Anda di halaman 1dari 6

KEAMANAN PASIEN DI EHR

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Electronik Health
Record
Dosen Pengampu oleh Fery Fadly, MKM

Disusun oleh :
Sinta Rosdiana P2.06.37.0.18.070

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
2020
KEAMANAN PASIEN DI EHR

A. Kesalahan yang Berkaitan dengan Masalah Keamanan Pasien di EHR


1. Kesalahan Identifikasi Pasien
a. Pasien yang memiliki dua No. RM
Contoh : Pasien berinisial Ny. J berobat ke rumah sakit untuk
rawat jalan ke poliklinik dalam, saat dipendaftaran petugas
mengalami kesulitan karena terdapat dua nomor rekam medis
dengan identitas yang sama, kesalahan ini biasanya terjadi apabila
petugas tidak mengecek terlebih dahulu apakah pasien merupakan
pasien baru atau pasien lama, lalu langsung memasukan pasien ke
daftar pasien baru, sehingga akan otomatis mendapatkan No RM
yang baru. Dapat juga terjadi kesalahan yang memiliki dua no
rekam medis karena ada kesalahan pada penulisan pasien yang
sama namun penulisan nama pasien tersebut berbeda seperti
penulisan untuk penamaan “Marsya” terkadang terdapat petugas
yang menuliskannya “Marsha”. Sehingga dapat menyebabkan
kesalahan identifikasi pasien awal pelayanan dan akan berdampak
pada kesalahan selanjutnya. Hal ini juga bisa terjadi jika
penyimpanan rekam medis melakukan sistem desentralisasi yang
membuat penyimpanan antara rawat jalan dan rawat inap terpisah,
sehingga apabila pasien pernah melakukan rawat jalan, kemudian
di rawat inap maka akan mendapat No RM yang berbeda.
b. Satu No RM memiliki dua data yang berbeda
Contoh : - ketika pasien memiliki riwayat penyakit yang
berbeda maka pengobatan yan diberikan pun berbeda sesuai
dengan diagnosis yang ditetapkan oleh dokter, hal ini dapat
menimbulkan kesalahan memberikan tindakan pada pasien karena
diagnosanya tertukar. - Pasien berobat, pasien tersebut merupakan
pasien baru namun ternyata di unit filing nomor rekam medisnya
sudah di gunakan, hal ini terjadi karena terjadi perubahan nomor
rekam medis yang masih belum berjalan lancar karena perpindahan
dari sistem rekam manual ke sistem rekam medis elektronik. Bisa
juga sistem penomoran yang berbeda di rawat jalan, rawat inap
atau IGD, sehingga terjadi kemungkinan nomor RM yang sama
dengan identitas yang berbeda.
2. Sistem EHR Tidak Tersedia
Hal ini biasanya terjadi ketika sistem mengalami down atau
kelebihan beban atau terjadi perbaikan dengan waktu perbaikan yang
tidak dapat ditentukan. Contoh : - kesalahan terjadi apabila jumlah
perangkat elektronik yang terlalu sedikit sedangkan jumlah pasien
yang datang banyak. - terlalu banyak data yang tidak sesuai dengan
kapasitas pada system tersebut sehingga menyebabkan system tersebut
eror dan tidak tersedia.
3. Kegagalan Memahami Peringatan yang diberikan
Informasi yang diberikan pada pasien tidak dianggap benar
sehingga dapat menyebabkan kesalahan diagnosa. Contoh : - data yang
diberikan pasien tidak sesuai, akan mempengaruhi diagnosa yang
ditetapkan dokter, yang berakibat kepada pemberian obat atau tindakan
yang diberikan pasien yang tidak sesuai. - tidak menuliskan anamnesa
pasien dengan lengkap atau kesalahan pada pemeriksaan fisik pasien
sehingga dapat menyebabkan kesalahan untuk penegakkan diagnosis.
4. Error pada Sistem
Terjadi jika adanya baik kesalahan sistem sehingga gagal
mengirimkan data pada sistem yang lain. Contoh : - sistem EHR masih
terdapat error pada sebagian rumah sakit, terutama pasien yang
menggunakan asuransi kesehatan seperti BPJS, yang membuat
keterlambatan pelayanan yang diberikan pada pasien. - data identitas
pasien tidak dapat masuk pada sistem di poliklinik pada saat
pengentrian data medis, karena terjadi eror pada sistem tersebut
sehingga dapat menyebabkan kegagalan saat mengirimkan data
identitas pasien yang akan menghambat pelayanan.
5. Gagal Mengidentifikasi, Menemukan Data Pasien
Sistem gagal menemukan informasi terkait data pasien (obat, hasil
lab atau radiologi) sehingga dapat memberikan kesalahan pemberian
tindakan. Contoh : petugas lupa memasukan beberapa data pasien
seperti obat, hasil lab atau radiologi, maka akan terjadi gagal
mengidentifikasi atau petugas yang lain akan terlambat memberikan
tindakan yang harus diberikan kepada pasien. Atau karena pada saat
identifikasi kesalahan dalam penulisan nama sehingga tidak dapat
menemukan data pasien yang diminta. Dari masalah ini ketelitian
petugas sangat menentukan sitem EHR berjalan lancar atau tidak.
6. Kesalahan Sistem dalam Mengukur Waktu
Ketidakmampuan sistem dalam memberikan informasi waktu
sehingga menyulitkan petugas lain dalam memahami waktu yang telah
di input oleh pengguna lain. Contoh : - kesalahan ini bisa terjadi akibat
sistem EHR yang sempat tidak tersedia, error pada sistem, atau pun
gagal mengidentifikasi pasien, sehingga menyebabkan kesalahan
dalam mengukur waktu. - ketika petugas mencari informasi mengenai
riwayat pasien namun pada sistem tidak muncul informasi waktu
penginputannya, maka petugas akan kesulitan memahami waktu pada
sistem tersebut dan riwayat pasien bisa saja muncul tidak sesuai
kronologis.
7. Salah Memilih
Pengguna tidak memahami perbedaan antara pilihan yang ada pada
sistem sehingga dapat menyebabkan pemilihan (misal tindakan) yang
tepat. Untuk kesalahan salah memilih, terlebih dahulu petugas yang
menggunakan EHR harus memahami cara kerja penggunaan EHR
pada sistem, sehingga dapat meminimalisir kesalahan. Selain itu kerja
sama dan komunikasi antar patugas medis juga sangat berpengaruh
misalnya antara dokter, perawat dan petugas rekam medis, agar terjadi
kesamaan presepsi mengenai pengobatan terhadap pasien. Contohnya
yaitu ketika menginput data pasien petugas keliru atau tidak
memahami perbedaan pilihan tindakan echocardiography dengan
electrocardiography sehingga dapat terjadi kesalahan pemilihan yang
tidak tepat.
8. Proses yang Tidak Terselesaikan
Terjadi ketika pengguna melakukan entry data tetapi pada saat itu
sistem mengalami crash atau error. Selain itu juga ketika petugas
administrasi lain lalai dalam memberikan persetujuan pada sebuah
permintaan data/ lainnya. Kembali lagi pada sistem EHR yang harus
terus dikembangkan, jumlah perangkat yang harus dapat memenuhi
kebutuhan jumlah pasien, pemberian arahan kepada para petugas yang
menggunakan EHR, maka kesalahan ini bisa dapat dihindari.
Contohnya yaitu ketika petugas sedang menginput data anamnesa
pasien, karena banyak data yang perlu diinput sehingga memakan
banyak waktu, namun sistem mengalami eror dan belum sempat
menyimpannya. Sehingga menyebabkan petugas harus menginput
ulang dari awal karena data tidak tersimpan.
B. Masalah yang paling Berpotensi/Ulasan
Dari 8 (delapan) masalah diatas yang sangat berpotensi besar dalam
memberikan pengaruh dalam keamanan pasien yaitu kesalahan identifikasi
pasien, karena kesesuaian identitas dengan data yang klinis pasien sangat
mempengaruhi pengobatan dan tindakan yang diberikan oleh dokter mau
pun tenaga medis lainnya.
C. Simpulan
Sistem EHR harus terus dikembangkan, penentuan sistem penomoran
yang tepat misalnya lebih baik jika satu pasien hanya memiliki satu nomor
rekam medis (mencakup rawat jalan, IGD dan rawat inap), jumlah
perangkat harus dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah pasien,
pemberian arahan kepada para petugas yang menggunakan EHR yang
mengharuskan petugas untuk terus teliti dalam pengisian data pada sistem,
maka kesalahan ini bisa dapat diminimalkan.

Anda mungkin juga menyukai