Diare adalah buang air besar (BAB) 3x atau lebih dalam sehari semalam (24 jam) yang mungkin dapat disertai dengan
Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3x/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadim cair),dengan atau tanpa darah atau lendir ( Suraatmaja,2008 )
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang kebih lembek atau cair
dan bersifat mendadak datangnya,dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu ( Suharyono,2008)
Diare adalah peradang pada mukosa lambung dan usus halus yang menyebabkan menngkatnya frekuensi BAB dan
Dengan demikian dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit diare merupakan suatu penyakit
oengekuaran tinja yantg berlebihan atau meningkat dengan konsistensi cair dan biasanya terjadi lebih dari 3x/hari.
3.1.2 ETIOLOGI
Menurut ( Widaya, 2004 ) secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam besar :
a. Bakteri : Shigella , Salmonella , E. Coli, Golongan vibrio, Bacillus Cereus, Clostridium Perfringens, Staphiccoccus
c. Parasit : Cacing Perut, Ascaris, Trichiurius, Strongyloides, Lastsistis Huminis, Protozoa, Entamoeba, Histolitica, Giardia
2. Alergi.
3. Malabsobsi.
5. Imunodefisiensi
6. Sebab-sebab lain :
a. Psikis
b. Lingkungan
Cuaca PATOFISIOLOGI
Menurut suriadi ( 2001 ) Patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya mobilitias dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan gangguan dari absobsi dan ekeresi cairan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikabornat berpindah
dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakn proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus dahlais, sel
salam mukosa intestinak mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikooraganisme yang masuk akan
merusalk sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukan intestinal. Perubahan kapastias intestinal dan terjadi gangguan
absobsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsrbsi cairan dan elektrolit dan bahan-
bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsobsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absobsi
intestinal.
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan trtjadi peningkatan sekrrsi air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat penongkatan isi rongga usus.
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan,selanjutnya timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan keseimvangan asam basa ( asidosis
metabolik hipoklemia ).
3. Hipoglikemia.
ETIOLOGI GASTROENTERITIS
Pathway
3.1.5 MANIFESTASI KLINIK
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.
Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan
penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi
cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini
tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
1. Dehidrasi berat
Ciri- ciri :
2. Dehidrasi sedang
Ciri – ciri
- Mata cekung
- Muka terlihat pucat
3. Dehidrasi ringan
Ciri – ciri
Pemeriksaan Pununjang
1. pemeriksaan feses
Darah samar mungkin positis (erosi mukosa), steatorea dan garam empedu dapat ditemukan
2. foto
Menelan berium dapat menunjukkan penyempitan lumen pada ileum terminal, kekakuan dinding usus, mukosa mudah terangsang atau ukus
3. enema barium
Usus halus hampir selalu terkena, tetapi area rektal dipengaruhi hanya 50%. Fistula sering dan biasanya ditemukan pada ujung ileum tetapi
hanya ada pada segmen sepanjang saluran gastrointestinal
4. pemeriksaan sigmoideskopi
Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa kolon, celah transversal atau ulkus longitudinal.
5. endoskopi
6. darah lengkap
Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat terjadi karena malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan fungsi sumsum tulang (proses
inflamasi kronis), peningkatan sel darah putih.
7. ESR
Menurun
9. kolesterol
Menurun sehubungan dengan infeksi kronis atau sekunder terhadap kehilangan darah
12. elektrolt
Bila ada organisme eschericia colli, diduga pembentukan fistula pada kandung kemih
3.1.6 KOMPLIKASI
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorisnus, hipotoini otot, lemah. Bradikardia, perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactase
7. Malnutrisi ocial protein ( akibat muntah dan diare,jika lama atau kronik )
3.1.7 PENATALAKSANAAN
1. Medis
3. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
2. Keperawatan
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor malabsorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah
dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat pakaian kotor
Data Fokus
Diagnosa Keperawatan
2. kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
Intervensi
2. diagnosa : kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan seringnya buang air besar dan encer
b. turgor elastik
intervensi :
- Kaji intake dan output, otot dan observasi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan
- Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi
- Anak diisirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih
- Pemberian obat antidiare, anti emeti dan anti piretik sesuai program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah
3. diagnosa : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya intake absorbsi makanan
Tujuan : anak-anak toleran diet yang sesuai
Intervensi :
Daftar Pustaka
http://edutaka .blogspot.com/2014/10/pengertia-diar.html?m=1
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.T DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN :
GASTROENTERITIS AKUT DIRUANG KENANGA RAWAT INAP KLINIK PRATAMA HARAPAN SEHAT
3.2.1 PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas pasien
Nama : Tn.T
Umur : 49 tahun
Agama : islam
Suku : jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : TNI
Alamat : purabaya RT 06 RW 04
Nama : Ny. W
Umur : 53 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
1. Keluhan utama :
Klien mengatakan bahwa klien BAB cair 4-5x/hari disertai lendir tanpa disertai darah dan terdapat mual. Klien juga
merasakan nyeri dibagian perutnya. Nyeri terasa lebih hebat ketika klien sedang beraktivitas dan terasa lebih ringan ketika
klien sedang berbaring, klien mengatakan nyeri diperutnya seperti diremas-remas, nyeri tersebut dirasakan diperut bagian kiri
atas dan kanan atas ( ulu hati ), skala nyeri 5 (0-10). Nyeri tersebut mengganggu aktivitas klien,dan nyeri dirasakan secara
tiba-tiba.
Klien mengatakan bahwa klien pernah mengalami sakit seperti ini. Klien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah dirawat di
Klien mengatakan bahwa anak dari klien pernah mengalami sakit seperti ini. Klien juga mengatakan bahwa dikeluarganya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi,asma,diabetes dll.
Kesadaran
Nadi : 100x/menit
Suhu : 36 C
Respirasi : 22x/menit
Bb sebelum sakit : 75
Bb saat sakit : 73
a) Kepala
Bentuk kepala proporsional, distribusi rambut merata, rambut berwarna hitam, dan kebersihan kulit kepala serta
rambut terjaga, tidak terdapat benjolan dan massa pada kepala, pada saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
b) Kulit
Wajah kuning langsat,turgor kulit kembali kurang dari 3detik, tidak ada nyeri tekan pada sinus wajah.
c) Wajah
Bentuk wajah proforsional, struktuk wajah dari mata simetris, bentuk hidung proforsional, dengan bibir simetris,
bentuk mulut proporsional dan bentuk telinga simetris, tidak terdapat nyeri tekan pada sinus wajah, wajah terlihat
sedikit pucat.
d) Mata
Bentuk kedua mata simetris, warna konjungtiva pucat.mata tidak terlihat cekung, warna sclera putih,ketika di test
dengan penlight,pupil yang terkena cahaya mengalami miosis ( mengecil ) dan saat cahaya dijauhkan pupil mengalami
midriasis ( Pelebaran ), fungsi penglihatan baik,ditandai dengan klien dapat membaca nama perawat di nametag.
e) Hidung
Bentuk hidung proforsional,dengan lubang hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada bengkak dan secret,tidak ada nyeri
tekan saat dipalpasi dan fungsi penciuman baik ditandai dengan test minyak kayu putih pasien dapat mencium bau
f) Mulut
Bentuk mulut proforsional dengan bibir atas dan bawah simteris,jumlah gigi 32,tidak terdapat lubang gigi dan
karies,lidah terlihat bersih,membran mukosa bibir kering,tidak ada lesi dan pendarahan di area mulut,letak uvula
ditengah,tidak ada bau mukut,tidak ada pembengkakakn tonsil,fungsi pengecapan baik ditandai dengan pasien dapat
g) Telinga
Bentuk telinga simetris,pina sejajar dengan kantus mata,terlihat ada sedikit serumen dibagian lubang telinga,tidak ada
benjolan serta fungsi pendengaran baik ( dapat mendengarkan gesekan tangan perawat ),dan kerika dipanggil klien
langsung merespon.
h) Leher
Bentuk leher tidak terlalu panjang,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening,jugularis teraba pada
saat menelan pergerakan trakea simetris,pergerakan otot leher dapat menengok ke kiri dan ke kanan.
i) Dada dan paru-paru
Bentuk dan pergerkan dada simetris pada saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan,bunyi pernafasan vesicular,frekuensi
j) Abdomen
Pada saat dipalpasi terdapat nyeri tekan di abdomen kuadran kiri atas dan kanan atas tengah ( uluh hati ) dengan bising
k) Genetalia
Kebersihannya terjaga,tidak ada secret,radang,edema dan nyeri,kedaan penis normal dengan jumlah scrotum 2,tidak
Bentuk kedua tangan simetris,tidak ada bengkak,pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 20 tetes/menit (IV),
dapat merasakan sensasi halus , tajam, panas, dingin, gerakan ROM antara fleksi,ekstensi,adduksi,abbduksi dan
rotasi,kekuatan otot 5 dan 5 ( pergerakan penuh,menentang gravitasi ), reflek bisep dan trisep ada.
5
m) Ekstremitas bawah 5
Bentuk kedua kaki simetris,tidak terdapat luka,dapat merasakan sensasi halus, tajam, panas, dingin, gerakan ROM
antara fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi baik, kekuatan otot 5/5 ( pergerakan penuh,menentang gravitasi )
A. Makan
kambing,sayur
- Porsi 1 porsi 1
porsi
2
- Keluhan Tidak ada Mual
B. Minum
hitam
A. malam
- berapa jam 1
5 2 jam/hari
- dari jam ...-...
23.00 – 04.30
- penerangan Penerangan
Tidak
- keluhan Tidak ada
B. siang
3 Eliminasi
A. BAB
kehijauan
B. BAK
- Frekuensi 5-6x/hari 3x/hari
4 Personal hygiene
A. Mandi
B. Keramas
C. Gosok gigi
- Frekuensi 3x/hari 2x/hari
lakukan duduk
miring kiri
3.2.5 DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan bahwa klien mampu untuk bersosialisasi dengan klien lainnya/perawat dan mudah untuk bekerja
Klien belum mampu untuk mengerjakan solat 5 waktu hanya bisa berdo’a dengan dituntun oleh keluarganya.
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
LAB NORMAL
1 Hemoglobin 13,5 14,0-18,0g/dl
2 Leukosit 4.200 4.500-
10.000/mm
3 Hematokrit 38 40-52%
4 Trombosit 187.000 150.000-
500.000/mm
2. TERAPI OBAT
cairan
2 Alphamol 3x1 Oral Untuk
meredakan
nyeri
3 Profat 3x2 Oral Untuk
lambung( seb
elum makan )
4 Molagit 1x1 Oral Untuk diare
5 Cefotaxime 2x1 Injeksi Antibiotic
6 Ondancentron 3x1 Injeksi Untuk
meredakan
mual dan
muntah
7 Pantomex 1x1 Injeksi Untuk
lambung
3.2.8 ANALISA DATA
O
1 Ds : klien mengatakan BAB ± Bakteri virus parasite Gangguan
Do :
- Terlihat lemas
- Terpasang infus RL
20/tpm
- Trombosit 167.000
Inflamasi usus
Hiperperistaltik
tidak diserap
kebutuhan
2 Ds : klien mengatakan mual Malabsorpsi karbohidrat, Gangguan
- BB sebelum sakit 75
kerongga usus
Isi usus meningkat
Nyeri abdomen
diusus
Pertahanan tubuh
Inflamasi usus
Hiperperistaltik
Mual
Pemenuhan kebutuhan
abdomen
di palpasi
- Skala nyeri 5
3x1tablet/oral
- Klien terlihat
memegang abdomen
4 Ds : klien mengatakan khawatir Cemas
dialaminya
bertanya
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan tatalaksanaan tentang penyakit GEA.
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan Setelah Sabtu, 11 Agustus 2018 Senin, 11 Agustus
b/d BAB cair 4- jam diharapkan 1. Observasi tanda 1. Untuk 1. Mengobservasi tanda S =
5. Turgor kulit untuk banyak terjadi dehidrasi untuk banyak minum 2. TTV
gelas/hari molagit
8. BAK 5- masih
6x/hari diberikan 1
jernih gelas/hari
5. Hematrokri
t : 38
6. Trombosit
: 187.000
A = masalah
belum teratasi
P = intervensi
dilanjutkan
adanya banyak
kembung bergerak
nyeri 0 oral
5. Klien aphamol
tidak masih
memega diberikan 1
ng tablet/oral
abdomen A = masalah
belum tertasi
P = intervensi
dilanjutkan
norm dalam keadaan obat oral profat 3x1 keadaan hangat kan makan
pasien 6. Makanan
sudah di
berikan
dalam
keadaan
hangat
7. Pemgunjun
g sudah
dibatasi
A = Masalah
belum teratasi
P = intervensi
dilanjutkan
4 Gangguan rasa Setelah 11 Agustus 2018 11 Agustus 2018
pengtahuan tentang jam diharapkan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 1. Mengkaji tingkat S = Klien masih
penyakit dan klien dapat pengetahuan mengetahui sejauh pengetahuan klien belum memahami
yang penyakitnya O=
dengan kriteria penyuluhan pada pengetahuan klien penyuluhan pada pasien belum
nya belum
memahami
tentang
penyakitnya
A = masalah
belum teratasi
P = intervensi di
lanjutkan
b/d BAB cair 4- dan elektrolit klien 2. Kaji TTV dan 1. Mengobserva S = klien
segar 3. Pemberian
7. Minum 6-8 5. Untuk obat oral
urine klien 5
kuning gelas/hari
jernih 5. Trombosit
: 220.000
Hematokri
t : 39
bergerak banyak
5. Memberi bergerak
3x1 aphamol
3x1 masih
diberikan
A = Masalah
teratasi sebagian
P = intervensi
dilanjutkan
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Auskultasi bising 1. Untuk 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018
kebutuhan nutrisi b/d diharapkan rasa 2. Observasi TTV bising usus 14.45 17.05
mual mual pada klien 3. Timbang bb yang nomal 1. Mengauskulta Jam
mual diberikan
8. Untuk 7. Makanan
memberi sudah
kenyamanan diberikan
keadaan
hangat
8. Pengunjun
g sudah
dibatasi
A = masalah
teratasi sebagian
P = intervensi
dilanjutkan
4 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 12 Agustus 2018 12 Agustus 2018
cemas b/d kurangnya tindakan 3x24 jam pengetahuan klien mengetahui Minggu Minggu
pengtahuan tentang diharapkan klien terhadap penyakit sejauh mana 15.05 17.35
penyakit dan dapat memahami 2. Berikan penyuluhan klien memahami 1. Mengkaji S = klien masih
tatalaksanaan tentang penyakit pada pasien terhadap penyakitnya tingkat sedikit cemas
pengetahuan sedikit
klien memahami
tentang
penyakitnya
A = masalah
teratasi sebagian
P = intervensi
dilanjutkan
segar m - Klien
kuning 8. Trombosit N : 80
jernih 150.000- R : 21
500.000/m S : 36,4 C
m 3. Obat oral
molagit
sudah tidak
diberikan
4. Klien
minum ±6-8
gelas/hari
5. Trombosit :
260.000
Hematokrit :
44
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji i tingkat 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018
nyaman nyeri b/d tindakan 3x24 skala nyeri mengetahui Senin Senin
memegang n terlihat
4. Terapi obat
oral aphamol
sudah
diberikan
A = masalah teratasi
P = intevensi
dihentikan
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. Auskultasi 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018
kebutuhan nutrisi b/d jam diharapkan 2. Observasi bising usus 1. Mengauskultasi S = klien
mual rasa mual pada TTV yang nomal bising usus mengatakan bahwa
istirahat 7. Untuk
mengurangi
mual
8. Untuk
memberi
kenyamanan
pada pasien
4 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Untuk 13 Agustus 2018 13 Agustus 2018
cemas b/d kurangnya tindakan 3x24 pengetahuan klien mengetah Senin Senin
h P = Intevensi
3. Untuk dihentikan
mengetah
ui tingkat
pengetah
uan klien
BAB IV
4.1 Kesimpulan
meliputi data subjektif dan data objektif. Serta hasil pengkajian yang
bakteri ditandai dengan BAB cair. Gangguan rasa nyaman nyeri ditandai
ditandai dengan adanya rasa mual, Gangguan rasa cemas ditandai dengan
keperawatan yang ada pada Tn.T yang bisa dilakukan oleh perawat.
yang diberikan pada Tn.T dan diperoleh hasil bahwa masalah keperawatan