A. Latar Belakang
B. Keluarga Berencana
Keluarga berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera (Yuhedi dan Kurniawati, 2013). Pada hakekatnya KB
bertujuan untuk mewujudkan keluarga dengan anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera,
berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya. Secara garis besar dalam pelayanan
kependudukan atau KB mencakup beberapa komponen yaitu: (1) komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE), (2) konseling, (3) pelayanan kontrasepsi, (4) pelayanan infertilitas, (5)
pendidikan seks, (6) konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan, (7) konsultasi
genetik, (8) tes keganasan, dan (9) adopsi (Pinem, 2009).
C. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan
“konsepsi” yang berarti pertemuan antara sperma dan sel telur yang matang dan sel
sperma yang menyebabkan kehamilan. Secara singkat Kontrasepsi adalah pencegahan
terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya telur
yang dibuahi ke 12 dinding rahim (Mulyani dan Rinawati, 2013). Tujuan kontrasepsi
adalah mengindari atau mencegah kehamilan akibat pertemuan sel telur dan sperma
tersebut (Dewi dan Sunarsih, 2011).
Jika digunakan tanpa bantuan alat kontrasepsi lain, efektivitas spermisida kira-kira antara 70
hingga 80 persen dalam mencegah kehamilan. Tapi apabila dipakai bersamaan dengan kondom
atau diafragma, angka keefektifannya akan meningkat hingga 97 persen.Itulah mengapa para
pakar medis kerap merekomendasikan penggunaan spermisida bersama-sama dengan alat
kontrasepsi lain supaya lebih efektif.Tak sedikit orang yang merasa kalau kombinasi penggunaan
spermisida dan kondom itu agak merepotkan. Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba memakai
produk kondom yang sudah dilapisi dengan cairan spermisida. Jenis kondom ini bisa Anda
peroleh di toko maupun apotek terdekat.Kondom spermisida juga tergolong aman digunakan saat
menyusui. Hanya saja, jenis kondom ini lebih mahal dibanding kondom biasa. Tanggal
kedaluwarsanya juga lebih singkat dari tipe kondom lainnya.
Spermisida tidak bisa mencegah penyakit menular seksual. Jenis kontrasepsi ini bahkan dapat
mengiritasi alat kelamin, sehingga akan lebih mudah bagi seseorang untuk terkena infeksi. Salah
satunya, infeksi menular seksual.Meski begitu, memakai spermisida bersama kondom dapat
melindungi Anda dari penyakit menular seksual sekaligus mencegah kehamilan dengan lebih
efektif. Jadi jika Anda hendak berhubungan seks, tetaplah gunakan kondom selain dengan
spermisida.Dalam memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan, mengetahui efektivitasnya
dalam mencegah infeksi menular seksual termasuk krusial. Dengan ini, Anda dan pasangan bisa
merasa lebih aman.
Tidak ada metode kontrasepsi yang benar-benar sempurna. Sama seperti pil, spiral, dan alat
KB lainnya, spermisida juga memiliki kelebihan maupun kekurangan.
Kelebihan spermisida
Kekurangan spermisida
Efek samping yang paling sering terjadi pada pengguna spermisida biasanya adalah terjadinya
beberapa hal berikut.
Iritasi
Rasa perih dan terbakar di area genital
Rasa gatal pada vagina
Vagina yang menjadi kering
Vagina mengeluarkan bau
Vagina mengeluarkan cairan menyerupai keputihan
REFERENSI
Glasier, A. & Gebbie, A., 2005, Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta : EGC.
BKKBN, 2011, Perkembangan Pencapaian Peserta KB baru Menurut Alat Kontrasepsi, (diakses
tanggal 27 Oktober 2012).
Saifuddin, A. B., Affandy, B., Baharuddin, M. & Soekir, S., 2003, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, Edisi Pertama, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Alam, Abdullah dan Shah, Syed Zulfiqar Ali. 2013. Corporate Governance and its Impact on
Firm Risk. International Journal of Management, Economics and Social Sciences 2013, Vol.
2(2), pp. 76 –98.
Wiknjosastro, H., 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihadjo.
Hartanto, H., 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Cetakan Ketiga, Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Hartanto, H., 2006. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Cetakan Keempat, Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Manuba, I. B., 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, Jakarta
: EGC.