1A 09 Dhimas Agus Syariffudin Tes Tulis
1A 09 Dhimas Agus Syariffudin Tes Tulis
Absen : 09
Kelas : 1A D4-TOE
Nim : 2041220063
1. Jelaskan apa yag dimaksud dengan service kendaraan out dan apa keuntungan dan
kerugian melakukan service
2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaaan koil dan apa tanda koil masih baik serta sudah
rusak
3. Jelaskan bagaimana cara memeriksa baterai secara umum
4. Jelaskan bagaimana cara memasang platina sesuai dengan urutannya
5. Jelaskan bagaimana prinsip kerja sistem pengapian konvensional
6. Bagaimana urutan atau SOP melakukan service
7. Ada berapa macam jenis service
8. Bagaimana cara memeriksa kondisi pengapian kendaraan konvensional
JAWABAN :
1. Suatu kegiatan perawatan berkala, dimana kondisi mesin mengalami penurunan kinerja,
sehingga perlu dilakukan turun mesin dan mengganti parts parts yang sudah rusak agar
mesin bisa kembali bekerja dengan normal.
Kelebihan Kekurangan
Menjaga performa tenaga mesin Mengeluarkan biaya yang sangat
Memperpanjang umur kendaraan mahal
Meminimalisir kerusakan komponen Membutuhkan lebih banyak waktu
4.Tegangan baterai
Tegangan baterai dapat diukur dengan alat yang dinamakan multitester. Caranya adalah
memilih selektor pada DC volt dengan skala alat ukur max 50 volt. Lalu pasang probe
merah pada terminal positif baterai, dan probe hitam pada terminal negatif baterai. Lalu
baca penunjukan jarum. Kondisi baterai yang normal berada di kisaran 12 -13 volt.
Apabila hasilnya kurang dari nilai tersebut, ada kemungkinan baterai tidak terisi penuh
atau sudah rusak.
5. Jumlah cairan elektrolit baterai
Jumlah cairan elektrolit (cairan yang diisikan di dalam baterai berjenis basah) dapat dicek
secara visual. Hal ini dimungkinkan karena kotak baterai biasanya transparan sehingga
cairan didalamnya mudah terlihat. Kondisi normal adalah antara garis upper dan garis
lower. Apabila jumlahnya kurang dari garis lower, maka perlu ditambahkan cairan air aki
( air suling). Cukup diisikan sampai garis upper. Apabila melebihi dari garis tersebut, ada
kemungkinan cairan akan tumpah dan dapat merusak material / cat pada kendaraan.
Disinilah pemutusan arus terjadi, ketika cam menyentuh kaki platina maka platina
akan membuka/contact point tidak menempel. Sehingga arus primer coil akan terputus
secara tiba-tiba. Hal itu akan memicu close wave yang bergerak ke arah lilitan sekunder.
Sehingga tegangan pada lilitan sekunder naik hingga 20 KV dengan interval sangat
singkat. Ketika cam menjauhi kaki platina, maka contact point akan kembali
menutup/menempel. Sehingga arus lilitan primer coil kembali tersambung. Ini
menyebabkan medan magnet pada lilitan primer kembali terbentuk, dan saat cam kembali
menyentuh kaki platina maka pemutusan arus akan terjadi dan induksi pada lilitan
sekunder kembali terjadi. Siklus diatas akan berulang terus menerus selama kunci kontak
masih ON.
A) Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian
Memeriksa jumlah elektrolit baterai (kurang atau tidak), Memeriksa sambungan terminal
baterai (kotor atau tidak), Memeriksa kondisi kabel baterai dari kemungkinan putus atau
terbakar.
Memeriksa koil pengapian dari kemungkinan terminalnya kotor, kabel kendor, putus,
terbakar atau bodi retak.
Memeriksa distributor dari kemungkinan retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang
baik.
Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar
urutan pengapian tidak salah, karena kabel busi harus dipasang sesuai dengan urutan
pengapian atau firing order (FO) yang benar.
Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga busi,
kondisi elektroda dan masukkan busi pada nampan yang berisi bensin. Bersihkan rongga busi
menggunakan sikat dan bersihkan elektroda busi dengan amplas. Perhatian: Jangan
membersihkan kotoran pada rongga busi dengan benda keras, seperti obeng kecil atau kawat
karena dikhawatirkann isolator porselin menjadi retak sehingga busi mati. setel celah
elektroda busi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan kendaraan.
Pasang kembali busi pada silinder. Pemasangan yang benar adalah memutar busi dengan
tenaga ringan, setelah ulir habis mengencangkan 1/4 putaran dengan kunci busi. Saat kita
melakukan pengujian busi di luar silinder, kita dapat menyimpulkan busi masih baik, namun
terdapat kemungkinan saat di dalam silinder busi mati karena busi bekerja pada tekanan lebih
tinggi, sehingga kesimpulan kita salah, untuk mengatasi hal tersebut dibuat Spark plug
cleaner and tester.
Lepas kabel tegangan tinggi, bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat
menggunakan amplas.
Periksa tahanan kabel menggunakan ohm meter (multi meter bagian ohm, posisi selektor
pada 1xK), tahanan kabel harus kurang dari 25 kilo ohm.
Hal yang harus diperhatikan: jangan menekuk atau menarik kabel berlebihan sebab dapat
merusak kabel tegangan tinggi.
Periksa permukaan poros nok dari kemungkinan aus, keausan secara visual dapat dilihat dari
banyaknya goresan pada nok. Lumasi poros menggunakan grease.
Periksa kerja centrifugal advancer dengan cara: Pasang kembali rotor yang telah dibersihkan,
putar rotor searah putaran rotor saat mesin hidup. Lepas rotor maka rotor harus segera
kembali. Kekocakkan rotor saat diputar tidak boleh berlebihan.
Periksa vacum advancer dengan cara: lepas slang vacum, hubungkan ke pompa vacum,
lakukan pemompaan, amati dudukan platina (breaker plate) harus bergerak. Bila tidak
mempunyai pompa vacum dapat dengan cara dihisap dengan kuat.
Atur selektor multi meter kearah X1ohm, kalibrasi ohm meter dengan cara menghubungkan
kedua colok ukur, setel penunjukan jarum tepat pada 0 ohm, bila penyetelan tidak tercapai
periksa/ganti baterai multi meter.
Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor. Nilai
tahanan resistor seharusnya 1,3-1,5 ohm. Pada koil pengapian jenis internal resistor,
pengukuran resistor dengan menghubungkan colok ukur pada terminal (B) dan terminal (+