Anda di halaman 1dari 80

DEFINISI

Diare adalah buang air besar (BAB) 3x atau lebih dalam sehari semalam (24 jam) yang mungkin dapat disertai dengan

muntah atau tinja yang berdarah ( widoyono,2008 )

Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3x/hari) disertai perubahan

konsistensi tinja (menjadim cair),dengan atau tanpa darah atau lendir ( Suraatmaja,2008 )

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang kebih lembek atau cair

dan bersifat mendadak datangnya,dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu ( Suharyono,2008)

Diare adalah peradang pada mukosa lambung dan usus halus yang menyebabkan menngkatnya frekuensi BAB dan

berkurangnya konsistensi feces ( Nugroho,2011 )

Dengan demikian dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit diare merupakan suatu penyakit

oengekuaran tinja yantg berlebihan atau meningkat dengan konsistensi cair dan biasanya terjadi lebih dari 3x/hari.
3.1.2 ETIOLOGI

Menurut ( Widaya, 2004 ) secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam besar :

1. Infeksi,yang dapat disebabkan oleh :

a. Bakteri : Shigella , Salmonella , E. Coli, Golongan vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium Perfringens, Staphiccoccus

Aureus, Compylobacter dan Seromonas.

b. Virus : Rotavirus, Norwalk dan Norwalk Like Agen dan Adenovirus.

c. Parasit : Cacing Perut, Ascaris, Trichiurius, Strongyloides, Lastsistis Huminis, Protozoa, Entamoeba, Histolitica, Giardia

Labila, Belantudium Coli dan Crypto.

2. Alergi.

3. Malabsobsi.

4. Keracunan yang dapat disebabkan oleh :

a. Keracunan bahan kimiawi


b. Keracunan oleh bahan yang dikandung dan diproduksi : jasat renik, ikan, buah-buahan dan sayuran

5. Imunodefisiensi

6. Sebab-sebab lain :

a. Psikis

b. Lingkungan

Cuaca PATOFISIOLOGI

Menurut suriadi ( 2001 ) Patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya mobilitias dan cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan gangguan dari absobsi dan ekeresi cairan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikabornat berpindah

dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.

Diare yang terjadi merupakn proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus dahlais, sel

salam mukosa intestinak mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikooraganisme yang masuk akan

merusalk sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukan intestinal. Perubahan kapastias intestinal dan terjadi gangguan

absobsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsrbsi cairan dan elektrolit dan bahan-
bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsobsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absobsi

intestinal.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timblunya duare ada 3 macam yaitu :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat

diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkan sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan trtjadi peningkatan sekrrsi air dan elektrolit kedalam

rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat penongkatan isi rongga usus.

3. Gangguan mobilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.

Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan,selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :

1. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan keseimvangan asam basa ( asidosis

metabolik hipoklemia ).

2. Gangguan gizi akibat kelaparan ( masukan kuranr, pengeluaran bertambah ).

3. Hipoglikemia.

4. Gangguan sirkulasi darah.

 ETIOLOGI GASTROENTERITIS
Pathway
3.1.5 MANIFESTASI KLINIK

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.

Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang

menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang

kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol,

turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan

penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam

(pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi

cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan

kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini

tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

 Macam – macam dehidrasi

1. Dehidrasi berat

Ciri- ciri :

- Banyal mengeluarkan cairan sebnayak 4-6 liter

- Turgor kulit menjadi buruk

- Nadio dan pernafasan meningkat

2. Dehidrasi sedang

Ciri – ciri

- Kehilangan cairan sebanyak 2-4 liter

- Mata cekung
- Muka terlihat pucat

3. Dehidrasi ringan

Ciri – ciri

- Kehilangan cairan sebanyak 5 % / 2 liter

Pemeriksaan Pununjang

1. pemeriksaan feses

Darah samar mungkin positis (erosi mukosa), steatorea dan garam empedu dapat ditemukan

2. foto

Menelan berium dapat menunjukkan penyempitan lumen pada ileum terminal, kekakuan dinding usus, mukosa mudah terangsang atau ukus

3. enema barium

Usus halus hampir selalu terkena, tetapi area rektal dipengaruhi hanya 50%. Fistula sering dan biasanya ditemukan pada ujung ileum tetapi
hanya ada pada segmen sepanjang saluran gastrointestinal

4. pemeriksaan sigmoideskopi
Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa kolon, celah transversal atau ulkus longitudinal.

5. endoskopi

Memberikan visualisasi area yang terlibat

6. darah lengkap

Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat terjadi karena malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan fungsi sumsum tulang (proses
inflamasi kronis), peningkatan sel darah putih.

7. ESR

Peningkatan menunjukkan inflamasi

8. albumin atau protein total

Menurun

9. kolesterol

Meningkat (dapat mengalami batu empedu)

10. kapasitas asam folat besi serum

Menurun sehubungan dengan infeksi kronis atau sekunder terhadap kehilangan darah

11. pemeriksaan pembekuan

Gangguan dapat terjadi sehubungan dengan absorbsi vitamin B12 buruk

12. elektrolt

Penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dengan peningkatan natrium


13. urine

Hiperoksalaria (dapat menyebabkan batu ginjal)

14. kultur urine

Bila ada organisme eschericia colli, diduga pembentukan fistula pada kandung kemih

3.1.6 KOMPLIKASI

Menurut Ngastiyah (2005) komplikasi dari diare dibagi menjadi 7,yaitu :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, ocialc, atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorisnus, hipotoini otot, lemah. Bradikardia, perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase

6. Kejang,terjadi pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi ocial protein ( akibat muntah dan diare,jika lama atau kronik )
3.1.7 PENATALAKSANAAN

1. Medis

1. Pemberian cairan, jenis, cara dan jumlah pemberian cairan


2. Dietetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga

kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

3. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.

4. Obat-obatan: berikan antibiotic, anti sekresi, dan anti spasmolitik

2. Keperawatan

Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor malabsorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah

dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat pakaian kotor

sendiri. Ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan

Data Fokus
Diagnosa Keperawatan

1. diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri

2. kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer

3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan

Intervensi

1.diagnosa : diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri

Tujuan : diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya

Hasil yang diharapkan :

a. konsistensi feses berbentuk

b. tidak ada keluhan mengenai diare

c. tidak terjadi lemas

2. diagnosa : kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer

Tujuan : keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal

Hasil yang diharapkan :


a. pengisian kembali kapiler< dari 2 detik

b. turgor elastik

c. membran mukosa lembab

d. berat badan tidak menunjukkan penurunan

intervensi :

- Kaji intake dan output, otot dan observasi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
- Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
- Anak diisirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih
- Pemberian obat antidiare, anti emeti dan anti piretik sesuai program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah

3. diagnosa : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake absorbsi makanan
Tujuan : anak-anak toleran diet yang sesuai

Hasil yang diharapkan :

- BB dalam batas normal


- Tidak terjadi kekambuhan diare

Intervensi :

- Timbang BB tiap hari


Rasional : mengevaluasi keefktifan dalam pemberian nutrisi
- Pembatsan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi returtasi
- Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
- Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi

Daftar Pustaka

http://edutaka .blogspot.com/2014/10/pengertia-diar.html?m=1
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.T DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :

GASTROENTERITIS AKUT DIRUANG KENANGA RAWAT INAP KLINIK PRATAMA HARAPAN SEHAT

3.2.1 PENGKAJIAN

A. BIODATA

1. Identitas pasien

Nama : Tn.T

Umur : 49 tahun

Jenis kelamin : laki – laki

Status perkawinan : menikah

Agama : islam

Suku : jawa

Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : TNI

No. Medrec : 1808100001

Diagnosa medis : GEA

Tanggal masuk : 10 agustus 2018 03.00

Tanggal pengkajian : 10 agustus 2018 17.10

Alamat : purabaya RT 06 RW 04

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. W

Umur : 53 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS

Hub. Dengan pasien : Istri


Alamat : Purabaya RT 06 RW 04

3.2.2 RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama :

Klien mengatakan klien BAB cair kurang lebih 4-5 x/hari

2. Riwayat kesehatan sekarang :

Tanggal pengkajian 10 Agustus 2018 jam 17.10

Klien mengatakan bahwa klien BAB cair 4-5x/hari disertai lendir tanpa disertai darah dan terdapat mual. Klien juga

merasakan nyeri dibagian perutnya. Nyeri terasa lebih hebat ketika klien sedang beraktivitas dan terasa lebih ringan ketika

klien sedang berbaring, klien mengatakan nyeri diperutnya seperti diremas-remas, nyeri tersebut dirasakan diperut bagian kiri
atas dan kanan atas ( ulu hati ), skala nyeri 5 (0-10). Nyeri tersebut mengganggu aktivitas klien,dan nyeri dirasakan secara

tiba-tiba.

3. Riwayat kesehatan dahulu :

Klien mengatakan bahwa klien pernah mengalami sakit seperti ini. Klien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah dirawat di

rumah sakit dustira selama 3 hari dengan penyakit GEA.

4. Riwayat kesehatan keluarga :

Klien mengatakan bahwa anak dari klien pernah mengalami sakit seperti ini. Klien juga mengatakan bahwa dikeluarganya

tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti

hipertensi,asma,diabetes dll.

3.2.3 PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum

Kesadaran

Keadaan umum : klien terlihat lemas

Tanda – tanda vital : Tekanan darah : 120/80

Nadi : 100x/menit

Suhu : 36 C

Respirasi : 22x/menit

Bb sebelum sakit : 75

Bb saat sakit : 73

B. Pengkajian head to toe

a) Kepala
Bentuk kepala proporsional, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, dan kebersihan kulit kepala serta

rambut terjaga, tidak terdapat benjolan dan massa pada kepala, pada saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.

b) Kulit

Wajah kuning langsat,turgor kulit kembali kurang dari 3detik, tidak ada nyeri tekan pada sinus wajah.

c) Wajah

Bentuk wajah proforsional, struktuk wajah dari mata simetris, bentuk hidung proforsional, dengan bibir simetris,

bentuk mulut proporsional dan bentuk telinga simetris, tidak terdapat nyeri tekan pada sinus wajah, wajah terlihat

sedikit pucat.

d) Mata
Bentuk kedua mata simetris, warna konjungtiva pucat.mata tidak terlihat cekung, warna sclera putih,ketika di test

dengan penlight,pupil yang terkena cahaya mengalami miosis ( mengecil ) dan saat cahaya dijauhkan pupil mengalami

midriasis ( Pelebaran ), fungsi penglihatan baik,ditandai dengan klien dapat membaca nama perawat di nametag.

e) Hidung

Bentuk hidung proforsional,dengan lubang hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada bengkak dan secret,tidak ada nyeri

tekan saat dipalpasi dan fungsi penciuman baik ditandai dengan test minyak kayu putih pasien dapat mencium bau

minyak kayu putih.

f) Mulut

Bentuk mulut proforsional dengan bibir atas dan bawah simteris,jumlah gigi 32,tidak terdapat lubang gigi dan

karies,lidah terlihat bersih,membran mukosa bibir kering,tidak ada lesi dan pendarahan di area mulut,letak uvula
ditengah,tidak ada bau mukut,tidak ada pembengkakakn tonsil,fungsi pengecapan baik ditandai dengan pasien dapat

merasakan manis saat diberi gula putih.

g) Telinga

Bentuk telinga simetris,pina sejajar dengan kantus mata,terlihat ada sedikit serumen dibagian lubang telinga,tidak ada

benjolan serta fungsi pendengaran baik ( dapat mendengarkan gesekan tangan perawat ),dan kerika dipanggil klien

langsung merespon.

h) Leher

Bentuk leher tidak terlalu panjang,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening,jugularis teraba pada

saat menelan pergerakan trakea simetris,pergerakan otot leher dapat menengok ke kiri dan ke kanan.
i) Dada dan paru-paru

Bentuk dan pergerkan dada simetris pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan,bunyi pernafasan vesicular,frekuensi

nafas 16x/menit,tidak ada bunyi ronchi.

j) Abdomen

Pada saat dipalpasi terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran kiri atas dan kanan atas tengah ( uluh hati ) dengan bising

usus 25x/menit,terasa kembung saat di auskultasi.

k) Genetalia

Kebersihannya terjaga,tidak ada secret,radang,edema dan nyeri,kedaan penis normal dengan jumlah scrotum 2,tidak

ada keluhan pada daerah genetalia,tidak terpasang kateter


l) Ekstremitas atas

Bentuk kedua tangan simetris,tidak ada bengkak,pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 20 tetes/menit (IV),

dapat merasakan sensasi halus , tajam, panas, dingin, gerakan ROM antara fleksi,ekstensi,adduksi,abbduksi dan

rotasi,kekuatan otot 5 dan 5 ( pergerakan penuh,menentang gravitasi ), reflek bisep dan trisep ada.

5
m) Ekstremitas bawah 5

Bentuk kedua kaki simetris,tidak terdapat luka,dapat merasakan sensasi halus, tajam, panas, dingin, gerakan ROM

antara fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi baik, kekuatan otot 5/5 ( pergerakan penuh,menentang gravitasi )

Reflek patella dan babinski ada.


5 5

3.2.4 POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILYLIVIN/ADL)

NO JENIS AKTIVITAS DI RUMAH DI KLINIK


1 Nutrisi

A. Makan

- Frekuensi 1-2x/ hari 1x/hari

- Jenis makanan Nasi,daging Bubur,sayur

kambing,sayur

- Porsi 1 porsi 1
porsi
2
- Keluhan Tidak ada Mual

B. Minum

- Frekuensi 8 gelas/hari 4-5 gelas/hari

- Jenis minuman Air putih,kopi Air putih

hitam

- Keluhan Tidak ada Tidak ada


2 Istirahat dan tidur

A. malam

- berapa jam 1
5 2 jam/hari
- dari jam ...-...
23.00 – 04.30
- penerangan Penerangan
Tidak
- keluhan Tidak ada

B. siang

- berapa jam 2 jam/hari


- dari jam ...-... Tidak pernah 15.00-17.00

- penerangan - Tidak ada

- keluhan Tidak ada Tidak ada

3 Eliminasi

A. BAB

- Frekuensi 1x/hari 4-5x/hari

- Konsistensi Lembek Cair

- Bau Khas Khas

- Warna Kuning kecoklatan Kuning

kehijauan

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

B. BAK
- Frekuensi 5-6x/hari 3x/hari

- Warna Kuning jernih Kuning

- Bau Khas Khas

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

4 Personal hygiene

A. Mandi

- Frekuensi 2x/hari 1x/hari

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

B. Keramas

- Frekuensi 1x/hari 1x/hari

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

C. Gosok gigi
- Frekuensi 3x/hari 2x/hari

- Keluhan Tidak ada Tidak ada


5 Mobilisasi dan aktivitas

- Yang biasa di Bekerja Tidur dan

lakukan duduk

- Apakah mampu Mampu

untuk berjalan Mampu

- Apakah mampu Mampu

miring kanan Mampu

miring kiri
3.2.5 DATA PSIKOSOSIAL

Klien mengatakan bahwa klien mampu untuk bersosialisasi dengan klien lainnya/perawat dan mudah untuk bekerja

sama dengan petugas kesehatan.

3.2.6 DATA SPIRITUAL

Klien belum mampu untuk mengerjakan solat 5 waktu hanya bisa berdo’a dengan dituntun oleh keluarganya.

3.2.7 DATA PENUNJANG

1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

TANGGAL : 10 Agustus 2018

NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI

LAB NORMAL
1 Hemoglobin 13,5 14,0-18,0g/dl
2 Leukosit 4.200 4.500-

10.000/mm
3 Hematokrit 38 40-52%
4 Trombosit 187.000 150.000-

500.000/mm

2. TERAPI OBAT

NO Nama obat Dosis Cara pakai Fungsi obat


1 Infuse RL macro 20 IV Pemenuhan

dip tetes/menit kebutuhan

cairan
2 Alphamol 3x1 Oral Untuk

meredakan

nyeri
3 Profat 3x2 Oral Untuk

lambung( seb
elum makan )
4 Molagit 1x1 Oral Untuk diare
5 Cefotaxime 2x1 Injeksi Antibiotic
6 Ondancentron 3x1 Injeksi Untuk

meredakan

mual dan

muntah
7 Pantomex 1x1 Injeksi Untuk

lambung
3.2.8 ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH

O
1 Ds : klien mengatakan BAB ± Bakteri virus parasite Gangguan

4-5x/hari dengan konsistensi pengeluaran cairan

cair yang berlebihan

Do :

- Konjungtiva pucat Reaksi pertahanan dari

- Mukosa bibir kering E.Coli

- Terlihat lemas

- Turgor kulit kembali

lebih dari 3 detik

- CRT > 3 detik Masuk dan berkembangbiak

- Minum 4-5 gelas/hari diusus

- Warna BAK kuning


pekat

- Terpasang infus RL

20/tpm

- Jumlah hematokrit 38 Pertahanan tubuh

- Trombosit 167.000

Inflamasi usus

Hiperperistaltik

Penurunan absorpsi usus


Diare

Makanan dan minuman

tidak diserap

Cairan dan elektrolit

terbuang melalui BAB

Intake cairan tidak adekuat


Keseimbangan cairan dan

elektrolit kurang dari

kebutuhan
2 Ds : klien mengatakan mual Malabsorpsi karbohidrat, Gangguan

Do : - klien terlihat lemas lemak, protein, pemenuhan

- Makan ½ porsi kebutuhan nutrisi

- BB sebelum sakit 75

- BB saat sakit 73 Meningkatnya tekanan

- Bising usus 25x/menit osmotik

Pergeseran air dan elektrolit

kerongga usus
Isi usus meningkat

Nyeri abdomen

Bakteri virus parasite

Masuk dan berkembangbiak

diusus
Pertahanan tubuh

Inflamasi usus

Hiperperistaltik

Ketidak nyamanan lambung


Anoreksia

Peningkatan asam lambung

Mual

Intake makanan tidak teratur

Pemenuhan kebutuhan

nutrisi kurang dari


kebutuhan

3 Ds : klien mengatakan nyeri Cemas / gelisah Gangguan rasa

pada abdomen bagian kiri atas nyman nyeri

dan kanan atas abdomen

Do : - adanya nyeri tekan pada Kurang pegetahuan

abdomen

- Adanya kembung saat

di palpasi

- Skala nyeri 5

- Diberikan obat aphamol

3x1tablet/oral

- Klien terlihat meringis

- Klien terlihat
memegang abdomen
4 Ds : klien mengatakan khawatir Cemas

tentang penyakit yang

dialaminya

Do : - klien terlihat cemas

- klien terlihat panik

- klien terus menerus

bertanya

3.2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan kestidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan BAB cair 4-5x/hari

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri abdomen

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual

4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan tatalaksanaan tentang penyakit GEA.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. T Diagnosa Medik : Gastroenteritis akut

No. Medrec : 1808100001 Tanggal Masuk : 10 Agustus 2018

NO DIAGNOSA PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI

KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan Setelah Sabtu, 11 Agustus 2018 Senin, 11 Agustus

ketidakseimbangan dilakukan Jam 10.00 WIB 2018

cairan dan elektrolit tindakan 3x24 Jam 13.15 WIB

b/d BAB cair 4- jam diharapkan 1. Observasi tanda 1. Untuk 1. Mengobservasi tanda S =

5x/hari cairan dan – tanda dehidrasi mengontrol dehidrasi klien mengatakan

elektrolit klien pengeluaran dan bahwa frekuensi

terpenuhi, pemasukan cairan bab 4x

dengan kriteria agar tidak terjadi 1 =

hasil : dehidrasi berat 1. - Mucosa

1. BAB 2. Kaji TTV 2. Untuk 2. Mengkaji TTV bibir

1x/hari mengetahui masih

2. Konjungtiv perkembangan kering

a merah klien - CRT > 3

muda 3. Kolaborasi 3. Untuk 3. Berkolaborasi dengan detik


3. Mukosa dengan dokter mengobati diare dokter dalam - Turgor

bibir dalam pemberian pemberian obat kulit

lembab obat (molagit) (molagit 1 tablet/oral) kembali >

4. CRT < 3 3 detik

detik 4. Anjurkan klien 4. Agar tidak 4. Menganjurkan klien

5. Turgor kulit untuk banyak terjadi dehidrasi untuk banyak minum 2. TTV

kembali < 3 minum air putih air putih TD : 90/60

detik 5. Kolaborasi 5. Untuk 5. Berkolaborasi dengan N : 80

6. Klien dengan mengontrol jumlah laboratorium R : 20

terlihat laboratorium hematokrit dan S : 35,4 C

segar trombosit klien 3. Pemberian

7. Minum 6-8 obat

gelas/hari molagit

8. BAK 5- masih
6x/hari diberikan 1

9. Warna urine tablet/ oral

kuning 4. Minum 4-5

jernih gelas/hari

5. Hematrokri

t : 38

6. Trombosit

: 187.000

A = masalah

belum teratasi

P = intervensi

dilanjutkan

2 Gangguan rasa Setelah 11 Agustus 2018 11 Agustus 2018


nyaman nyeri b/d dilakukan Sabtu Sabtu

nyeri abdomen tindakan 3x24 11.00 13.35

jam diharapkan 1. Kaji tingkat skala 1. Untuk 1. Mengkajii skala S = klien

rasa nyeri pada nyeri mengetahui skala nyeri mengatakan

pasien dapat nyeri bahwa klien masih

teratasi, dengan 2. Anjurkan 2. Untuk 2. Menganjurkan nyeri

kriteria hasil : kompres hangat mengurangi nyeri kompres hangat 0 =

1. Hilangny dibagian perut dibagian perut 1. Skala nyeri

a rasa 3. Anjurkan posisi 3. Untuk 3. Menganjurkan klien masih

nyeri yang nyaman mengurangi rasa posisi yang nyaman 3

pada nyeri 2. Klien

abdomen 4. Anjurkan untuk 4. Untuk 4. Menganjurkan sudah

2. Tidak tidak banyak mengurangi rasa untuk tidak banyak mengerti

adanya bergerak nyeri bergerak dan


tegang 5. Beri terapi obat 5. Untuk 5. Memberi terapi melaksana

pada oral alphamol mengurangi rasa obat oral alphamol kannya

abdomen 3x1 nyeri 3x1 3. Posisi klien

3. Tidak 4. Klien tidak

adanya banyak

kembung bergerak

4. Skala 5. Terapi obat

nyeri 0 oral

5. Klien aphamol

tidak masih

memega diberikan 1

ng tablet/oral

abdomen A = masalah

belum tertasi
P = intervensi

dilanjutkan

3 Gangguan Setelah 11 Agustus 2018 11 Agustus 2018

pemenuhan dilakukan Sabtu Sabtu

kebutuhan nutrisi tindakan 3x24 11.30 13.45

b/d mual jam diharapkan 1. Auskultasi bising 1. Untuk 1. Mengauskultasi S = klien

rasa mual pada usus mengontrol bising bising usus mengatakan

klien dapat usus yang nomal bahwa klien masih

teratasi, dengan 2. Untuk 2. Mengobservasi merasakan mual

kriteria hasil : 2. Observasi TTV mengetahui keadaan TTV O=

1. Klien 3. Timbang bb umum klien 3. Menimbang BB 1. Bising usus

tamp 4. Anjurkan klien pasien 23x/menit

ak untuk makan 3. Untuk 4. Menganjurkan klien 2. TD :


segar sedikit tapi mengawasi untuk makan sedikit 130/80

2. Mak sering penurunan BB tapi sering N : 68

an 5. berikan terapi 4. Untuk 5. Memberikan terapi R : 19

habis obat injek mencegah terjadinya obat injek S : 36,2

1 ondansetron peningkatan asam ondancentron 3. Berat

porsi 6. berikan terapi lambung 6. Memberikan terapi badan 73

3. Bb obat oral profat 5. Untuk obat oral profat 3x1 kg

kemb 3x1 mengurangi mual 7. Menyajikan 4. Klien

ali 7. sajikan makanan 6. Pemberian makanan dalam menghabis

norm dalam keadaan obat oral profat 3x1 keadaan hangat kan makan

al hangat dapat membantu 8. Membatasi setengah

4. Bab batasi menghilangkan rasa pengunjung ketika porsi

menj pengunjung nyeri di lambung pasien makan dan 5. Terapi obat

adi ketika pasien 7. Untuk istirahat injek


lunak makan dan mengurangi mual ondancentr

Nafsu makan istirahat Untuk memberi on masih

bertambah kenyamanan pada diberikan

pasien 6. Makanan

sudah di

berikan

dalam

keadaan

hangat

7. Pemgunjun

g sudah

dibatasi

A = Masalah
belum teratasi

P = intervensi

dilanjutkan
4 Gangguan rasa Setelah 11 Agustus 2018 11 Agustus 2018

cemas b/d dilakukan Sabtu Sabtu

kurangnya tindakan 3x24 11.50 14.15

pengtahuan tentang jam diharapkan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 1. Mengkaji tingkat S = Klien masih

penyakit dan klien dapat pengetahuan mengetahui sejauh pengetahuan klien belum memahami

tatalaksanaan memahami klien terhadap mana klien terhadap penyakit tentang

tentang penyakit penyakit memahami penyakitnya

yang penyakitnya O=

dideritanya, 2. Berikan 2. Agar 2. Memberikan 1. Klien masih

dengan kriteria penyuluhan pada pengetahuan klien penyuluhan pada pasien belum

hasil : pasien terhadap terhadap penyakit terhadap penyakit dan mengetahui

1. Klien penyakit dan yang dideritanya tatalaksanaan tentang


tenang tatalaksanaan bertambah penyakitnya

2. Klien 3. Evaluasi 3. Mengevaluasi kembali 2. Penyuluhan

tidak kembali tingkat 3. Untuk tingkat pengetahuan sudah

bertanya pengetahuan mengetahui tingkat klien diberikan

lagi klien pengetahuan klien tentang

tentang penyakit GEA

penyakit 3. Klien masih

nya belum

memahami

tentang

penyakitnya

A = masalah

belum teratasi

P = intervensi di
lanjutkan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. T Diagnosa Medik : Gastroenteritis akut

No. Medrec : 1808100001 Tanggal Masuk : 10 Agustus 2018

NO DIAGNOSA PERENCANAAN RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018

ketidakseimbangan tindakan 3x24 jam tanda – tanda mengontrol Minggu Minggu

cairan dan elektrolit diharapkan cairan dehidrasi pengeluaran 14.00 16.25

b/d BAB cair 4- dan elektrolit klien 2. Kaji TTV dan 1. Mengobserva S = klien

5x/hari terpenuhi, dengan 3. Kolaborasi pemasukan si tanda mengatakan

kriteria hasil : dengan dokter cairan agar dehidrasi bahwa frekuensi

1. BAB dalam tidak terjadi 2. Mengkaji ttv bab menjadi


1X/hari pemberian obat dehidrasi 3. Berkolaborasi 2x/hari

2. Konjungtiv (molagit) berat dengan dokter O =

a merah 4. Anjurkan klien dalam 1. Bab

muda untuk banyak 2. Untuk pemberian 2x/hari,BA

3. Mukosa minum air mengetahui obat (molagit) B masih

bibir putih perkembanga 4. Menganjurka cair,klien

lembab 5. Kolaborasi n klien n klien untuk terlihat

4. CRT < 3 dengan 3. Untuk banyak lemas

detik laboratorium mengobati minum air 2. TD :

5. Turgor kulit diare putih 160/100

lembab 4. Agar tidak 5. Berkolaborasi N : 80

6. Klien terjadi dengan R : 20

terlihat dehidrasi laboratorium S : 36,5

segar 3. Pemberian
7. Minum 6-8 5. Untuk obat oral

gelas/hari mengontrol molagit

8. BAK 5- jumlah masih di

6x/hari hematokrit berikan

9. Warna dan trombosit 4. Minum 4-

urine klien 5

kuning gelas/hari

jernih 5. Trombosit

: 220.000

Hematokri

t : 39

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018

nyaman nyeri b/d tindakan 3x24 jam Minggu Minggu

nyeri abdomen diharapkan rasa 14.25 16.45


nyeri pada pasien 1. Kaji tingkat 1. Untuk 1. Mengkajii S = klien

dapat teratasi, skala nyeri mengetahui skala nyeri mengatakan nyeri

dengan kriteria skala nyeri sudah berkurang

hasil : 2. Untuk 2. Menganjurka O=

1. Hilangnya rasa 2. Anjurkan mengurangi n kompres 1. Skala

nyeri pada kompres hangat nyeri hangat nyeri

abdomen dibagian perut 3. Untuk dibagian menjadi 2

2.Tidak adanya 3. Anjurkan posisi mengurangi perut 2. Kompres

kembung yang nyaman rasa nyeri hangat

3.Skala nyeri 0 4. Anjurkan untuk 4. Untuk 3. Menganjurka sudah

4.Klien tidak tidak banyak mengurangi n posisi yang dilakukan

memegang bergerak rasa nyeri nyaman 3. Klien

abdomen 5. Beri terapi obat 5. Untuk 4. Menganjurka terlihat

oral alphamol mengurangi n untuk tidak lemas dan


3x1 rasa nyeri banyak tidak

bergerak banyak

5. Memberi bergerak

terapi obat 4. Terapi

oral alphamol obat oral

3x1 aphamol

3x1 masih

diberikan

A = Masalah

teratasi sebagian

P = intervensi

dilanjutkan
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Auskultasi bising 1. Untuk 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018

pemenuhan tindakan 3x24 jam usus mengontrol Minggu Minggu

kebutuhan nutrisi b/d diharapkan rasa 2. Observasi TTV bising usus 14.45 17.05
mual mual pada klien 3. Timbang bb yang nomal 1. Mengauskulta Jam

dapat 4. Anjurkan klien 2. Untuk si bising usus S = klien

teratasi, dengan untuk makan mengetahui 2. Mengobserva mengatakan masih

kriteria hasil : sedikit tapi sering keadaan si TTV sediikit mual

1. Klien 5. berikan terapi obat umum klien 3. Menimbang O=

tampak injek ondansetron BB pasien 1. Bising

segar 6. berikan terapi obat 3. Untuk 4. Menganjurka usus

2. Makan oral profat 3x1 mengawasi n klien untuk 15x/menit

habis 1 7. sajikan makanan penurunan makan sedikit 2. TD :

porsi dalam keadaan BB tapi sering 130/80

3. Bb hangat 4. Untuk 5. Memberikan N : 80

kembali 8. batasi pengunjung mencegah terapi obat R : 20

normal ketika pasien terjadinya injek S : 35,4

4. Bab makan dan peningkatan ondancentron 3. Berat


menjadi istirahat asam 6. Memberikan badan 73,5

lunak lambung terapi obat 4. Klien

5. Nafsu 5. Untuk oral profat menghabis

makan mengurangi 3x1 kan makan

bertamb mual 7. Menyajikan setengah

ah 6. Pemberian makanan porsi

obat oral dalam 5. Terapi

profat 3x1 keadaan obat injek

dapat hangat ondancentr

membantu 8. Membatasi on masih

menghilangka pengunjung diberikan

n rasa nyeri di ketika pasien 6. Terapi

lambung makan dan obat oral

7. Untuk istirahat profat


mengurangi masih

mual diberikan

8. Untuk 7. Makanan

memberi sudah

kenyamanan diberikan

pada pasien dalam

keadaan

hangat

8. Pengunjun

g sudah

dibatasi

A = masalah

teratasi sebagian

P = intervensi
dilanjutkan

4 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018

cemas b/d kurangnya tindakan 3x24 jam pengetahuan klien mengetahui Minggu Minggu

pengtahuan tentang diharapkan klien terhadap penyakit sejauh mana 15.05 17.35

penyakit dan dapat memahami 2. Berikan penyuluhan klien memahami 1. Mengkaji S = klien masih

tatalaksanaan tentang penyakit pada pasien terhadap penyakitnya tingkat sedikit cemas

yang dideritanya, penyakit dan 2. Agar pengetahuan O=

dengan kriteria tatalaksanaan pengetahuan klien terhadap 1. Klien sedikit

hasil : 3. Evaluasi kembali klien terhadap penyakit sudah

1. Klien tingkat pengetahuan penyakit yang 2. Memberikan mengetahui

tenang klien dideritanya penyuluhan tentang

2. Klien tidak bertambah pada pasien penyakitnya

bertanya 3. Untuk terhadap 2. Penyuluhan

lagi tentang mengetahui penyakit dan sudah


penyakitnya tingkat tatalaksanaan diberikan

pengetahuan 3. Mengevaluasi tentang

klien kembali penyakit GEA

tingkat 3. Klien sudah

pengetahuan sedikit

klien memahami

tentang

penyakitnya

A = masalah

teratasi sebagian

P = intervensi

dilanjutkan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama : Tn. T Diagnosa Medik : Gastroenteritis akut

No. Medrec : 1808100001 Tanggal Masuk : 10 Agustus 2018

NO DIAGNOSA PERENCANAAN RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1 Gangguan Setelah dilakukan 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018

ketidakseimbangan tindakan 3x24 Senin Senin

cairan dan elektrolit jam diharapkan

b/d BAB cair 4- cairan dan 1. tanda – 1. Untuk 1. Mengobservasi S = klien

5x/hari elektrolit klien tanda mengontrol tanda dehidrasi mengatakan bahwa

terpenuhi, dengan dehidrasi pengeluaran 2. Mengkaji ttv frekuensi BAB

kriteria hasil : 2. Kaji TTV dan 3. Berkolaborasi sudah kembali

1. BAB 3. Kolaborasi pemasukan dengan dokter normal teksturnya

1X/hari dengan cairan agar dalam lembek dan

2. Konjungti dokter tidak terjadi pemberian obat frekuensi BAB


va merah dalam dehidrasi berat (molagit) 1x/hari

muda pemberian 4. Menganjurkan O=

3. Mukosa obat 2. Untuk klien untuk 1. -

bibir (molagit) mengetahui banyak minum konjungtiva

lembab 4. Anjurkan perkembangan air putih merah muda

4. CRT < 3 klien untuk klien 5. Berkolaborasi - Mukosa

detik banyak 3. Untuk dengan bibir lembab

5. Turgor minum air mengobati laboratorium - CRT

kulit putih diare kembali < 3

lembab 5. Kolaborasi 4. Agar tidak detik

6. Klien dengan terjadi - Turgor kulit

terlihat laboratoriu dehidrasi lembab

segar m - Klien

7. Minum 6- 6. Klien tidak 5. Untuk terlihat segar


8 terpasang mengontrol - Minum 6-8

gelas/hari infuse jumlah gelas/hari

8. BAK 5- dilengan hematokrit - Warna urine

6x/hari kanannya dan trombosit kuning

9. Warna 7. Hematokrit klien jernih

urine 40 – 52% 2. TD : 140/90

kuning 8. Trombosit N : 80

jernih 150.000- R : 21

500.000/m S : 36,4 C

m 3. Obat oral

molagit

sudah tidak

diberikan

4. Klien
minum ±6-8

gelas/hari

5. Trombosit :

260.000

Hematokrit :

44

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji i tingkat 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018

nyaman nyeri b/d tindakan 3x24 skala nyeri mengetahui Senin Senin

nyeri abdomen jam diharapkan 2. Anjurkan skala nyeri

rasa nyeri pada kompres 2. Untuk 1. Mengkajii skala S = klien

pasien dapat hangat mengurangi nyeri mengatakan bahwa

teratasi, dengan dibagian nyeri 2. Menganjurkan klien sudah tidak

kriteria hasil : perut 3. Untuk kompres hangat merasakan nyeri

1. Hilangnya rasa 3. Anjurkan mengurangi dibagian perut O=


nyeri pada 4. Anjurkan rasa nyeri 3. Menganjurkan 1. Skala nyeri

abdomen untuk tidak 4. Untuk untuk tidak 0

2.Tidak adanya banyak mengurangi banyak bergerak 2. Kompres

tegang pada bergerak rasa nyeri 4. Memberi terapi hangat sudah

abdomen 5. Beri terapi obat oral tidak

3.Tidak adanya obat oral alphamol 3x1 diberikan

kembung alphamol 3x1 3. Klien tidak

4.Skala nyeri 0 banyak

5.Klien tidak bergerak,klie

memegang n terlihat

abdomen sudah segar

4. Terapi obat

oral aphamol

sudah
diberikan

A = masalah teratasi

P = intevensi

dihentikan
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Auskultasi 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018

pemenuhan tindakan 3x24 bising usus mengontrol Senin Senin

kebutuhan nutrisi b/d jam diharapkan 2. Observasi bising usus 1. Mengauskultasi S = klien

mual rasa mual pada TTV yang nomal bising usus mengatakan bahwa

klien dapat 3. Timbang bb 2. Untuk 2. Mengobservasi klien sudah tidak

teratasi, dengan 4. Anjurkan mengetahui TTV mual lagi

kriteria hasil : klien untuk keadaan 3. Menimbang BB O =

1. Klien tampak makan umum klien pasien 1. Bising usus

segar sedikit tapi 4. Menganjurkan 15x/menit

2. Makan habis 1 sering 3. Untuk klien untuk 2. TD : 120/80

porsi 5. berikan mengawasi makan sedikit N : 84


3. Bb kembali terapi obat penurunan BB tapi sering R : 20

normal injek 4. Untuk 5. Memberikan S : 37,3

4 Bab menjadi ondansetron mencegah terapi obat injek 3. Berat badan

lunak 6. berikan terjadinya ondancentron 73,7

5. Nafsu makan terapi obat peningkatan 6. Memberikan 4. Klien makan

bertambah oral profat asam lambung terapi obat oral 1 porsi

3x1 5. Untuk profat 3x1 5. Terapi obat

7. sajikan mengurangi 7. Menyajikan injek

makanan mual makanan dalam ondancentro

dalam 6. Pemberian keadaan hangat n dihentikan

keadaan obat oral 8. Membatasi 6. Terapi obat

hangat profat 3x1 pengunjung oral profit

8. batasi dapat ketika pasien sudah

pengunjung membantu makan dan diberikan


ketika menghilangka istirahat A = masalah teratasi

pasien n rasa nyeri di P = intervensi

makan dan lambung dihentikan

istirahat 7. Untuk

mengurangi

mual

8. Untuk

memberi

kenyamanan

pada pasien
4 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018

cemas b/d kurangnya tindakan 3x24 pengetahuan klien mengetah Senin Senin

pengtahuan tentang jam diharapkan terhadap penyakit ui sejauh

penyakit dan klien dapat 2. Berikan mana 1. Mengkaji S = klien sudah

tatalaksanaan memahami penyuluhan pada klien tingkat tidak cemas lagi


tentang penyakit pasien terhadap memaha pengetahuan O=

yang dideritanya, penyakit dan mi klien terhadap 1. Klien sudah

dengan kriteria tatalaksanaan penyakitn penyakit mengerti

hasil : 3. Evaluasi kembali ya 2. Memberikan tentang

1. Klien tingkat 2. Agar penyuluhan penyakitrnya

tenang pengetahuan klien pengetah pada pasien 2. Penyuluhan

2. Klien uan klien terhadap sudah

tidak terhadap penyakit dan diberikan

bertanya penyakit tatalaksanaan 3. Klien sudah

lagi yang 3. Mengevaluasi memahami

tentang dideritany kembali tingkat tentang

penyakitn a pengetahuan penyakitnya.

ya bertamba klien A = masalah teratasi

h P = Intevensi
3. Untuk dihentikan

mengetah

ui tingkat

pengetah

uan klien
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada pengkajian Tn. T dengan gastroenteritis akut didapatkan

kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang

meliputi data subjektif dan data objektif. Serta hasil pengkajian yang

dulakukan oleh penyusun ditemukan beberapa masalah kesehatan pada Tn.

T yaitu keseimbangan cairan elektrolit berhubungan dengan adanya

bakteri ditandai dengan BAB cair. Gangguan rasa nyaman nyeri ditandai

dengan adanya nyeri abdomen,gangguan pemenuhan kenbutuhan nuttisi

ditandai dengan adanya rasa mual, Gangguan rasa cemas ditandai dengan

kurangnya pengtahuan tentang penyakit dan tatalaksanaan.

Untuk mengatasi diagnose atau masalah yang timbul pada

gastroenteritis akut ini penyusun membuat beberapa rencana atau

intervensi yang bertujuan untuk mengatasi atau mengurangi masalah

keperawatan yang ada pada Tn.T yang bisa dilakukan oleh perawat.

Adapun factor keberhasilan dalam melakukan tindakan yang dilakukan

oleh perawat secara maksimal adalah keikutsertaan keluarga dalam

merawat dan menjaga pasien selama masa penyembuhan. Implementasi

yang dilakukan setelah penyusun membuat intervensi atau rencana

tindakan keperawatan yang akan diberikan pada Tn. T pada implementasi


yang dilakukan penysun,terdapat beberapa hasil yang memuaskan yang

dirasa oleh penyusun. Evaluasi yang dilakukan pada Tn.T dengan

gastroenteritis akut sesuai dengan lama pemberian tindakan keperawatan

yang diberikan pada Tn.T dan diperoleh hasil bahwa masalah keperawatan

pada Tn.T teratasi secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai