Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENDIRIAN


Saat ini pemerintah aktif melaksanakan pembangunan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya di bidang kesehatan.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk dapat melaksanakan pembangunan di bidang
kesehatan terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya ketersediaan
obat yang terjangkau luas oleh masyarakat dengan kualitas yang memadai, sistem
distribusi dan pelayanan obat yang baik, serta ketersediaan sarana pelayanan obat dan
sarana pelayanan kesehatan yang memadai.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian yang berperan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/MenKes/SK/X/2003, apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian,
penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Berdasarkan
peraturan tersebut seorang apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan apotek,
sehingga kesehatan kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas
maupun kuantitas.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaannya mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit
oriented). Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai
derajat kesehatan optimal adalah fungsi apotek sebagai unit pelayanan kesehatan. Selain
itu apotek juga merupakan unit bisnis yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan
antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Upaya untuk berpartisipasi mendukung program pemerintah dalam
penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan terutama dalam menyediakan obat
berkualitas dan memberikan informasi obat kepada masyarakat dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan serta terjadinya
ketidakmerataan distribusi obat di masyarakat, mendorong untuk mendirikan apotek
sebagai sarana dan tempat pelayanan obat. Hal inilah yang mendorong untuk membuat
perencanaan pendirian Apotek Sano Farma di Jalan Raya Langen Harjo Dlopo, Solo
Baru.

B. TUJUAN PENDIRIAN
1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, dan kosmetik dengan berorientasi pada
kepentingan dan kepuasan pasien.
3. Menyelenggarakan dan memberikan konsultasi, informasi dan edukasi kepada
pasien sehingga memperluas pengetahuan tentang kesehatan terutama obat dan
penggunaan obat yang tepat.
4. Tercapainya pengobatan yang tepat dan rasional dari aspek farmasi berdasarkan
bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Membuka kesempatan kerja dan berupaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

C. VISI DAN MISI


C.1. VISI
Menjadi apotek yang unggul dalam memberikan pelayanan kefarmasian dengan
menerapkan konsep pharmaceutical care dan membangun patient relationship yang
baik.

C.2. MISI
1. Memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien.
2. Menyediakan produk obat, kosmetik, alat kesehatan yang berkualitas dan terjamin
mutunya.
3. Membentuk organisasi Apotek yang handal dan solid.
4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Apotek dan Pemilik Modal.

D. STRATEGI APOTEK
1. Melakukan konseling pasien untuk membantu tercapainya keberhasilan pengobatan
pasien.
2. Melakukan dokumentasi riwayat pengobatan pasien, review, dan monitor
pengobatan pasien.
3. Pengadaan produk obat dari PBF resmi yang menyediakan produk obat berkualitas.
Sistem pengadaan obat menggunakan metode kombinasi antara konsumsi dan
epidemiologi.
4. Menjaga kualitas produk obat dengan melakukan penyimpanan yang sesuai dan
pengecekan waktu kadaluwarsa produk obat.
5. Melakukan penataan ruang yang nyaman, dekorasi ruang yang mendukung, dan
display produk yang menarik.
6. Melakukan strategi aliansi dengan dokter umum dan dokter spesialis anak.
7. Membangun jejaring antar apotek sekitar.
8. Merancang job description karyawan dan SOP (Standard Operation Procedure)
yang jelas dan detail.
9. Menunjukkan performa karyawan yang profesional dan ramah dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
10. Meningkatkan skill dan keterampilan bagi karyawan dengan mengadakan program
training bagi karyawan baru dan skill upgrading secara periodik.
11. Menciptakan hubungan yang harmonis dan kekeluargaan antar karyawan sehingga
memberikan atmosfer kerja yang baik.
BAB II.
ANALISIS PEMASARAN

A. ASPEK LOKASI
Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek Sano Farma. Lokasi apotek akan
menentukan keberhasilan apotek dan erat hubungannya dengan aspek pasar. Lokasi
Apotek Sano Farma terletak di jalur alternatif Klaten-Yogyakarta dengan alamat Jl. Raya
Langen Harjo Dlopo, Solo Baru.
1. Denah Lokasi : terlampir
2. Ruangan
a. Status tanah dan bangunan : Sewa untuk 5 tahun pertama dan bangunan tingkat 2
b. Ukuran bangunan : 5 m x 10 m
3. Data-data Pendukung
a. Kepadatan Penduduk
Apotek terletak didekat kawasan perumahan penduduk dan ruko.
b. Tingkat Sosial dan Ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi karena jumlah masyarakat yang
tamat universitas paling tinggi diantara tamatan pendidikan yang lain. Kondisi
ekonomi masyarakat relatif baik karena mata pencaharian karyawan/pegawai
paling tinggi diantara mata pencaharian yang lain.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yang akan didirikan antara lain :
1) Rumah Sakit dr. Oen, Solo Baru
d. Jumlah pesaing
Tidak ada apotek pesaing yang berada di sepanjang jalan apotek yang akan
didirikan. Apotek pesaing berada agak jauh dari apotek yang akan didirikan,
sehingga apotek dapat bersaing dengan baik.
e. Dekat pusat keramaian
Apotek yang akan didirikan dekat dengan pusat keramaian seperti pusat
perbelanjaan, pusat rekreasi, pom bensin, sekolah, bank swasta dan kawasan
perkantoran lainnya.
f. Keamanan
Lingkungan apotek relatif aman karena dengan pos polisi dan berada disekitar
kompleks perumahan yang dijaga oleh satpam.
g. Mudah dijangkau
Lokasi apotek mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, dapat dijangkau
oleh kendaraan umum ataupun pribadi. Apotek akan didirikan di komplek ruko,
memiliki area parkir yang luas.

4. Data Hasil Survei


Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan terhadap peta lokasi dan
peta pasar terutama keberadaan apotek-apotek lain yang lebih dahulu berdiri sebagai
calon kompetitor di sekitar lokasi, diperoleh data-data sebagai berikut :
a. Apotek Kompetitor
No. Nama Apotek Alamat Jarak dari apotek
Jl. Raya Solo Baru Blok AC No.
1. Duta Farma ± 1 km
24, Sukoharjo
Jl. Raya Solo Permai Ruko
2. Bensehat Super Makmur II No.10 B, Solo ± 2,5 km
Baru
Jl. Raya Solo Baru Blok AC No.
3. Sehat Waras ±2,7 km
24 Sukoharjo

b. Praktek Dokter di Sekitar Apotek


No. Nama Dokter Keahlian Alamat Jarak dari apotek
dr. Henry JL. Raya Langen
1. Hartono, Sp. S., Spesialis Syaraf Harjo Dlopo, Solo ± 300 m
M.Kes Baru
dr. Andreas. W., Spesialis Kulit Jl. Teratai, Solo
2. ± 2 km
Sp. KK Kelamin Baru

c. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan


No. Nama Alamat Jarak dari Apotek
JL. Raya Langen Harjo Dlopo,
1. Rumah Sakit dr. Oen ± 200 m
Solo Baru

d. Jumlah Penduduk Kec. Grogol, Solo Baru, Sukoharjo menurut jenis kelamin
Laki-laki (orang) Perempuan (orang) Total (orang)
52.530 52.486 105.016
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Sukoharjo (2011)

e. Jumlah Penduduk Kec. Grogol, Solo Baru, Sukoharjo menurut komposisi umur
No. Usia (tahun) Laki – laki (orang) Perempuan (orang)
1 0-4 4.300 3.905
2 5-14 9.133 8.551
3 15-44 26.498 27.746
4 45-64 10.212 9.670
6 65 + 2.387 2.614
Total 52.530 52.486
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Sukoharjo (2011)

f. Jumlah Penduduk Kec. Grogol, Solo Baru, Sukoharjo menurut tingkat


pendidikannya
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tidak/belum pernah sekolah 7.451
2. Tidak/belum tamat SD/MI 14.686
3. SD/MI 13.494
4. SMP/MTs 17.900
5. SMA/SMK/MA 37.705
6. AK/Diploma 37.922
7. Universitas 38.257
Total 167.416
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Sukoharjo (2011)

g. Jumlah Penduduk Kab. Sukoharjo menurut profesi tahun 2010


No. Pekerjaan Jumlah Penduduk (orang)
1 Berusaha sendiri 68.244
2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap /buruh 79.885
tidak dibayar
3 Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 13.175
4 Buruh/karyawan/pegawai 148.190
5 Pekerja bebas di pertanian 16.971
6 Pekerja bebas di non pertanian 34.786
7 Pekerja keluarga/tak dibayar 39.275
h. Status gizi balita Kec. Grogol, Solo Baru, Sukoharjo.
No. Status Jumlah
1. Bali ditimbang 8.202
2. Gizi lebih 24
3. Gizi baik 7.993
4. Gizi kurang 206
5. Gizi buruk 3
Sumber : Bidang Promosi, Sie Gizi (2011)

i. Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kec. Grogol,
Solo Baru, Sukoharjo (tahun 2011)
No. Penyakit Jumlah pasien
1. Diabetes Melitus - Insulin Dependent 138
2. Diabetes Melitus – Non Insulin Dependent 3
3. Angina Pektoris 7
4. Hipertensi Esensial 530
5. Asma Bronkiale 103
6. Kecelakaan Lalu Lintas 85
Sumber : Kabid P2PL dan Kabid Yankes

B. PELUANG/PROSPEK PEMASARAN
Hasil survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah peta lokasi dan
keberadaan competitor yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
terhadap Apotek Sano Farma yang akan didirikan, diterangkan sebagai berikut:
1. Strength (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan kompetitif Apotek Sano Farma yang akan didirikan adalah:
a. Lokasi yang strategis terletak di antara Rumah Sakit dr. Oen dan praktek dokter
swasta.
b. Apotek dilengkapi dengan Dokter Praktek spesialis Anak dan Dokter Umum.
a. Apoteker memberikan pelayanan prima dan selalu stand by di apotek, siap
memberikan layanan dan konsultasi seputar obat.
b. Tenaga kerja yang profesional, handal, dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah
berpengalaman dan tenaga-tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif.
c. Stok obat yang lengkap dan harga obat yang kompetitif.
d. Strategi pemasaran yang tepat dan kuat.
2. Weakness (Kelemahan)
Yang menjadi kelemahan kompetitif Apotek Sano Farma yang akan didirikan
adalah:
a. Apotek masih baru sehingga belum dikenal dan belum mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat.
b. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan
atau waralaba.
c. Pelayanan agak lama pada awal-awal berdirinya apotek.

3. Opportunity (Peluang)
Yang menjadi peluang Apotek Sano Farma yang akan didirikan adalah:
a. Masih sedikitnya jumlah apotek lain di sekitar lokasi calon apotek, hal ini tidak
sebanding dengan jumlah penduduknya sehingga memungkinkan perkembangan
apotek.
b. Lingkungan sekitar calon apotek yang sedang berkembang pesat memungkinkan
perkembangan apotek yang lebih cepat.
c. Adanya rumah sakit di dekat lokasi diharapkan dapat menambah jumlah pasien
yang yang datang ke apotek.
d. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan masyarakat
ini lebih kritis dan lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik
pelanggan dari golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarah pada
mereka (khususnya). Contohnya melalui program konsultasi obat melalui
program konsultasi obat melalui telepon, penerbitan buletin kesehatan secara
berkala, dan lain-lain.

4. Threat (Ancaman)
Yang menjadi peluang Apotek Sano Farma yang akan didirikan adalah :
a. Adanya kompetitor yaitu apotek lain yang berada disekitarnya.
b. Rumah sakit yang masih menerapkan sistem untuk mencegah keluarnya resep
dari rumah sakit (harus ditebus di rumah sakit).
c. Daya beli masyarakat masih rendah karena masih khawatir dengan penggunaan
obat sintetik dan masih banyaknya konsumsi obat tradisional atau jamu.
d. Tenaga medis seperti dokter praktek, bidan, dan mantri yang masih melayani
pemberian obat.
C. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
1. Potensi Pasar
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap lokasi apotek, fasilitas
kesehatan lainnya, fasilitas umum, serta keberadaan apotek kompetitor maka dapat
diproyeksikan bahwa Apotek Sano Farma memiliki prospek pemasaran yang cukup
menjanjikan. Lokasi Apotek Sano Farma sangat strategis karena terletak di pinggir
jalan raya luar kota, berdekatan dengan Rumah Sakit dr. Oen dan praktek dokter
swasta. Selain itu, apotek terdekat berjarak 1 km, sehingga tidak terlalu dekat
sebagai kompetitor namun juga tidak terlalu jauh sebagai apotek jejaring.
Perkiraan konsumen yang mendatangi Apotek Sano Farma sebagai berikut :
a. Pasien yang membeli obat dengan resep sebanyak 30 orang/hari dan akan
meningkat sebesar 33,3% (tahun ke-2), 50% (tahun ke-3), 66% (tahun ke-4),
83,3% (tahun ke-5).
Diperkirakan jumlah pasien Rumah Sakit terdekat sebanyak 100 pasien/hari.
Rumah Sakit menerapakan beberapa usaha untuk mencegah resep keluar
sehingga prediksi pasien yang membawa resep keluar dari rumah sakit adalah
5% (5 orang/hari). Jumlah pasien dari 2 praktek dokter di sekitar apotek
diperkirakan 10 orang/hari, dan pasien dari praktek dokter di Apotek Sano
sebesar 15 orang/hari.
b. Konsumen yang membeli OTC dan barang-barang lain per hari 30 orang (tahun
ke-1), 35 orang (tahun ke-2), 39 orang (tahun ke-3), 42 orang (tahun ke-4), 50
orang (tahun ke-5).
c. Pasien lama yang kembali ke apotek 22 orang/bulan (setiap tahun), serta ada
pasien baru datang ke apotek sejumlah 10 orang/bulan (setiap tahun)

2. Market Share
Jumlah pesaing di sekitar Apotek Sano Farma adalah 2 apotek.
Asumsi :
- Apotek Sano Farma mendapatkan market share sebanyak 9% dari total
pasien dari 2 praktek dokter di sekitar lokasi, yaitu 9% x 90 pasien/hari = 10
pasien/hari (tiap tahun)
- Market share dari rumah sakit sebanyak 5%, yaitu 5% x 100
pasien/hari = 5 pasien/hari (tiap tahun)
- Market share dari pembelian OTC sebanyak 30%, yaitu = 30% x 30
orang/hari = 9 orang/hari (tiap tahun)
BAB III.
ANALISIS OPERASIONAL

A. STRUKTUR PENGELOLAAN APOTEK


1. Pemilik Modal
a. Nama : Indira Wahyu Kusumaningrum, S.Farm., Apt.
Posisi : Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Kepemilikan : 70% yang berasal dari dana pribadi
Alamat : Jalan Gamelan No. 16 Yogyakarta

b. Nama : Martha Purnami Wulanjati, S.Farm., Apt.


Posisi : Apoteker Pendamping
Kepemilikan : 30% yang berasal dari dana pribadi
Alamat : Pelem Lor No. 39 RT 01 RW 01 Baturetno Banguntapan
Bantul Yogyakarta

2. Struktur Organisasi

APA

Administrasi Pembantu Umum

Asisten Apoteker Apoteker Pendamping

B. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


1. Jam Buka Apotek
Jam buka Apotek Sano Farma dari hari Senin-Sabtu pukul 08.00-22.00 WIB.
Waktu kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu:
 Shift I : 08.00-15.00 WIB
 Shift II : 15.00-22.00 WIB
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Agar suatu apotek dapat berjalan dengan baik maka diperlukan pengelolaan
SDM yang efektif dan efisien. Pengelolaan ini meliputi jumlah karyawan yang
direkrut dan jumlah jam kerja setiap harinya. Jumlah karyawan yang direkrut pada
awal pembukaan apotek berjumlah 8 orang dengan jabatan dan jam kerja sebagai
berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pendamping : 1 orang
3. Asisten Apoteker : 3 orang  Shift I: 1 orang, shift II: 2 orang
4. Administrasi : 1 orang
5. Pembantu Umum : 1 orang
Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek yang didirikan.
Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat diciptakan suasana kerja
yang kondusif serta mampu memberikan pelayanan yang prima kepada pasien. Oleh
karena itu diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta
rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan. Untuk itu kemampuan
manajerial dari apoteker sangat diperlukan.

3. Job Description
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
- Tugas dan kewajiban:
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek.
2. Berkewajiban dan bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek yang
meliputi beberapa bidang antara lain:
a. Pelayanan kefarmasian
b. Administrasi dan keuangan
c. Personalia
d. Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek
3. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas
apotek.
4. Meningkatkan solidaritas dan loyalitas sumber daya manusia dengan
mengadakan kegiatan refreshing secara berkala.
5. Melakukan evaluasi setiap 1 bulan sekali, mendengar complain dan masukan
dari seiap karyawan, serta memberikan solusinya.
- Tanggung jawab :
APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta
bertanggung jawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.

b. Apoteker Pendamping
- Tugas dan kewajiban:
1. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA
berhalangan hadir selama jam kerja apotek
2. Dalam melaksanakan seluruh tindakan, terutama hal-hal penting yang
mendasat dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA
- Tanggung jawab dan wewenang:
Apoteker Pendamping bertanggung jawab penuh kepada APA dan
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai dengan
petunjuk dan/atau instruksi dari APA.

c. Asisten Apoteker
- Tugas dan kewajiban :
1. Melaksanakan pekerjaan yang sesusai dengan
profesinya sebagai asisten apoteker, yaitu :
a. Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat
bebas dan obat dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.
b. Mengerjakan pengubahan bentuk sedíaan racikan dan meracik.
c. Menyusun, mengarsipkan, dan menyimpan resep dengan baik.
d. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik,
psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluarsa.
e. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran
kegiatan pembelian.
f. Menerima barang pesanan, memeriksa, mencatat ke dalam buku
pembelian (komputer), dan menjaga agar daftar harga tetap up to date.
g. Memelihara kebersihan, kerapihan, dan keteraturan ruang pelayanan
dan peracikan obat.
h. Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.
2. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir dan reseptir
- Tanggung jawab dan wewenang :
Asisten Apoteker bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala
kebenaran tugas yang diselesaikannya. Asisten Apoteker berwenang
melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan/atau instruksi
pimpinan apotek.

d. Administrasi
- Tugas dan kewajiban:
1. Membantu APA dalam mengurusi administrasi dan keuangan apotek
2. Membuat laporan keuangan apotek setiap bulan dan setiap tahun
3. Mengarsipkan dan menyimpan surat pemesanan, faktur pembelian, surat
penerimaan barang, dan sebagainya.
- Tanggung jawab dan wewenang :
Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas
yang diselesaikannya. Berwenang melaksanakan tugas keadministrasian sesuai
petunjuk dan/atau instruksi pimpinan apotek.

e. Pembantu Umum
- Tugas dan kewajiban :
1. Menjamin kebersihan di seluruh lingkungan kerja apotek.
2. Mengelola sampah apotek dengan penuh tanggung jawab.
3. Mencatat dan memanggil nama pasien yang akan konsultasi ke dokter.
4. Bertindak sebagai kasir pada pasien setelah konsultasi ke dokter.
- Tanggungjawab dan wewenang :
Bertanggung jawab langsung kepada pimpinan apotek dan melaksanakan
tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.

C. STANDARD OPERATING PROCEDUR (SOP)


a. SOP Pelayanan OTC
1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien apa
yang bisa apoteker bantu.
3. Menanyakan keluhan dan penyakit yang diderita pasien, sudah berapa lama
pasien mengalami gejala, serta alergi yang dideritanya, jika ada, kemudian bantu
pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
4. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan (meliputi nama obat, jumlah obat).
6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, dan cara
penggunaan, bila perlu efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan
obat serta cara pengatasannya. Berikan juga informasi mengenai terapi non-
farmakologis jika ada.
7. Mengucapkan terimakasih dan semoga cepat sembuh dengan ramah.
8. Untuk pelayanan obat keras tanpa resep dokter, lakukan pencatatan nama
pasien dan alamat serta nomor telepon pasien.

b. SOP Pelayanan OWA


1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien ada
yang bisa apoteker bantu
3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakit, berapa
lama mengalami gejala serta alergi yang dimilikinya, jika ada.
4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu
dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah), tanyakan
juga apakah pasien sedang menggunakan obat-obat tertentu sekarang.
5. Jika pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan,
maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien.
6. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas.
8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan
dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat. Berikan
juga informasi mengenai terapi non-farmakologis jika ada dan cara
penyimpanan obat
9. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien. .
10. Mengucapkan terimakasih dan semoga cepat sembuh dengan ramah
11. Buat catatan khusus tentang pasien sebagai patient data record.

c. SOP Pelayanan Resep


1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan senyum ramah dan menanyakan kepada pasien
mengenai apa yang dibutuhkannya.
3. Menerima resep pasien.
4. Tanyakan terlebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, berapa
lama dirasakannya gejala serta alergi yang dideritanya, jika ada.
5. Pasien diberi nomor antrian, meminta pasien menunggu.
6. Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetik, dan klinik.
7. Menghitung harga dan minta persetujuan pasien terhadap nominal harga.
8. Tulis no struk pada resep dan satukan resep dengan no struk.
9. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan no struk.
10. Siapkan obat sesuai dengan resep.
11. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik obat.
12. Buat etiket dan cocokkan dengan resep.
13. Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan
kuitansi (jika diminta oleh pasien)
14. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi
dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan,
efek samping obat yang mungkin timbul setelah pemakaian obat, terapi non-
farmakologis jika ada, dan cara menyimpan obat yang baik dan benar.
15. Tanyakan pada pasien jika ada informasi yang belum dimengerti dan meminta
pasien mengulang informasi yang telah diperoleh untung mencegah kesalahan
informasi.
16. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
17. Mengucapkan terimakasih dan semoga cepat sembuh dengan ramah
18. Buat catatan khusus tentang pasien sebagai patient data record.

d. SOP Meracik Obat


1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik.
2. Pastikan alat yang digunakan sudah dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa
obat racikan sebelumnya.
3. Buatlah instruksi meracik meliputi no resep, nama pasien, jumlah dan cara
pencampuran.
4. Siapkan etiket dan wadah obat lalu sertakan bersama obat dan instruksinya
untuk diracik.
5. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan atau masker.
6. Siapkan obat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada struknya.
7. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka siapkan lebih dahulu.
8. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah dengan hati-hati.
9. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
10. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian
serahkan kepada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
11. Bersihkan peralatan dan meja racik setelah meracik selesai.
12. Cucilah tangan sampai bersih.

e. SOP Menimbang
1. Bersihkan timbangan.
2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang.
3. Ambil bahan-bahan sesuai dengan permintaan resep.
4. Ambil anak timbangan sesuai dengan berat yang diminta dan letakkan pada
piring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off).
5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan (timbangan dalam keadaan off).
6. Buka atau on- kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangan sudah
seimbang atau belum.
7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang
yang ditunjukkan oleh letak jarum pada posisi nol (pada saat menambah atau
mengurangi bahan, timbangan dalam keadaan off).
8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada botol persediaan bahan.
9. Lakukan pengecekan ulang pada anak timbangan apakah berat yang diminta
sudah sesuai dengan resep kemudian dikembalikan ke tempatnya.
10. Cek ulang apakah bahan yang diambil sudah sesuai dengan resep kemudian
dikembalikan ke tempatnya.

f. SOP Konseling OTC


1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalaminya.
2. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
3. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan.
4. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien
dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya. atau menganjurkan untuk
diperiksakan ke dokter (bila gejala yang dialami pasien termasuk major illness).
5. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut, bila ada
yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya.

g. SOP Konseling OWA


1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan
sudah berapa lama pasien mengalaminya.
2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai
untuk pasien maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien atau
menganjurkan untuk dioeriksakan ke dokter (bila gejala yang dialami pasien
termasuk major illness).
3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi
dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan, bila ada yang kurang atau salah maka
farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya.
4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut.
5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek
seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan.
6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk maka sebaiknya
pasien dirujuk ke dokter.
7. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi (terapi non-farmakologis).
8. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
9. Buat catatan khusus tentang pasien.
10. Memberitahukan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan
apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

h. SOP Konseling Resep


1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien.
2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien
tentang keluhan yang dialaminya.
3. Menggunakan three prime questions untuk mengetahui informasi yang sudah
diketahui pasien.
4. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut.
5. Memberikan informasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat meliputi
dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan.
6. Memberikan informasi mengenai kondisi yang diharapkan setelah penggunaan
obat selesai.
7. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan
obat.
8. Memberitahukan pada pasien tentang efek samping obat yang mungkin terjadi
dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien
9. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter apabila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu.
10. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang
perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan terapi.
11. Catat nama pasien, alamat dan no telepon pasien.
12. Buat catatan khusus tentang pasien.

i. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang


1. Saat barang datang dari PBF.
2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk sediaan, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED).
3. Cek kondisi barang (rusak/pecah, tersegel atau tidak).
4. Faktur ditandatangani oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dilengkapi dengan
no. SIK/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek.
5. Faktur diambil satu lembar sebagai arsip apotek.
6. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer.
7. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak.
8. Tanda tangani faktur yang telah diedit di komputer.
9. Hargai barang-barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek
farmakologinya.
10. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing-masing.

D. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI


1. Tanah dan Bangunan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
278/Menkes/SK/V/1981 tentang persyaratan apotek bertanggal 30 Mei 1981 ditulis
bahwa :
a. Luas bangunan apotek minimal 50 m2 terdiri dari :
- Ruang tunggu
- Ruang peracikan dan penyerahan obat
- Ruang administrasi
- Ruang laboratorium pengujian sederhana
- Ruang penyimpanan obat
- Tempat pencucian alat
- Jamban/WC
b. Bangunan apotek harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Atap dari genteng/sirap/bahan lain dan tidak boleh bocor
- Dinding harus kuat, pojok tidak siku atau melengkung dan tahan air, dan
permukaan dalam usaha rata, tidak mudah mengelupas, dan mudah
dibersihkan
- Langit-langit (plafon) terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan
berwarna terang
- Lantai/ubin/semen/bahan lain dan tidak lembab
- Harus berventilasi dan mempunyai sanitasi yang baik
Tanah dan bangunan yang digunakan sebagai lokasi Apotek Sano Farma :
- Tanah dan bangunan : Menyewa
- Luas bangunan : Bangunan terdiri dari 2 lantai seluas 5x10 meter.

2. Lay out dan Interior Apotek


Lay out apotek adalah letak susunan tata ruang di sebuah apotek, antara lain
ruang tunggu, ruang racikan, ruang apoteker, ruang penyimpanan obat-obatan
(gudang), ruang tata usaha, ruang untuk menerima para verkoper (salesman) serta
WC.
Interior apotek adalah ruang dalam apotek terutama di ruang tunggu. Dalam
ruang tunggu ini umumnya terdapat kursi-kursi tamu untuk para pasien/konsumen
menunggu sambil duduk-duduk. Sedapat mungkin ruang tunggu itu seluas mungkin
dan hanya digunakan untuk tempat pasien menunggu saja, bebas dari keluar
masuknya orang lain dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar.
• Berilah ventilasi agar ada aliran udara segar atau pakailah ruang ber-AC, bila
memungkinkan.
• Berilah penerangan lampu yang terang, tapi tidak menyebabkan panas.
• Berilah warna menyejukkan sehingga memberi kesan segar, bersih, dan terang.
• Agar merasa nyaman, berilah tanaman-tanaman hijau yang tahan hidup di dalam
ruangan.
• Tambahkan sound sistem dengan lagu yang sayup-sayup nyanyian klasik.
• Tambahkan TV, koran atau majalah supaya merasa betah menunggu.
• Sediakan tempat minum dengan gelas, bila memungkinkan.

Bangunan Apotek Sano Farma mempunyai beberapa ruangan, yaitu :


a. Ruang tunggu pasien
b. Ruang peracikan obat
c. Ruang konsultasi dan konseling dengan apoteker
d. Toilet
e. Tempat pencucian alat
f. Gudang
g. Tempat pembayaran/kasir
h. Penyerahan obat
i. Tempat praktek dokter
j. Mushola
k. Tempat wudhu

Fasilitas lain :
a. Penerangan (listrik) 2000 Watt
b. Telepon
c. TV LCD 21”
d. Mesin kasir
e. Komputer
f. Papan nama
g. Lampu
h. Air PAM
i. Tabung pemadam kebakaran
j. Sound system
k. CCTV
l. Aquarium
m. Etalase
n. Mainan anak

Lay out Apotek Sano Farma sebagaimana terlampir.

3. Perlengkapan
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan :
• gelas ukur
• labu erlenmeyer
• beker glass
• literan plastik 1 dan 2 liter
• corong
• timbangan dan anak timbangan (g/mg)
• termometer
• mortir dan stamper
• spatel logam/tanduk plastik atau porselen
• batang pengaduk
• penangas air
• kompor atau alat pemanas yang sesuai
• panci
• rak tempat pengeringan alat
• meja racik

Alat Perbekalan Farmasi


• botol berbagai ukuran
• pot plastik berbagai ukuran
• lemari pendingin
• lemari dan rak untuk penyimpanan obat
• lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika, dan bahan obat yang
berbahaya lainnya

Wadah Pembungkus dan Pengemas :


• etiket
• kertas puyer
• streples
• wadah pengemas obat (plastik bening)
• wadah membungkus untuk penyerahan obat (goodie bag)

Alat Administrasi
• blanko pesanan obat
• blanko kartu stock obat
• blanko salinan resep
• blanko faktur dan blanko nota penjualan
• buku defecta
• buku ED
• buku Farmakope
• buku ISO atau MIMS
• buku pembelian
• buku penerimaan
• buku pembukuan keuangan
• buku pencatatan narkotik
• buku pesanan obat narkotik
• buku laporan obat narkotik
• buku pencatatan penyerahan resep
• buku resep jika dokter akan membeli obat
• kuitansi
• alat-alat tulis dan kertas
• software daftar obat

Perbekalan farmasi yang diperlukan


• Obat keras (Obat dengan resep dan OWA)
• Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
• Bahan baku
• Alat kesehatan : masker, perban, termometer, sarung tangan, perban,
termometer, timbangan
• Perlengkapan bayi
• Kosmetik
BAB IV.
ANALISIS KEUANGAN
A. Modal Awal
No Modal tetap Biaya
.
1. Sewa bangunan 5 tahun Rp 100.000.000
2. Perlengkapan apotek
1) Meja racik Rp 1.200.000
2) Lemari obat Rp 5.000.000
3) Lemari narkotik Rp 1.000.000
4) Etalase Rp 6.000.000
5) Kursi duduk Rp 1.500.000
6) Kursi tunggu+sofa Rp 4.000.000
7) Pemadam kebakaran Rp 1.000.000
8) Timbangan berat badan Rp 100.000
9) Timbangan digital (mg+g) Rp 5.000.000
10) Timbangan Rp 1.000.000
11) Alat-alat gelas Rp 750.000
12) Mortir+stamper Rp 100.000
13) Lemari es Rp 2.500.000
14) AC Rp 9.000.000
15) TV LCD 22” Rp 1.700.000
16) Komputer + printer +
Rp 6.245.000
software apotek
17) Mesin kasir Rp 1.500.000
18) Telepon Rp 100.000
19) Papan nama Rp 800.000
20) Lampu Rp 200.000
21) Meja + kursi praktik dokter Rp 4.000.000
22) Speaker Rp 1.000.000
23) Tensimeter Rp 500.000
24) Alat cek glukosa darah Rp 700.000
25) Bed pasien Rp 7.000.000
26) Mainan anak + dekorasi Rp 2.000.000
27) CCTV 2 buah Rp 2.000.000
3. Persediaan awal obat Rp 100.000.000
4. Biaya perijinan Rp 3.000.000
5. Modal operasional
Rp 2.500.000
(stempel/buku-buku standar)
6. Modal cadangan Rp 37.000.000
JUMLAH Rp 308.395.000

Jadi modal awal yang dibutuhkan untuk pendirian Apotek adalah sebesar Rp 308.395.000,-
B. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1
1.) Pendapatan tahun ke-1
Asumsi :
Hari efektif kerja 1 tahun = 320 hari
Jumlah resep tiap hari = 30 lembar
- Resep30 lembar @ Rp 50.000,- x 320 = Rp. 480.000.000,-
- OWARp. 300.000,- x 320 = Rp. 96.000.000,-
- OTC Rp. 400.000,- x 320 = Rp. 128.000.000,- +
Total = Rp. 704.000.000,-
Persediaan Laba (x %) Asumsi Penjualan (HJ) Harga Beli
Resep 20 Rp. 480.000.000,- Rp. 400.000.000,-
OWA 15 Rp. 96.000.000,- Rp. 83.478.261,-
OTC 10 Rp. 128.000.000,- Rp. 116.363.636,-
Total Rp. 704.000.000,- Rp. 598.841.897,-
Keterangan : HJ = Harga Jual; HB = Harga Beli
(HJ = 100% HB + X% HB)
HB
x100 %
HPP = HJ

Rp 598.841.897,-
x 100%=85,06%
HPP = Rp 704 .000.000,-

2.) Pengeluaran tahun ke-1


Biaya Tetap
1. Gaji Pegawai
a) APA (1 x 12 x 1.500.000) Rp 18.000.000,-
b) Apoteker pendamping (1 x 12 x 1.100.000) Rp 13.200.000,-
c) Asisten Apoteker (3 x 12 x 700.000) Rp 25.200.000,-
d) Administrasi (1 x 12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
e) Pembantu Umum (1 x 12 x 400.000) Rp 4.800.000,-
f) THR 1 tahun (1 bulan gaji) Rp 4.300.000,-
2. Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
3. Listrik, air, telepon, keamanan (12 x 500.000) Rp 60.000.000,-
Jumlah Rp 79.000.000,-
3.) Analisis Laba
Total pendapatan Rp. 704.000.000
HPP Rp. 599.841.897
Laba kotor Rp 104.158.103
Biaya tetap Rp 79.000.000
Laba sebelum pajak Rp 25.158.103
Pajak 5% Rp 1.257.905
Laba bersih Rp 23.900.198

4.) Perhitungan BEP (Break Even Point) tahun ke-1


Biaya tetap Rp 79.000.000
Biaya variabel Rp. 599.841.897
Pendapatan Rp. 704.000.000
1
BEP = 1−( biaya variabel /pendapatan ) x biaya tetap
1
= 1−( Rp 599. 841 .897 /Rp 704 .000 . 000 ) x Rp 79.000.000
= Rp 533.957.497 per tahun
= Rp 44.496.458 per bulan
= Rp 1.711.402 per hari
BEP dicapai jika pendapatan dalam sehari mencapai sekitar Rp 1.711.402,00.

5.) PBP (Pay Back Periode), ROI (Return On Invesment), dan NPM (Nett Profit
Margin)
Total investasi
PBP =
Laba bersih
Rp 308.395.000,-
=
Rp 23.900.198
= 12,90 tahun
Laba
NPM = Total penjualan x 100%
Rp 23.900 .198
= Rp 704 .000.000 x 100%
= 3,40%
Laba
= x 100%
ROI Total Investasi
Rp 23.900.198
= x 100%
Rp 308.395.000
= 7,74%
C. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-2
1.) Pendapatan Tahun ke-2
Asumsi :
Hari efektif kerja 1 tahun = 320 hari
Jumlah resep tiap hari = 40 lembar
- Resep 40 lembar @ Rp 50.000,- x 320 = Rp. 640.000.000,-
- OWA Rp. 350.000,- x 320 = Rp. 112.000.000,-
- OTC Rp. 450.000,- x 320 = Rp. 144.000.000,- +
Total = Rp. 896.000.000,-
Persediaan Laba (x %) Asumsi Penjualan (HJ) Harga Beli
Resep 20 Rp. 640.000.000,- Rp. 533.333.333,-
OWA 15 Rp. 112.000.000,- Rp. 97.391.304,-
OTC 10 Rp. 144.000.000,- Rp. 130.909.091,-
Total Rp. 896.000.000,- Rp. 761.633.729,-
Keterangan : HJ = Harga Jual; HB = Harga Beli
(HJ = 100% HB + X% HB)
HB
x100 %
HPP = HJ
Rp 761.633.729
x100%=87 ,6%
HPP = Rp 896 .000.000

2.) Pengeluaran tahun ke-2


Biaya Tetap
1. Gaji Pegawai
a) APA (1 x 12 x 1.500.000) Rp 18.000.000,-
b) Apoteker pendamping (1 x 12 x 1.100.000) Rp 13.200.000,-
c) Asisten Apoteker (3 x 12 x 700.000) Rp 25.200.000,-
d) Administrasi (1 x 12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
e) Pembantu Umum (1 x 12 x 400.000) Rp 4.800.000,-
f) THR 1 tahun (1 bulan gaji) Rp 4.300.000,-
2. Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
3. Listrik, air, telepon, keamanan (12 x 500.000) Rp 60.000.000,-
Jumlah Rp 79.000.000,-
3.) Analisis Laba
Total pendapatan Rp. 896.000.000,-
HPP Rp. 761.633.729,-
Laba kotor Rp 134.366.271
Biaya tetap Rp 79.000.000
Laba sebelum pajak Rp 55.366.271
Pajak
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 5.366.271 Rp 804.940
Laba bersih Rp 52.061.331

4.) Perhitungan BEP (Break Even Point) tahun ke-2


Biaya tetap Rp 79.000.000
Biaya variabel Rp. 761.633.729
Pendapatan Rp. 896.000.000
1
BEP = 1−( biaya variabel /pendapatan ) x biaya tetap
1
= 1−( Rp 761. 633 .729 /Rp 896. 000 .000 ) x Rp 79.000.000
= Rp 526.798.872 per tahun
= Rp 43.899.906 per bulan
= Rp 1.688.458 per hari
BEP dicapai jika pendapatan dalam sehari mencapai sekitar Rp 1.688.458,-

5.) PBP (Pay Back Periode), ROI (Return On Invesment), dan NPM (Nett Profit Margin)
Total investasi Laba
PBP= = x 100%
Laba bersih ROI Total Investasi

Rp 308.395.000 Rp 52.061.331
= = x 100%
Rp 52.061.331 Rp 308.395.000
= 5,92 tahun = 16,88 %

Laba Rp 52. 061.331


NPM = Total penjualan x 100% = Rp 896 .000.000 x 100% = 5,81 %

D. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-3


1.) Pendapatan Tahun ke-3
Asumsi :
Hari efektif kerja 1 tahun = 320 hari
Jumlah resep tiap hari = 45 lembar
- Resep 45 lembar @ Rp 50.000,- x 320 = Rp. 720.000.000,-
- OWARp. 390.000,- x 320 = Rp. 124.800.000,-
- OTC Rp. 550.000,- x 320 = Rp. 176.000.000,- +
Total = Rp. 1.056.000.000,-

Persediaan Laba (x %) Asumsi Penjualan (HJ) Harga Beli


Resep 20 Rp. 720.000.000,- Rp. 600.000.000,-
OWA 15 Rp. 124.800.000,- Rp. 108.521.739,-
OTC 10 Rp. 176.000.000,- Rp. 160.000.000,-
Total Rp. 1.020.800.000,- Rp. 868.521.739,-
Keterangan : HJ = Harga Jual; HB = Harga Beli
(HJ = 100% HB + X% HB)
Rp . 868.521.739,-
x100%=85,1%
HPP = HB = BV = Rp . 1.020.800 .000,-

2). Pengeluaran tahun ke-3


Biaya Tetap
1. Gaji Pegawai
a) APA (1 x 12 x 1.500.000) Rp 18.000.000,-
b) Apoteker pendamping (1 x 12 x 1.100.000) Rp 13.200.000,-
c) Asisten Apoteker (3 x 12 x 700.000) Rp 25.200.000,-
d) Administrasi (1 x 12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
e) Pembantu Umum (1 x 12 x 400.000) Rp 4.800.000,-
f) THR 1 tahun (1 bulan gaji) Rp 4.300.000,-
2. Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
3. Listrik, air, telepon, keamanan (12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
Jumlah Rp 79.000.000,-

3.) Analisis Laba


Total pendapatan Rp. 1.020.800.000
HPP Rp. 868.521.739
Laba kotor Rp 152.278.261
Biaya tetap Rp 79.000.000
Laba sebelum pajak Rp 73.278.261
Pajak
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 23.278.261 Rp 3.491.739
Laba bersih Rp 67.286.522
4.) Perhitungan BEP (Break Even Point) tahun ke-3
Biaya tetap Rp 79.000.000
Biaya variabel Rp. 868.521.739
Pendapatan Rp. 1.020.800.000
1
BEP = 1−( biaya variabel /pendapatan ) x biaya tetap
1
= 1−( Rp 868. 521. 739/Rp 1 .020 . 800 .000 ) x Rp 79.000.000
= Rp 529.577.889 per tahun
= Rp 44.131.491 per bulan
= Rp 1.697.365 per hari
BEP dicapai jika penjualan dalam sehari mencapai sekitar Rp 1.697.365,00.

5.) PBP (Pay Back Periode), ROI (Return On Invesment), dan NPM (Nett Profit Margin)
Total investasi Laba
PBP= = x 100%
Laba bersih ROI Total Investasi
Rp 308.395.000 Rp 67.286.522
= = x 100%
Rp 67.286 .522 Rp 308.395. 000
= 4,58 tahun = 21,82%

Laba Rp 67 .286 .522


NPM = Total penjualan = Rp 1.020 . 800.000 x 100% = 6,59%

E. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-4


1.) Pendapatan Tahun ke-4
Asumsi :
Hari efektif kerja 1 tahun = 320 hari
Jumlah resep tiap hari = 50 lembar
- Resep 50 lembar @ Rp 50.000,- x 320 = Rp. 800.000.000,-
- OWARp. 420.000,- x 320 = Rp. 134.400.000,-
- OTC Rp. 570.000,- x 320 = Rp. 182.400.000,-
+
Total = Rp. 1.116.800.000,-
Persediaan Laba (x %) Asumsi Penjualan (HJ) Harga Beli
Resep 20 Rp. 800.000.000,- Rp 666.666.667
OWA 15 Rp. 134.400.000,- Rp 116.869.565
OTC 10 Rp. 182.400.000,- Rp 165.818.182
Total Rp. 1.116.800.000,- Rp 949.354.414
Keterangan : HJ = Harga Jual; HB = Harga Beli
(HJ = 100% HB + X% HB)
Rp . 949.354 .414 ,-
x100%=85,0%
HPP = HB = BV = Rp . 1.116.800 .000,-

2.) Pengeluaran tahun ke-4


Biaya Tetap
1. Gaji Pegawai
a) APA (1 x 12 x 1.500.000) Rp 18.000.000,-
b) Apoteker pendamping (1 x 12 x 1.100.000) Rp 13.200.000,-
c) Asisten Apoteker (3 x 12 x 700.000) Rp 25.200.000,-
d) Administrasi (1 x 12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
e) Pembantu Umum (1 x 12 x 400.000) Rp 4.800.000,-
f) THR 1 tahun (1 bulan gaji) Rp 4.300.000,-
2. Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
3. Listrik, air, telepon, keamanan (12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
Jumlah Rp 79.000.000,-
3.) Analisis Laba
Total pendapatan Rp. 1.116.800.000
HPP Rp. 949.354.414
Laba kotor Rp 167.445.586
Biaya tetap Rp 79.000.000
Laba sebelum pajak Rp 88.445.586
Pajak
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 38.445.586 Rp 5.766.838
Laba bersih Rp 80.178.748

4.) Perhitungan BEP (Break Even Point) tahun ke-4


Biaya tetap Rp 79.000.000
Biaya variabel Rp. 949.354.414
Pendapatan Rp. 1.116.800.000
1
BEP = 1−( biaya variabel /pendapatan ) x biaya tetap
1
= 1−( Rp 949. 354 . 414 /Rp 1. 116. 800. 000 ) x Rp 79.000.000
= Rp 526.900.721 per tahun
= Rp 43.908.393 per bulan
= Rp 1.688.784 per hari
BEP dicapai jika penjualan dalam sehari mencapai sekitar Rp 1.688.784,00.

5.) PBP (Pay Back Periode), ROI (Return On Invesment), dan NPM (Nett Profit Margin)
Total investasi Laba
PBP= = x 100%
Laba bersih ROI Total Investasi
Rp 308. 395.000 Rp 80.178 .748
= = x 100%
Rp 80.178 .748 Rp 308.395. 000
= 3,85 tahun = 26,00%

Laba Rp 80.178.748
NPM = Total penjualan = Rp 1.116.800 .000 x 100% = 7,18%

F. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-5


1.) Pendapatan Tahun ke-5
Asumsi :
Hari efektif kerja 1 tahun = 320 hari
Jumlah resep tiap hari = 55 lembar
- Resep 55 lembar @ Rp 50.000,- x 320 = Rp. 880.000.000,-
- OWARp. 500.000,- x 320 = Rp. 160.000.000,-
- OTC Rp. 650.000,- x 320 = Rp. 208.000.000,-
+
Total = Rp. 1.248.000.000,-
Persediaan Laba (x %) Asumsi Penjualan (HJ) Harga Beli
Resep 20 Rp. 880.000.000,- Rp 733.333.333
OWA 15 Rp. 160.000.000,- Rp 139.130.435
OTC 10 Rp. 208.000.000,- Rp 189.090.909
Total Rp. 1.248.000.000,- Rp 1.061.554.677
Keterangan : HJ = Harga Jual; HB = Harga Beli
(HJ = 100% HB + X% HB)
Rp . 1.061.554.677 ,-
x 100%=85,1%
HPP = HB = BV = Rp . 1.248.000.000,-

2.) Pengeluaran tahun ke-5


Biaya Tetap
1. Gaji Pegawai
a) APA (1 x 12 x 1.500.000) Rp 18.000.000,-
b) Apoteker pendamping (1 x 12 x 1.100.000) Rp 13.200.000,-
c) Asisten Apoteker (3 x 12 x 700.000) Rp 25.200.000,-
d) Administrasi (1 x 12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
e) Pembantu Umum (1 x 12 x 400.000) Rp 4.800.000,-
f) THR 1 tahun (1 bulan gaji) Rp 4.300.000,-
2. Biaya pemeliharaan Rp 1.500.000,-
3. Listrik, air, telepon, keamanan (12 x 500.000) Rp 6.000.000,-
Jumlah Rp 79.000.000,-

3.) Analisis Laba


Total pendapatan Rp. 1.248.000.000
HPP Rp. 1.061.554.677
Laba kotor Rp 186.445.323
Biaya tetap Rp 79.000.000
Laba sebelum pajak Rp 107.445.323
Pajak
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 57.445.323 Rp 8.616.798
Laba bersih Rp 96.328.525

4.) Perhitungan BEP (Break Even Point) tahun ke-5


Biaya tetap Rp 79.000.000
Biaya variabel Rp. 1.061.554.677
Pendapatan Rp. 1.248.000.000

1
BEP = 1−( biaya variabel /pendapatan ) x biaya tetap
1
= 1−( Rp 1. 061. 554 . 677/Rp 1 .248 . 000 .000 ) x Rp 79.000.000
= Rp 528.798.462 per tahun
= Rp 44.066.538 per bulan
= Rp 1.694.867 per hari
BEP dicapai jika penjualan dalam sehari mencapai sekitar Rp 1.694.867,00.

5.) PBP (Pay Back Periode), ROI (Return On Invesment), dan NPM (Nett Profit Margin)
Total investasi Laba
PBP= = x 100%
Laba bersih ROI Total Investasi
Rp 308.395.000 Rp 96.328.525
= = x 100%
Rp 96.328.525 Rp 308.395. 000
= 3,20 tahun = 31,24 %

Laba Rp 96 .328 .525


NPM = Total penjualan = Rp 1.020 . 800.000 x 100% = 7,72 %

TABEL RANCANGAN ANGGARAN TAHUN I SAMPAI TAHUN V


APOTEK SANO FARMA
Nominal Anggararan (Rp)
Uraian Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Modal awal (Rp) 308.395.000 - - - -
Pendapatan (Rp) 704.000.000 896.000.000 1.056.000.00 1.116.800.000 1.248.000.000
0
Biaya variabel (Rp) 598.841.897 761.633.729 868.521.739 949.354.414 1.061.554.677
Biaya tetap (Rp) 79.000.000 79.000.000 79.000.000 79.000.000 79.000.000
Laba bersih (Rp) 23.900.198 52.061.331 67.286.522 80.178.748 96.328.525
BEP per tahun 533.957.497 526.798.872 529.577.889 526.900.721 528.798.462
PBP (Tahun) 12,90 5,92 4,58 3,85 3,20
ROI (%) 7,74 16,88 21,81 26,00 31,24
NPM (%) 3,40 5,81 6,59 7,18 7,72
BAB V.
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis situasi dan studi kelayakan, maka pendirian Apotek Sano Farma
di Jalan Raya Langen Harjo Dlopo, Solo Baru mempunyai prospek yang cukup bagus baik
ditinjau dari segi pelayanan maupun usaha, sehingga dinyatakan layak untuk didirikan.

Anda mungkin juga menyukai