Anda di halaman 1dari 7

1

GEJALA SERANGAN TUNGAU


PENDAHULUAN
Tungau atau caplak, ketika menyerang inangnya akan menimbulkan gejala. Gejala
yang terjadi akibat serangannya menjadi bagian penting sebagai petunjuk ketika akan
mencari atau menemukan tungau. Berdasarkan gejala itulah kita mengetahui keberadaan
tungau di suatu inang. Gejala yang terjadi relatif khas, sehingga melalui gejalanya kita dapat
mengetahui jenis tungau atau caplak yang ada di suatu inang. Selain gejala penemuan
tungau juga dapat diketahui melalui kebiasaan tungau atau caplak memilih tempatl untuk
makan dan membentuk koloni. Bagian-bagian penting itulah yang menjadi perhatian untuk
dilihat atau dicek ketika akan mencari tungau atau caplak. Berikut ini penjelasan mengenai
gejala-gejala serangan tungau yang terjadi di binatang atau hewan peliharaan dan tumbuh-
tumbuhan

GEJALA SERANGAN CAPLAK DI HEWAN


Caplak adalah nama umum tungau yang menyerang binatang atau hewan . Caplak
memiliki bentuk tubuh yang sangat berbeda dibandingkan dengan tubuh tungau. Caplak
memiliki kepala yang kecil dan tubuh atau abdomen yang relatif besar. Ukuran abdomen
caplak dapat sangat besar. Besar tubuh atau abdomen caplak itu dapat mencapai 10 kali
lipat dari ukuran besar awalnya. Caplak umum ditemukan di hewan peliharaan seperti
unggas: ayam, mamalia: anjing, Serangga: kumbang (Coleoptera), belalang (Orthoptera),
lebah (Hymenoptera), kepik (Hemiptera) dan lain-lain.

Gejala Bengkak, Bentol dan Gatal-gatal


Caplak pada unggas sangat sering ditemukan pada ayam. Caplah biasanya tinggal di
bagian kepala ayam. Jengger merupakan bagian yang paling disukai oleh caplak. Di jengger
ayam dapat ditemukan lebih dari satu ekor caplak. Ayam jantan selain jengger yang panjang
juga terdapat gelambir, atau jengger yang bergelantung ke bawah, di bagian lipatan glambir
di bagian sebelah dalam juga dapat ditemukan caplak. Bagian tubuh ayam lainnya yang
biasa dihuni atau ditempati caplak ialah telinga. Caplak di bagian telinga dapat diketahui
dengan mudah ketika caplak itu tubuhnya membesar karena abdomennya penuh dengan
darah. Tubuh caplak yang besar itu seolah-olah menutupi telinga ayam.

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


2

Caplak yang tinggal di kepala ayam, ketika sudah kenyang menghisap darah, maka
tubuh atau abdomennya menjadi besar, bagian kepala yang digigitnya membengkak dan
berwarna kemerahan, biasanya lebih merah daripada bagian yang ada di sekitarnya. Dalam
beberapa kejadian caplak yang besar itu dimakan atau dipatuk oleh ayam lain yang berada
di dekat ayam yang di kepala ditinggali caplak. Ayam juga dapat menggunakan kakinya atau
cekernya untuk menggaruk atau menepis keberadaan tungau yang menempel di bagian
kepala atau jenggernya. Kita dapat mengetahui bahwa ayam itu sudah mengalami
gangguan atau serangan caplak dari gejala bekas gigitan caplak di kepala yaitu di bagian
jengger atau telinganya.
Caplah di tubuh anjing biasanya tinggal di bagian telinga. Caplak tinggal di bagian
pinggir daun telinga mengarah ke bagian ujung, namun kadang-kadang caplak juga dapat
tinggal di bagian tepi telinga mengarah ke bagian pangkal telinga. Caplak di telinga anjing
umum terlihat pada pagi hari, di duga hal itu terjadi karena pada malam hari, ketika anjing
itu tidur, tungau aktif menghisap darahnya, dan pada pagi hari, tubuh atau abdomennya
sudah penuh dengan darah yang dihisapnya dari telinga anjing, sehingga terlihat
abdomennya besar dan gemuk. Setelah anjing itu aktif, maka caplak itu tidak lagi ada di
telinga anjing. Diduga hal itu terjadi karena anjing telah berusaha menggaruk-garuk bagian
telinganya yang gatal akibat gigitan caplak. Garukan kaki anjing itu telah menyebabkan
caplak terjatuh. Namun di telinga anjing itu masih dapat terlihat ada bagian yang
membengkak dan berwarna kemerahan yang merupakan tempat bekas gigitan caplak.

Gejala berupa gerakan yang lamban


Serangga yang terinfeksi atau diparasitisasi oleh caplak tubuhnya tidak menunjukkan
perubahan. Ukuran tubuh serangga yang terinfeksi tetap utuh dan normal. Hal itu terjadi
karena serangga itu sudah berada pada fase imago. Imago merupakan fase perkembangan
terakhir serangga dan pada fase tersebut bentuk dan ukuran tubuh serangga tidak berubah
lagi. Di samping itu keberadaan caplak di tubuh serangga itu menyebabkan gangguan pada
pergerakan serangga. Serangga yang diparasitisasi oleh caplak gerakannya menjadi lamban.
Serangga yang terinfeksi tungau menjadi kurang aktif, dan parasitisasi yang berat dapat
menyebabkan serangga sakit dan mati.

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


3

Jumlah caplak yang ditemukan di tubuh serangga dapat berjumlah puluhan sampai
ratusan ekor. Serangga yang tubuhnya paling sering ditemukan caplak ialah serangga dari
ordo Coleoptera atau kumbang, terutama kumbang yang tubuhnya berukuran besar seperti
Oryctes sp. Rhyncoporus sp. Di samping itucaplak juga dapat ditemukan di tubuh valanga
sp. (Orthoptera) dan Kepik (Hemiptera), kadang-kadang lebah Xylocopa sp. (Hymenoptera).
Pada tubuh Caplak juga dapat ditemukan bagian dorsal (atas), ventral (bawah) dan lateral
(samping). Caplak di tubuh serangga biasanya hidup berkelompok atau membentuk koloni.
Koloni caplak di tubuh serangga paling sering ditemukan di bagian koksa, pangkal sayap dan
lipatan antara kepala dan toraks atau toraks dan abdomen. Di bagian pangkal sayap
(Gambar 2a), koksa, pangkal femur di bagian ventral (Gambar 2b).

a b

Gambar 1. Caplak di tubuh tabuhan (hymenoptera) (a), dan caplak di bagian ventral tubuh
kumbang (Coleoptera) (b)

GEJALA SERANGAN TUNGAU DI TUMBUHAN


Tungau di tumbuhan menimbulkan gejala serangan yang khas. Kekhasan gejala yang
muncul itu dipengaruhi oleh spesies atau jenis tumbuhan dan tungau. Perbedaan gejala
khas yang muncul itu juga dapat dipengaruhi oleh tingkat ketuaan umur jaringan dan bagian
tumbuhan yang diserang. Jaringan tumbuhan yang masih muda atau aktif tumbuh dapat
timbul gejala berupa puru atau gall. Gejala lain yang terjadi ialah munculnya rambut-
rambut halus yang banyak dan tebal berwarna putih di dekat tulang daun. Gerombolan
rambut-rambut putih itu biasanya muncul di permukaan bawah dan atas daun. Pada daun
yang sudah tumbuh atau berkembang sempurna, jika diserang tungau akan menunjukkan

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


4

gejala berupa nekrotik. Gejala nekrotik itu umum terjadi di dekat tulang daun, terutama di
permukaan bawah daun. Ciri-ciri gejala serangan tungau pada tumbuhan dapat dilihat pada
uraian berikut ini.

Gejala puru atau gall


Tumbuhan tertentu ada yang menjadi inang utama tungau. Artinya di tumbuhan itu
hampir selalu dapat ditemukan tungau. Tungau cepat berkembangbiak atau membentuk
koloni di tumbuhan tersebut. Hal itu dapat dilihat dari gejala yang muncul atau terjadi di
tumbuhan. Ketika tungau sampai di tumbuhan tersebut maka hampir semua daunnya
menunjukkan gejala gall, daunnya berbintil-bintil (Gambar 2a). Tungau berlindung dalam
gall, sehingga kita dapat melihat ada lubang-lubang kecil di gall sebagai tempat jalan keluar
tungau (gambar 2b). Gall akibat serangan tungau tidak hanya terjadi di daun, tetapi dapat
juga terjadi di tangkai daun dan di ranting. Gall muncul di bagian daun dan ranting menjadi
bagian yang khas yang menunjukkan gejala serangan tungau (Gambar 2c).

a b c

Gambar 2. Gejala gall di daun yang ditimbulkan oleh tungau (a). Lubang keluar tungau dari
dari gall (b), dan gall yang terbentuk di tangkai daun dan ranting (c)

Gall yang terbentuk di daun itu, jika diamati dengan teliti ditemukan bagian yang
lebih tebal. Bagian yang tebal itu sesunggunya terdapat rongga di dalamnya. Beberapa
tungau biasanya tinggal di dalam rongga yang berbentuk gall itu untuk berlindung dan
berkembang biak. Apabila bagian yang menebal tersebut di potong melintang, akan terlihat
tungau dengan berbagai stadia hidup disitu. Di dalam gall dapat ditemukan tungau mulai
dari stadia nimfa sampai imago. Gejala tersebut sering ditemukan di pucuk daun kayu
manis cinnamomum sp. daun pucuk indogofera sp. tanaman pakan ternak.

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


5

Gejala nekrotik atau seperti terbakar di daun


Gejala serangan tungau juga terjadi di daun yang sudah berkembang penuh atau
daun yang tidak berada pada fase pertumbuhan. Gejala yang terjadi berupa nektotik, atau
matinya beberapa bagian daun. Gejala itu banyak muncul di daun yang dekat dengan
tulang-tulang daun. Sangat jarang ditemukan gejala nekrotik yang jauh dari tulang daun.
Hal itu terjadi karena tungau biasanya tinggal dekat dengan tulang daun. Pemilihan tempat
tersebut erat kaitannya dengan upaya melindungi diri. Tulang daun dapat menjadi tempat
belindung ketika ada angin yang berhembus kencang dan atau getaran di daun akibat angin
atau benturan titik air hujan.
Tumbuhan yang daunnya berkembang penuh, ketika di serang tungau ada yang tidak
menimbulkan gejala khas. Daun itu bentuknya seperti daun pada umumnya, namun ada
bagian yang berubah warna. Di permukaan atas daun ada sedikit perubahan warna dari
hijau menjadi kekuningan atau kecoklatan, terutama di dekat tulang daun. Dilihat dari
permukaan bawah daun akan terlihat bagian yang agak kering berwarna kuning kecoklatan
(Gambar 3a dan 3b). Pada bagian di permukaan bawah daun, apabila dicermati akan
tambah gerakan hewan yang berukuran sangat kecil sekitar 0,1-0,2 mm (Gambar 3c).
Warna tubuh tungau yang ditemukan beragam, mulaidari merah, kuning, kream, atau coklat
muda. Variasi warna tersebut terjadi karena perbedaan spesies tungaunya berbeda spesies.
Gejala nekrotik akibat serangan tungau dapat ditemukan pada daun ketela pohon manihot
sp., di daun dan buah jeruk Citrus sp., di daun pepaya papayae sp.

a b c

Gambar 3. Serangan tungau pada daun Manihot utilisima dengan gejala nekrotik (a & b),
beberapa tungau ditemukan di gejala dilihat dari permukaan bawah daun

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


6

Gejala tumbuh rambut-rambut yang banyak


Pada tumbuhan tertentu tungau menimbulkan gejala yang berbeda dengan
tumbuhan lainnya. Ada beberapa tumbuhan yang terserang tungau memunculkan gejala
berupa bulu halus berwarna putih bergerombol di tulang daun atau di sekitar tulang daun.
Bulu-bulu tersebut terbentuk akibat rangsangan yang dikeluarkan oleh tungau. Tungau
yang menghisap cairan tumbuhan mengeluarkan senyawa tertentu yang berada di dalam air
liurnya. Senyawa itu yang merangsang tumbuhnya jaringan tumbuh berlebihan membentuk
jaringan seperti bulu-bulu. Bulu-bulu tersebut berfungsi sebagai tempat makan (menghisap
cairan tumbuhan di bagian bulu yang terbentuk sekaligus menjadi tempat berlindung
tungau dari gangguan alam sekitarnya
Gejala berupa kumpulan rambut halus di tulang daun dan sekitar tulang daun dapat
ditemukan di tumbuhan Cromolaena odorata atau rumput medeka (Gambar 3). Gejala
serupa juga dapat ditemukan di daun tanaman cabai rawit kecil Capsimum frutescen dan
cabai besar yang buahnya besar-besaratau paprika Capsicum annuum var paprica. Tungau
yang tinggal di antara bulu-bulu tersebut berukuran sangat kecil sehingga, tungau tersebut
sulit dilihat dengan mata telanjang. Selain berukuran kecil tungau itu juga memiliki warna
pucat atau transparan. Jadi untuk mengetahui bentuk tungaunya ilah dengan mengambil
gejala (bulu-bulu) tersebut dan diamati dengan mikroskop.

Gambar 3. Bulu-bulu halus di permukaan atas dan permukaan bawah daun tumbuhan
Cromolaena odorata yang merupakan koloni tungau

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan


7

Gejala pertumbuhan abnormal atau tumbuh tidak seimbang


Serangan tungau di tumbuhan juga dapat menimbulkan gejala berupa pertumbuhan
yang abnormal. Daun yang seharusnya tumbuh dan berkembang utuh (normal) menjadi
tidak normal, karena ada bagian sisi dari daun itu yang tidak berkembang dengan baik
(Gambar 4). Bagian yang tidak berkembang itu disebabkan oleh rusaknya jaringan akibat
tusukan atau gigitan tungau pada saat daun masih sangat muda. Gejala pertumbuhan
abnormal tersebut banyak terjadi pada daun daun yang sangat aktif tumbuh yaitu daun-
daun muda yang ada di bagian pucuk.
Daun yang tumbuh dan berkembang tidak normal tersebut jika diamati dengan teliti,
akan terlihat adanya koloni tungau. Tungau yang ditemukan berada dalam berbagai stadia
(nimfa instar pertama sampai imago). Dalam koloni tungau itu kadang-kadang dapat
ditemukan tungau predator, yaitu tungau yang menjadi musuh alami tungau. Tungau
predator itu memakan telur tungau dan nimfa intar-instar awal tungau. Gejala daun yang
salah bentuk tersebut dapat ditemukan di tanaman karet Havea sp. , terutama tanaman
karet saat di pembibitan atau polibag.

Gambar 4. Gelaja serangan tungau berupa pertumbuhan abnormal di daun karet Havea
brasiliensi

Akarologi Bab IV – Gejala Serangan Tungau Chandra Irsan

Anda mungkin juga menyukai