Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN BANK

Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Widhiastuti, SE.,M.SI

Oleh

Kelompok VI Kelas J:

1. ADE LIA DIAN PRATIWI (1802622010477) (01)


2. NI PUTU RIKA SUTRISNAWATI (1802622010500) (24)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang Akuntansi Pendapatan dan Beban Bank .

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
  Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Akuntansi
Pendapatan dan Beban Bank ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

    
                                                                                      Denpasar, 31 Desember 2020

    
                                                                                              Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 2

2.1 Pendapatan Bank …………………………………………………………… 2

2.1.1 Jenis- Jenis Pendapatan …………………………………………………… 2

2.2 Biaya Bank …………………………………………………………………. 8

2.2.1 Jenis-Jenis Biaya Bank …………………………………………………… 8

BAB III PENUTUPAN ………………………………………………………………. 13

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, perbankan adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank yang mana mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah suatu badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pengakuan pendapatan dan biaya merupakan suatu hal yang penting untuk menentukan
kapan suatu penghasilan diakui sebagai pendapatan dan biaya diakui sebagai beban.
Analisis akuntansi pendapatan dan biaya merupakan suatu analisis yang dilakukan
terhadap pengakuan, pengukuran, dan penyajian pendapatan dan beban ini sangat penting
artinya untuk mendapatkan laba rugi yang wajar. Dalam dunia perbankan resiko
kegagalan biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam menangani portofolio kredit
ataupun kesalahan manajemen perusahaan yang berakibat pada kesulitan keuangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan
2. Apa saja jenis-jenis pendapatan bank?
3. Apa yang dimaksud dengan biaya
4. Apa saja jenis-jenis biaya bank?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Agar mengetahui apa yang dimaksud pendapatan
2. Agar mengetahui jenis-jenis pendapatan bank.
3. Agar mengetahui apa yang dimaksud pendapatan
4. Agar mengetahui jenis-jenis pendapatan bank.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendapatan Bank

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart


Akuntansi menyebutkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.

Pendapatan bank lazimnya dicatat berdasarkan metode accrual,  di mana akan


dibukukan sebagai pendapatan pada saat jauh waktu bukannya pada saat uang
diterima.

Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga,
pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendaptan lainnya sebagai
akibat  dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.

Terkait dengan pengakuan pendapatan, PSAK No.31 mengatur mengenai pengakuan


pendapatan bank. Dasar yang digunakan dalam pengakuan pendapatan bank
merupakan hal yang fundamental dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat
rentabilitas (atau keuntungan) suatu bank.

Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah berbungan
dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya, selalu
terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan terjadinya
beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Oleh
karena itu, pengkaitan (matcing) antara pendapatan dan beban bank tidak mudah
dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan sifat dari
keunikan usaha bank tersebut.

Pendapatan bunga diakui secara akurat (accrual basis) kecuali pendapatan bunga dari
aktiva produktif non-perfoming. Pendapatan dari aktiva yang non-perfoming hanya
diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar diterima (cash basis).

2.1.1 Jenis-jenis Pendapatan Bank

2
Pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a)      Pendapatan Operasional

1)      Pendapatan Bunga Debitur

Pendapatan bunga dari aktiva non-perfoming, tidak diakui sebagai pendapatan


periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-perfoming. Dengan demikian,
bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah
diakui sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-perfoming. Bunga dari
aktiva non-perfoming yang tidak diauki sebagai pendapatan akan dicatat dalam
rekening administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam hal terjadi pelunasan yang berkaitan
dengan aktiva produktif non-perfoming, pelunasan tungakan bunga tersebut terlebih
dahulu diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan pokoknya Sebagai contoh, apabila
pendapatan bunga debitur perfoming selama bulan juli dihitung sebesar Rp. 100 juta,
sedangkam debitur non-perfoming sebesar Rp. 23 juta akan dibukukakn dengan ayat
jurnal sebagai berikut.

Accrual Basis

D : pendapatan debitur YMH diterima....... Rp. 100.000.000

K : pendapatan Bunga debitur................... Rp. 100.000.000

Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengann ayat jurnal sebagai berikut.

D : Kas.................................................. Rp. 100.000.000

K : Bunga debitur YMH diterima............. Rp. 100.000.000

Cash Basis

D : Rek. Administratif Rupiah-

       Tunggakan bunga............................... Rp.  23.000.000

Pada saat menerima hasil bunga akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini.

D : Kas...................................................... Rp. 23.000.000

3
K : pendapatan bunga debitur....................... Rp. 23.000.000

2)      Komisi dan Provisi

Provisi kredit merupakan sumber pendapatn bank yang akan diterima dan
diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi
kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan.

Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini.


Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang
mempergunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai
pendapatan pada saat bank menjual jasa kepada para nasabahnya.

SKAPI mengatur mengenai pengakuan pendapatan komisi dan provisi. Komisi


dan provisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan
sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara
sistematis selama jangka waktu komitmen kredit. Apabila komitmen tersebut
diselesaikan sebelum jangka waktu maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai
pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.

Komisi dan provisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan
namun terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang
ditangguhkan dan diamortisasi secra sistematis selama jangka waktunya. Pendapatan
atau beban komisi tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan dan beban
operasional lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.

Komisi dan provisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan
jangka waktu diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Pendapatan atau beban komisi ini disajikan sebagai pendapatan dan beban operasional
lainnya dalam tubuh laporan laba-rugi.

Sebagai contoh Bank Omega menyetujui kredit untuk PT. CVD sebesar Rp.
200 juta selama jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6 % dari
pagu kredit. Ayat jurnalnya yaitu:

D : Kas ........................................................ Rp. 1.200.000

K : provisi kredit diterima dimuka................... Rp. 1.200.000

4
Transaksi ini berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan  terikat dengan jangka
waktu. Oleh karena itu perlu dialokasikan setiap bulan selama lima tahun mendatang.
Provisi kredit ini akan dialokasikan menjadi pendapatan dan akan disajikan dalam
laporan laba-rugi. Alokasi pada bulan pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Alokasi bulan pertama = 1/60 X Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000

Ayat jurnalnya berikut :

D : provisi kredit diterima dimuka ................... Rp. 20.000

K : pendapatan provisi kredit........................... Rp. 20.000

3)      Pendapatan Atas Transaksi Valuta Asing

Pendapatan yang timbul dari transaksi valuta asing lazimnya berasal


dari selisih kurs. Selisih kurs akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam
laporan laba rugi. Dan diakui sebagai pendapatan atau biaya pada periode berjalan.

Seringkali suatu bank memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalm
jumlah yang besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat sellih kurs.
Upaya ini biasanya disebut sebagai Hedging. Contoh hedging
diantaranya: forward dan swap.

Forward adalah pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka.


Hutang dan piutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu
(spot rate), sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan
(forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang
ditentukan berdasarkan perjanjian. Akibat perbedaan kurs yang berbeda dapat
menimbulkan selisih kurs  baik diskonto maupun premium yang harus diamortisasi
secara proporsional sesuai dengan jangka waktu transasksi valuta berjangka.Laba atau
rugi kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan kurs tunai tanggal neraca dan kurs
tunai pada saat terjadinya transaksi valuta harus diakui pada periode ybs. Sehingga
akan terjadi dua macam laba atau rugi akibat transaksi berjangka dalam valuta asing
ini, yaitu diskonto dan pengakuan laba-rugi karena perbedaan neraca dan transaksi
berjangka tersebut.

5
Swap adalah gadai valuta asing. Terdiri dari transaksi swap suku bunga dalam
rangka pendanaan (selisih kurs disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana
dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak) dan transaksi
swap suku bunga dalam rangka trading (selisih kurs diakui sbg laba atau rugi pada
akhir masa kontrak).

4)      Pendapatan Operasional Lainnya

Selain pendapatan operasional, juga terdapat pendatan non-operasional yaitu


pendapatan yang timbul bukan dari kegiatan utama bisnis bank. Contohnya yaitu
penerimaan deviden dari anak perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan
surat berharga pasar modal, dan lainnya.

Contoh pendapatan lain yang timbul dari penjualan surat berharga. Apabila
Bank Omega memiliki 100 lembar saham PT. BBC sebesar Rp. 100.000 per lembar
dan telah dibeli sebesar Rp. 9.800.000 untuk seluruh saham tersebut. Kemudian
saham tersebut dijual Rp. 98.500 per lembar secara tunai. Perhitungan keuntungan
dari penjualan saham dan ayat jurnal untuk membukukan transaksi tersebut :

Harga perolehan saham.........................  Rp. 9.800.000

Harga jual:

            Rp. 98.500 X 100......................  Rp. 9.850.000

Keuntungan ........................................  Rp.     50.000

Keuntungan sebesar Rp. 50.000 harus disajikan dalam pendapatan operasional lainnya
dalam tubuh laba-rugi bank

D : Kas...............................................Rp.  9.800.000

K : keuntungan dari penjualan

     Surat berharga............................... Rp.      50.000

K : Surat berharga.............................. Rp.  9.850.000

5)      Pendapatan Non-Operasional

6
Yang termasuk dalam kelompok pendapatn non-operasional adalah rupa-rupa
pendapatan yang berasal dari aktivitas luar bank. Contohnya adalah pendapattan dari
penjualan aktiva tetap, penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki bank, dan lainnya.
Pendapatan ini harus diakui sebagai pendapatn pada periode berjalan.

Sebagai contoh, Bank Omega memilik sebuah mobil dengan harga perolehan
sebesar Rp. 35 juta dan telah disusutkan sebesar Rp. 30 juta dijual tunai seharga  Rp.
7 juta. Perhitungan keuntungan ini akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut :

D : Kas.................................................... Rp.    7.000.000

D : akumulasi penyusutan kendaraan........... Rp.  30.000.000

K : Kendaraan..........................................  Rp.  35.000.000

K : keuntungan dari penjualan aktiva

     Tetap................................................... Rp.    2.000.000

6)      Pendapatan Luar Biasa

Disamping pendapatan operasional rutin dan non-operasional, bank


kadangkala dihadapkan dengan sualu keuntungan yang diterima secara tiba-tiba atau
tidak pemah diramalkan semula. Keuntungan ini merupakan suatu windfall profit, dan
harus digolongkan sebagai keuntungan atau pendapatan luar biasa.

Pendapatan luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari


danditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan
mengenai sifat dan jumlahnya. Dengan demikian pedu batasan atau definisi mengenai
pos atau transaksi apa saja yang dapat digolongkanyang sifatnya luar biasa.

Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua
kriteria sebagai berikut :

a.       Sersifat tidak normal (tidak biasa) Kejadian atau transaksi yang


bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang linggi dan tidak berhubungan
dengan aklifitas perusahaan seharihari.

b.      Tidak Sering Terjadi.Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak


dihubungkan akan terulang lagi di masa yang akan datang.

7
Jadi, yang dalam menerapkan kedua kritena tersebut, harus dipertimbangkan
faktor lingkungan dari perusahaan dan frekuensi kejadian atau transaksi, seperti
karakleristik industri dan perusahaan yang bersangkutan, faktor geografis perusahaan,
dan faktor lainnya seperti politis dan lain sebagainya. Pengakuan pendapatan yang
sifatnya luar biasa ini akan mengacu kepada Prinsip Akuntansi Indonesia.

Kejadian yang selalu menjadi pertimbangan bank adalah perubahan kursvaluta


asing terhadap mata uang Rupiah. Kenaikan atau penurunan selisih kurs valuta asing
tidak dapat dijadikan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa bagi bank di
Indonesia karena faham yang diterapkan dalam kurs valuta asing adalah ngambang
terkendali (floating rate).

 Akan telapi, apabila terjadi selisih kurs yang naiksecara tiba-tiba, atau naik
dengan jumlah yang cukup besar seperti adanya devaluasi Rupiah terhadap valuta
asing, maka kejadian ini dapat digolongkan kedalam pos luar biasa (extraordinary
item).Keuntungan yang timbul dari kenaikan selisih kurs akibat dari devaluasi
merupakan keuntungan atau pendapatan yang timbul dari transaksi yang luar biasa.

2.2 Biaya Bank

Secara Umum“Beban atau biaya adalah pengorbanan yang terjadi dalam


rangka memperoleh pendapatan.”Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud
dari biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah
dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya
yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode
berikutnya.

Dalam Bank Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan
kedalam perhitungan laba-rugipada saatjatuh waktu tanpa tedebih dahulu menunggu
pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya
secara proporsional.

2.2.1 Jenis- Jenis biaya bank

8
Biaya yang terdapat dalam laporan laba-rugi bank terdiri dari biaya
operasianal seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-
operasional. Biaya-biaya ini merupakan beban periode berjalan.

1)      Biaya Bunga

Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan
adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh
bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada
tanggal laporan. Biaya bunga ini telah dibahas pada waktu mengupas akuntansi
penanaman dana. Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis,kecuali
pendapatan bunga dalam aktiva produktif non-performing.

2)      Biaya Valuta Asing

Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang
merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dalam transaksi spot,
tonvard, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.

3)      Biaya overhead

Dalam operasi bank sehari-harinya dipedukan biaya untuk mengolah transaksi.


Biaya atau beban ini berhubungan tangsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu
harus dicatat dan diakui-sebagai beban periode berjalan.Biaya yang dikeluarkan oleh
bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.

Biaya overhead yang ada di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut:

a.       Tidak dapat diidentifikasiakn secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena


biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.

b.      Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya overhead
untuk beberapa periode.

c.       Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang
akan datang.Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam
laporan laba –rugi bank.

9
Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan
pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya
operasional kantor yang bukanbiaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya
lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.

4)      Biaya Pegawai

Sebagai contoh, apabila Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai
sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar
tunjangankesehatan Rp. 50juta secara tunai. oleh Bank Omega akan dibukukan
dengan ayat jurnal sebagai berikut.

D : Gaji Pegawai............................................ Rp. 200.000.000

D : Tunjangan kesehatan.................................  Rp.  50.000.000

K : Kas.........................................................  Rp. 250.000.000

5)      Biaya Kegiatan Kantor

Contoh lain adalah biaya yang berkenaan dengan kegiatan kantor. Apabila
Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20
juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya
riset untuk kegiatan marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alai tulis kantor Rp.
23 juta. Semua dibayarkan secara tunai.

D : Biaya Entertainment.................................. Rp.  20.000.000

D : Biaya listrik dan air................................... Rp.  45.000.000

D : Biaya riset................................................ Rp.  43.000.000

D : Biaya alat tulis kantor................................ Rp.  23.000.000

K : Kas.......................................................... Rp. 131.000.000

6)      Biaya Penyusutan

Penyusutan merupakan alokasi biaya yangdibebankan kedalam laporan laba-


rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode
penyusutan sebagai berikut.

10
a.       Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah
yangsama setiap periode.

b.      Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :

1.      Metode Sum-of-the-year digits method, dimana besamya penyusutan akan


menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.

2.      Metode Declining balance method, dimana besarnya penyusutan akan semakin


kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip semula.

7)      Biaya Non-Operasional

Selain biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan utama bank,


juga ada biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan
utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah sate contoh dari
biaya non-operasional.

Sebagai contoh apabila Bank Omega cabang Jakarta menjual inventaris kantor secara
lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara tunai
dimana harga perolehannya sebesar Rp- 3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayat
jumal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:

D :Kas....................................................  Rp.  400.000

D :  Akumulasi Penyusutan — Inventaris

        Kantor ............................................. Rp.3.000.000

K : Inventaris Kantor................................ Rp. 3.000.000

K : Keuntungan dari Penjualan Aktiva

       Tetap..................................................Rp.   400.000

8)      Pos Biaya Luar Biasa

Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan sebagai pos luar biasa harus
dipisahkan dan hasil usaha sehari-hari danditunjukan secara terpisah dalam
perhitungan laba-trugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.

11
Seperti halnya pendapatan luar biasa, biaya luar biasa kejadianya tidak normal
atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan, sehari-hari serta tidak sering
terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

Peristiwa seperti gempa bumi danapabila merugikan bank dapat digolongkan


sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila di satu negara, seperti Jepang
misalnya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat
peristiwa ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapatan adalah penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan secara bruto,
pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan atau penjualan barang atau jasa atau aktiva
lainnya dalam satu periode. Sedangkan biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Maksud dari
biaya disini adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan untuk
menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu. Biaya yang dikeluarkan tidak
memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lapoliwa, N. 2000. Akuntansi Perbankan : Akuntansi Transaksi Bank dalam Valuta


Rupiah. Jakarta: Institut Bankir Indonesia.

http://syariahesf15.blogspot.com/2017/02/akuntansi-pendapatan-dan-biaya-bank.html?m=1

http://henrich27.blogspot.com/2013/06/akuntansi-pendapatan-bank.html?m=1

14

Anda mungkin juga menyukai