Anda di halaman 1dari 43

EKSPERIMEN DIFRAKSI FRAUNHOFER

LAPORAN MINGGUAN EKSPERIMEN FISIKA I

DEANANDA LOURENA ASTI


NIM 181810201047
KELOMPOK B2
ASISTEN NYU HERDIYANTO

LABORATORIUM FISIKA MODERN DAN OPTOELEKTRONIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….....iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….…..v
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 2
1.3 TUJUAN ............................................................................................... 2
1.4 MANFAAT ........................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3

2.1 SEJARAH ............................................................................................. 3


2.2 DESKRIPSI ........................................................................................... 3
2.3 APLIKASI ............................................................................................. 6

BAB 3. METODE PERCOBAAN ..................................................................... 7


3.1 ALAT DAN BAHAN ............................................................................ 7
3.2 DESAIN EKSPERIMEN ...................................................................... 7
3.2.1 SUSUNAN EKSPERIMEN....................................................... 7
3.2.2 DIAGRAM ALIR ..................................................................... 8
3.2.3 LANGKAH KERJA .................................................................. 8
3.3 METODE ANALISIS DATA................................................................ 9
3.3.1 TABEL ...................................................................................... 9
3.3.2 GRAFIK ................................................................................. 10

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11


4.1 HASIL ................................................................................................ 11
4.2 PEMBAHASAN ................................................................................. 22

BAB 4. PENUTUP ........................................................................................... 24


5.1 KESIMPULAN ................................................................................... 24
5.2 SARAN .............................................................................................. 24

ii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Difraksi Franhoufer………………………………………………9


Tabel 4.1 Difraksi Franhoufer Rad 0,02…………………………………………..11
Tabel 4.2 Difraksi Franhoufer Rad 0,03…………………………………………..14
Tabel 4.3 Difraksi Franhoufer Rad 0,004……………………..…………………..17
Tabel 4.4 Difraksi Franhoufer Rad 0,005……………………..…………………..20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Ilustrasi Difraksi pada Celah Ganda…………………….....................4


Gambar 3.1 Desain Simulasi Eksperimen…………………………………………….…...7
Gambar 3.2 Diagram Simulasi Eksperimen Difraksi Fraunhofer……………....……........8
Gambar 3.3 Diagram Simulasi Eksperimen Difraksi Fraunhofer……………....……......10

v
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Difraksi Fraunhofer yaitu suatu gejala penyebaran arah yang dialami oleh
seberkas gelombang cahaya ketika melalui celah sempit yang tidak sebanding
dengan ukuran panjang gelombangnya. Ekperimen difraksi franhoufer ini
menggunakan leser He – Ne. Leser He Ne memiliki sifat koheren dan kesearahan
berkas lesar dan rapat energinya dimana leser ini banyak digunakan dalam bidang
komunikasi, compact disc (CD) placer, dalam bidang kedokteran banyak digunkan
pada saat operasi mata radar optik (Krane, 1982).
Ekeperimen difraksi fraunhofer ini dilakukan dengan cara yang pertama
mempersiapkan alat – alat yang digunakan. Alat yang digunakan diantaranya
cahaya leser He – Ne , bangku leser , celah tunggal, celah ganda, celah dengan
berbagai ukuran , dan mistar ukur. Langkah yang kedua yaitu leser He Ne
diletakkan pada ujung bangku optic celah diletakan di tempat dalam leser He Ne.
Layar diletakan di dapan celah yang berjarak jauh dari celah agar simpangan dari
hasil difraksi dapat diukur pola difraksinya. Pengambilan data divariasi pada lebar
celah atau jarak antar celah.
Ekperimen difraksi fraunhofer dilakukan untuk mengetahui secera langsung
terjadinya difraksi dan pola difraksi fraunhofer yang ditampilkan pada layar yang
berasal dari sumber leser He Ne baik pada celah tunggal , ganda , dan berbagai
ukuran. Pola difraksi dapat di ketahui dari hubungan antara lebar celah dengan
perbandingan intensitas I / Io dari hubungan tersebut dapat diketahi pola
perbandingan nilai range tetha dengan kenaikan lebar celah yang dilakukan.
Pengaplikasian difraksi fraunhofer biasanya di lakukan pada desain detector yang
bersifat spesifik dan lensa difraksi pada kamera photography.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan pada eksperimen Difraksi Fraunhofer
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh perubahan slit spacing terhadap pola difraksi ?
2. Bagaimana pengaruh perubahan slit width terhadap pola difraksi ?
3. Bagaimana pengaruh perubahan besar radian terhadap pola difraksi pada slit
space dan slit width yang konstan?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan tercapai pada ekperimen Diraksi Fraunhofer adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengaruh perubahan slit spacing terhadap pola difraksi.
2. Mengetahui pengaruh perubahan slit width terhadap pola difraksi.
3. Mengetahui pengaruh perubahan besar radian terhadap pola difraksi pada slit
space dan slit width yang konstan

1.4 Manfaat
Manfaat pada eksperimen Difraksi Fraunhofer dalam kehidupan sehari-hari
adalah Hologram. Hologram adalah salah satu teknologi bagus yang
menjanjikan kita masa depan yang luar biasa. Hologram pada dasarnya
memanfaatkan difraksi untuk menghasilkan kesan 3D pada gambar. Versi
gambar yang berbeda dapat terdifraksi dan mencapai lensa dari berbagai sisi,
semuanya membentuk pola interferensi. Pola ini kemudian dibuat jatuh pada
pelat holografik. Terakhir, memberi kita pengalaman 3 Dimensi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Tahun Francesco Maria Grimaldi menjelaskan Fenomena difraksi dengan
nama latin diffringer yang berarti to break into pieces yaitu sifat gelombang yang
dapat terurai menjadi potongan-potongan gelombang. Potongan gelombang
tersebut dapat bergabung kembali dalam suatu resolusi optis. Menurut Francesco
Marian Grimaldi “diffraction” yaitu suatu karakteristik umum dari fenomena
gelombang yang terjadi saat muka gelombang yaitu suara, materi gelombang atau
cahaya yang terhalang (J. L. Aubert, 1760).
Proses pembelokan cahaya ke belakang penghalang disebut peristiwa
difraksi. Difraksi pertama kali diungkapkan oleh Francesco Maria Grimaldi (1618-
1663) namun Newton tidak menerima kebenaran teori tentang gelombang cahaya,
sedangkan Huygens tidak mempercayai difraksi ini walaupun Huygens yakin akan
teori gelombang cahaya. Huygens berpendapat bahwa gelombang sekunder hanya
efektif pada titik-titik singgung dengan selubungnya saja, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya difraksi. Perhitungan difraksi pada hakekatnya sulit
dilakukan, walaupun prinsip yang digunakan sangat sederhana(Tjia, 1993).

2.2 Definisi
Eksperiman difraksi Fraunhofer merupakan eksperiman yang menggunakan
laser He Ne sebagai sumber cahaya masukan yang telah ditentukan pola difraksi
dari keluaran gelombang cahaya yang melewati celah. Dari sumber laser dihasilkan
gelombang cahaya yang kemudian mengalami difraksi. Difraksi yaitu interferensi
gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang.
Medan gelombang merupakan suatu celah dari penjelasan tersebut didapatkan
bahwa difraksi merupakan bagian interferensi yang spesifik hanya pada satu
gelombang masukan saja (Sutarman,2003).
Menurut (Zemansky,1999) celah ganda, pada pola difraksi interferensi
Fraunhofer dua celah sama dengan pola interferensi untuk dua celah sempit yang
dimodulasi oleh pola difraksi celah tunggal.

3
4

Gambar 2.1 Skema Ilustrasi Difraksi pada Celah Ganda


(Sumber : Zemansky,1999)
Saat jarak yang sangat jauh dari celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik P
pada layar akan hampir sejajar, perbedaan lintasan kira-kira akan di dapatkan d
sin,.dengan demikian maka diperoleh interferensi maksimum pada satu sudut yang
diberikan oleh :

𝑑 sin 𝜃 = 𝑚𝜆, 𝑚 = 1,2,3, … (2.1)

Untuk sudut yang sangat kecil, (yang hampir selalu begitu, seperti asumsi
sebelumnya), di tuliskan persamaan sebagai berikut :

𝜆𝐿
𝑦𝑚 = 𝑚 𝑑
(2.2)

Untuk eksperimen celah banyak, digunakan goresan-goresan dari mistar baja


konvensional yang digunakan sebagai laser agar kisi refleksi.dapat dilihat pada
gambar 2.1, dimana X adalah spot laser pada layar tanpa adanya kisi (mistar), Q
merupakan titik perpanjangan dari mistar, P0 merupakan titik refleksi dari n = 0,
dan P1, P2, P3 seterusnya adalah titik difraksi sinar dari m = 1, m = 2, m = 3, dan
seterusnya.
Menurut (Wangsness,1979) saat gelombang cahaya melewati sebuah celah,
maka seluruh titik pada celah tersebut merupakan sumber gelombang sekunder
yang menghasilkan suatu sumber cahaya baru dan saat gelombang cahaya melewati
sebuah celah sempit, maka celah tersebut akan menghasilkan pola difraksi
fraunhofer celah tunggal. Intensitasnya dinyatakan dengan persamaan :
5

𝑠𝑖𝑛 2 𝑁 𝛽
𝐼 − 𝐼𝑠 (2.3)
𝑠𝑖𝑛 2 𝛽

Dimana :

𝑠𝑖𝑛 2 𝛼
𝐼 − 𝐼0 (2.4)
𝛼2

𝛼 = (𝜋⁄𝜆) 𝑑 sin 𝜃 (2.5)

misalkan N adalah celah yang berupa kisi. Kisi-kisi ini digunakan untuk mengukur
panjang gelombang dan untuk mengetahui struktur dan intensitas garis-garis
spektrum.maka besar Intensitas difraksi untuk celah dapat dirumuskan sebagai
berikut :

𝑠𝑖𝑛 2 𝛼 𝑠𝑖𝑛 2 𝑁 𝛽
𝐼 − 𝐼0 (2.6)
𝛼2 𝑠𝑖𝑛 2 𝛽

Dimana

𝛼 = (𝜋 / 𝜆) 𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃

𝛽 = (𝜋 / 𝜆) 𝑓 𝑠𝑖𝑛 𝜃

bentuk dari intensitas difraksi merupakan kombinasi dari bagian difraksi sin2α/α2
dari masing-masing celah dan bagian interferensi sin2Nβ/sin2 β merupakan sumber
celah. Pola difraksi untuk sejumlah celah akan mempunyai sebuah envelop sin 2α/α2
(difraksi celah tunggal) dimana memodifikasi intensitas pola interferensi celah
banyak sin2Nβ/sin2β. Untuk celah ganda (N sama dengan 2) factor , maka
persamaanya dapat dituliskan

𝑠𝑖𝑛 2 𝑁𝛽
− 4 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 (2.7)
𝑠𝑖𝑛 2 𝛽

dan besar distribusi intensitasnya menjadi

𝑠𝑖𝑛 2 𝛼
𝐼 = 4 𝐼0 𝑐𝑜𝑠 2 𝛽 (2.8)
𝛼2
6

2.3 Aplikasi Difraksi Fraunhofer


Laser mempunyai intensitas cahaya yang cukup tinggi. Intensitas yang
cukup tinggi ini dapat membuat beberapa riset dalam bidang optik seperti gejala
non linier interferensi jarak jauh. Laser juga banyak digunakan dalam kehidupan
sehari hari seperti pada compact disk player. Prinsip kerja CD player yaitu akan
muncul warna pelangi yang menggambarkan suatu peristiwa difraksi. Laser
dikembalikan ke permukaan CD atau DVD dengan kemiringan yang bervariasi.
Dengan mengamati hamburan dari cahaya laser pada suatu DVD atau CD player
yang menyebabkan sinar pantulannya masuk kelubang kecil dan sinar akan
terdifraksi (Bahrudin, 2006).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah
sebagai berikut :
1. Laptop/PC, berfungsi sebagai media praktikum.
2. Web browser, berfungsi sebagai media simulasi.
3. Microsoft word, berfungsi untuk mengolah hasil eksperimen
4. Koneksi internet, berfungsi sebagai penunjang simulasi
3.2 Desain Eksprimen
Desain eksperimen yang digunakan pada eksperimen Difraksi Fraunhofer
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Susunan Eksperimen
Susunan eksperimen pada eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai
berikut :

Gambar 3.1 Desain simulasi eksperimen


(Sumber : http://wyant.optics.arizona.edu/multipleSlits/multipleSlits.htm)

7
8

3.2.2 Diagram Alir

Start

Web Simulator
dibuka

Nilai Slit dan Radian


ditentukan

Slit spacing dan slit width


divariasi

Grafik yang dihasilkan diamati


dan di analisis fisisnya

Slit dan Radian divariasi

END

Gambar 3.2 Diagram Alir Ekperimen Difraksi Fraunhofer

3.2.3 Langkah Kerja


Langkah kerja pada eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai berikut :
1. Makna dari slit pada eksperimen Difraksi Fraunhofer, wavelength slit width,
wavelength slit spacing dipahami dengan cara mencari di web browser.
2. Simulator eksperimen dari web dibawah dipelajari
(http://wyant.optics.arizona.edu/multipleSlits/multipleSlits.htm)
3. Pengambilan data dilakukan dengan memasukkan wavelength slit width dan
wavelength slit spacing pada radian dan slit yang konstan
4. Pengambilan data yang kedua ini menggunakan radian yang berbeda dengan
variasi wavelength slit width dan wavelength slit spacing.
9

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data pada eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai
berikut :
3.3.1 Tabel
Tabel pada eksperimen Difraksi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tabel Difraksi Franhoufer
Slit (rad = 0,02) Slit width Slit spacing Pola difraksi
2 50 30
2 50 50
2 50 70
2 50 90
2 50 100
2 50 130
2 50 150
2 75 50
2 100 50
2 125 50
2 150 50
2 175 50
2 200 50
Slit (rad = 0,03) Slit width Slit spacing Pola difraksi
2
2
dst
Slit (rad = Slit width Slit spacing Pola difraksi
0,004)
4 100 100
4 100 125
4 dst
4
10

4
4
4 100 100
4 200 100
4 300
4 dst

Slit (rad =
0,005)
dst

3.3.2 Grafik
Grafik pada eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai berikut :

iradiance

angle (rad)
Gambar 3.3 Grafik hubungan intensitas terhadap radian
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Difraksi Franhoufer Rad 0,02
Slit Slit Width Slit Gambar Pola Difraksi
Spacing
(rad =
0,02)

2 50 30

2 50 50

2 50 70

11
12

2 50 90

2 50 110

2 50 130

2 50 150

2 75 50
13

2 100 50

2 125 50

2 150 50

2 175 50

2 200 50
14

Tabel 4.2 Difraksi Franhoufer Rad 0,03


Slit (rad = Slit Slit Gambar Pola Difraksi
0,03) Width Spacing

2 50 30

2 50 50

2 50 70

2 50 90
15

2 50 110

2 50 130

2 50 150

2 75 50

2 100 50
16

2 125 50

2 150 50

2 175 50

2 200 50
17

Tabel 4.3 Difraksi Franhoufer rad 0,004


Slit Slit Slit Gambar Pola Difraksi
Width Spacing
(rad =
0,004)

4 100 100

4 100 125

4 100 150

4 100 175
18

4 100 200

4 100 225

4 100 250

4 100 100

4 200 100
19

4 300 100

4 400 100

4 500 100

4 600 100
20

Tabel 4.4 Difraksi Franhoufer Rad 0,005


Slit Slit Slit Gambar Pola Difraksi
Width Spacing
(rad =
0,005)

4 100 100

4 100 125

4 100 150

4 100 175
21

4 100 200

4 100 225

4 100 250

4 100 100

4 200 100
22

4 300 100

4 400 100

4 500 100

4 600 100

4.2 Pembahasan
Eksperimen Difraksi Fraunhofer yang telah dilakukan menghasilkan empat
jenis data pengamatan. Pengamatan pertama yaitu pengaruh perubahan slit
spacing terhadap pola difraksi. Menurut hasil pengamatan, saat slit spacing
divariasi akan berdampak pada gelombang merah, dimana gelombang merah
menunjukkan titik gelap terang. Saat slit spacing dinaikkan maka semakin
banyak titik gelap terang yang dapat diamati
23

Pengamatan kedua yang diamati yaitu pengaruh perubahan slit width


terhadap pola difraksi. Menurut hasil pengamatan, saat slit width divariasi akan
berdampak pada gelombang hijau. Hasil eksperimen yang didapatkan telah
sesuai dengan literature, dimana semakin besar nilai slit width maka simpangan
pertama, kedua dan seterusnya akan semakin dekat dengan terang pusat. Hal itu
terjadi mengingat cahaya bersifat gelombang dengan ukuran 1 gelombang
berukuran nano. Sehingga saat lebar celah tunggal sempit maka
pembengkokkannya semakin jauh dengan terang pusat. Pada terang pertama
(n1) akan membentuk sudut (𝜃) kecil dan semakin lama membesar saat titik
terang (n) yang ditinjau jauh maka semakin besar pula sudutnya (𝜃).
Pengamatan ketiga yang diamati yaitu pengaruh perubahan besar radian
terhadap pola difraksi pada slit space dan slit width yang konstan. Menurut hasil
pengamatan, saat radian divariasi akan berdampak pada intensitas. Semakin
besar sudut radian, maka semakin banyak intensitas yang dapat diamati.
Dimana intensitas sendiri menjelaskan tentang titik gelap dan terang.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada hasil eksperimen Difraksi Fraunhofer adalah sebagai berikut:
1. Semakin besar slit spacing maka akan semakin banyak titik gelap terang
yang dapat diamati
2. Semakin besar slidth with makan nilai simpangan semakin mendekati titik
terang pusat.
3. Variasi radian terhadap slit spacing dan slit width konstan berpengaruh
terhadap intensitas

5.2 Saran
Sebelum melakukan eksperimen praktikan terlebih dahulu harus mempelajari
materi yang akan dipraktikumkan terlebih dahulu. Praktikan sebelumnya harus
mencoba simulasi yang diberikan supaya saat eksperimen dilakukan tidak
menemukan kendala. Praktikan harus teliti, karena eksperimen secara langsung dan
secara virtual sangat berbeda.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin. 2006. Kamus Pintar Fisika. Bandung: Epsilon Group.


J. L. Aubert. 1760. Memoires pour Phistoier des sciences et des beaux arts. Paris:
Impr. De S. A. S.
Krane. Kenneth. 1982. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sutarman. 2003. Fisika Dasar II. Malang: JICA.
Tim Penyusun. 2020. Buku Panduan Praktikum Ekperimen Fisika 1. Jember:
Universitas Jember.
Tjia. M.O. 1993. Gelombang. Bandung : Penerbit ITB.
Wangsness. R. K.1979. Electromagnetic Field.John Wiley and Son: New York.
Zemansky, S. 1999. Fisika Untuk Universita 2. Jakarta: Bina Cipta.

25
LAMPIRAN

A. Tabel untuk rad 0,02


Slit Slit Width Slit Gambar Pola Difraksi
Spacing
(rad =
0,02)

2 50 30

2 50 50

2 50 70

2 50 90

31
2 50 110

2 50 130

2 50 150

2 75 50

2 100 50

32
2 125 50

2 150 50

2 175 50

2 200 50

33
B. Tabel untuk rad 0,03
Slit (rad = Slit Slit Gambar Pola Difraksi
0,03) Width Spacing

2 50 30

2 50 50

2 50 70

2 50 90

34
2 50 110

2 50 130

2 50 150

2 75 50

2 100 50

35
2 125 50

2 150 50

2 175 50

2 200 50

36
C. Tabel untuk rad 0,004
Slit Slit Slit Gambar Pola Difraksi
Width Spacing
(rad =
0,004)

4 100 100

4 100 125

37
4 100 150

4 100 175

4 100 200

4 100 225

4 100 250

38
4 100 100

4 200 100

4 300 100

4 400 100

4 500 100

39
4 600 100

D. Tabel untuk rad 0,005


Slit Slit Slit Gambar Pola Difraksi
Width Spacing
(rad =
0,005)

40
4 100 100

4 100 125

4 100 150

4 100 175

4 100 200

41
4 100 225

4 100 250

4 100 100

4 200 100

4 300 100

42
4 400 100

4 500 100

4 600 100

43

Anda mungkin juga menyukai