Anda di halaman 1dari 5

PENILAIAN TINGKAT KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

PIT 2 PT. PIPIT MUTIARA JAYA DI KABUPATEN TANA TIDUNG


KALIMANTAN UTARA

A.A Inung Arie Adnyano 1


STTNAS Yogyakarta1
arie_adnyano@yahoo.com,

ABSTRACT

Kegiatan pertambangan dapat menimbulkan dampak terhadap suatu lahan,


sehingga perlu dilakukan reklamasi dalam upaya peningkatan kualitas lahan dan perbaikan
kondisi lahan bekas tambang. Dalam upaya menjaga dan memberikan penilaian dan
perlindungan terhadap lingkungan, setelah selesai kegiatan penambangan PT. Pipit Mutiara
Jaya melakukan kegiatan penataan dan peruntukan lahan bekas tambang dengan cara
revegetasi. Penilaian tingkat keberhasilan reklamasi menggunakan Permenhut No. P.60
Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Reklamasi Hutan didapatkan total nilai Pit 2 adalah
62,5. Sehingga pelaksanaan reklamasi pada lahan bekas penambangan PT. Pipit Mutiara
Jaya masuk pada kriteria sedang, yaitu hasil pelaksanaan reklamasi diterima dengan
catatan perlu dilakukan perbaikan sampai mencapai > 80 yaitu baik (Hasil reklamasi dapat
diterima).

Kata kunci: Reklamasi, Revegetasi, Penatagunaan Lahan, Erosi


lah bagian koridor di Kedungsepur yang krusial dalam pengembangan wilayah di Kedungsepur namun
belum terintegrasi dan tata kelola yang baik antar masing-masing wilayahnya karena masih terjadi
pemusatan di Ungaran dan Ambarawa »
1. Pendahuluan Pemerintah Daerah agar pengelolaan
Latar Belakang sumberdaya mineral dan batubara dapat
dilakukan secara baik dan benar. Untuk
Kegiatan pertambangan dapat mengetahui nilai keberhasilan dari reklamasi
menimbulkan dampak terhadap suatu lahan yang dilakukan oleh PT. PMJ, diperlukan
terutama gangguan keseimbangan permukaan sebuah penilaian. Penilaian ini
tanah yang cukup besar, sehingga perlu menitikberatkan pada aspek penataan lahan,
dilakukan kegiatan reklamasi yang tepat pengendalian erosi dan sedimentasi, dan
dalam upaya peningkatan kualitas lahan dan revegetasi atau penanaman pohon. Agar
perbaikan lahan bekas tambang. Pelaksanaan dapat diketahui sejauh mana kegiatan
reklamasi yang dilakukan secara terencana, reklamasi dapat memenuhi tujuan perbaikan
sistematis dan berkelanjutan merupakan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
wujud dan upaya untuk menerapkan Menteri Kehutanan Nomor: P.60/MenHut-
pengelolaan pertambangan yang berwawasan II/2009 mengenai Pedoman Penilaian
lingkungan. Keberhasilan Reklamasi Hutan.
Upaya pengembalian kondisi lahan agar
dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai Tujuan Penelitian
dengan peruntukannya diperlukan rencana Tujuan dari penelitian mengenai evaluasi
dan pelaksanaan kegiatan reklamasi yang pelaksanaan reklamasi yang dilakukan pada
tepat oleh perusahaan pertambangan dan lahan bekas penambangan batubara di PT.
perlu upaya pembinaan dan pengawasan oleh Pipit Mutiara Jaya antara lain:
1. Mengevaluasi pelaksanaan penatagunaan
lahan.

184
2. Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian Tahun 2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan,
erosi dan sedimentasi pada lahan yang meliputi tahapan kegiatan:
telah direklamasi. 1. Penatagunaan Lahan di Pit 2
3. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Pada area reklamasi di Pit 2 ini sudah semua
revegetasi pada lahan bekas lahan yang berupa cekungan telah dilakukan
pengisian kembali sehingga sudah tidak
penambangan PT. Pipit Mutiara Jaya. ditemukan lagi cekungan yang belum terisi.
4. Penilaian keberhasilan reklamasi lahan Rencana pengisian lubang tambang sebesar
bekas tambang yang berpedoman pada 64.19 Ha tetapi realisasinya sebesar 64,19
Permenhut No. P 60/Menhut-II tahun Ha.
2009 tentang Pedoman Penilaian a. Penataan Permukaan Tanah
Keberhasilan Reklamasi Hutan. Pengaturan bentuk lahan merupakan upaya
agar lahan dalam keadaan aman dan stabil
II. Lokasi Kesampaian Daerah dan dapat bertahan terhadap kemungkinan
Kabupaten Tana Tidung merupakan salah satu perubahan yang akan terjadi pada lahan
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara dengan tersebut dan hal ini merupakan sebagai
ibukota Tidung Pala. Secara administrasi upaya pencegahan terjadinya erosi dan
Kabupaten Tana Tidung terletak antara longsoran agar lahan tidak cepat rusak dan
116º42'50" - 117º42'50" Bujur Timur dan agar revegetasi dapat tumbuh secara baik.
3º12'02" - 3º46’41" Lintang Selatan. Daerah ini Luas Rencana PIT 2 sebesar 64,19 Ha tetapi
beriklim tropis dengan luas wilayah 4828,58 km2 realisasi sebesar 15 Ha.
(Tana Tidung dalam angka 2012). Kabupaten b. Pengaturan Bentuk Lereng
Tana Tidung hanya dapat dicapai dengan Kejadian longsor diarea lahan bekas
menggunakan transportasi air dari Tarakan yang penambangan PT. Pipit Mutiara Jaya terjadi
ditempuh dalam waktu selama ± 2 jam. di Pit 2 dengan total area yang mengalami
Kabupaten Tana Tidung mempunyai 3 (tiga) longsor sebesar 7,33%. Terjadinya longsor
kecamatan yang terletak di antara : di Pit 2 dikarenakan kestabilan tanah yang
1. Utara : Kabupaten Nunukan tidak stabil yang disebabkan oleh adanya
2. Timur : Laut Sulawesi, Kab. Bulungan, tarikan dari Pit 7 pada saat penambangan di
dan Kota Tarakan Pit 7.
3. Selatan : Kabupaten Bulungan c. Penebaran Tanah Pucuk (top soil)
4. Barat : Kabupaten Malinau Daerah penambangan di PT. Pipit Mutiara
Jaya 80 % merupakan rawa sehingga sangat
sedikit sekali memiliki tanah pucuk. Disaat
pembukaan Pit 2 ditemukan tanah pucuk
maka tanah pucuk itu akan diletakkan
didaerah yang datar. Pada saat penelitian
total tanah pucuk sebesar 12,28 ha. Sehingga
sangat kurang banyak tanah pucuk yang
diperlukan pada lahan reklamasi di Pit 2.
Berdasarkan hasil pengamatan, tanah lapisan
bagian atas pada timbunan lahan bekas
tambang PT. PMJ masih ditemukan
keberadaan butiran-butiran batubara dan
jenis tanah overburden dengan warna lebih
Gambar 1. Lokasi Penelitian terang atau putih, yang tentunya akan dapat
mengurangi kesuburan tanah lapisan bagian
III. Hasil Penelitian atas dan mengakibatkan daya dukung tanah
Kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan untuk pertumbuhan tanaman menjadi rendah
batubara yang telah dilakukan PT. Pipit Mutiara dan seharusnya pihak perusahaan dapat
Jaya berdasarkan Permenhut No. P4/Menhut-II menghindari atau mencegah keberadaan
butiran batubara dan jenis tanah overburden
pada permukaan tanah tersebut. Rencana

185
penaburan sebesar 320950 bcm tetapi Realisasi tanaman pada PIT 2 adalah akasia,
realisasinya sebesar 234665 bcm. sengon, dan gamelina.
e. Kesehatan Tanaman
2. Pengendalian erosi dan sedimentasi. Metode penilaian kesehatan tanaman di area
a. Bangunan Konservasi Tanah reklamasi PT. Pipit Mutiara Jaya dengan
Pada area reklamasi di Pit 2 upaya untuk sisitem plot. Setiap plot dari setiap Pit 2 dan
mengendalikan erosi dan sedimentasi akan diamati kesehatan tanaman tersebut.
dilakukan dengan konservasi tanah berupa Petak ukur Pit 2 seluas 15 Ha, jumlah batang
pembuatan teras bangku pada area yang yang hidup sebesar 9375, dan jumlah
berlereng curam. Pembuatan teras bangku tanaman yang sehat sebesar 7648 pohon atau
dilengkapi dengan saluran pembuatan air 81,5 %.
yang dimaksudkan agar aliran air permukaan
dapat ditampung dan disalurkan dengan baik 4. Penilaian Keberhasilan Reklamasi
b. Penanaman Cover Crop Sesuai dengan Permenhut No. P 60/Menhut-
Luas lahan yang direklamasi pada Pit 2 PT. II Tahun 2009 Setelah dilakukan evaluasi
Pipit Mutiara Jaya yang ditanaman cover berdasarkan kriteria dan indikator
crop sebesar 32,01 ha. Pada area reklamasi keberhasilan reklamasi berdasarkan
Pit 2 realisasinya hanya 71,23 % Permenhut No. P 60/Menhut-II Tahun 2009
dikarenakan cover crop yang ditanam tidak tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
berhasil tumbuh. Reklamasi Hutan maka dapat dilakukan
c. Kejadian Erosi dan Sedimentasi penilaian keberhasilan reklamasi pada lahan
Berdasarkan pengamatan di lokasi Pit 2 dari bekas tambang batubara PT. Pipit Mutiara
sebagian lahan yang direklamasi pada area Jaya. Penilaian keberhasilan reklamasi
ini, kebanyakan terjadi erosi alur dan erosi dilakukan dengan berpedoman penilaian
parit dikarenakan pada lahan ini belum keberhasilan reklamasi yang tercantum pada
ditananmi cover crop dan saluran Lampiran 1 Permenhut No. 60/Menhut-II
pembuangan air. Luas erosi yang terjadi Tahun 2009 dan dapat dilihat pada tabel 1.
sebesar 4,3 Ha Berdasarkan penilaian pada tiap kriteria
keberhasilan reklamasi, didapatkan bahwa
3. Revegetasi. pelaksanaan reklamasi yang telah
a. Luas Area Penanaman dilaksanakan oleh PT. Pipit Mutiara Jaya di
Rencana luas area penanaman area Pit-2 mendapatkan nilai 62,5. Sehingga
reklamasi di Pit 2 PT. Pipit Mutiara Jaya pelaksanaan reklamasi pada lahan bekas
sebesar 84,65 ha. Tetapi realisasi Pit 2 penambangan PT. Pipit Mutiara Jaya masuk
sebesar 23,27 % dikarenakan masih terdapat pada kriteria sedang, yaitu hasil pelaksanaan
bangunan tempat tinggal sementara, dan reklamasi diterima dengan catatan perlu
tempat untuk standbay alat-alat excavator. dilakukan perbaikan sampai mencapai > 80.
b. Persentase Tumbuh Tanaman
Perhitungan persentase tumbuh tanaman V. Kesimpulan dan Saran
menggunakan sistem plot. Dimana area Kesimpulan
reklamasi Pit 2 PT. Pipit Mutiara Jaya sama- 1. Penilaian tingkat keberhasilan reklamasi Pit
sama menggunakan empat sistem plot. Total 2 menurut Permenhut No.P 60 tahun 2009
luas yang diplot adalah 1,43 Ha, rencananya tentang Pedoman Penilaian Keberhasilan
sebesar 903 pohon tetapi aktualnya sebesar Reklamasi Hutan, yaitu:
682 pohon atau sebesar 76%. a. Pit 2 mendapatkan nilai 62,5 itu berarti
c. Jumlah Tanaman bernilai sedang (hasil pelaksanaan
Jumlah tanaman di Pit 2 PT. Pipit Mutiara reklamasi diterima dengan catatan perlu
Jaya sebanyak 4375 tanaman. dilakukan perbaikan sampai mencapai
d. Komposisi Jenis Tanaman nilai >80).
Pada area reklamasi PT. Pipit Mutiara Jaya
di Pit 2 semuanya tidak sesuai dengan
rencana jenis tanaman yang ditanam.

186
Tabel 1. Penilaian Keberhasilan Reklamasi Pit 1 Permenhut No. P 60/Menhut-II Tahun 2009

Standar
No Kriteria Indikator Parameter Bobot Nilai Maksimal Nilai Total
Penilaian

Pengisian
Pengisian
kembali lubang
Kembali Lubang 5
bekas tambang >
Bekas Tambang
90%
Lahan yang = 13 x 30
Luas Areal yang
ditata < 60% 1 20
Penataan Ditata
Penataan dari rencana 30 20
1 Permukaan Tidak terjadi = 19,5
Lahan
Tanah longsor sampai
Kestabilan 4
longsor ringan
(< 5%)
Penaburan Tanah Penaburan tanah
3
Pucuk pucuk > 90%
Total 13
Bangunan
Jumlah Fisik
Bangunan konstan dibuat <
Bangunan
Konsevasi 60% 5 = 17 x 20
Tanah Manfaat Sangat 20
Pengendalian Bangunan bermanfaat 5
20 20
2 Erosi & Cover crop = 17
Penanaman
Sedimentasi Luas Cover Crop ditanami 70% -
Cover Crop
79% 3
Erosi & Terjadi erosi <
Terjadinya Erosi
Sedimentasi 6%- 10% 4
Total 17
Realisasi
Luas Areal
penanaman < 1 = 13 x 50
Penanaman
60% 25
Persentase
Persentase
tumbuh 80% - 3 = 26
Tumbuh
89%
Jumlah tanaman 50 25
3 Revegetasi Penanaman
Jumlah Tanaman 476ph/ha – 550 2
ph/ha
Komposisi Jenis Jenis lokal 20% -
3
Tanaman 29%
Kesehatan Tumbuh sehat
4
Tanaman 80% - 89%
Total 13
TN 62,5
permukaan tanah yang tidak
2. Penatagunaan lahan yang dilakukan PT. rata/bergelombang yang dapat
Pipit Mutiara Jaya, yaitu : berpotensi terjadinya erosi. Timbunan
a. Penimbunan kembali lubang bekas lahan bekas tambang Pit-1 memiliki
tambang dilakukan dengan cara back kemiringan 0 - 5% tanpa adanya cover
filling dan penimbunan dengan cara crop, agar kondisi lahan dapat lebih
pengambilan material timbunan di aman dan stabil dapat dilakukan
waste dump area. Kondisi rancangan pembuatan teras datar pada lahan
waste dump dinilai masih belum aman tersebut.
terutama bentuk timbunan dan penataan c. Penebaran tanah pucuk pada timbunan
lapisan material timbunan yang belum lahan bekas tambang PT. PMJ masih
sesuai dengan tingkat lapisannya. ditemukan butiran batubara dan
b. Pengaturan bentuk lahan yang overburden yang seharusnya tidak
dilakukan PT. PMJ berupa penataan berada pada lapisan tanah bagian atas

187
karena dapat mengganggu daya dukung Badan Pusat Statistik Kabupaten Tana Tidung.
tanah dan pertumbuhan tanaman. Tana Tidung dalam Angka Tahun 2012,
3. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi Tebo dalam Angka Tahun 2011
a. Untuk mengatasi kapasitas air limpasan PT. Setyo, 2008. Reklamasi Lahan Bekas Tambang
PMJ membuat saluran drainase yang perlu Terbuka yang Berwawasan Lingkungan.
perbaikan dengan membuat bentuk Hardjowigeno S, 1995. Ilmu Tanah, Edisi Revisi,
trapesium dan dimensi saluran yang sesuai. Akademika Pressindo, Jakarta.
b. Belum adanya pembuatan bangunan Ermal S, 2005. Kajian Reklamasi Lahan Bekas
konservasi tanah sehingga banyak Penambangan Emas Alluvial di
mengakibatkan terjadinya erosi dilahan Kalimantan Tengah.
reklamasi. Ismed I, 2008. Pemanfaatan Lahan Pasca
4. Revegetasi Tambang Timah, di Pulau Bangka,
Kegiatan revegetasi PT. PMJ dilakukan Belitung dan Singkep.
dengan penanaman jenis tanaman sengon,
akasia, trembesi dan mahoni. Berdasarkan
hasil evaluasi kesesuaian dan tataguna lahan
bahwa lahan bekas tambang sesuai
peruntukannya. Dalam pencapaian tingkat
keberhasilan revegetasi, maka perlu
penanaman cover crop dan pengendalian
gulma agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Upaya perbaikan kondisi tanah dapat
dilakukan dengan pemberian dolomit dan
pemupukan yang sesuai kebutuhan.
Saran-saran
1. Berdasarkan hasil kajian pelaksanaan proses
reklamasi, maka perlu untuk melakukan
kajian ekonomi terhadap kegiatan reklamasi
dalam upaya perbaikan kondisi lahan bekas
tambang.
2. Agar tingkat keberhasilan reklamasi dapat
dicapai dengan baik, maka perlu penataan
dan pembuatan rancangan yang sesuai
dengan kondisi lahan dan dari hasil kajian
sebaiknya pihak PT. PMJ segera melakukan
perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar
kondisi lahan dapat berfungsi dan berdaya
guna sesuai peruntukannya.
3. Pada lahan bekas tambang yang belum
dilakukan kegiatan revegetasi, sebaiknya
pihak perusahaan melakukan penanaman
jenis tanaman sesuai dengan rencana
reklamasi agar lahan menjadi produktif.

Daftar Pustaka
Anonimus, 2014. Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun
2014 tentang Reklamasi dan
Pascatambang
Anonimus, 2009. Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P 60 Tahun 2009 tentang
Pedoman Reklamasi Hutan.

188

Anda mungkin juga menyukai