Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI METODE DESKRIPTIF

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat
dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.
Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

CIRI-CIRI METODE DESKRIPTIF


Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain adalah:
1. Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
permasalahan yang bersifat aktual
2. Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi
dengan interpretasi rasional yang seimbang.
3. Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga
menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan
implikasi dari suatu masalah.

JENIS PENELITIAN DESKRIPTIF


Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan
alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a.       Metode survei
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang
ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik
dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)
Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun
psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali
hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri
pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang
kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih
mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode
survei yakni:
 Survei kelembagaan (institutional survei)
 Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
 Analisis dokumen (documentary analysis)
 Analisis isi (content analysis)
 Survei pendapat umum (public oppinion survey)
 Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang
dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah
kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah
pendidikan, dan lain sebagainya.

b.      Metode deskriptif kesinambungan


Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena,
dan kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu
periode yang lama.
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive
research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek
penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney
dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado
State College of Education   pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan
menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
c.       Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara
mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan,
sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-
lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu
yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu
orang  subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah
penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail
tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi
berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
 Penelitian studi kasus mendalam
 Penelitian studi kasus instrumental
 Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam
penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-
langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:
a)      Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan pengetahuan dan
keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.
b)      Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik pengumpulan data; 2)
penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.
c)       Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya
kepada semua orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai
berikut: 1) menemukan rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-
proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-
unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4)
kumpulkan data; 5) organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat
interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil
penelitian.

d.      Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas


Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa
pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas
dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
keperluan masa yang akan datang.
Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan
pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas,
penggunaan waktu secara efisien dan efektif.

e.      Penelitian tindakan (action research)


Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan
meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan
diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan
melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik,
meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik
dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan
dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan,
dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut sebagai
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini
terdapat model yang digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut ini:

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan model siklus yang akan selalu
berputar. Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti
belum puas dengan hasil yang diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan
seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang
diperoleh.

f.        Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan
pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya
membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono
(1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi Research  Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian
perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam
material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian
di lapangan.

g.       Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari
metode penelitian komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:
 Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: 1) jika
sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan
sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi
penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal;
3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik,
keuangan, maupun etika dan moral.
 Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat
penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal
secara lebih efektif.
 Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
 Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak
mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
 Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang
diselidiki benar-benar relevan.
 Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena
menjadi sukar untuk diketahui.
 Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa
hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
 Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada
pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat
mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1)
rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis
dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara
memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan
sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk
mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan
teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan 7)
menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

KRITERIA POKOK METODE DESKRIPTIF


Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria pokok dalam metode penelitian
deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria khusus.

Kriteria umum Penelitan Metode Deskriptif


Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah:
 Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas
 Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
 Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini
 Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas
 Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan
 Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas
hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan, jika kerangka teoritis untuk itu telah
dikembangkan
Kriteria khusus Penelitan Metode Deskriptif
Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah:
 Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
 Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status
 Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti
tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana
adanya.

LANGKAH-LANGKAH UMUM DALAM METODE


DESKRIPTIF
Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama metode penelitian deskriptif,
yakni 1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif; 2) Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas; 3) Menentukan tujuan dan
manfaat penelitian; 4) melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan; 5) menentukan
kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian; 6) mendesain metode
penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument
pengumpulan data, dan menganalisis data; 7) mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data
dengan menggunakan teknik statistik yang relevan; dan 8) membuat laporan penelitian.
Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai langkah yang sering diikuti
adalah sebagai berikut:
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut
serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten
dengan rumusan dan definisi dari masalah
3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan
dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana penelitian akan dilakukan, batasan-
batasan kronologis, ukuran tentang dalam dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian tersebut
akan dijangkau
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka
teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk
diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisa dapat
dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika
5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan
6. Merumuskan hipotesa-hipotesa  yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun secara implisit
7. Melakukan kerja lapangan  untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitian
8. Membuat tabulasi serta analisa  statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit
pengukuran sepadan
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki
serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan
10. Mengadakan generalisasi  serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang ingin diuji.
Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian
11. Membuat laporan  penelitian dengan cara ilmiah

Pengertian metode penelitian deskriptif


Definisi sederhana yang sering disampaikan adalah metode penelitian yang
proses pengumpulan datanya memungkinkan peneliti untuk
menghasilkan deskripsi tentang fenomena sosial yang diteliti. Melalui
data deskriptif, peneliti mampu mengidentifikasi mengapa, apa dan bagaimana
fenomena sosial terjadi.

Sebagaimana yang sudah diungkap diawal, tujuan utama metode penelitian


deskriptif ada tiga: mendeskripsikan, menjelaskan, dan memvalidasi temuan
penelitian. Peneliti mencapai tujuan tersebut setelah mendeskripsikan
karakteristik atau perilaku individu atau kelompok sosial yang diteliti.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap variabel
tertentu untuk menjelaskan fenomena sosial. Kontrol terhadap variabel berada di
tangan subjek penelitian atau partisipan.

Meskipun metode penelitian deskriptif memungkinkan untuk melibatkan berbagai


variabel, hanya satu variabel saja yang bisa digunakan untuk
menjelaskan. Misalnya, penelitian tentang motivasi perilaku selfie di Instagram.
Peneliti bisa merancang banyak variabel, tapi hanya bisa menggunakan satu
saja, yaitu motivasi perilaku selfie.

Contoh metode penelitian deskriptif


Contoh di bawah ini merupakan beberapa rumusan masalah yang bisa digunakan
pada penelitian deskriptif. Karakteristik utama riset deskriptif adalah, pertanyaan
penelitian dimulai dengan kata tanya ”apa”. Seperti beberapa contoh berikut ini:

♦ Apa yang mendasari informan memilih bergabung pada komunitas lingkungan?


♦ Apa yang memotivasi kaum muda melakukan traveling?

♦ Apa yang mendorong munculnya semangat kewirausahaan dalam diri


mahasiswa?

♦ Apa yang menjadi faktor penentu individu memutuskan jadi vegetarian?

♦ Apa dampak sosial dari teknologi nuklir di Indonesia?

Beberapa contoh pertanyaan penelitian di atas dapat dijawab dengan data


deskriptif. Oleh sebab itu, metode penelitian deskriptif sangat relevan digunakan.

Apa saja keuntungan dan kerugian penelitian deskriptif?


Keuntungan penelitian deskriptif
 Metode riset deskriptif mampu menganalisis isu atau topik yang sulit atau
tidak bisa diukur secara numerik.
 Metode riset deskriptif mampu melakukan pengamatan dalam setting
sosial yang natural dan apa adanya.
 Metode riset deskriptif memiliki potensi untuk mengombinasikan penelitian
kualitatif dan kuantitatif.

Kekurangan penelitian deskriptif


 Metode riset deskriptif tidak bisa signifikansi temuan penelitian secara
statistik.
 Metode riset deskriptif rentan terhadap bias karena kental nuansa opini
subjektif.
 Metode riset deskriptif sulit diverifikasi ulang karena sifatnya yang
observasional dan kontekstual.

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif didefinisikan sebagai metode penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi
atau fenomena yang sedang diteliti. Metodologi ini lebih berfokus pada “apa” subjek penelitian daripada
“mengapa” subjek penelitian.
Dengan kata lain, penelitian deskriptif terutama berfokus pada menggambarkan sifat segmen demografis,
tanpa berfokus pada “mengapa” fenomena tertentu terjadi. Dengan kata lain, itu “menggambarkan”
subjek penelitian, tanpa mencakup “mengapa” itu terjadi.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk menyoroti permasalahan melalui proses pengumpulan data yang
memungkinkan mereka untuk menggambarkan situasi lebih lengkap daripada yang mungkin dilakukan
tanpa menggunakan metode ini.

Pada intinya, studi deskriptif digunakan untuk menggambarkan berbagai aspek fenomena. Dalam
formatnya yang populer, penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan/atau
perilaku populasi sampel.

Studi deskriptif terkait erat dengan studi observasional, tetapi mereka tidak terbatas dengan metode
pengumpulan data observasi. Studi kasus dan survei juga dapat ditetapkan sebagai metode
pengumpulan data populer yang digunakan dengan studi deskriptif.

Beberapa keunggulan dari penelitian deskriptif, antara lain:

1. Efektif untuk menganalisis topik dan masalah yang tidak dikuantifikasi


2. Kemungkinan untuk mengamati fenomena di lingkungan alami yang sepenuhnya alami dan tidak
berubah
3. Kesempatan untuk mengintegrasikan metode pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif
4. Tidak memakan waktu dibandingkan eksperimen kuantitatif

Sedangkan kelemahan dari penelitian deskriptif, antara lain:

1. Studi deskriptif tidak dapat menguji atau memverifikasi masalah penelitian secara statistik
2. Hasil penelitian dapat mencerminkan tingkat bias tertentu karena tidak adanya tes statistik
3. Sebagian besar penelitian deskriptif tidak ‘dapat diulang’ karena sifat pengamatan mereka
4. Studi deskriptif tidak membantu dalam mengidentifikasi penyebab di balik fenomena yang
dijelaskan

Pengertian Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk “menggambarkan” suatu situasi, subjek,
perilaku, atau fenomena. Ini digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa, kapan, di mana,
dan bagaimana terkait dengan pertanyaan atau masalah penelitian tertentu.

Penelitian deskriptif tidak cocok dengan definisi metodologi penelitian kuantitatif atau kualitatif, tetapi
sebaliknya dapat memanfaatkan unsur-unsur keduanya, seringkali dalam penelitian yang sama.

Penelitian ini berusaha untuk mengumpulkan informasi kuantitatif yang dapat digunakan untuk
menganalisis secara statistik subjek tertentu. Deskripsi penelitian digunakan untuk mengamati dan
menggambarkan subjek penelitian atau masalah tanpa mempengaruhi atau memanipulasi variabel
dengan cara apa pun.

Oleh karena itu, studi ini benar-benar korelasional atau observasional, dan bukan eksperimental. Jenis
penelitian ini bersifat konklusif, bukan eksplorasi. Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak berusaha
untuk menjawab “mengapa” dan tidak digunakan untuk menemukan kesimpulan, membuat prediksi atau
membangun hubungan sebab akibat.

Penelitian deskriptif digunakan secara luas dalam ilmu sosial, psikologi dan penelitian pendidikan. Ini
dapat memberikan kumpulan data yang kaya, yang sering membawa pada pengetahuan baru atau
kesadaran yang mungkin tidak diketahui atau ditemui.
Ini sangat berguna ketika mengumpulkan informasi dengan gangguan pada subjek atau ketika tidak
mungkin untuk menguji dan mengukur sejumlah besar sampel. Penelitian ini memungkinkan para peneliti
untuk mengamati perilaku alami tanpa memengaruhi mereka dengan cara apa pun.

Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli


Adapun definisi penelitian deskriptif menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;

Etna Widodo dan Mukhtar (2000)


Penelitian deskriptif ialah metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala sosial melalui
berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Dalam tulisannya, belaiu
menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis, lantaran pengujian serta
penulisannya baru akan dilakukan setelah terjun di lapangan.

Sukmadinata (2006)
Penelitian deskriptif ialah karakteristik penelitian yang mengungkapkan secara spesifik berbagai
fenomena sosial dan alam yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Spesifik yang dimaksud dalam hal
ini adalah lebih dekat pada hubungan, dampak, dan cara penyelesainnya yang diungkapkan.

Hidayat (2010)
Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang lebih luas dalam penggunaan data-datanya. Maksud
“luas” dalam hal ini artinya lebih condong pada analisa yang panjang dari ujung awal sampai akhir.
Penyelesaian dalam metode penelitian deskriptif inilah yang menyebabkan seseorang harus mempunyai
komitmen yang kuat dari teori sampai ketika terjun di lapangan.

Punaji (2010)
Penelitian deskriptif ialah metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik periwtiwa sosial
dan alam. Kespesifikan pengunaan teori inilah menyebabkan alasan bahwa penelitian deskriptif dapat
menggunakan data berupa angka-angka yang ada dalam penelitian kuantitatif dan kata-kata (teori) yang
lebih condong dalam penelitian kualitatatif.

Macam Penelitian Deskriptif


Salah satu struktur desain penelitian yang paling umum digunakan adalah gaya deskriptif. Sebagaimana
dipahami oleh namanya, informasi yang dipertimbangkan untuk penelitian, serta penyajian hasil akan
bersifat deskriptif. Ini sebagian besar digunakan dalam bidang ilmu sosial dan humaniora, seperti
manajemen, psikologi, pendidikan, antropologi, ilmu politik, bahasa, dan lain-lain.

Terdapat beberapa desain penelitian deskriptif berdasarkan metode yang digunakan, antara lain:

Studi Kasus
Metode studi kasus adalah kajian mendalam tentang suatu fenomena, seorang individu atau sekelompok
kecil individu. Ini memungkinakan peneliti terlibat maupun tidak terlibat interaksi dengan subyek yang
diteliti. 

Metode ini digunakan untuk menganalisis tren/kecenderungan, fenomena atau kondisi tertentu. Di sini
peneliti seharusnya mempersempit subjek penelitian umum dan berkonsentrasi pada ‘kasus’ yang dipilih
secara strategis alih-alih subjek uji yang dipilih secara acak.
Studi kasus mengarah pada hipotesis dan memperluas ruang lingkup lebih lanjut untuk mempelajari
suatu fenomena. Namun, studi kasus tidak boleh digunakan untuk menentukan sebab dan akibat karena
tidak memiliki kapasitas untuk membuat prediksi yang akurat karena mungkin ada bias pada bagian
peneliti.

Alasan lain mengapa studi kasus bukan cara yang akurat untuk melakukan penelitian deskriptif adalah
karena mungkin ada responden atipikal dalam penelitian dan menggambarkan mereka mengarah pada
generalisasi yang buruk dan menjauh dari validitas eksternal.

Metode Observasional
Metode observasional adalah metode yang paling efektif untuk melakukan penelitian
deskriptif. Observasi kuantitatif dan observasi kualitatif digunakan dalam metode penelitian ini.

Observasi kuantitatif adalah pengumpulan data objektif yang terutama difokuskan pada angka dan nilai.
Hasil pengamatan kuantitatif diperoleh dengan menggunakan metode analisis statistik dan numerik. Ini
menyiratkan pengamatan terhadap entitas apa pun yang dapat dikaitkan dengan nilai numerik seperti
usia, bentuk, berat, volume, skala, dan lain-lain.

Observasi kualitatif tidak melibatkan pengukuran atau angka tetapi hanya memantau karakteristik. Dalam
hal ini peneliti mengamati responden dari kejauhan. Karena responden berada di lingkungan yang
nyaman, karakteristik yang diamati akan bersifat alami dan efektif.

Metode observasional digunakan untuk meninjau dan merekam tindakan dan perilaku sekelompok subjek
uji di lingkungan alaminya. Metode penelitian deskriptif ini ditandai dengan partisipasi aktif peneliti dalam
peristiwa yang sedang dipelajari.

Data yang dikumpulkan melalui observasi bersifat deskriptif dan dalam bentuk catatan, diasimilasi dalam
jangka waktu lama, atau rekaman perilaku dan komunikasi anggota kelompok. Faktor penting yang perlu
diingat adalah bahwa peneliti tidak boleh mempengaruhi perilaku para subjek uji dengan cara apa pun.

Survei
Dalam metode survei peneliti berinteraksi dengan subjek uji dengan mengumpulkan informasi melalui
penggunaan survei atau kuesioner, atau jajak pendapat. Agar survei dapat mengumpulkan data
berkualitas baik, ia harus memiliki pertanyaan survei yang baik, yang harus merupakan campuran yang
seimbang antara pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.

Metode survei dapat dilakukan secara online atau offline yang menjadikannya pilihan untuk penelitian
deskriptif di mana ukuran sampel sangat besar. Survei biasanya digunakan oleh otoritas pemerintah di
tingkat lokal maupun nasional untuk mengumpulkan informasi demografis penting. Ini mudah untuk
dirancang dan biaya yang dibutuhkan bervariasi sesuai dengan skala penelitian.

Ciri Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif memiliki beberapa ciri yang membedakannya dari jenis penelitian lainnya, antara lain:

1. Dalam desain penelitian kuantitatif, penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan


variabel-variabel utama subjek studi, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
marital, sosial ekonomi, dan lain-lain yang sesuai tujuan penelitian.
2. Dalam penelitian deskriptif murni tidak diperlukan kelompok kontrol sebagai pembanding sebab
yang dicari adalah prevalensi fenomena tertentu, atau untuk mendapatkan gambaran tentang
hal-hal yang berkaitan dengan suatu fenomena.
3. Terdapat hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan atas tabel silang
yang disajikan.
4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang didapatkan tanpa dilakukan analisis
yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian bisa berupa tabel distribusi frekuensi, tabel
silang dan grafik. Perhitungan yang dilakukan hanya berupa persentase, proporsi, rata-rata, rate,
rasio, simpangan baku, dan sesuai dengan skala ukuran data yang diperoleh.
5. Penelitian deskriptif sebagai penelitian pendahuluan yang digunakan bersama-sama dengan
hampir semua jenis penelitian, misalnya dalam pennetuan kriteria subjek studi.
6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan setiap subjek studi
selama penelitian hanya diamati satu kali.
7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa sampling survay atau
data sekunder dari rekam medis.
8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas seperti desa atau kecamatan atau
meliputi wilayah yang besar seperti negara, misalnya survey demografi dan kesehatan Indonesia
(SDKI).

Cara Menuliskan Penelitian Deskriptif


Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan penelitian deskriptif, antara lain:

1. Melakukan identifikasi terhadap adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2. Melakukan pembatasan dan perumusan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji.
5. Menyusun kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan/atau hipotesis penelitian.
6. Menentukan desain metode penelitian yang akan digunakan. Dalam hal ini mencakup penentuan
populasi, sampel, teknik sampling, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan melakukan analisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.

https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/penelitian-deskriptif/

Anda mungkin juga menyukai