I sebagai pengingkaran terhadap Perundingan Linggarjati.
PBB kemudian membentuk Komisi Jasa Baik pada tanggal 18 September 1947 yang
kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN) dikarenakan terdiri dari tiga
negara. KTN bertugas membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda.
KTN terdiri dari Australia yang ditunjuk Indonesia, Belgia yang ditunjuk oleh Belanda
dan Amerika Serikat yang ditunjuak keduanya. Australia membantu Indonesia
dikarenakan partai Buru di sana bersimpati dengan perjuangan Indonesia. Wakil dari
Australia adalah Richard Kirby, wakil Belgia adalah Paul Van Zeeland dan wakil
Amerika Serikat adalah Frank Graham. Kemudian KTN berhasil membawa kembali
Indonesia dan Belanda ke Perjanjian selanjutnya, yaitu Perjanjian Renville.
1. Penghentian semua operasi militer dengan segera oleh Belanda dan penghentian
semua aktivitas gerilya oleh Republik,
2. Pembebasan dengan segera dengan tidak bersyarat semua tahanan politik di dalam
daerah Republik oleh Belanda semenjak tanggal 19 Desember 1949
3. Belanda harus memberikan kesempatan kepada para pemimpin Indonesia untuk
kembali ke Yogyakarta
4. Perundingan-perundingan akan dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya
5. Mulai sekarang Komisi Jasa-Jasa Baik (Komisi Tiga Negara) ditukarnamanya
menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untukIndonesia (United Nations
Commission for Indonesia atau UNCI), yang bertugas membantu melancarkan
perundingan-perundingan.
Indonesia kemudian secara resmi menjadi anggota PBB pada masa kabinet Moh Natsir
yakni pada tanggal 28 September 1950 menjadi negara ke-60. Hal ini sesuai dengan
dasar politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif. Wakil tetap Indonesia di PBB
adalah L.N Palar yang pernah berbicara pada Sidang Majelis Umum PBB (1950).
Indonesia pernah menjadi Presiden Majelis Umum PBB (1971) yang diwakili oleh
Adam Malik.
Peranan PBB dalam konflik Indonesia dengan Belanda tidak hanya terjadi pada masa
usaha mempertahankan kemerdekaan (1945-1949), melainkan juga pada saat
Indonesia melakukan upaya mengembalikan Irian Barat dalam pangkuan ibu pertiwi.
Belanda bersikeras untuk mempertahankan Irian Barat agar tidak masuk ke dalam
wilayah Indonesia.
PBB menjadi penengah antara Indonesia dengan Belanda. Pasca perundingan New
York, maka wilayah Irian Barat dibawah kendali PBB melalui United Nations
Temporary Authority (UNTEA). UNTEA selaku pemerintahan sementara PBB
kemudian menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia pada tanggal 1 Mei 1969. PBB
juga turut serta dalam penentuan pendapat rakyat (pepera) dengan mengirimkan duta
besarnya yakni Ortis Sanz.
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan perjanjian yang
dilaksanakan antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB diadakan mulai tanggal 23
Agustus 1949 sampai 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuan Konferensi
Meja Bundar ini adalah untuk mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda
dengan jalan diplomasi.
Sebelum konferensi ini, sudah berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda
dan Indonesia, yaitu Perjanjian Linggarjati (1947), Perjanjian Renville (1948) dan
Perjanjian Roem-Royen (1949). Salah satu hasil dan isi Konferensi Meja Bundar adalah
Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
d.
Tujuan Konferensi Meja Bundar
e. Ada beberapa tujuan diadakannya Konferensi Meja Bundar ini antara lain
adalah :
1. Mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan cara melaksanakan
perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat antara Republik Indonesia dengan Belanda,
khususnya mengenai pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS).
2. Dengan tercapainya kesepakatan Meja Bundar, maka Indonesia telah diakui sebagai negara
yang berdaulat penuh oleh Belanda, walaupun tanpa Irian Barat.
Tokoh Konferensi Meja Bundar
Ada tiga pihak yang terlibat dalam konferensi Meja Bundar, yakni pihak Indonesia, pihak
Belanda yang diwakili BFO dan pihak UNCI (United Nations Comissioner for Indonesia)
selaku penengah.
1. Pihak Indonesia
Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta dan terdiri dari 12 delegasi secara
keseluruhan.
Drs. Mohammad Hatta
Nir. Moh. Roem
Prof Dr. Mr. Supomo
Dr. J. Leitnena
Mr. Ali Sastroamicijojo
Ir. Djuanda
Dr. Sukiman
Mr. Suyono Hadinoto
Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Mr. Abdul Karim Pringgodigdo
Kolonel T.B. Simatupang
Mr. Muwardi
2. Pihak Belanda
Dalam KMB, pihak Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg)
yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.
Perwakilan BFO ini dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Perwakilan Belanda
dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan UNCI diwakili Chritchley.
3. Pihak UNCI
Pihak UNCI atau United Nations Comissioner for Indonesia bertindak sebagai
penengah jalannya konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan UNCI
dilakukan sebagai penengah dan mediator perdamaian perselisihan Indonesia dan
Belanda.
Hasil dan Isi Konferensi Meja Bundar
Ada beberapa poin kesepakatan Konferensi Meja Bundar. Berikut merupakan isi dan
hasil Konferensi Meja Bundar selengkapnya.
1. Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai sebuah negara
yang merdeka.
2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
3. Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun setelah pengakuan
kedaulatan.
4. Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan Belanda
yang dikepalai Raja Belanda.
5. Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak-
hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
6. Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.
7. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet
akan diserahkan kepada RIS.
8. Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan Hindia
Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya yang diperlukan akan
dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Bung Hatta (kedua dari kiri) di Istana Dam, Amsterdam, dan Ratu Juliana (kedua dari
kanan) pada saat penyerahan kedaulatan
Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda adalah peristiwa di mana
Belanda akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17
Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan tanggal
27 Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan)
ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.
Pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60
tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot
dalam pidato resminya di Gedung Deplu. Pada kesempatan itu, Pemerintah Indonesia
diwakili oleh Menlu Hassan Wirajuda. Keesokan harinya, Bot juga menghadiri
Upacara Kenegaraan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana
Negara, Jakarta. Langkah Bot ini mendobrak tabu dan merupakan yang pertama kali
dalam sejarah.
Pada 4 September 2008, juga untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang Perdana
Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, menghadiri Peringatan HUT
Kemerdekaan RI. Balkenende menghadiri resepsi diplomatik HUT Kemerdekaan RI ke-
63 yang digelar oleh KBRI Belanda di Wisma Duta, Den Haag. Kehadirannya
didampingi oleh para menteri utama Kabinet Balkenende IV, antara lain Menteri Luar
Negeri Maxime Jacques Marcel Verhagen , Menteri Hukum Ernst Hirsch Ballin,
Menteri Pertahanan Eimert van Middelkoop, dan para pejabat tinggi kementerian luar
negeri, parlemen, serta para mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.[1]
Selama hampir 60 tahun, Belanda tidak bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi
pada 27 Desember 1949, yaitu ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan
kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga
ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja
mengakui tindakan politionele acties (agresi militer) pada 1945-1949 adalah ilegal.
Sebelumnya, pada tahun 1995, Ratu Beatrix sempat ingin menghadiri Peringatan
Hari Ulang Tahun RI ke-50. Tapi keinginan ini ditentang PM Wim Kok. Akhirnya
Beatrix terpaksa mampir di Singapura dan baru memasuki Indonesia beberapa hari
setelah peringatan proklamasi.
Pernyataan Pemerintah Belanda di Den Haag
Teks Proklamasi Republik Indonesia (gambar teks di atas adalah fotokopi) yang
ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta
Menlu Ben Bot menegaskan, kehadirannya pada upacara Hari Ulang Tahun RI ke-60
dapat dilihat sebagai penerimaan politik dan moral bahwa Indonesia merdeka pada 17-8-
1945. Atas nama Belanda, ia juga meminta maaf.
Menlu Belanda Bernard Bot menyampaikan hal itu dalam upacara peringatan
berakhirnya pendudukan Jepang di Hindia Belanda, hari Senin 15 Agustus 2005 di
kompleks Monumen Hindia, Den Haag. Pernyataan Bot itu juga disaksikan Ratu
Beatrix, yang hadir meletakkan karangan bunga.
Bot secara eksplisit mengungkapkan bahwa sikap dan langkahnya tersebut telah
mendapat dukungan kabinet. "Saya dengan dukungan kabinet akan menjelaskan kepada
rakyat Indonesia bahwa di Belanda ada kesadaran bahwa kemerdekaan Indonesia de
facto telah dimulai 17-8-1945 dan bahwa kita 60 tahun setelah itu, dalam pengertian
politik dan moral, telah menerima dengan lapang dada," demikian Bot.
Pengakuan secara resmi soal kemerdekaan Indonesia pada 17-8-1945 selama ini sulit
diterima para veteran, sebab mereka ketika itu setelah tanggal tersebut dikerahkan untuk
melakukan Agresi Militer. Baru kemudian pada 27 Desember 1949 penyerahan
kedaulatan dari Belanda ke Indonesia secara resmi diteken.
Menurut menteri yang lahir pada 21 November 1937 di Batavia (kini Jakarta), itu
sikap menerima tanggal kemerdekaan Indonesia pada 17-8-1945 dalam pengertian moral
juga berarti bahwa dirinya ikut mendukung ungkapan penyesalan mengenai perpisahan
Indonesia-Belanda yang menyakitkan dan penuh kekerasan. "Hampir 6.000 militer
Belanda gugur dalam pertempuran, banyak yang cacat atau menjadi korban trauma
psikologis. Akibat pengerahan militer skala besar-besaran, negeri kita juga sepertinya
berdiri pada sisi sejarah yang salah. Ini sungguh kurang mengenakkan bagi pihak-pihak
yang terlibat," tandas Bot.
Doktor hukum lulusan Harvard Law School itu melukiskan berlikunya pengakuan
seputar tanggal kemerdekaan dan hubungan Belanda-Indonesia itu seperti orang
mendaki gunung. "Baru setelah seseorang berdiri di puncak gunung, orang dapat melihat
mana jalan tersederhana dan tersingkat untuk menuju ke puncak. Hal seperti itu juga
berlaku bagi mereka yang terlibat pengambilan keputusan pada tahun 40-an. Baru
belakangan terlihat bahwa perpisahan Indonesia-Belanda terlalu berlarut-larut dan
dengan diiringi banyak kekerasan militer melebihi seharusnya. Untuk itu saya atas nama
pemerintah Belanda akan menyampaikan permohonan maaf di Jakarta," tekad Bot.
"Dalam hal ini saya mengharapkan pengertian dan dukungan dari masyarakat Hindia
(angkatan Hindia Belanda), masyarakat Maluku di Belanda dan para veteran Aksi
Polisionil," demikian Bot.
Pernyataan Pemerintah Belanda di Jakarta
Selain itu Belanda sesalkan siksa Rakyat Indonesia pasca 17-8-1945, akhirnya mengakui
Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Belanda pun mengakui tentaranya telah
melakukan penyiksaan terhadap rakyat Indonesia melalui agresi militernya pasca
proklamasi.
"Atas nama pemerintah Belanda, saya ingin menyatakan penyesalan sedalam-dalamnya
atas terjadinya semuanya ini," begitulah kata Menlu Bernard Bot dalam pidato resminya
kepada pemerintah Indonesia yang diwakili Menlu Hassan Wirajuda, di ruang
Nusantara, Gedung Deplu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat. "Fakta adanya aksi militer
merupakan kenyataan sangat pahit bagi rakyat Indonesia. Atas nama pemerintah
Belanda saya ingin menyatakan penyesalan sedalam-dalamnya atas semua penderitaan
ini," kata Menlu Belanda Bernard Bot kepada wartawan dalam pidato kenegaraan
tersebut, hari Selasa 16 Agustus 2005.
Bot tidak menyampaikan permintaan maaf secara langsung, hanya berupa bentuk
penyesalan. Ketika ditanya mengenai hal ini, Bot menjawab diplomatis. "Ini masalah
sensitif bagi kedua negara. Pernyataan ini merupakan bentuk penyesalan yang
mendalam. Kami yakin pemerintah Indonesia dapat memahami artinya," kilah Bot.
Bot mengakui, kehadiran dirinya merupakan pertama kali sejak 60 tahun lalu di mana
seorang kabinet Belanda hadir dalam perayaan kemerdekaan. "Dengan kehadiran saya
ini, pemerintah Belanda secara politik dan moral telah menerima proklamasi yaitu
tanggal RI menyatakan kemerdekaannya," tukas pria kelahiran Batavia (Jakarta) ini.
Pasca proklamasi, lanjut Bot, agresi militer Belanda telah menghilangkan nyawa rakyat
Indonesia dalam jumlah sangat besar. Bot berharap, meski kenangan tersebut tidak
pernah hilang dari ingatan rakyat Indonesia, jangan sampai hal tersebut menjadi
penghalang rekonsiliasi antara Indonesia dan Belanda.
Meski menyesali penjajahan itu, Belanda tidak secara resmi menyatakan permintaan
maaf. Indonesia pun tidak secara resmi menyatakan memaafkan Belanda atas tiga
setengah abad penjajahannya.
Pidato ini dilakukan dalam rangka pesan dari pemerintah Belanda terkait peringatan Hari
Ulang Tahun ke-60 RI. Turut hadir Menlu Hassan Wirajuda, Jubir Deplu Marty
Natalegawa, dan sejumlah mantan Menlu. Dari pihak Belanda, hadir Dubes Belanda
untuk Indonesia dan disaksikan para Dubes dari negara-negara sahabat.
Sikap Pemerintah Indonesia
Menlu Hassan pun hanya mengatakan,"Kami menerima pernyataan penyesalan dari
pemerintah Belanda". Saat ditanya apakah dengan menerima penyesalan dari pemerintah
Belanda berarti Indonesia memaafkan kejahatan Belanda semasa penjajahan dulu,
Hassan tidak membenarkan dan tidak membantahnya. "Kita sudah dengar sendiri dari
Menlu Bot. Ini adalah pernyataan yang sensitif. Di Belanda pun untuk menyatakan
penyesalan ini menjadi perdebatan sejumlah pihak. Kita harus menghargai sikap
Belanda," tutur Hass
II. INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap
1. Obsevasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
1 Budi 75 75 50 75 275 68,75 C
2
3 ... ... ... ... ... ... ...
4
5
Keterangan :
BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1.Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
2. Penilaian Diri
Instrumen Penilaian Diri
Nama :………………………………
Kelas/semester :…………/…………….
Petunjuk :
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai dengan
keadaan dirimu
Serahkan kembali format yang sudah diisi kepada Guru
No Pernyataan Ya Tidak
Selama melakukan kegiatan pembelajaran saya
1. Bertanggung jawab dalam menyelesaikan kegiatan
2. Santun ketika menyampaikan hasil kegiatan
3. Aktif mengajukan pertanyaan
4. Mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
5. Berbicara sendiri ketika guru menyampaikan materi
pembelajaran
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan sikap teman yang kalian amati
N Pernyataan ya Tidak
o
Selama kegiatan pembelajaran teman saya
1. Mau menerima pendapat teman
2. Memberikan solusi terhadap permasalahan.
3. Memaksakan pendapat sendiri kepada anggota kelompok.
4. Marah saat diberi kritik.
5. Mengganggu teman saat pembelajaran berlangsung
B. Penilaian Pengetahuan
SOAL URAIAN
1. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.sebagai
Negara yang baru merdeka harus memenuhi syarat diantaranya adalah mempunyai
wilayah, rakyat dan pemerintahan.Sarat yang lain adalah adanya pengakuan dari Negara
lain.Sebutkan dan jelaskan 2 sifat pengakuan terhadap suatu Negara !
2. Mengapa pengakuan dari Negara lain menjadi syarat penting bagi berdirinya sebuah
Negara ? jelaskan !
3. Setelah proklamasi kemerdekaan Belanda datang kembali ke Indonesia dengan cara
menyusup ke dalam tentara sekutu dengan tujuan ingin menguasai kembali Indonesia.
Salah satu usaha Belanda untuk melenyapkan RI adalah dengan melancarkannagresi
militer ke wilayah RI.Bagaimana reaksi dunia internasional atas agresi militer Belanda
untuk menguasai Indonesia ?
4. Bagaimana proses pemberian pengakuan kemerdekaan dari Mesir,India dan Australia
kepada Indonesia ? jelaskan !
5. Bagaimana pendapatmu mengenai proses pengakuan kemerdekaan dari Negara lain
kepada Indonesia ? Apa dampak yang dirasakan hingga saat ini ?
KUNCI JAWABAN
1. Pengakuan secara de facto yaitu pengakuan kemerdekaan yang diberikan dari suatau
negara kepada Negara lain yang baru merdeka secara kenyataannya saja,sedangkan
pengakuan secara de jure adalah pengakuan yang diberikan kepada Negara yang baru
merdeka sesuai dengan kaidah hokum internasional.
2. Karena agar suatu Negara bisa diterima sebagai suatu Negara berdaulat penuh harus
mendapat pengakuan dari Negara lain,demikian juga apabila suatau Negara mau masuk
sebagai anggota PBB harus mendpat pengakuan dari Negara lain.
3. Reaksi dunia terhadap agresi militer Belanda terhadap Indonesia sangat mengutuk serangan
Belanda terhadap Indonesi terutama India dan Australia yang mengusulkan agar masalah
Indonesia di bahas dalam siding dewan keamanan PBB.
Skor Penilaian :
Skor Perolehan
X
Skor
100
Maksimal
C. Penilaian Ketrampilan
o Keterangan :
o 90-100 = Sangat Baik
o 80-89 = Baik
o 70-79 = Cukup Baik
o < 70 = Kurang Baik
Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
N Baik g
Aspek yang Dinilai Baik Baik
o (75) Baik
(100) (25)
(50)
4 Pelafalan
2. Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik,yaitu membuat catatan
secara individu dari semua materi yang dibahas dalam diskusi kelas
Membuat uraian analisis tentang
1) Respon PBB terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia
2) Respon Belanda terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Kesesuaian isi
3 Kelengkapan
4 Kerapian
1. Remidi/Perbaikan
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
2. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan tugas pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang respon internasional terhadap kemerdekaan
Indonesia.