Makalah Roleplay Supervisi Revisi
Makalah Roleplay Supervisi Revisi
DISUSUN OLEH:
1. Diah ayu
2. Fatmawati
3. Intan Dwi
4. Mariza ulfa
5. Marlina
6. Wahyu sri
1.1Latar Belakang
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan
tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam manajemen keperawatan. Untuk
mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen dari perawat profesional
diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen
yang esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka
sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh
satu orang.
Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan
yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin
sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian
dengan tingkat yang lebih tinggi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan (dalam fungsi manajemen yang
berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogram dapat dilaksanakan
dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan
berbagai hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan
mencoba memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf
keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar seorang manajer keperawatan untuk
mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan supervisi, karena masalah – masalah
yang terjadi dapat diketahui oleh manajer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff
keperawatan yang mungkin sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
1.2Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan supervisi keperawatan mahasiswa mampu mengaplikasikan peran
kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat katim maupun perawat pelaksana di Ruang
Tulip
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan
keperawatan secara fair
b. Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tindakan keperawatan
yang diakukan perawat
1.3Manfaat
1. Bagi pasien
Pasien mandapatkan pelayanan keperwatan yang berkualitas dan sesuai dengan tuntutan
pasien
2. Bagi perawat
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi dan meningkatkan
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara supervisor dan perawat yang
disupervisi
b. Meningatkan kemampuan perawat katim dan perawat pelaksana dalam menerapkan asuhan
keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang dilakukan perawat
3. Bagi Rumah Sakit
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan keperawatan
sehingga tercipta pelayanan keperawatan profesional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak
yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
dan efektif (Sudjana, 2004).
Arief (1987) merumuskan supervisi sebagai suatu proses kegiatan dalam upaya meningkatkan
kemampuan dan keterampilan tenaga pelaksana program, sehingga program itu dapat terlaksana
sesuai dengan proses dan hasil yang diharapkan. Supervisi keperawatan merupakan kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencangkup
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
2.2.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah atasan, yakni
mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Kelebihan yang dimaksud sering dikaitkan
dengan status yang lebih tinggi (supervisor) dan karena itu fungsi supervisor memang dimiliki oleh
atasan. Namun untuk keberhasilan, supervisi harus lebih mengutamakan kelebihan pengetahuan atau
keterampilan.
Menurut Ali Zaidin dalam bukunya Dasar-Dasar Kepemimpinan dalam Keperawatan
membagi tingkatan atas kelas manajer dalam melakukan supervisi.
1. Manajer puncak (Top Manajer)
Manajer puncak bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dari hasil kegiatan serta proses
manajemen organisasi. Tugas utamanya menetapkan kebijakan (policy), memberi petunjuk atau
pengarahan umum berkaitan dengan tujuan. Misalnya : Kakanwil Depkes Provinsi, Kadinkes
Daerah, Direktur RS dan sebagainya.
2. Manajer Menengah (Middle Manajer)
Manajer menengah ini memimpin sebagian manajer tingkat pertama. Tugasnya
menjabarkan kebijaksanaan top manajer kedalam program-program. Misalnya : Kepala Bagian
Tata Usaha, Kepala Bidang, Kasubdin Provinsi, Kasubbag Dati II.
3. Manajer Tingkat Pertama (First Line, First Level Manajer, Supervisor Manajer)
Manajer tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung para pelaksana atau pekerja.
Melaksanakan supervisi sebagai mandor atau supervisor. Misalnya : Kepala Seksi, Kepala
Urusan.
Untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik diperlukan beberapa syarat atau
karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi atau supervisor (Azwar A, 1996)
adalah sebagai berukit :
1. Sebaiknya pelaksanaan supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi, atau apabila
tidak mungkin dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab
yang jelas.
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis
pekerjaan yang disupervisi.
3. Pelaksanaan supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya memahami
prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi.
4. Pelaksana supervisi harus mempun yaitu sifat edukatif, suportif, dan bukan otoriter.
5. Pelaksana harus mempunyai waktu yang cukup, tidak tergesa-gesa melainkan secara sabar
berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap bawahan yang di supervisi.
Pelaksana supervisi yang baik, memerlukan bekal kemampuan yang banyak. Selain lima
syarat atau karakteristik di atas juga dibutuhkan kemampuan melakukan komunikasi, motivasi,
pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan.
Dalam pelaksanaan supervisi akan terdapat dua pihak yang melakukan hubungan kegiatan
yaitu pihak supervisor dan pihak yang disupervisi. Supervisor melakukan kegiatan pelayanan
profesional untuk membantu atau membimbing pihak yang dilayani. Pihak yang disupervisi inilah
yang menerima layanan profesional berupa bantuan dan bimbingan agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif (Sudjana D,
2004).
Menurut WHO (1999) dalam buku Manajemen Pelayanan Kesehatan, Primer, proses
pengawasan pegawai yang baik harus :
1. Tepat waktu, artinya untuk mempertahankan standar kerja, tindakan pengawasan harus
dilakukan pada saat yang tepat.
2. Sederhana, artinya tindakan pengawasan harus sederhana, bila tidak akan memerlukan waktu
lama untuk menerapkan dan menghasilkan efek yang diinginkan
3. Minimal, artinya pengawasan harus disediakan sedikit munkin, yakni sedikit yang diperlukan
untuk menjamin pekerjaan akan diselesikan dan standar dipertahankan.
4. Luwes, artinya pengawasan yang selalu kaku dapat menjadi seperti senjata makan tuan, para
pekerja akan mencoba menghindarinya.
2.2.2 Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan yang
melakukan pekerjaan. Sasaran yang dilakukan oleh bawahan disebut sebagai sasaran lansung.
2.2.3 Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berbeda. Supervisi yang dilakukan hanya
sekali, bukan supervisi yang baik. Tidak ada pedoman yang pasti seberapa sering supervisi
dilakukan. Pegangan umumyang dilakukan tergantung dari derajat kesulitan pekerjaan yang
dilakukan serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan.
Menurut Nursalam (2002) melakukan supervisi yang tepat, harus bisa menentukan kapan dan
apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol/supervisi penting, tergantumg
bagaimana staf melihatnya :
1. Overcontrol
Kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan. Staf tidak akan
dapatmemikul tanggung jawabnya.
2. Undercontrol
Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap delegasi, dimana staf akan
tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang
diharapkan. Hal ini akan berdampak terhadap pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya
dapat dihindarkan. Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir dan
melaksanakan tugas tersebut.
2.2.4 Tujuan
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga
bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil
yang baik. Menurut WHO (1999), tujuan dari pengawasan yaitu:
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam
tempo yang diberikan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para petugas kesehatan dalam hal
kemampuan, pengetahuan dan pemahaman serta mengatur pelatihan yang sesuai
3. Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik
dan mengenali staf yang layak diberikan kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut
4. Memungkinkan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi petugas telah cukup dan
dipergunakan dengan baik
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab kekurangan pada kinerja tersebut
2.2.5 Teknik
Kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencangkup 4 hal yang bersifat pokok yaitu :
menetapkan masalah dan prioritas, menetapkan penyebab masalah, prioritas dan jalan keluarnya,
melaksanakan jalan keluar, dan menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya. Untuk
dapat melaksanakan supervisi yang baik ada 2 teknik :
1. Pengamatan langsung
Pengamatan yang langsung dilaksanakan supervisi dan harus memerhatikan:
a. Sasaran pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya, dapat menimbulkan kebingungan.
Untuk mencegah keadaan ini maka pengamatan lansung ditujukan pada sesuatu yang bersifat
pokok dan strategis saja
b. Objektifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak standarisasi dapat menggangu objektifitas. Untuk
mencegah keadaan seperti ini maka diperlukan suatu daftar atau check list yang telah
dipersiapkan.
c. Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak dan kesan negatif, misal :
rasa takut, tidak senang atau kesan mengganggu pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan
dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau otoriter.
2. Kerja sama
Keberhasilan pemberian bantuan dalam upaya meningkatkan penampilan bawahan didalam
supervisi, perlu terjalin kerjasama antar supervisor dengan yang disupervisi. Kerja sama tersebut
akan terwujud bila ada komunikasi yang baik, sehingga mereka yang disupervisi merasakan
masalah yang dihadapi adalah juga masalah mereka sendiri (Azwar A, 1996).
2.5 Penerapan Supervisi Keperawatan Pada Penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
2.5.1 Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS. 1997: 20). Supervisi
keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
2.5.2 Tujuan supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan
tugas.
2.5.3 Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar manusia
dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi, dinyatakan melalui petunjuk dan
peraturan, uraian tugas, serta standar
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis antara supervisor dan perawat
pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas, dan
motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan keperawatan
yang memberi kepuasan klien, perawat, dan manajer.
2.5.4 Pelaksanaan supervisi
1. Kepala ruang
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang
perawatan
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di
rumah sakit
c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan di ruang
perawatan sesuai dengan yang didelegasikan.
2. Pengawas keperawatan
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan kepada kepala ruangan yang ada di
instalasinya.
3. Kepala seksi keperawatan
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat
secara tidak langsung
Kasi Perawatan
Supervisi
Menilai kinerja Perawat : R-A-A
(RESPONSIBILITY-ACCOUNTABILITY-
PELAKSANAAN PP 1 PP 2
AUTHORITHY)
PEMBINAAN (3-F) PA PA
Penyampaian penilaian (Fair)
PASCA
Feed back
PELAKSANAAN Supervisi
2.7 Langkah Supervisi
1. Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan
b. Supervisor mendapatkan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klasifikasi permasalahan
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder
Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
3. Pasca supervisi
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
b. Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
2.9Teknik Supervisi
1. Proses supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan
2. Area supervisi
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan kepada klien
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran dan empati
Sacara aplikasi, area supervisi keperawatan meliputi :
1) Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien
2) Pendokumentasian asuhan keperawatan.
3) Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang
4) Pengelolaan logistik dan obat
5) Penerapan metode ronde keperawatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan klien
6) Pelaksanaan overan
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui 2 cara
1) Supervisi secara langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, dimana
supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, umpan balik dan perbaikan. Proses supervisi
meliputi :
a) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi oleh
supervisor
b) Selam proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
c) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang bertujuan untuk
menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada
aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2) Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat
langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan
balik dapat diberikan secara tertulis.
2.10 Peran Kepala Ruangan PP dan PA Dalam Metode Asuhan Keperawatan Profesional Primer
(MAKP-Primer)
a) Peran kepala ruangan
Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer
Mengorientasi dan merencanakan karyawan baru
Menyusun jadwal dinas dan memberi pebugasan kepada PP
Evaluasi kerja
Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf
b) Peran perawat primer
Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan
Melaksanakan rencana yang telah dibuat
Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawatan
Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan
Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang
Menyiapkan rujukan kepada tim pelayanan kesehatan terkait
Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
Sebagian didelegasikan
kepada bawahan
Perencanaan Pelaksanaan
Pada bagan dibawah terlihat bahwa fungsi manajer (supervisor) disederhanakan menjadi 3
fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Tugas-tugas Pelaksanaan
A B C D E F
Nilai Keteran
Aspek Penilaian Yang Dinilai 0 1 2
gan
Definisi :
Melakukan perawatan pada luka dengan cara
memantau keadaan luka, melakukan penggantian
balutan (ganti verban) dan mencegah terjadinya
infeksi, yaitu dengan cara mengganti balutan
yang kotor dengan balutan yang bersih
Tujuan :
1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan
mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga kebersihan
luka
2. Melindungi luka dari kontaminasi
3. Menurunkan pergerakan dan trauma
Persiapan alat
Alat Steril :
1. Pinset anatomis 1 buah
2. Pinset sirugis 1 uah
3. Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
4. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
5. Sarung tangan steril 1 pasang
6. Korentang
7. Bak instrumen
Tahap Dokumentasi:
Catat seluruh tindakan alam catatan keperawatan
Keterangan :
1= Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tapi tidak lenkap/tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan sempurna
Keterangan nilai :
Baik : Jika Nilai 55-60
Cukup : 50-54
Kurang : < 50
Madiun,.................................
Kepala Ruang
Format Laporan Supervisi
ROLEPLAY SUPERVISI
Pemeran Role Play
KARU :
PP :
PA1 :
PA2 :
Pasien 1 :
Pasien 2 :
Suatu hari di IRNA II RSUD Patutu Patuh Patju terdapat 2 orang pasien Post OP, pasien
pertama dengan Post Op Apendiks yang kondisinya lemah dan terdapat luka jahitan pada perut kanan
bagian bawah, luas jahitan 7 cm dan yang kedua pasien Post Op ----. Pada satu hari sebelum dilakukan
supervisi Kepala Ruang meminta izin kepada PP untuk melakukan supervisi kepada PA 1 dan PA 2. Kemudian
setelah disetujui oleh PP, KARU mengumpulkan seluruh staf yang ada di ruangan di Nurse Station untuk
mengumumkan akan melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat serta
menyampaikan maksud dan tujuan dilakukannya supervisi kepada PA.
KARU : Assalamualaikum wr.wb. selamat pagi semuanya. Alhamdulillah hari ini kita masih diberi
kesehatan, sehingga bisa bertemu lagi seperti hari biasanya. Apakah disini semuanya sudah
lengkap?
PP : Sudah lengkap bu.
KARU : Baiklah, sebelumnya saya minta maaf karena telah mengganggu waktunya. Disini
tujuan saya mengumpulkan kalian semua karena saya mau mengadakan supervisi
kepada Perawat Asosiate. Tadi saya sudah meminta izin kepada PP untuk melakukan
supervisi dan sudah dizinkan oleh beliau. Jadi, tujuan untuk dilakukannya supervisi
ini adalah untuk menilai, mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan dilakukan perawat
kepada pasien.
PP : Untuk sepervisinya sendiri tindakan apa yang akan dilakukan supervisi bu?
KARU : Saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan perawatan, sesuai dengan jadwal
apakah benar pasien yang bernama Nn. Mariza kamar No.8 dengan dignosa Post Op
Apendiksitis dan Nn. Marlina kamar No. 12 dengan diagnosa Post Op ---- biasanya
dilakukan tindakan perawatan luka dan mengganti balutan?
PP : Iya bu, memang benar. Jadwal perawatan luka dan mengganti balutan pada pasien atas
nama Nn. Mariza di kamar No.8 dan pasien atas nama Nn. Marlina di kamar No. 12 pada
pagi hari selalu dilakukan perawatan luka dan mengganti balutan
KARU : Baiklah. Kalau begitu. Kemudian untuk PA 1 dan PA 2 kira-kira kapan bisa siap untuk
melakukan supervisi?
PA 1 dan PA 2 : Insyaallah besok kami siap bu untuk melakukan supervisi
KARU : Baiklah kalau begitu, kita jadwalkan besok pagi untuk melakukan supervisi dengan
prasat perawatan luka dan mengganti balutan pada Nn. Mariza di kamar No. 8 dan
Nn. Marlina di kamar No. 12. Dan besok pagi mohon alat-alatnya segera disiapkan
ya!
PA 1 dan PA 2 : Baik bu
KARU : Hanya itu saja yang bisa saya sampaikan, sekarang kalian bisa bubar dan melanjutkan
kegiatan
Semua : Baik bu
Setelah PA 1 dan PA 2 selesai menyiapkan alat dan bahan, PA 1 dan 2 kembali ke Nurse
Station untuk dilakuan pengecekan alat oleh PP
PP : Apakah alat-alatnya sudah lengkap?
PA 1 dan PA 2 : Sudah lengkap semuanya Ners
PP : Baik, saya cek ulang ya (mengeck alat-alat) Iya, ini alat-alatnya sudah lengkap semuanya. Apakah
kalian sudah siap melakukan supervisi?
PA 1 dan PA 2 : Sudah Ners
PP : Baik kalau begitu, saya akan memberitahu Kepala Ruangan dulu
Setelah PP 1 melakukan pengecekan alat dan menyatakan alat dan bahan untuk perawatan luka dan
mengganti balutan sudah lengkap, PP melaporkan kepada KARU yang berada di ruangan bahwa alat dan
bahan sudah selesai dipersiapkan dan siap untuk melakukan supervisi
PP : Permisi bu. Saya mau memberitahukan bahwa alat dan bahan untuk perawataan luka sudah lengkap
dan PA sudah siap untuk melakuakan supervisi
KARU : Baiklah, apa semuanya sudah kumpul di Nurse Station?
PP 1 : Sudah bu
KARU : Iya, saya akan segera ke sana
Kemudian KARU segera menuju Nurse Station. Di Nurse Station KARU menjelaskan point-point
penilian yang akan dilakukan saat supervisi
KARU : Assalamualikum wr.wb. sesuai dengan kontrak kegiatan kita kemarin, pada hari ini kita
mempunyai 2 pasien yang akan dilakukan perawatan luka dan mengganti balutan. Jadi,
disini saya akan menjelaskan terlebih dahulu untuk format penilaian yang akan dilakukan pada
supervisi hari ini. Saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan
dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap beberapa instrumen tindakan
seperti teknik perawatan luka yang benar. Mungkin ini ada beberapa format/instrumen
penilaian silahkan di baca terlebih dahulu (menyerahkan map kepada PA 1 dan PA 2).
PA 1 dan PA 2: Iya bu (menerima map).
KARU : Ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut?
PA 1 : Tidak ada bu, saya sudah jelas
KARU : Bagaimana perlengkapan untuk perawatan luka? Apakah sudah lengkap dan sudah disiapkan
semuanya?
PA 2 : Sudah bu.
KARU : Oke, kita akan melakukan supervisi satu per satu ya untuk menuju ke ruangan pasien.
3.1Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di rumah
sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar perawat
dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien. Supervisor diharapkan mempunyai hubungan
interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan
motivasi, kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan.
Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) : Supervisi
dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para
tenaga keperawatan dan tenaga lainnya
3.2Saran
1. Untuk Institusi
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam manajemen
keperawatan.
2. Untuk Mahasiswa.
Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen keperawatan. Dan
memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta: EGC
Cohen L. Elaine, Toni G. Cesta. 2005. Nursing Case Management From Essentials to Advanced Practice
Applications 4th edition. Missouri: Elsevier Mosby
Gillies.19VIII9. Manajemen Keperawatan suatu pendekatan sistem. Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika
Sukmana dkk. Jakarta
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (Edisi2).
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan professional (edisi 4).
Jakarta: Salemba Medika
Roussel, Linda A, Russel C. swansburg, Richard J. Swanburg. 2003. Management and Leadership for
Nurse Administrator 4th edition. Toronto: Jones and Barlett Publishers. See more at:
http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2015/12/supervisi-dalamkeperawatan.html#sthash.t8jM6RB7