59 128 1 PB
59 128 1 PB
2017:13-26 13
Tinjauan Pustaka
Keganasan Primer Vagina
Anak Agung Sagung Ari Lestari, Nana Supriana
Departemen Radioterapi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Kata kunci: keganasan pr imer vagina, Human Papillomavir us, r adioter api
E-mail:
ari.lestari99@gmail.com Primary carcinoma of the vagina is a rare disease, about 1-2% of all gynecologic malignan-
cies. Most of the primary vaginal cancer is squamous cell carcinoma and have a strong rela-
tionship with Human Papillomavirus (HPV) Infection. Radiotherapy plays an important role
in the management of vaginal malignancy by combining external radiation with brachythera-
py. Surgery have very little role in this case because of the anatomical location of the vagina
is very close to the bladder and rectum. The use of chemoradiation is still debated in the
treatment of vaginal malignancy.
dapat dihindari dengan pemberian vaksin untuk atau penggunaan obat-obatan yang menurunkan sistem
melawan virus HPV 16/18.1 imun, menyebabkan pasien lebih rentan terhadap
infeksi HPV.1, 11 Infeksi HIV pada wanita
2. Paparan Dietylstilbestrol (DES) saat Dalam meningkatkan risiko terjadinya keganasan vagina dan
Kandungan memiliki tendensi penyakit yang lebih agresif
Adanya paparan DES pada 16 minggu pertama dibandingkan pasien yang tidak terinfeksi HIV.4
kehamilan melipatgandakan resiko timbulnya VaIN
akibat membesarnya zona transformasi, yang kemudian 6. Gaya hidup
meningkatkan risiko akibat adanya infeksi HPV.7 Clear Merokok, memiliki gaya hidup berganti pasangan (5
cell adenocarcinoma vagina, pertama kali dilaporkan atau lebih pasangan seksual), usia mulai berhubungan
tahun 1971 oleh Herbs dkk, yang mendokumentasikan intim pada usia kurang dari 17 tahun, dan status sosial
6 kasus keganasan primer vagina dengan hasil histologi ekonomi rendah erat kaitannya dengan resiko
clear cell adenocarcinoma pada pasien usia 15-22 timbulnya keganasan vagina.1,4,11
tahun. Lima dari enam pasien tersebut terpapar
estrogen sintetis DES pada saat trimester pertama Tipe Keganasan Vagina
dalam kandungan.4
1. Vaginal Intraepithelial Neoplasia (VaIN)
3. Riwayat Lesi Prekanker Sebelumnya pada VaIN adalah prekursor timbulnya karsinoma sel
Serviks, Vulva atau Anal skuamosa, yang dibedakan menjadi derajat I-III,
Pada studi populasi di AS, hampir sepertiga dari tergantung derajat nuclear atypia dan kepadatannya,
seluruh kasus yang dilaporkan sebelumnya pernah serta proporsi epitel yang terlibat. VaIN III
memiliki riwayat pengobatan tumor anogenital digolongkan sebagai carcinoma in situ. Tumor ini
(tersering pada serviks).1 Suatu hasil penelitian biasanya ditemukan pada dinding posterior vagina
menyebutkan 10-50% pasien dengan riwayat VaIN bagian atas.11
atau karsinoma invasif pada vagina pernah memperoleh
terapi untuk pengobatan karsinoma in situ atau invasif VaIN biasanya tanpa gejala dan sering kali dideteksi
serviks. Terdapat pula penelitian pada 41 subyek setelah evaluasi sitologi sebagai bagian dari
dengan karsinoma in situ dan atau karsinoma invasif, pemeriksaan pasien dengan riwayat CIN atau
dapat diidentifikasi status sosial ekonomi yang rendah, karsinoma serviks invasif. Terapi VaIN sangat
riwayat kutil di daerah genital (genital warts), bervariasi. Belum ada konsensus untuk penanganan
keputihan (vaginal discharge) atau iritasi, riwayat hasil VaIN. Dapat dilakukan eksisi lokal, vaginektomi
sitologi abnormal, riwayat histerektomi sebelumnya parsial atau total, terapi laser, elektrokoagulasi,
dan trauma vagina merupakan faktor risiko potensial.4 pemberian salep topikal 5% fluorouracil (5-FU), dan
radiasi.4
4. Paparan radiasi sebelumnya pada daerah pelvis
(seringkali pada pengobatan kanker serviks)4,11 2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Mengenai terjadinya keganasan vagina pada pasien Karsinoma sel skuamosa vagina memiliki faktor risiko
dengan riwayat radiasi pelvis sebelumnya belum terlalu yang sama dengan karsinoma serviks, termasuk adanya
jelas. Berdasarkan sebuah studi yang menganalisis hubungan yang kuat dengan infeksi HPV. 80-90%
1200 pasien yang menerima radiasi panggul untuk keganasan primer vagina berupa karsinoma sel
karsinoma serviks selama 20 tahun, hasilnya tidak skuamosa.4
menunjukkan timbulnya secondary malignancy.
Sedangkan studi oleh Boice et al, melaporkan bahwa Secara histopatologi, dapat digolongkan menjadi3,12:
riwayat radiasi pada panggul sebelum usia 45 tahun, Gx: grade tidak dapat ditentukan.
meningkatkan resiko timbulnya keganasan vagina G1: berdiferensiasi baik.
sebanyak 14 kali lipat, dimana sangat berhubungan G2: berdiferensiasi sedang.
dengan jumlah dosis yang diperoleh. G3: Berdiferensiasi buruk.
5. Adanya Defisiensi Sistem Imun KSS vagina dapat menyebar sepanjang dinding vagina
Adanya defisiensi sistem imun seperti pada pasien HIV dan melibatkan serviks atau vulva. Namun, bila ada
16 Keganasan Primer Vagina
AAS Ari Lestari, N. Supriana
keterlibatan serviks, maka digolongkan sebagai Walaupun belum ada protokol khusus untuk kasus ini,
keganasan serviks, dan digolongkan sebagai keganasan namun tampaknya terapi yang dilakukan dapat sesuai
vulva bila vulva terlibat. KSS vagina dapat berbentuk dengan terapi limfoma ekstranodal lainnya, yaitu
nodul, ulkus, indurasi, eksofitik maupun endofitik, kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi. Untuk pasien
sehingga sangat sulit dibedakan apakah murni yang ingin mempertahankan fertilitas, hanya dilakukan
keganasan primer vagina ataukah rekurensi dari kemoterapi saja.
keganasan serviks atau vulva.4 KSS vagina terbanyak
timbul pada daerah sepertiga atas vagina.1 Prognosis kasus ini sangat baik, terutama apabila
terdiagnosis saat stadium dini, dengan 5-year survival
3. Clear cell adenocarcinoma (CCA) rates sekitar 90%. Dari 10 kasus yang dilaporkan pada
Sekitar 10% dari keganasan primer vagina adalah literatur antara tahun 1994-2007, seluruh pasien,
adenocarcinoma.3 CCA berhubungan dengan paparan kecuali satu orang, mengalami kesembuhan dengan
DES saat masa embrional dan memiliki predileksi kemoterapi atau kombinasi kemoterapi dan radiasi.
melibatkan sepertiga bagian anterior vagina dan Periode follow-up pada 10 laporan kasus ini
ektoserviks.3, 4,11 berlangsung sekitar 6-120 bulan, dan satu pasien
meninggal karena penyebab lain.4
Terdapat distribusi usia bimodal pada clear cell
adenocarcinoma vagina ini, yang berarti kasusnya 6. Small Cell Carcinoma
meningkat pada wanita usia muda rata-rata 26 tahun Small cell carcinoma primer pada vagina sangat
yang sebagian besar memiliki riwayat terpapar DES jarang terjadi, hanya terdapat kurang dari 25 kasus
pada masa embrional, dan meningkat kembali pada yang dilaporkan pada literatur. Rata-rata umur saat
rata-rata usia 71 tahun pada wanita tanpa riwayat didiagnosis adalah 59 tahun, dengan kondisi yang
paparan DES.4 buruk. 85% pasien meninggal dalam satu tahun setelah
terdiagnosis.4
4. Adenokarsinoma Lainnya
Sebagian besar adenokarsinoma yang timbul di vagina 7. Tumor Sinus Endodermal (Yolksac Tumor)
merupakan metastasis dari bagian lain, seperti payudara Malignant germ cell tumor adalah tumor yang sangat
atau daerah ginekologi lainnya, dan dari ginjalpun jarang menyerang anak-anak (3% dari keganasan pada
pernah dilaporkan. Non clear cell adenocarcinoma anak dan tumor sinus endodermal adalah subtipe
primer pada vagina sangat jarang dan sebagian besar histologi yang paling sering timbul). Tumor ini amat
dialami oleh wanita pascamenopause.4, 13 sangat jarang timbul pada vagina. Pada tumor ini serum
alkaline phosphatase (AFP) akan meningkat.
5. Limfoma
Limfoma maligna primer pada traktus genitalia wanita Tumor ini bersifat agresif lokal dan memiliki
terjadi hanya sekitar 1% dari seluruh limfoma kemampuan metastasis. Pilihan terapi adalah operasi
ekstranodal primer. Limfoma pada vagina sangat radikal dilanjutkan dengan kemoterapi, walaupun
jarang, dengan jumlah kasus yang dilaporkan pada akhir-akhir ini disarankan untuk melakukan operasi
literatur kurang dari 30. Dalam review oleh A rmed konservatif untuk mempertahankan fungsi seksual dan
Forces Institute of Pathology, hanya 4 dari 9500 kasus reproduksi, namun keputusannya bergantung pada luas
limfoma yang ditegakkan murni berasal dari vagina. dan kedalaman infiltrasi tumor. Serum AFP harus
Sebagian besar limfoma pada vagina adalah tipe dipantau sebagai monitoring keberhasilan terapi sinus
Diffuse Large B cell (DLBC), walaupun ada juga endodermal tumor.14,15,16
dengan tipe lymphoplasmacytic, Burkitt’s, dan Mucosa
associated Lymphoid Tissue (MALT). 8. Vaginal Melanoma
Melanoma maligna pada vagina adalah kasus yang
Tumor ini biasanya teraba saat pemeriksaan fisik, sangat jarang dan hampir semua kasus terjadi pada
dengan penebalan infiltratif dinding vagina. Gejala wanita kulit putih. Sebagian besar terjadi pada vagina
utama yang timbulnya biasanya adalah perdarahan distal, terutama pada dinding anterior vagina.
abnormal vagina. Pemeriksaan imunohistokimia (IHK) Sebagian besar sangat invasif dan operasi radikal
sangat perlu untuk penegakan diagnosis. adalah terapi utama pada kasus ini yang seringkali
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol.8 (1) Jan 2017:13-26 17
dikombinasikan dengan radiasi post operasi. Overall Wanita dengan VAIN harus dievaluasi dengan
five-year survival kasus ini sekitar 15%.3 kolposkopi. Pemeriksaan KGB inguinal dan leher serta
pemeriksaan abdomen harus dilakukan untuk
9. Sarkoma mendeteksi pembesaran KGB ataupun massa.12,18
Sarkoma ditemukan pada 3% dari seluruh keganasan
vagina primer, dengan histologi yang heterogen dan Stadium menurut FIGO ditegakkan dengan
umur yang bervariasi.4 pemeriksaan fisik, rontgen dada, intravenous
pyelography (IVP), barium enema, cystosurethroscopy,
a. Leiomyosarkoma dan proctosygmoidoscopy. CT scan dan MRI tidak
Leiomyosarkoma adalah tipe histologi yang paling akan mempengaruhi stadium menurut FIGO.4
sering ditemukan pada orang dewasa, yaitu 65% dari
seluruh keganasan sarkoma vagina.4 Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah:
pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan ginjal,
b. Sarkoma botryoides serum alpha-fetoprotein (untuk tumor sinus
Sarkoma botryoides adalah tumor embrional endodermal), kadar serum AFP (berguna untuk
rhabdomyosarkoma yang sangat ganas. Keganasan ini diagnosis dan monitoring endodermal sinus tumor
ditemukan pada bayi dan anak-anak dan seringkali vagina pada bayi.
timbul dengan gejala keputihan, perdarahan, atau
adanya massa pada introitus vagina. Diagnosis definitif ditegakkan dari hasil biopsi, yang
dapat dilakukan tanpa anestesi. Pada kasus adanya
Pada masa lalu, terapinya adalah eksenterasi, tetapi penyempitan vagina, pemeriksaan dengan anestesi
harapan hidup pasien sangat buruk. Akhir-akhir ini, diperlukan agar diperoleh hasil biopsi dan stadium
pembedahan konservatif digunakan dengan pemberian klinis yang adekuat.17
kemoterapi preoperatif dan postoperatif serta radiasi
postoperatif, dengan hasil survival lebih baik. Biopsi yang adekuat harus dilakukan juga pada serviks
Kemoterapi yang digunakan adalah vincristine, untuk menyingkirkan diagnosis keganasan serviks.
actinomycin D dan cyclophosphamide. Adanya benjolan pada daerah yang mencurigakan
adanya metastasis seperti di inguinal, harus dilanjutkan
Apabila ukuran lesi kecil dan dapat dilakukan reseksi dengan pemeriksaan biopsi di daerah tersebut.4
dengan tetap mempertahankan organ, pembedahan
adalah pilihan utama. Pada lesi yang bulky dapat Stadium
dilakukan kemoterapi, radiasi eksterna, atau
brakiterapi preoperatif.3
Tabel 1. Kar sinoma vagina: stadium FIGO
Diagnosis Stadium Definisi
0 Karsinoma in situ; neoplasia intraepitelial
FIGO menganjurkan penggunaan modalitas pencitraan derajat 3
I Tumor terbatas pada dinding vagina
yang lebih modern seperti CT scan, MRI, dan PET
sebagai landasan terapi, walaupun tidak akan II Tumor melibatkan jaringan subvagina tetapi
mempengaruhi stadium menurut FIGO.2 tidak sampai menyebar ke dinding pelvis.
III Tumor telah mencapai dinding pelvis
Pasien dengan keganasan vagina stadium awal, IV Tumor telah melampaui atau keluar dari true
seringkali tanpa keluhan. Penyakit stadium lanjut akan pelvis atau telah melibatkan mukosa rectum
memberi keluhan perdarahan yang tidak normal dari atau buli (edema bulosa tidak termasuk kasus
vagina, adanya massa, dan keputihan atau keluarnya stadium IV)
IVA Tumor menginvasi mukosa buli dan atau
cairan yang berbau busuk dari vagina. Kadang-kadang
rektum dan atau perluasan tumor secara
ada juga yang mengeluhkan nyeri di daerah panggul, langsung melampaui true pelvis
pinggang atau kaki, serta bengkak pada kaki. Untuk IVB Tumor menyebar ke organ jauh
menegakkan diagnosis, pemeriksaan ginekologi yang
baik termasuk pelvis dan rektum harus dilakukan.
18 Keganasan Primer Vagina
AAS Ari Lestari, N. Supriana
yang lebih tebal dari 5 mm adalah kandidat untuk Pada tumor letak tengah diberikan radiasi eksterna
brakiterapi interstitial.1 yang mencakup area KGB pelvis dan inguinal dengan
dosis 40-45 Gy, dilanjutkan dengan brakiterapi
Telah terbukti bahwa terdapat perbaikan kontrol lokal intrakaviter.17
apabila dosis yang diperoleh tumor setidaknya
mencapai 70 Gy. Dosis ini paling memungkinkan 3. Radiasi Eksterna
diperoleh dengan brakiterapi tanpa melampaui batas
toleransi maksimal jaringan normal di sekitarnya. Dosis 1. Teknik dua dimensi
total yang lebih rendah direkomendasikan untuk tumor Lapangan radiasi dirancang untuk mencakup
yang melibatkan vagina distal, yang memiliki toleransi keseluruhan vagina dan KGB iliaka komunis, iliaka
lebih rendah dibandingkan vagina atas.1 eksterna, hipogastrik, dan obturator. Lapangan standar
dibuat dengan batas atas lapangan L5-S1, dengan
Walaupun brakiterapi adalah pilihan utama, namun memastikan bahwa KGB retroperitoneal yang berada di
sebaran dosis radiasi eksterna dengan teknik konformal daerah caudal dari bifurkasio iliaka komunis telah
yang baik memberikan sebaran dosis yang lebih tercakup di dalam lapangan. Apabila positif terlihat
homogen, terutama pasien dengan ukuran tumor yang adanya pembesaran KGB pelvis, maka batas atas
sangat besar atau pada tumor yang letaknya pada lapangan dinaikkan menjadi L4-5 untuk mencakup
jaringan kritis seperti pada septum rectovaginal.3 KGB iliaca communis. Batas inferior terletak pada
introitus vagina untuk memastikan seluruh vagina telah
Apabila vagina sepertiga bawah terlibat, KGB inguinal tercakup dalam lapangan, atau 4 cm ke arah kaudal dari
harus diterapi.1,3,18 Penelitian mengenai kemoradiasi bagian terbawah tumor. Batas lateral adalah sekitar 1,5
pada keganasan vagina jumlahnya sangat terbatas.3 sampai 2 cm lateral dari pelvic brim.
Penentuan clinical target volume (CTV) sangat
tergantung pada hasil pemeriksaan fisik dan Apabila menggunakan lapangan lateral, batas anterior
pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Tumor lokal adalah simfisis pubis dan posterior adalah celah antara
dan penyebarannya ke KGB harus diperhitungkan Vertebra S2-3. Batasnya harus diperluas apabila KGB
dalam penentuan tata laksana terapi dengan radiasi inguinal terlibat. Berbagai macam teknik dapat
eksterna dan brakiterapi.18 Gerbaulet, dkk., dipertimbangkan pada saat meradiasi KGB inguinal
menyarankan untuk fokus pada dua aspek target untuk mengurangi efek samping pada caput femur.
volume: pertama di dalam vagina sendiri, dan yang Booster elektron dapat diberikan untuk mencapai dosis
kedua ekstensi tumor keluar dari dinding vagina, yang diinginkan pada KGB inguinal. Atau sebagai
dengan tujuan untuk menentukan pemilihan teknik alternatif, dapat menggunakan pembebanan (2:1, AP-
brakiterapi yang akan digunakan, apakah intrakaviter PA) atau kombinasi energi foton rendah dan tinggi (4-6
atau interstitial atau kombinasi dari keduanya.1 MV pada lapangan AP dan 15-18 MV pada lapangan
PA). Metode yang lain menggunakan lapangan yang
Pilihan Terapi Berdasarkan Letak Tumor lebar pada AP dan lebih sempit pada PA, dengan
booster elektron setiap hari pada KGB inguinal. 2,4,11,19
Pada tumor dengan lesi kecil (<2 cm) dan letak
proksimal cukup diberikan brakiterapi intrakaviter. 2. Teknik tiga dimensi
Pada tumor dengan lesi besar dan letak proksimal, Penggunaan teknik 3 dimensi meningkat beberapa
diberikan radiasi eksterna diberikan 20-40 Gy, tahun terakhir. Penggunaan CT scan pada sebagian
tergantung ukuran tumor, kemudian dilanjutkan dengan besar center untuk simulasi menyebabkan lapangan
brakiterapi.17 radiasi dapat dibuat lebih spesifik sesuai anatomi
pasien. GTV didefinisikan sebagai tumor atau
Pada tumor dengan letak distal diberikan radiasi pembesaran KGB yang ditemukan dari hasil
eksterna teknik 2 lapangan (AP/PA) dan bila perlu pemeriksaan fisik dan atau terlihat pada pemeriksaan
dengan dosis tambahan pada vulvo-perineum. Dosis penunjang seperti CT scan, MRI, atau PET. GTV
radiasi eksterna sebesar 40-45 Gy, diberikan dalam 4 diperluas sebesar 1-2 cm untuk membentuk CTV,
minggu. Dilanjutkan dengan booster brakiterapi dengan termasuk seluruh panjang vagina, jaringan paravaginal
dosis 30-70 Gy tergantung stadium.17 sampai dinding panggul, dan KGB pelvis. CTV KGB
20 Keganasan Primer Vagina
AAS Ari Lestari, N. Supriana
pelvis digambarkan dengan membuat margin 1-2 cm saaat penuh.2,4 Pada saat dilakukan CT simulasi, pasien
mengelilingi pembuluh darah iliaka komunis, iliaka harus dalam keadaan supine yang nyaman dan kandung
eksterna, iliaka interna, obturator, perirektal, dan KGB kencing dalam keadaan terisi penuh.15 Pasien diminta
presakral. Pada keterlibatan vagina distal, KGB mengosongkan kandung kencing, kemudian minum
inguinal harus dimasukkan dalam CTV, dengan aspek 200 ml air 20 menit sebelum scan dilakukan, dan hal
paling bawah adalah tuberositas ischial atau lesser itu dilakukan setiap hari selama terapi. CT scan harus
trochanter.4 menggunakan kontras intravena untuk melihat adanya
pembesaran KGB. Lapangan CT scan dari L3 sampai
Dosis standar pelvis adalah 45-50,4 Gy dengan 5cm di bawah introitus vagina.19
pemberian 1,8 Gy per fraksi, diikuti booster
parametrium pada kasus tertentu hingga mencapai Berbeda dengan kanker endometrium dan serviks,
dosis 50-65Gy.2,4,11 belum ada konsensus target delineasi IMRT terapi
keganasan vagina, karena jarangnya kanker ini.14
3. Intensity-Modulated Radiation Therapy
Brakiterapi
Tabel 3. Tar get Delineasi Keganasan Vagina
Tabel 4. Organ at R isk pada Radiasi Pelvis
Volume Deskripsi
Target Organ Definisi dan Deskripsi
GTV Tumor primer yang terlihat pada CT/PET-CT Usus Bagian terluar dari usus setinggi L4-5 sampai
sigmoid flexure.
CTV1 GTV ditambah minimal 3 cm di atas dan bawah
Termasuk colon sigmoid dan colon
vagina ascending/descending yang tampak pada pelvis.
CTV2 Jaringan paravaginal/parametrium di sekitar
Pada wanita dengan serviks yang masih intak, usus
CTV1 yang letaknya di belakang uterus pada pelvis bagian
Pada pasien dengan tumor terbatas pada dua bawah yang letaknya di dalam PTV tidak termasuk.
pertiga vagina bagian atas, KGB pelvis (iliaca Rectum Digambarkan sebagai dinding luar rectum dari
komunis, iliaca eksterna dan interna, serta setinggi sigmoid flexure sampai anus.
presacral) harus dimasukkan. Iliaca komunis dan Anus Digambarkan sebagai dinding luar anus.
Kandung Digambarkan sebagai dinding luar kandung kencing.
iliaca eksterna digambar dengan memasukkan
kencing
pembuluh darah pelvis ditambah ekspansi 7
Sumsum Tulang pelvis menggambarkan sumsum tulang
mm. tulang pelvis. Daerah yang dimasukkan adalah os coxae,
Area presacral terdiri dari jaringan lunak corpus vertebrae L5, seluruh sacrum, acetabulum,
anterior(minimal 1cm) ke vertebrae S1-S2 dan femur proximal superior.
Pada pasien dengan tumor yang melibatkan Batas superior L5 atau crista iliaca
vagina sepertiga bawah, KGB inguinofemoral Batas inferior: tuberositas ischial (pada pasien
bilateral harus dimasukkan. KGB inguinal dengan lesi pada vagina atas)
bilateral digambar dengan memberikan jarak 1- danbatas bawah PTV pada pasien dengan lesi pada
vagina distal.
1,5cm di sekeliling pembuluh darah (tidak
Caput Seluruh caput femur, tidak termasuk collum femur.
memasukkan tulang, otot dan kulit) serta femur
pembesaran KGB yang tampak pada
jaringan/lemak di sekitarnya. Untuk setiap pasien, target volume keseluruhan harus
PTV1 CTV1 + 15mm diputuskan sebelum terapi. Apabila terapi pertama
PTV2 CTV2 + 7mm adalah radiasi eksterna, target volume saat brakhiterapi
PTV final adalah gabungan dari PTV1 dan PTV2. adalah volume infiltrasi tumor awal sebelum radiasi
Pada beberapa center, pasien dengan KGB pelvis negatif, lapangan eksterna ditambah safety margin.
pelvisnya diperkecil, yaitu batas atasnya hanya setinggi sacroiliaca
joint.
Gerbaulet, dkk.,18 menyarankan untuk fokus pada 2
Penggunaan IMRT pada keganasan vagina harus aspek target volume: pertama di dalam kavitas vagina
mempertimbangkan regresi tumor dan pergeseran itu sendiri, dan yang kedua, ekstensi keluar dari
vagina yang dipengaruhi pengisian organ di dinding vagina. Kedua hal ini menentukan pilihan
sekelilingnya. Letak vagina akan berbeda antara pada teknik brakiterapi: interstitial, intrakaviter, atau
saat kandung kencing kosong dibandingkan dengan kombinasi keduanya.
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol.8 (1) Jan 2017:13-26 21
1. Brakiterapi intrakaviter
Brakiterapi silinder intravagina dapat diberikan apabila
ketebalan tumor <5 mm dimana implant interstitial
dilakukan apabila residu tumor cukup besar ukurannya.
Brakiterapi yang paling sering dilakukan adalah dengan
brakiterapi low dose rate (LDR), brakiterapi high dose
rate (HDR) dan pulsed-dose-rate delivery. LDR dan
HDR memiliki hasil kontrol lokal, survival dan
komplikasi yang setara.18,19 Pada tumor yang lokasinya
terbatas pada sepertiga atas dan serviks yang utuh,
digunakan aplikator ring.18
2. Brakiterapi interstitial
Adanya ekstensi paravagina pada saat diagnosis, tanpa
memperdulikan respon terapi, merupakan kandidat Gambar 1. Gambar pasien dengan kar sino-
brakiterapi interstitial karena cakupan dosis tidak akan ma vagina stadium IIB yang diterapi dengan
mampu mencapai daerah tersebut dengan brakiterapi radiasi eksterna dan kemoterapi konkomitan
diikuti oleh brakhiterapi interstisial (diambil
intrakaviter. Kandidat lain untuk brakiterapi interstisial dari buku Target Volume Delineation)
adalah pasien dengan ketebalan lesi lebih dari 5 mm,
a. Pelvis bagian atas. CTV2 (merah), tulang-
ekstensi pada vagina distal, atau pada beberapa kasus tulang pelvis (biru tua), usus (ungu).
yang vaginanya tidak sesuai dengan aplikator
b. Pelvis bagian tengah CTV2 (merah), usus
intrakaviter biasa. Umumnya, brakiterapi interstitial (hijau), rectum (coklat), dan tulang (biru tua).
diberikan setelah radiasi eksterna selesai. Semua pasien
c. Pelvis bagian bawah CTV2 (merah), GTV
yang dirawat inap harus diberikan heparin subkutan
(hijau), tulang-tulang pelvis (biru tua), dan
sebagai profilaksis deep vein thrombosis (DVT).4 rectum (coklat).
Efek Samping Radiasi dan Terapinya reaksi yang terjadi selama radiasi sampai kurang lebih
dua bulan setelah selesai radiasi.Patofisologi dari reaksi
Efek samping radiasi yang timbul dapat bersifat akut akut adalah injuri atau kerusakan sel pada jaringan,
maupun lambat.Efek samping atau reaksi akut adalah yang umumnya masih dapat diperbaiki atau bersifat
22 Keganasan Primer Vagina
AAS Ari Lestari, N. Supriana
Toksisitas akut pada kulit umumnya terjadi 2-3 minggu Untuk penanganan, terapi konservatif lebih diutamakan
setelah mulai radiasi pada fraksi konvesional. Dengan 4 daripada tindakan bedah. Dapat diberikan terapi non
arah sinar, eritema ringan terutama timbul pada vulva, spesifik dengan diet rendah serat, antispasmodik, dan
perineum, dan lipatan gluteal.21 Deskuamasi basah suppositoria steroid atau yang mengandung belladona-
dapat terjadi setelah radiasi berjalan 4 minggu. Erosi opium. Obat anti diare seperti loperamid dapat
superfisial dapat terjadi dalam beberapa bulan setelah diberikan 2 x 2 mg. Bila diare belum teratasi dapat
radiasi. Ulserasi dan nekrosis jarang terjadi dan ditingkatkan hingga 4 x 2 mg (maksimal 16 mg sehari).
umumnya timbul dalam waktu 12 bulan setelah radiasi.
Agen mukoprotektor usus seperti sucralfat dan
Faktor risikonya antara lain: kebiasaan merokok, misoprostol, baik secara oral maupun per rectal, tidak
penggunaan bolus, dan penggunaan kombinasi terbukti dapat menurunkan resiko timbulnya
kemoterapi secara bersamaan. Perawatan kulit selama proktosigmoiditis radiasi.20
pelaksanaan radioterapi merupakan tindakan vital
untuk mencegah timbulnya dermatitis radiasi. Pasien 4. Gastrointestinal mukositis/ radiation enteritis
wajib disarankan untuk memakai pakaian dari katun Insidennya di Amerika Serikat berkisar 2-5% dari
yang longgar dan nyaman20 pasien yang menerima radiasi abdomen dan pelvis.
Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol.8 (1) Jan 2017:13-26 23
Gejalanya berupa anoreksia, mual muntah, kram perut tidak berhasil atau terjadi perdarahan hebat maka perlu
dan diare. Modifikasi teknik radioterapi dapat dilakukan kolonoskopi terapeutik koagulasi dengan
mengurangi gejala yang timbul20 Modifikasi tersebut di agen kimia formaldehid atau A rgon Plasma
antaranya penurunan dosis radiasi dengan peningkatan Coagulation (APC).20
durasi dapat mengurangi efek samping tanpa
mempengaruhi dosis total radiasi. Selain itu, pengisian 2. Striktura rektum
kandung kemih dapat mendorong usus keluar menjauhi Timbul setelah 5-10 tahun pasca radiasi akibat fibrosis
pelvis. Pengaturan posisi tubuh selama menjalani yang progresif. Gejala yang timbul dapat berupa
radiasi juga penting, yaitu posisi prone, decubitus atau konstipasi,nyeri akibat kejang usus yang terjadi secara
Trendelenburg. tiba-tiba dan spastik. Kaliber tinja mengecil disertai
rasa mengedan dan terasa masih ada tinja setelah BAB.
5. Supresi sumsum tulang Pada kasus yang berat dapat timbul ileus obstruktif.20
Sekitar 10% pasien dapat mengalami efek samping
supresi terhadap sumsum tulang, yang berupa turunnya Penanganan gejala obstruktif ringan dapat diterapi
jumlah leukosit (leukopenia, neutrofilia) dan trombosit secara konservatif dengan obat pelunak feces(laksatif),
(trombositopenia).20 bila timbul striktur berat dengan gejala obstruktif yang
signifikan dapat dilakukan dilatasi.20
Dapat terjadi pada pasien yang mendapatkan radiasi
whole abdomen dan pelvis. Efek samping yang terjadi 3. Fistula rektovaginal
umumnya tidak berat. Supresi sumsum tulang Gejala yang timbul dapat berupa keluarnya feses dari
umumnya terjadi pada pasien yang sebelumnya vagina. Pada fistula yang sangat kecil dapat
mendapat kemoterapi sehingga menyebabkan asimptomatik dan kadang-kadang dapat sembuh
penekanan sumsum tulang.20 spontan.20,21
prognosis yang paling menentukan pada keganasan yang HPV positif dibandingkan yang negatif.
vagina. Studi menunjukkan bahwa angka 5-year Sedangkan Brunner et al mendeteksi adanya HPV
survival rate pada stadium I sebesar 73%, stadium II DNA pada 51,4% dari 35 orang pasien, dan status HPV
58%, dan stadium III/IV 36%.1,4,11,17 tidak ada hubungannnya dengan stadium FIGO, grade
histologi, lokasi tumor, dan ukuran tumor. Pada pasien
2. Ukuran dan tipe tumor dengan stadium I-II, tidak ada perbedaan yang
Di beberapa penelitian, dikemukakan bahwa variabel signifikan antara HPV positif dan negatif terhadap
ukuran tumor memiliki hubungan yang kuat dengan disease free survival dan overall survival pasien. Tetapi
prognosis pasien. 1,4,11,17 Ukuran tumor >4 cm memiliki pada stadium III-IV, HPV negatif berhubungan
prognosis yang lebih buruk daripada ukuran<4 cm. denngan memburuknya DFS dan OS.1,4
Tumor eksofitik memiliki prognosis yang lebih baik
daripada tumor nekrotik dan infiltratif.17 9. Waktu terapi
Untuk pasien yang diterapi dengan radioterapi, waktu
3. Lokasi tumor terapi adalah faktor yang signifikan mempengaruhi
Tumor yang lokasinya pada sepertiga atas vagina kontrol tumor. Lee dkk menemukan bahwa waktu
memiliki prognosis yang lebih baik.1,4 Hasil penelitian terapi keseluruhan(overall treatment time) <9 minggu
Kucera dkk menyebutkan angka 5-year survival rate berhubungan dengan kontrol tumor sebesar 97%
untuk tumor yang letaknya di sepertiga atas vagina dibandingkan bila >9minggu yaitu hanya 57%.1,4,18
adalah 60%, sepertiga tengah 37,5% dan untuk
sepertiga bawah sebesar 37%.4,11 Follow-Up
terbukti tumor berasal dari vagina dan tidak ada berganti pasangan (5 atau lebih pasangan seksual), usia
keterlibatan organ lain. Bila terdapat keterlibatan pada mulai berhubungan intim pada usia kurang dari 17
serviks, didiagnosis sebagai keganasan serviks, dan tahun, dan status sosial ekonomi rendah).
apabila terdapat keterlibatan vulva, didiagnosis sebagai
keganasan vulva. Radioterapi memegang peranan penting dalam tata
laksana keganasan vagina dengan mengkombinasikan
Faktor resiko kanker vagina adalah infeksi HPV, radiasi eksterna dengan brakiterapi. Operasi memiliki
paparan DES saat dalam kandungan, riwayat lesi peran yang sangat sedikit pada kasus ini karena letak
precancer sebelumnya pada cervix, vulva atau anal, anatomis vagina yang sangat dekat dengan kandung
kencing dan rectum. Kemoradiasi masih diperdebatkan
paparan radiasi sebelumnya, adanya defisiensi sistem penggunaannya dalam terapi keganasan vagina.
imun, dan gaya hidup (merokok, memiliki gaya hidup
Daftar Pustaka
1. Gadducci A, Fabrini MG, Lanfredini N .Squamous 12. Benedet JL, Bender H, Jones H, Ngan HYS, Pecorel-
cell carcinoma of the vagina: natural history, treat- li. Staging classifications and clinical practice guide-
ment modalities, and prognostic factors. Critical re- lines of gynaecologic cancer. Elsevier; 2003. p. 26-
views in Oncology/Hematology. 2015;93: 211-224. 33.
2. Lee LJ, Jhingran A, Kidd E, Gaffney DK, Higinia 13. Frank SJ, Deavers MT, Jhingran A, Bodurka DC,
RC, Elshaikh MA, et al. Management of Vaginal can- Eifel PJ. Primary adenocarcinoma of the vagina not
cer. American College of Radiology ACR Appropri- associated with DES exposure. Gynecologic Oncolo-
atness Criteria. 2013. gy. 2007;105: 470-4.
3. Hacker NF, Eifel PJ, Velden JV. Cancer of the vagi- 14. Stern, JL. Vagina. In: Dollinger M, Rosenbaum EH,
na. International Journal of Gynecology and Obstet- Tempero M, Mulvihill S. Everyone's guide for can-
rics. 2015;131: 84-87. certherapy. 2001.
4. Kang J and Viswanathan AN. Chapter 72: Vaginal 15. Vagina. In: Barret A, Dobbs J, Morris S, Roques T.
Cancer. in : Wazer DE, Perez CA, W BL, Halperin Practical Radiotherapy Planning. London: Hodder
EC. Perez andBrady's principles and practice of radia- Arnold; 2009. p. 394-400.
tion oncology. Philadelphia: Lippincot Williams 16. Mahzouni M, Pejhan S, Asrafi M. Yolk sac tumor of
&Wilkins; 2013. p.465-90. vagina. Medical Journal of the Islamic Republic of
5. Faiz O, Moffat D. The Perineum. In: Anatomy at a Iran. 2006: 155-7.
Glance. London: Blackwell Science Ltd; 2002. p. 59. 17. Kumar V, Kini P, Vepakomma D, Basant M. Vaginal
6. Gray H. The Vagina. In: Anatomy of the human Endodermal Sinus Tumor. Indian Journal of pediatric.
body. Bounty Books, 2001, p. 797. 2005: 797-8.
7. Gerbaulet A, Potter R, Haie-Meder C. Primary vagi- 18. Imam Rasjidi, Nana Supriana, Kristianus Cahyono.
nal cancer. ESTRO. GEC ESTRO. 2002; pp. 403-15. Penerapan Radioterapi pada keganasan ginekologi.
8. American Cancer Society. Cancer Facts and figure Radioterapi pada keganasan ginekologi. Jakarta :
2017. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011. p.
9. Brohet dkk. Profil epidemiologi kanker di rumah sakit 129-33.
umum pusat nasional dr cipto mangunkusumo jakarta 19. Efek Samping dari radioterapi. Radioterapi pada
berdasarkan hospital based cancer registry tahun keganasan ginekologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
2013. Tesis prodi onkologi radiasi FKUI. Jakarta: Universitas Indonesia; 2011. p. 150-99.
FKUI; 2017. 20. Kantardzic N, Begic D, Eminagic D. Pelvic Irradia-
10. Diaz ML. Prevention of cervical, vaginal, and vulval tion: Acute and late toxicity. ESGO academy. 2015.
cancers. International Journal of Women’s Health.
2009: 119-29.
11. Thawani N, Mutyala S, Wolfson AH. Vaginal cancer
in Brady LW,Lu JJ. Decision Making in Radiation
Oncology. Berlin: Springer; 2011. p. 725-43.