007-2: 2016
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0030.P/DIR/2018
PT PLN (PERSERO)
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 2: Transformator 150/22/10kV
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN T3.007-2: 2016
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 0030.P/DIR/2018
PT PLN (PERSERO)
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 2: Transformator 150/22/10 kV
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
SPESIFIKASI
TRANSFORMATOR TENAGA
Bagian 2: Transformator 150/22/10 kV
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Kelompok Bidang Transmisi Standardisasi
dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0027.K/GM/2017
Nara sumber:
- Ir. Johan Mass Inaray
- Setyagraha Abdul Kadir, ST
- Campy Hidayat, ST, MBA
- Akhmad Fauzan, ST
- Bryan Bimalaksana, ST
- Untung Bowo
- Jati Pharmadita, ST, MT
SPLN T3.007-2: 2016
Daftar Isi
i
SPLN T3.007-2: 2016
ii
SPLN T3.007-2: 2016
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
iii
SPLN T3.007-2: 2016
Prakata
iv
SPLN T3.007-2: 2016
1. Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk transformator tenaga pasangan luar 150/22/10 kV yang
digunakan pada Gardu Induk 150 kV untuk memasok jaringan distribusi 20 kV di
lingkungan PLN.
2. Tujuan
Sebagai pedoman umum dalam menetapkan persyaratan spesifikasi teknis pada proses
enjiniring, pengadaan, instalasi pemasangan, pengujian dan komisioning bagi unit-unit
PLN dan acuan desain pembuatan dan pengujian bagi pabrikan.
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan mengikuti standar
berikut. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka acuan mengikuti edisi
terakhirnya.
a. IEC 60076-1: 2011, Power transformers - Part 1: General;
b. IEC 60076-2: 2011, Power transformers - Part 2: Temperature rise for liquid-
immersed transformers;
c. IEC 60076-3: 2013 + AMD1: 2018, Power transformers - Part 3: Insulation levels,
dielectric tests and external clearances in air;
d. IEC 60076-4: 2002, Power transformers - Part 4: Guide to the lightning impulse
and switching impulse testing - Power transformers and reactors;
e. IEC 60076-5: 2006, Power transformers - Part 5: Ability to withstand short circuit;
f. IEC 60076-7-2018: Power Transformers - Part 7: Loading Guide for Oil-immersed
Power Transformers;
g. IEC 60076-10: 2001, Power transformers - Part 10: Determination of sound levels;
h. IEC 60076-18: 2012, Power transformers - Part 18: Measurement of frequency
response;
i. IEC 60214-1: 2014, Tap-changers - Part 1: Performance requirements and test
methods;
j. IEC 60296: 2012, Fluids for electrotechnical applications – Unused mineral
insulating oils for transformers and switchgears;
k. IEC 60422: 2013, Mineral insulating oils in electrical equipment - Supervision and
maintenance guidance;
l. IEC 60599: 2015, Mineral oil filled electrical equipment in service - Guidance on
the interpretation of dissolved and free gases analysis;
m. IEC 60567: 2011, Oil-filled electrical equipment - Sampling of gases and analysis
of free and dissolved gases – Guidance;
n. IEC 60450: 2004 + AMD1: 2007,Measurement of the average viscometric degree
of polymerization of new and aged cellulosic electrically insulating material;
o. IEC 60616: 1978, Terminal and tapping markings for power transformers;
p. IEC 60137: 2017, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V;
1
SPLN T3.007-2: 2016
q. ISO 12944-5: 2007, Paint and Varnishes – Corrosion protective of steel structures
by protective paint systems Part 5: Protective paint systems;
r. SPLN T5.003-1: 2010, Pola proteksi transformator tenaga. Bagian 1: Interbus
500/150 kV; 275/150 kV; 150/66 kV; 150/20 kV dan 66/20 kV;
s. SPLN T5.009: 2015, Pedoman pemilihan pemasangan fire prevention dan fire
protection untuk transformator tenaga;
t. SPLN T3.002: 2007, Tegangan pengenal transformator tenaga dan jangkauan
penyadapan pengubah sadapan berbeban pada sistem 66 kV; 150 kV; 275 kV dan
500 kV;
u. IEC 61181: 2007 + AMD1:2012, Mineral oil-filled electrical equipment – application
of dissolved gas analysis (DGA) to factory tests on electrical equipment;
v. CIGRE 204, Guidelines for conducting design reviews for transformers 100 MVA
and 123 kV and above, Cigre - Working Group 12.22, August 2002;
w. SPLN T3.004-02: 2016, Pedoman uji karakteristik minyak insulasi dan DGA.
Bagian 2: Spesifikasi dan metode uji pengadaan minyak mineral insulasi untuk
transformator baru;
x. IEC 60815-1: 2008, Selection and dimensioning of high-voltage insulators
intended for use in polluted conditions - Part 1: Definitions, information and general
principles;
y. IEC 60815-2: 2008, Selection and dimensioning of high-voltage insulators
intended for use in polluted conditions - Part 2: Ceramic and glass insulators for
a.c. systems;
z. IEC 60815-3: 2008, Selection and dimensioning of high-voltage insulators
intended for use in polluted conditions - Part 3: Polymer insulators for a.c.
systems;
aa. IEEE C57.12.90-2015: IEEE Standard Test Code for Liquid-Immersed Distribution,
Power, and Regulating Transformers + Corrigendum 1:Editorial and Technical
Corrections;
bb. IEEE C57.152-2013 : IEEE Guide for Diagnostic Field Testing of Fluid-Filled
Power Transformers, Regulators, and Reactors.
Istilah dan definisi mengacu ayat Terms and Definitions pada standar IEC serial 60076
terkait.
Tegangan r.m.s fasa ke fasa pada sistem fasa 3 sesuai desain tingkat isolasi belitan
transformator.
Tegangan yang diaplikasikan atau timbul pada kondisi tanpa beban, antara terminal
transformator yang tidak di sadap, atau pada suatu sadapan yang terhubung dengan
belitan utama, untuk belitan fasa 3 adalah tegangan antar fasa.
2
SPLN T3.007-2: 2016
5. Kondisi Pelayanan
Kondisi pelayanan pada butir 5.1 merupakan kondisi normal operasi transformator yang
dispesifikasi oleh standar ini. Kondisi pelayanan di luar lingkup kondisi tersebut
memerlukan pertimbangan khusus dalam desain transformator (lihat butir 5.2).
Pemasangan transformator pada lokasi dengan ketinggian lebih dari 1.000 mdpl,
penambahan ketinggian terhadap karakteristik transformator harus mempertimbangkan:
a. Minimum jarak bebas (clearance) insulasi eksternal mengikuti ketentuan IEC
60076-3, butir 16;
b. Batas kenaikan suhu mengikuti ketentuan IEC 60076-2, butir 6.3.2;
c. Untuk lokasi pemasangan yang mempunyai aktivitas seismik lebih tinggi dari
ketentuan kondisi pelayanan normal, desain transformator harus menggunakan
parameter yang sesuai.
Semua kondisi khusus di atas harus dinyatakan pada dokumen lelang.
Pabrikan harus mencantumkan pada papan nama untuk setiap kondisi khusus yang
diterapkan.
3
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4 5
1 2 3
Tap HV[V] LV[V]
1 165000 22000
2 163125 22000
3 161250 22000
4 159375 22000
5 157500 22000
6 155625 22000
7 153750 22000
8 151875 22000
9 150000 22000
10 148125 22000
11 146250 22000
12 144375 22000
13 142500 22000
14 140625 22000
15 138750 22000
16 136875 22000
17 135000 22000
4
SPLN T3.007-2: 2016
Sadapan ditempatkan pada belitan primer sisi netral dengan tegangan sadapan sisi
+8×1,25 %
primer adalah 150 -8×1,25 % kV.
1 2 3 4
Um LI AC
Terminal
[kV] [kV] [kV]
Primer 170 650 275
Netral primer 52 250 95
Sekunder 24 125 55
Netral sekunder 24 125 55
Tersier 12 75 28
CATATAN:
Um = tegangan operasi kontinyu tertinggi ;
LI = tegangan ketahanan impuls petir ;
AC = tegangan ketahanan frekuensi daya.
Rugi-rugi dan arus tanpa beban tercantum pada Tabel 4, kolom 2 dan 3.
Rugi berbeban dan impedans hubung-singkat pada kondisi ONAF tercantum pada Tabel
4, kolom 4, 5 dan 6.
5
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4 5 6
Rugi-rugi berbeban merupakan rugi-rugi pada sadapan utama dan dua sadapan ekstrim
dengan formula sebagai berikut:
1
PLL = 4 ×(PMax +2×PNom +PMin )
Dimana:
PMax : rugi berbeban pada sadapan nomor 1;
PNom : rugi berbeban pada sadapan nomor 9;
PMin : rugi berbeban pada sadapan nomor 17.
6
SPLN T3.007-2: 2016
Spesifikasi dari lengkapan yang digunakan harus sesuai dengan nilai pengenal dan
kondisi pelayanan yang tercantum pada butir 5 dan 6.
Transformator harus dibuat dari bahan baku dan lengkapan yang sama sekali baru.
Semua bagian logam yang berada pada bagian luar harus diproteksi terhadap korosi.
Permukaan luar tangki dan konservator harus dicat sesuai kategori very high corrosivity
category (industrial) (C5I) dengan high durability rating mengacu pada ISO 12944 warna
RAL 7032 dengan ketebalan cat rata-rata mininum 80 µm. Ketentuan ini berlaku untuk
marshalling kiosk (7.15), panel OLTC (7.9) dan bagian lengkapan yang terbuat dari
logam.
Sebelum pengecatan, tangki harus diproses sand blasting.
Bagian-bagian yang dapat dilepas untuk maksud kemudahan: transportasi, penggantian
maupun pemeliharaan (seperti: bushing, flange, manhole dan tutup tangki), harus diberi
perapat (gasket, seal) yang tahan suhu tinggi, minyak dan cuaca. Jenis bahan perapat
adalah fluoro carbon rubber type 1 FKM ISO 1629.
Merek dan tipe dari bahan baku dan lengkapan yang akan digunakan harus melalui
persetujuan PLN.
Transformator harus dilengkapi dengan:
a. Penandaan titik berat transformator pada fungsi transportasi dan fungsi terpasang
lengkap. Penandaan harus permanen cetak timbul pada dua sisi yang berkebalikan;
b. Lifting lugs yang mampu mengangkat berat total transformator dengan aman,
lengkap dengan penandaannya tampak luar berwarna merah;
c. Jacking pads yang mampu menggeser berat total transformator dengan aman,
lengkap dengan penandaannya berwarna merah;
d. Tangga panjat dilengkapi dengan rambu amar dan rambu bahaya tegangan listrik.
Bahan pelat tersebut harus tahan karat. Bahan logam tangga tahan karat dengan
pijakan tidak licin;
e. Fasilitas untuk pemasangan peralatan fire prevention. Ketentuan lebih lanjut dari
penggunaan fire prevention harus mengikuti SPLN T5.009: 2015;
f. CT netral jika menggunakan jenis outdoor dilengkapi dengan terminal box IP66 ;
g. Fasilitas untuk pemasangan CT netral.
h. Flag connector untuk tipe bushing kondenser dengan bahan silver coating.
Transformator harus didesain tahan terhadap pengaruh termal dan pengaruh gaya
elektrodinamik dari arus gangguan hubung-singkat yang terjadi di terminal keluarannya.
Belitan harus mampu menahan gaya tekan dalam semua kondisi, terutama karena gaya
hubung-singkat antar terminal atau antara terminal dan bumi, dengan tegangan penuh
yang dipertahankan pada semua belitan lain yang dimaksudkan untuk hubungan ke
sumber suplai eksternal.
7
SPLN T3.007-2: 2016
Sistem preservasi minyak menggunakan tipe bladder, tipe konservator dimana ekspansi
volume udara pada tekanan atmosfer berada di atas minyak namun dicegah dari kontak
langsung dengan minyak oleh bladder (rubber bag). Moisture-removing breather harus
dipasang pada koneksi ke atmosfer.
Tangki dan konservator harus dibuat dari pelat baja minimal JIS G3101 SS400.
Tangki harus dilengkapi:
a. Skid pada bagian bawah tangki, dilengkapi pengunci ke pondasi;
b. Rak penyangga konduktor sisi tersier;
c. Penyangga konduktor netral primer dan netral sekunder.
OLTC (on-load tap changer) dikonstruksi di dalam tangki utama dengan minyak yang
terpisah.
Tebal minimum dari pelat tangki untuk pelat baja JIS G3101 SS400 adalah :
a. Atas 16 mm;
b. Bawah 12 mm;
c. Dinding 10 mm.
Bila pelat baja menggunakan kelas yang lebih tinggi, tebal minimum pelat dapat
disesuaikan.
Tangki harus diberi penandaan angka seri dengan permanen timbul (dapat dengan cara
dilas, paku keling atau metode lain) pada bagian sekitar jacking pad dan lifting lug.
Transformator dapat menggunakan jenis konstruksi cover type atau bell type.
Pemasangan tutup tangki dilakukan dengan pengelasan.
Lubang manhole di dinding tangki utama pada daerah samping atas OLTC yang
memudahkan untuk keperluan inspeksi.
Lubang handhole untuk kebutuhan koneksi lead bushing HV, LV dan TV.
Ada fasilitas akses koneksi konduktor bushing primer untuk memudahkan konstruksi dan
pemeliharaan.
8
SPLN T3.007-2: 2016
7.4.1.1 Konservator
Konservator untuk tangki utama dan tangki OLTC merupakan satu kesatuan konstruksi
dan masing-masing dilengkapi dengan indikator level minyak jenis magnetik yang dapat
terbaca dengan mudah dari bawah transformator.
Konservator berbentuk silindris dan harus dilengkapi dengan bladder/rubber bag hanya
untuk tangki utama.
Konservator harus dapat dilepas untuk kemudahan transportasi.
Tebal minimum pelat konservator adalah 8 mm. Jika pelat yang digunakan lebih tinggi
dari JIS G3101 SS400, ketebalan dapat disesuaikan dan disertai kalkulasinya.
Diameter
Fungsi Jenis
nominal
9
SPLN T3.007-2: 2016
Pocket untuk sensor suhu minyak atas harus diletakkan pada posisi terpanas sesuai
review desain minimum 2 buah.
Sirkuit magnetik harus didesain sedemikian sehingga mencegah timbulnya muatan listrik
statik, pembentukan jalur hubung-singkat internal atau ke klem struktur, dan produksi
komponen fluks normal ke bidang laminasi.
Sirkit magnetik harus diinsulasi terhadap klem strukturnya dan tahan terhadap tegangan
uji 2,5 kV-DC selama 1 menit.
Bahan inti besi adalah grain oriented silicon steel, tipe Hi-B, laser atau non laser steel,
Karakteristik bahan inti besi sebagai berikut:
a. Ketebalan: 0,23 mm atau 0,27 mm;
b. Polarisasi magnetik minimum 1,85 Tesla pada 800 A/m;
c. Maximum specific core loss 0,95 W/kg pada 1,7 Tesla dan 50 Hz.
Inti besi harus didesain dengan rapat fluksi ≤1,7 Tesla pada daya pengenal kontinu dan
≤1,88 Tesla pada kondisi darurat terberat.
Bagian inti harus dirakit dan diikat secara kuat, sehingga mampu menjamin kekuatan
mekanis kumparan dan untuk mencegah terjadi pergeseran selama pengiriman, operasi,
gangguan hubung singkat, dan juga mengurangi getaran dan atau kebisingan selama
operasi.
Sirkit magnetik harus dihubungkan untuk pembumian melalui bushing dilengkapi
penghubung yang dapat dilepas dan ditempatkan pada posisi yang mudah diakses pada
penutup tangki.
Struktur belitan dan isolasi utama harus dirancang untuk memungkinkan aliran minyak
pendingin tidak terhalangi saluran minyak pendingin inti untuk memastikan pendinginan
inti efisien.
7.6 Belitan
Konduktor belitan adalah kawat tembaga yang dibalut insulasi kertas jenis thermal
upgraded paper. Degree of polymerization (DP) dari kertas insulasi setelah proses
pemanasan (oven) terakhir harus ≥ 900, nilai yang lebih kecil dari 900 mengikuti
ketentuan pada Lampiran C.
Pengambilan sampel untuk uji DP harus disaksikan PLN.
Urutan struktur belitan dari arah dalam keluar adalah belitan tertier, belitan sekunder,
belitan primer, dan belitan sadapan. Direkomendasikan menggunakan lapisan kertas
insulasi tambahan sebagai layer terluar untuk menjaga kertas insulasi dari cacat akibat
proses pengepresan.
Kerapatan arus (current density) maksimum 2,5 A/mm2 untuk belitan primer dan
sekunder, untuk belitan tersier maksimum 3,25 A/mm2 *).
10
SPLN T3.007-2: 2016
Spacer yang digunakan pada belitan primer dan sekunder memiliki ketebalan minimum 3
mm untuk radial ducting cooling system.
Stick atau Klakban yang digunakan memiliki ketebalan minimum 6 mm untuk axial ducting
cooling system.
Belitan harus dibuat sedemikian sehingga:
a. Distribusi stres tegangan di setiap lilitan/disk terdistribusi merata di setiap belitan dan
setiap fase;
b. Transfer tegangan ke belitan lain tidak melampaui kemampuan ketahanan
insulasinya;
c. Perbedaan resistans setiap fase ≤ 3%;
d. Tahan terhadap pengaruh termal dan mekanis arus hubung singkat.
Tidak diizinkan memasang ZnO pada belitan.
CATATAN: *) untuk perhitungan kerapatan arus belitan sekunder menggunakan arus dengan
referensi daya pengenal (Sr) pada tegangan 20 kV.
Kipas pendingin harus mempunyai cadangan minimum 1 (satu) buah yang terinstalasi
untuk siap operasi.
Operasi kipas pendingin dikendalikan oleh suhu belitan (WTI) dengan setting berdasarkan
data hot spot hasil uji jenis.
Masa pakai motor kipas pendingin minimum 30.000 jam dibuktikan dengan rekomendasi
pabrikan kipas pendingin atau katalog.
Motor kipas pendingin dapat menggunakan fase tunggal atau fase tiga, dengan catu daya
230/400 VAC.
Daya total yang diserap oleh semua kipas pendingin harus memenuhi butir 6.11.
7.8 Radiator
Radiator harus dibuat dari pelat baja dengan lapisan hot dip galvanized dengan ketebalan
minimum 70 µm. Permukaan luar radiator harus dicat dengan warna RAL 7032.
Radiator harus mempunyai 1 buah cadangan yang harus terinstalasi untuk siap operasi.
Setiap buah radiator dilengkapi hook untuk memudahkan pemasangan atau pelepasan
dan fasilitas draining untuk mengosongkan minyak di radiator, serta fasilitas untuk proses
venting.
Intake radiator menggunakan desain leher angsa yang dipasang lebih tinggi dari tangki
utama. Posisi outlet main tank di atas komponen aktif, agar terjadi sirkulasi minyak
insulasi yang lebih baik.
Untuk menghindari udara terjebak pada radiator disarankan melakukan proses venting
pada saat pemasangan, dan penambahan minyak.
11
SPLN T3.007-2: 2016
OLTC yang dapat digunakan adalah vacuum type dan harus memenuhi persyaratan IEC
60214-1: 2014.
Ketentuan konstruksi tangki dan konservator OLTC mengikuti butir 0. dan 7.4.1.1.
Karakteristik OLTC adalah:
a. Memiliki sadapan sesuai butir 6.6;
b. Harus dapat dioperasikan melalui AVR (automatic voltage regulator) dan secara
local/remote melalui telemetering dan telesignal sistem SCADA PLN;
c. Dilengkapi fasilitas untuk mengetahui posisi sadapan (tap) dan coupling relay.
Keluaran dari indikator posisi yaitu tap-to-mA transducer, tap-to-binary code, dan
kontak bebas tegangan (dry contact);
d. Mekanisme penggerak: manual dan motorized. Motor menggunakan catu daya
230/400 VAC dan dilengkapi proteksi beban lebih;
e. Catu daya dari kontrol OLTC adalah 110 V-DC ;
f. Selungkup kompartemen penggerak mekanisme harus memenuhi IP 55;
g. Kompartemen OLTC harus dilengkapi tombol emergency stop, agar dapat dihentikan
darurat dari luar.
Minyak insulasi harus memenuhi persyaratan SPLN T5.004-2:2016 atau IEC 60296:2012,
dibuktikan dengan Laporan Uji dari Laboratorium PLN.
Jenis minyak insulasi yang digunakan adalah Uninhibited Naphthenic Based Mineral Oil.
Minyak pada tangki OLTC harus dari merek dan tipe yang sama dengan minyak pada
tangki utama.
7.11 Terminal
12
SPLN T3.007-2: 2016
Primer Sekunder
Parameter Tersier
Fasa Netral1) Fasa Netral
Arus pengenal 1600 A min 1600 A min 2500 A min 2500 A min 2000 A min
1 2
Komponen Dimensi bushing primer (mm)
CT Space 300
Flange to bottom end nut 720 s.d 770
Diameter flange 335
Bushing harus memenuhi persyaratan IEC 60137: 2017, dibuktikan dengan sertifikat uji
jenis dari laboratorium independen.
Bushing kondenser menggunakan jenis RIP (resin impregnated paper) kelas E dengan
insulasi luar porselin atau polimer.
Bushing non-kondenser menggunakan jenis porselin atau polimer.
Untuk penggunaan jenis polimer harus disetujui Lembaga Penguji PLN.
Untuk menghindari efek kimiawi bimetal, terminal outer rod bushing pada transformator
menggunakan silver coated copper.
Karakteristik bushing primer, sekunder dan tersier tercantum pada Tabel 8
13
SPLN T3.007-2: 2016
Jika keterbatasan ruang instalasi transformator, maka desain berikut dapat dipilih.
Jenis bushing HV dan LV adalah oil to oil atau oil to gas, untuk bushing tersier
menggunakan tipe oil to air.
Ketinggian flange terminal HV cable sealing end pada cable box atau gas insulated line
menyesuaikan kondisi eksisting.
Jika tidak terdapat kendala ruang instalasi transformator disarankan pada HV dan LV
bushing menggunakan tipe oil to air.
Pada instalasi cable box sisi sekunder menggunakan minyak yang sama dengan tangki
utama.
Keterangan gambar:
1. HV Bushing;
2. HVN Bushing;
3. LV Bushing;
4. LVN Bushing;
5. TV Bushing;
6. Marshalling Kiosk;
7. Conservator;
8. Tap Changer;
9. Tap Changer Motor Drive Unit;
10. Radiator;
11. Fire Prevention facilities;
14
SPLN T3.007-2: 2016
CATATAN: Pabrikan bisa menggunakan turret untuk mengurangi ketinggian bushing. Posisi letak
dari bushing, radiator, dan konservator menyesuaikan dengan gambar.
Penandaan dilakukan dengan pengelasan (embossed) dan mudah terlihat.
Untuk transformator yang akan dipasang sebagai pengganti, urutan penandaan terminal
dapat mengikuti urutan penandaan transformator yang digantikannya.
Fungsi proteksi: melindungi OLTC dan transformator pada saat terjadi malfungsi di dalam
OLTC pada saat operasi.
Indeks pengaman selungkup IP65, sedangkan untuk relay dan terminal: IP66.
Dilengkapi dengan tudung penutup, kontak dan microswitches kedap air, dan katup
pemeliharaan pada kedua sisi.
Pemasangan saluran kabel masuk melalui bagian bawah terminal box, menggunakan
kabel gland yang sesuai dengan ukuran penampang luar kabel dan terpasang kedap air
Fungsi proteksi: gas accumulation, insulation liquid loss, insulation liquid flow surge.
Indeks pengaman selungkup IP65, sedangkan untuk relay dan terminal: IP66.
Dilengkapi dengan tudung penutup, kontak dan microswitches kedap air, katup
pemeliharaan pada kedua sisi, dan satu set pipa gas collector.
Pemasangan saluran kabel masuk melalui bagian bawah terminal box, menggunakan
kabel gland yang sesuai dengan ukuran penampang luar kabel dan terpasang kedap air.
15
SPLN T3.007-2: 2016
Temperature monitor:
a. Minyak : OTI output signal untuk SCADA (4-20 mA);
b. Belitan : WTI output signal untuk SCADA (4-20 mA);
c. Hot spot : menggunakan Fiber Optic (hanya untuk unit type test).
7.17 Lengkapan
Tidak dipersyaratkan kecuali atas kebutuhan pengguna namun disiapkan fasilitas flange
dan valve.
Penerapan fire prevention mengikuti ketentuan pada SPLN T5. 009: 2015.
Tidak dipersyaratkan kecuali atas kebutuhan pengguna namun disiapkan fasilitas flange
dan valve.
16
SPLN T3.007-2: 2016
8. Transportasi
8.2 Assembled
9. Pengujian
Audit kelayakan dilakukan oleh PLN dalam rangka due-diligence sebelum pabrikan
memulai pembuatan suatu prototipe transformator.
17
SPLN T3.007-2: 2016
18
SPLN T3.007-2: 2016
Uji jenis adalah pengujian yang dilakukan pada prototipe transformator untuk mewakili
transformator lain yang sejenis untuk menunjukan bahwa transformator tersebut sesuai
dengan spesifikasi yang tidak tercakup dalam uji rutin. Transformator disebut identik jika
dibuat dengan desain, teknik dan material yang sama dan dibuat di pabrik yang sama.
Uji jenis terhadap suatu prototipe transformator hanya dapat dilakukan setelah pabrikan
dinyatakan memenuhi audit kelayakan untuk tipe Transformator dimaksud (9.1.1).
Uji jenis disaksikan oleh PLN dan dilakukan di laboratorium pabrik pembuat.
Sampel uji jenis harus telah terpasang lengkap termasuk sensor optik untuk suhu hot spot
dan sistem monitoringnya. Jumlah minimal sensor optik yang diperlukan:
a. Belitan primer : 3 buah per fase;
b. Belitan sekunder : 3 buah per fase;
c. Belitan tersier : 1 buah per fase;
d. Inti besi : 1 buah;
Pengujian dapat dimulai pada saat suhu minyak di dalam tangki sudah sesuai dengan
suhu lingkungan dan sekurang-kurangnya 2x24 jam sejak proses pengisian minyak
selesai.
Transformator dinyatakan memenuhi uji jenis bila dapat memenuhi semua persyaratan
mata uji yang tercantum pada Tabel 9
Laporan pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe transformator identik sesuai butir 9.2.2.
19
SPLN T3.007-2: 2016
Prototipe yang telah lulus uji jenis tersebut merupakan desain acuan untuk memproduksi
Transformator dengan tipe yang sama. Deviasi hasil produksi terhadap karakteristik
Transformator prototipe mengacu pada ketentuan keidentikan.
Uji serah terima dilakukan di lokasi pabrik pembuat dan disaksikan oleh perwakilan dari
PLN.
Uji serah terima dilakukan untuk setiap transformator yang akan diserahterimakan.
Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:
1. Tipe transformator yang telah lulus uji jenis;
2. Lengkapan telah terpasang pada tempatnya.
Mata uji serah terima sama dengan mata uji rutin sesuai Tabel 10.
Kriteria penerimaan transformator:
a. Transformator dinyatakan diterima bila memenuhi semua persyaratan mata uji pada
Tabel 9 ;
20
SPLN T3.007-2: 2016
Uji serah terima di lapangan dilakukan pada transformator dalam kondisi setelah sampai
di lokasi pemasangan (pre-assembled) dan setelah komponen dan lengkapan dipasang
kembali (assembled).
Uji serah terima di lapangan disaksikan oleh petugas PLN yang berwenang.
Mata uji tercantum pada Tabel 11 kolom 3 dan 4.
21
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4
1 Derajat polimerisasi kertas insulasi IEC 60450 2007 ≥900 setelah proses penge-
ringan terakhir
2 Karakteristik minyak IEC 60422 Semua karakteristik harus
memenuhi ketentuan IEC
60422
3 Rasio tegangan dan kelompok IEC 60076-1, butir 11.3 ± 0,5%
vektor
4 Kinerja on-load tap changer IEC 60076-1, butir 11.7 Bekerja dengan baik
5 Resistans belitan IEC 60076-1, butir 11.2 Perbedaan nilai resistans
setiap fase ≤ 3%
6 Rugi dan arus tanpa beban 5) IEC 60076-1 butir 11.5 Memenuhi ketentuan IEC
Dilakukan pada 90% Ur, 60076-1 Tabel 1
100% Ur, 110% Ur
Dilakukan pengukuran
harmonisa arus
7 Rugi berbeban dan impedansi 5) IEC 60076-1, butir 11.4 Memenuhi ketentuan IEC
Dilakukan pada sadapan 60076-1 Tabel 1
utama dan kedua sadapan
ekstrim
8 Resistans insulasi
Belitan IEEE C57.12.90, butir 10.11
Indeks polarisasi IEEE C57.152-2013 ayat ≥ 1,25
7.2.13.4
22
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4
23
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4
alarm, trip
CATATAN:
1) Mata uji ketahanan hubung singkat dinamik dapat dipertimbangkan PLN sebagai mata uji jenis;
2) Bila pengujian kenaikan suhu dan dielektrik dilakukan berurutan, dapat menggunakan hasil uji
WTI.
24
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4
25
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4
26
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4 5 6
assembeled
Assembled
Pre-
No. Jenis pegujian/pengukuran Metode uji Kriteria
27
SPLN T3.007-2: 2016
1 2 3 4 5 6
assembeled
Assembled
Pre-
No. Jenis pegujian/pengukuran Metode uji Kriteria
28
SPLN T3.007-2: 2016
CATATAN:
1) Bila data rekaman melebihi 3g, dievaluasi menggunakan Lampiran D;
2) Dilakukan pada minyak baru yang akan ditambahkan ke dalam tangki transformator;
3) Pilihan tambahan;
4) Pengambilan sampel dilakukan sebelum pengujian butir 4 dan sesudah pengujian butir 12;
5) Hanya dilakukan jika bay transformator sudah tersedia atau peralatan tersedia. Pabrikan wajib
mensupervisi pengujian ini. (antara lain: kesiapan trafo sebelum di uji tegangan).
29
SPLN T3.007-2: 2016
30
SPLN T3.007-2: 2016
31
SPLN T3.007-2: 2016
12) Kondisi tegangan yang tidak biasa termasuk tegangan lebih transien,
resonansi, switching surge, dll yang mungkin memerlukan pertimbangan
khusus dalam desain insulasi;
13) Kondisi medan magnet luar biasa kuat;
14) Transformator besar dengan pengaturan busbar arus tinggi;
15) Operasi paralel;
16) Frekuensi enerjais rutin yang lebih dari 24 kali per tahun;
17) Hubung singkat yang sering terjadi.
t) Kondisi lingkungan fisik yang tidak biasa :
1) Ketinggian di atas permukaan laut, jika lebih dari 1.000 m (3.300 ft);
2) Kondisi suhu media pendingin eksternal khusus, di luar kisaran normal atau
pembatasan sirkulasi udara pendingin;
3) Aktivitas seismik di lokasi instalasi yang membutuhkan pertimbangan khusus;
4) Asap uap, debu yang berlebihan atau abrasif, ledakan campuran debu atau
gas, uap, semprotan garam, kelembaban yang berlebihan, atau menetes air,
dll;
5) Getaran yang abnormal, tilting, atau shock.
32
SPLN T3.007-2: 2016
B.1 Pelelangan dengan pemilihan pemenang menggunakan evaluasi life cycle cost
Rugi-rugi yang dikenakan penalti adalah selisih antara rugi-rugi aktual (hasil uji) dan nilai
rugi-rugi yang ditawarkan pabrikan/vendor saat pelelangan.
Contoh :
Nilai yang ditawarkan
Hasil uji
saat pelelangan
- Rugi tanpa beban 28 kW 30 kW
- Rugi berbeban 115 kW 117 kW
- Rugi kipas pendingin 2 kW 3 kW
Maka:
Rugi-rugi yang kena penalti :
- Selisih rugi tanpa beban NL = 30 kW – 28 kW = 2 kW
- Selisih rugi berbeban LL = 117 kW – 115 kW = 2 kW
- Selisih rugi kipas dan pompa FL = 3 kW – 2 kW = 1 kW
Deviasi Fk
2% 1
5% 1.1
7% 2
>10% Ditolak1)
CATATAN: 1) Tidak termasuk penalti rugi kipas; untuk rugi kipas jika deviasi > 10%, fk = 3
B.2 Pelelangan dengan pemilihan pemenang tanpa mengevaluasi life cycle cost
Rugi-rugi yang dikenakan penalti adalah selisih antara rugi-rugi aktual (hasil uji) dan batas
maksimum yang ditetapkan pada Tabel 4 dan butir 6.11 SPLN ini.
33
SPLN T3.007-2: 2016
Contoh :
Persyaratan pada
Hasil uji
SPLN ini
- Rugi tanpa beban 28 kW 30 kW
- Rugi berbeban 115 kW 117 kW
- Rugi kipas pendingin 2 kW 3 kW
Maka:
Losses yang kena penalti :
- Selisih rugi tanpa beban NL = 30 kW – 28 kW = 2 kW
- Selisih rugi berbeban LL = 117 kW – 115 kW = 2 kW
- Selisih rugi kipas dan pompa FL = 3 kW – 2 kW = 1 kW
Biaya rugi-rugi dikalkulasi dengan nilai net present value (NPV) biaya pokok produksi
tenaga listrik (BPP):
n
BPP × (1 + k)n−1
Biaya rugi tanpa beban 8760 × ∑ ( )
(1 + i)n
n=1
n
BPP × (1 + k)n−1
Biaya rugi berbeban 8760 × ∑ ( ) × LSF
(1 + i)n
n=1
n
BPP × (1 + k)n−1
8760 × ∑ ( ) × FF × Ldf
Biaya rugi kipas (1 + i)n
n=1
34
SPLN T3.007-2: 2016
Contoh:
Perhitungan berdasarkan data asumsi 2016
BPP = Rp. 890,- /kWh
k = 1%
i = 10%
FF = 50%
25
890 × (1 + 0.01)𝑖−1
𝑁𝑃𝑉 = ∑ = 8.959,97
(1 + 0.1)𝑖
𝑖=1
35
SPLN T3.007-2: 2016
Lampiran C. Penalti DP
Gambar C1. Penuaan dipercepat pada sealed tube dalam minyak mineral 150 oC.
Apabila dioperasikan pada suhu 98 oC (sesuai dengan yang ditetapkan oleh SPLN ini),
maka umur teknis transformator adalah 232.197 jam atau 26,7 tahun. SPLN ini
selanjutnya menetapkan umur teknis transformator 25 tahun.
36
SPLN T3.007-2: 2016
Faktor penuaan (V) dari transformator yang menggunakan kertas tersebut dapat
ditentukan dengan formula berikut:
15000 15000
( − )
V=e 110+273 θh +273
DP
ωDP = 1 − δ = 1 −
DP0
C.3 Penalti
Pada SPLN ini persyaratan nilai DP minimum setelah VPD terakhir ditetapkan 900. Nilai
pada rentang 700 ≤ DP < 900, pada dasarnya masih dapat dinyatakan baik, namun
mengingat degradasi pada rantai selulosa menyebabkan berkurangnya umur teknis,
maka harus diperhitungkan dengan penalti life cycle cost.
Tabel C.2. Nilai DP terhadap umur teknis
1 2 3 4
37
SPLN T3.007-2: 2016
CATATAN:
Sampel uji menggunakan kertas insulasi konduktor dari transformator yang diuji, atau sampel
kertas identik yang dimasukan bersama-sama dengan bagian aktif ke dalam oven untuk proses
VPD.
Nilai DP 700 merupakan batas minimum yang dapat ditoleransi, sehingga bila nilai terukur
lebih kecil dari 700, maka transformator dinyatakan ditolak.
P = T x U x WACC
Contoh:
Transformator 60 MVA, 150/20 kV
Tahun produksi: 2014
Nilai DP terukur: 700
Harga: Rp 2.203.005.464 dan USD 544.612 (kurs saat kontrak Rp. 13.120/US$)
P = T x U x WACC
= Rp 9.348.314.904 x 5,6 x 0,096
= Rp 5.025.654.092,-
38
SPLN T3.007-2: 2016
D.1 Pendahuluan
Panduan singkat mengevaluasi tingkat hentakan menggunakan data rekam benturan. Bila
mempunyai dokumen perlu persetujuan PLN.
Pada saat transportasi, jika transformator mengalami guncangan mekanis yang melebihi
dari batas nilai "g", maka kondisi-kondisi yang dapat terjadi adalah:
Belitan dan inti bergeser dan atau terjadi perubahan bentuk (terdistorsi);
Bila bagian aktif bergeser, insulasi antar belitan dapat terkikis, sehingga
menyebabkan hubung singkat dan kerusakan dikemudian hari saat transformator
beroperasi;
Getaran mekanis dapat menyebabkan belitan kehilangan tekanan jepitnya, yang
kemudian memicu kerusakan belitan saat gangguan elektris;
Berkurangnya jarak aman antara tangki dan bagian aktif.
39
SPLN T3.007-2: 2016
Jika bola baja keras dan kecil membentur dinding yang sama dengan kecepatan awal
yang juga sama, durasi benturan akan jauh lebih pendek, tetapi akselerasi maksimum
akan lebih besar (kurva hijau). Ini berarti bahwa untuk energi yang sama, massa yang
lebih kecil menghasilkan akselerasi dengan amplitudo lebih tinggi dan periode lebih
singkat atau frekuensi yang lebih tinggi (f = 1/T). Inilah sebabnya mengapa transformator
besar (> 100 T) akan rusak pada akselerasi antara 2,5 - 5,0 g (2 - 20 Hz), sementara
peralatan kecil seperti laptop mengalami kerusakan antara 37 sampai 50 g (2 - 250Hz).
40
SPLN T3.007-2: 2016
41
SPLN T3.007-2: 2016
Perubahan kecepatan atau luasan di bawah kurva akselerasi, dianggap sebagai energi
yang terkandung dalam hentakan. Semakin tinggi perubahan kecepatan semakin tinggi
kandungan energinya. Ada batas minimum dari perubahan kecepatan yang harus dicapai
sebelum kerusakan terjadi pada transformator. Batas ini disebut batas perubahan
kecepatan kritis.
Nilai di bawah batas perubahan kecepatan kritis, tidak menimbulkan kerusakan karena
pada dasarnya, tidak ada energi hentakan yang cukup membahayakan transformator.
Nilai yang melebihi batas perubahan kecepatan kritis, tidak selalu berarti terjadi
kerusakan. Bila batas akselerasi kritis tidak terlampaui, maka perubahan kecepatan yang
besar dapat terjadi tanpa menyebabkan kerusakan. Namun, jika batas kecepatan kritis
dan batas percepatan kritis terlampaui, maka kerusakan dapat terjadi.
Pada gambar D3 di atas:
Vibrasi normal jalur kereta api yang diwakili gelombang warna biru sebesar 2000 g @
0,1 ms, artinya:
Amplitudo = 2000 g
Durasi = 0,1 ms,
Frekuensi = 500 Hz
Hal ini tidak menyebabkan kerusakan karena ΔV kritis tidak terlampaui.
Sedangkan jika transformator mengalami jatuh setinggi beberapa centimeter
(tergantung dari berat dan volume trafo), dapat menyebabkan hentakan sebesar 7 g
@ 50 ms yang diwakili gelombang warna merah, artinya:
Amplitudo = 7 g
Durasi = 50 ms
Frekuensi = 10 Hz
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan karena ΔV kritis terlampaui. Jadi amplitudo
bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan kerusakan, tetapi durasi
atau frekuensi dari pada gelombang hentakan.
D.6 Batasan
Batasan kritis hentakan (NOSS = non operating shock specification) yang digunakan
untuk mengevaluasi proses transportasi:
a. Amplitudo < 7 g dan durasi < 50 ms, atau;
b. Amplitudo < 7 g dan frekuensi > 10 Hz, atau;
c. Amplitudo < 7 g dan perubahan kecepatan < 2,18 m/s.
Matriks yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil rekaman hentakan tercantum
pada Tabel D1.
Batasan Kritis
No A t f V Kesimpulan
(<7g) (<50ms) (>10Hz) (<2,18m/s)
1 < < > < A
2 > < > < A
3 < > > < A
4 < < < < A
5 < < > > A
6 > > > < B
42
SPLN T3.007-2: 2016
Batasan Kritis
No A t f V Kesimpulan
(<7g) (<50ms) (>10Hz) (<2,18m/s)
7 > < < < B
8 > < > > B
9 > > < < B
10 > < < > B
11 > > > > B
12 > > < > B
CATATAN:
A = aman, dapat dilanjutkan dengan pengujian lapangan selanjutnya
B = kembali ke pabrikan
43
SPLN T3.007-2: 2016
Jika impact/shock recorder yang melekat pada transformator mencatat hasil seperti pada
gambar 4 diatas, terlihat bahwa:
hentakan memiliki percepatan maksimum 8 g
durasi 18 ms atau
frekuensi 28 Hz.
Evaluasi:
Percepatan maksimum (amplitudo) 8 g lebih tinggi dari amplitudo kritis 7 g.
Durasi percepatan maksimum 18 ms kurang dari durasi kritis 50 ms.
Frekuensi hentakan 28 Hz lebih dari frekuensi kritis 10 Hz.
Kesimpulan:
Karena kedua kondisi amplitudo percepatan kritis dan durasi/frekuensi tidak dilampaui
secara bersamaan (kondisi sesuai tabel D1 No.2) maka hentakan ini tidak akan merusak
transformator, meskipun nilai puncak percepatan melebihi batasan amplitudo percepatan
kritis.
44
Pengelola Standardisasi: