Anda di halaman 1dari 28

GRAND DESIGN

COMMUNITY EMPOWERMENT
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA
PERIODE 2021 - 2022

KATA SAMBUTAN
Assalamualaikum wr.wb. dengan penuh rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Pembuatan
Grand Design daripada Bidang Community Empowerment telah rampung diselesaikan.
Terimakasih yang sebesarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan seijin-Nyalah,
Grand Design dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih juga atas seluruh tim yang
terlibat yang mewakili seluruh institusi yang telah mendelegasikan para kader terbaiknya
untuk turut berkecimpung atas pembuatan mahakarya ini. Kami berharap kedepannya
segala yang tercantum dan direncanakan dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta
dapat memberikan manfaat yang besar kepada diri sendiri, masyarakat dan lingkungan
secara utuh. Tak lupa juga kami mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan
dan ketidaksempurnaan dalam diri dan seluruh tim, karena kesempurnaan hanya milik
Yang Diatas.

Rizky Indah Vebrianty / Juneartycha Tanesib


(Sekretaris Bidang / Wakil Sekertaris Bidang Community Empowerment)

ISMKI PERIODE 2021-2022

A. PENDAHULUAN

Pengembangan Masyarakat merupakan salah satu bidang di Pengurus


Harian Wilayah ISMKI wiayah 4. Bidang yang terlahir atas cita-cita dari para
penerus bangsa yang sedang menempuh bumi pendidikan, sebagai bidang yang
dapat memberikan harapan serta kebaikan untuk diri, masyarakat, dan lingkungan
secara menyeluruh. Sebagai salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Masyarakat, serta sebagai sarana melatih
kemampuan Soft Skill kepada seluruh civitas di lingkungan Wilayah Empat
khususnya dan Indonesia pada umumnya. Untuk itu Pengmas pada tahun ini hadir
dengan beberapa varian serta inovasi terbaru untuk dapat memberikan serta
menghadirkan warna-warni kehidupan perkuliahan daring khususnya dalam hal
pengabdian kepada masyarakat di era pandemic covid-19.

B. VISI DAN MISI BIDANG

a. Visi

Menjadikan Pengmas Wilayah Empat yang kontributif, inovatif, Kolaboratif


dan Informatif
b. Misi
1. Sebagai wadah menampung aspirasi mahasiswa di wilayah empat
2. Sebagai sarana yang dapat memberikan suatu berguna sehingga baik
mahasiswa maupun masyarakat mendapatkan suatu hasil yang bermanfaat
3. Dapat bekerja sama dengan bidang atau instansi lain sehingga antar badan
dapat saling mengisi yang berujung pada hasil yang signifikan
4. Sarana media edukasi dan komunikasi yang bermanfaat dan berguna.
C. SUSUNAN TIM
#(tagline)

Rizky Indah Vebrianty


Sekretaris Bidang
Community Empowerment

Juneartycha Tanesib
Wakil Sekretaris Bidang
Community Empowerment

Muhammad A. Rusydi Muhammad Andika Rifqi


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment

Widya Dian P. Syam Faizah Nur Rizqiyani


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment

Baruna P. D. Putra Staff Randy Ahmad N. L Staff


Community Empowerment Community Empowerment

Decitia Nisa Azzahra Staff Evita Sarah Nasution Staff


Community Empowerment Community Empowerment
Dimas Arif Fakhruddin
Gusti Ayu D.P. Gitta Staff
Community Empowerment Staff Community
Empowerment

Fatih Abdullah
Marshen Budiman Staff
Staff Community Community Empowerment
Empowerment

Ega Nofa Gradianto Nazla Fajriyah Albaar


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment

Kunti Fatimah Azzahro' Hasya Indah Istiqomah


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment

Lalu Alif A. Rabilnas Muhamad R. Iskandar


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment

Adisty Nadiatul Mufliha


Desi Syalwa Salsabila Staff
Community Empowerment Staff Community
Empowerment

Musdalifa Husnul Hatima


Staff Community Staff Community
Empowerment Empowerment
D. PROGRAM KERJA
1. PROGRAM KERJA YANG AKAN DIBAWA SATU PERIODE
 Mitigasi Bencana (4)
 Development Initiate (6)
 Health Campaign (6)
 Indonesian Gives Back (6)
2. VALUE
Adapun nilai-nilai yang didapat dari kelima proker yang dibawakan satu
periode yaitu
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang
bencana dan tindakan yang tepat dalam merespon bencana yang akan
datang, serta mengurangi resiko atau dampak yang akan ditimbulkan
pada saat bencana
 Menginisiasi institusi-institusi di wilayah 4 untuk terjun dan melakukan
pendekatan secara langsung kepada masyarakat melalui kegiatan desa
binaan yang sesuai dengan standard di wilayah 4
 Sebagai ajang branding Pengmas ISMKI wilayah 4 kepada masyarakat
dan mahasiswa kedokteran di wilayah 4 maupun di wilayah lain
 Mahasiswa wilayah 4 memperingati hari tematik dengan melakukan
kampanye melalui media social sehingga informasi mengenai poin
SDGs dan Rencana Strategis Kesehatan dapat tersampaikan dengan
cepat.
 Meningkatnya taraf kualitas kesehatan masyarakat di daerah
pelaksanaan IGB.

1. Nama Kegiatan Mitigasi Bencana


A. Latar belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik
dan Hindia, berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan
wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam.
Disamping itu kekayaan alam yang berlimpah, jumlah penduduk yang besar
dengan penyebaran yang tidak merata, pengaturan tata ruang yang belum tertib,
masalah penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam, keaneka ragaman suku, agama,
adat, budaya, golongan pengaruh globalisasi serta permasalahan sosial lainnya yang
sangat komplek mengakibatkan wilayah Negara Indonesia menjadi wilayah yang
memiliki potensi rawan bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara
lain; gempa bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah Iongsor, angin ribut,
kebakaran hutan dan lahan serta letusan gunung api. Secara umum terdapat peristiwa
bencana yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan saat ini peristiwa bencana
menjadi lebih sering terjadi dan silih berganti, misalnya dari kekeringan kemudian
kebakaran, lalu diikuti banjir dan longsor.
Tidak berbeda halnya dengan negara-negara lain, Indonesia pun rawan
terhadap berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi, transportasi, gangguan
ekologis, biologis serta kesehatan. Serangan teroris juga merupakan ancaman yang
sudah terbukti menimbulkan bencana nasional. Sementara itu penanganan bencana
di Indonesia cenderung kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara
lain paradigma penanganan bencana yang parsial, sektoral dan kurang terpadu, yang
masih memusatkan tanggapan pada upaya pemerintah, sebatas pemberian bantuan
fisik, dan dilakukan hanya pada fase kedaruratan.
Masyarakat menjadi objek utama saat terjadi bencana yang seharusnya
masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengetahui kerentanan yang ada,
sehingga dapat menjadi pelaku (subjek) utama dalam usaha-usaha pengurangan
risiko bencana, sehingga kerugian dapat diminimalisir. Hal itu hanya dapat terjadi
jika masyarakat mempunyai perencanaan untuk mengurangi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana menimbulkan perubahan paradigma penanggulangan
bencana yang sangat mendasar. Kegiatan penanggulangan bencana dilaksanakan
melalui penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Pembangunan
dilaksanakan seiring dengan upaya untuk mengurangi resiko bencana. Komponen
penting manajemen bencana adalah mitigasi. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mendefinisikan mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Oleh karena itu PENGMAS ISMKI Wilayah 4 hadir dan berupaya untuk
memberikan regulasi Standar Operasional Prosedur Mitigasi Bencana yang nantinya
akan dieksekusi masing-masing regio dan akan berdampak langsung kepada
masyarakat. Adapun regio yang terdapat di wilpat antara lain : Surabaya (8
Institusi) , Malang (4 Institusi), Jember (1 Institusi), Bali (3 Institusi), Mataram (2
Institusi), Kupang (1 Institusi), Papua (2 Institusi), Maluku (1 Institusi), Makassar (5
Institusi), Kendari (1 Institusi), Palu (2 Institusi), Manado (1 Institusi), Ternate (1
Institusi).
B. Deskripsi kegiatan

Sebelum pendidikan mitigasi bencana dilakukan, diperlukan pemahaman


kesamaan persepsi dalam tindakan merespon bencana yang akan datang. Cara yang
ditempuh dengan berbagai metode agar program mitigasi bencana dapat dipahami
dan dilaksanakan karena merupakan kebutuhan dalam rangka mengurangi resiko
bencana ketika datang. Cara yang paling strategis untuk pendidikan pengurangan
resiko bencana (PRB) diperlukan melalui jalur pendidikan formal maupun informal.
Hasil penelusuran di Pleret disimpulkan bahwa bagi penduduk, mitigasi
bencana adalah bagian yang penting untuk pengurangan resiko bencana (PRB).
Telah teruji dari hasil penelitian bahwa penduduk sangat responsif pada program
PRB. Pada umur anak-anak dengan lagu-lagu, pada usia remaja latihan tanggap
darurat dengan mendirikan tenda untuk pos pertolongan. Secara kelompok orang
dewasa mendirikan Satuan Tanggap Darurat atau STANDART.
Tahapan pelaksanaan solusi disesuaikan dengan karakteristik tahapan siklus
terjadinya bencana : Saat bencana, padat aktivitas dalam suasana darurat. Pasca
bencana, mereduksi komplikasi masalah yang rumit (complexity) dalam rekontruksi
dan rehabilitasi. Pra bencana, perlu perencanaan yang menyeluruh. Masyarakat yang
terancam bencana sangat majemuk.
Terkait dengan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, program kerja
mitigasi bencana berkemungkinan untuk dialihkan secara daring. Mitigasi bencana
online akan menggunakan aplikasi Zoom meeting untuk Net Meeting. Hal ini
merupakan salah satu alternatif agar program kerja ini tetap berjalan serta mematuhi
himbauan pemerintah untuk tetap di rumah demi mengurangi rantai penyebaran
COVID-19.

C. Tujuan kegiatan
1) Mengurangi risiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya bagi
penduduk, seperti korban jiwa (kematian), kerugian ekonomi (economy
costs) dan kerusakan sumber daya alam.
2) Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan.
3) Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam
menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat
dapat hidup dan bekerja dengan aman.
4) Mewujudkan visi misi sekretaris wilayah 4

D. Metode kegiatan
Tahap 1 : Pendataan Bencana di tiap Regio
Pendataan dilakukan dari tiap Regio terkait bencana alam yang paling
sering terjadi pada regio tersebut. Metode pendataan dilakukan melalui pengisian g-
form yang akan dibagikan kepada tiap institusi dan akan di data per regio oleh
penanggung jawab program kerja mitigasi bencana.
Tahap 2 : Sosialisasi Tanggap Bencana
Sosialisasi ini dilakukan oleh PHW Pengmas di setiap regio sebagai
pemateri. PHW juga dapat bekerja sama dengan organisasi yang tepat
GO/IOMS/NGO dalam program mitigasi bencana melalui program kerja Keshum
ISMKI, yaitu Sahabat ISMKI. Tujuannya agar tercipta suatu kerja sama dalam
merealisasikan program ini.
Sosialisasi ini menggunakan materi presentasi yang telah disiapkan
oleh PHW Pengmas Program Kerja Mitigasi Bencana dan dari pihak kerjasama
dapat menggunakan materi presentasi yang mereka siapkan. Dalam kegiatan
sosialisasi ini juga dapat dilakukan Simulasi Bencana sesuai dengan kesiapan dari
masing-masing regio/pihak kerjasama.
Kegiatan Sosialisasi Tanggap Bencana dilakukan secara online yang
akan diatur oleh masing-masing regio dan PJ proker.
Tahap 3 : Kampanye tentang Mitigasi Bencana
Kegiatan ini dilakukan pada masyarakat umum sesuai dengan materi
presentasi yang diberikan oleh PHW pada kegiatan sosialisasi tanggap bencana.
Kegiatan Kampanye Tentang Mitigasi Bencana dilakukan secara online
berupa kegiatan webinar dan pembuatan poster infografis dalam hal ini bekerjasama
dengan ICT dan akan diunggah pada akun media sosial BEM Institusi di wilayah 4,
CEISMKIWILPAT, dan ISMKI WILAYAH 4.
Tahap 4 : Follow Up
Selanjutnya PHW melakukan follow up kepada masing-masing regio
yang telah melaksanakan kampanye mitigasi bencana dalam bentuk memposting
poster infografis yang dibuat oleh CE ISMKI
Wilayah 4.
E. Sasaran kegiatan
Sasaran kegiatan dalam program kerja ini adalah masyarakat daerah rawan
bencana (wilayah 4)
F. Waktu pelaksanaan
Tahap 1 : Minggu 1-2 Mei 2021
Tahap 2 : Minggu ke-3 dan 4 Mei - Juni 2021
Tahap 3 : Juli 2021
Tahap 4 : Agustus 2021
G. Indikator keberhasilan
1) Jumlah regio yang mengikuti sosialisasi Mitigasi Bencana :
 >8 regio ( 3 poin)
 3 - 8 regio (2 poin)
 <4 regio ( 1 poin )
2) Jumlah institusi yang merepost pada postingan poster infografis:
 >26 institusi (3 poin)
 11-25 institusi repost (2 poin)
 <10 institusi (1 poin)
3) Kepuasan participants terhadap kegiatan Mitigasi Bencana :
 >80% Merasa Puas (3 poin)
 50% - 80% Merasa Puas (2 poin)
 <50% Merasa Puas (1 poin)
Indikator ini akan diukur melalui pembagian kuisioner pasca kegiatan.
Maka saat ditotal hasil setiap indikator, dapat disimpulkan bahwa :
 Baik : 6-9 (3 poin)
 Cukup : 4-5 (2 poin)
 Kurang: <4 (1 poin)
H. Anggaran dana
- Biaya pembicara : Rp.500.000
I. Penanggung jawab
1) Muhammad Ammar Rusydi (Universitas Mataram)
2) Muhammad Andika Rifqi (Universitas Airlangga)
3) Widya Dian Pratiwi Syam (Universitas Muslim Indonesia)
4) Faizah Nur Rizqiyani (Universitas Alkhairaat)

2. Nama Kegiatan Development Initiate


A. Latar belakang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Rakerkesnas 2017
membahas tentang Pembangunan kesehatan yang adalah investasi utama bagi
pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Pembangunan kesehatan pada
dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan
setiap orang untuk dapat berperilaku hidup yang sehat untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal tersebut,
perlu perencanaan pembangunan kesehatan yang sistematis, terarah, terpadu dan
menyeluruh, serta dibutuhkan keterlibatan berbagai sektor dan seluruh komponen
bangsa dalam pelaksanaannya.
Juga dalam evaluasi paruh waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan 4 target utama kesehatan yang harus
dicapai pada 2019. Keempat target tersebut, yakni meningkatkan status kesehatan
dan gizi masyarakat, meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, dan
meningkatkan perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran, mutu obat serta
sumber daya kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, usaha pemerintah dalam menjalankan
peningkatan mutu kesehatan di Indonesia bukanlah hanya tugas pemerintah atau pun
tenaga kesehatan, melainkan kerjasama bersama semua pihak termasuk masyarakat
itu sendiri. pembangunan kesehatan yang semula bersifat kuratif dan rehabilitatif
kini lebih diarahkan pada upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif .
Oleh karena itu sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
kepada masyarakat, Pengembangan Masyarakat Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran
hadir sebagai wadah yang menampung segala aspirasi dan kepedulian setiap
mahasiswa akan pentingnya peningkatan mutu kesehatan dan kesejahteraan bangsa.
Dengan berfokus pada setiap permasalahan kesehatan yang ada di masing-masing
daerah, kita akan bersama melakukan pencegahan juga memecahkan permasalahan
kesehatan yang ada. Dengan ini diharapkan akan tercipta masyarakat yang Cerdas
dan tanggap terhadap kesehatannya, dan juga akan membentuk kader-kader
kesehatan baik dari masyarakat ataupun mahasiswa kedokteran yang akan
bekerjasama meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan setiap orang
untuk dapat berperilaku hidup sehat menuju masyarakat indonesia yang sehat dan
sejahtera.
Maka dari itu, Pengmas ISMKI Wilayah 4 mencoba memberikan fasilitas
kepada setiap institusi dibawah naungan ISMKI Wilayah 4 baik institusi yang sudah
mempunyai desa binaan maupun yang belum agar dapat saling berbagi tentang desa
binaan sehingga dapat dilakukan inisiasi di region yang belum mempunya desa
binaan
B. Deskripsi kegiatan
1) Desa binaan
Proker ini merupakan langkah dari Pengmas ISMKI Wilayah 4 untuk
menginiasi dan mengawal institusi untuk membuat kegiatan pendekatan
kepada masyarakat melalui desa binaan sebagai perwujudan salah satu Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat yang akan
meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan setiap orang untuk
dapat berperilaku hidup sehat juga mengatasi permasalahan kesehatan yang
ada .
2) Instagram
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pengmas institusi akan
disebarkan ole PJ Instagram yang telah mendapatkan informasi mengenai
kegiatan yang terlaksana dari PHW per-institusi ISMKI Wilayah 4.

C. Tujuan kegiatan

1) Desa Binaan
 Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pendekatan kepada
masyarakat yang diadakan oleh tiap institusi
 Meningkatkan rasa kepedulian mahasiswa kedokteran terhadap masalah
kesehatan yang sedang terjadi di masyarakat dan bagaimana solusinya
 Menanamkan pola pikir masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi dirinya
dan keluarganya agar dapat menekan angka prevalensi penyakit di desa
tersebut
 Membangun relasi yang baik antara mahasiswa kedokteran, masyarakat, dan
juga pemerintah setempat melalui kegiatan desa binaan
 Mengembangkan kemampuan mahasiswa kedokteran untuk berinteraksi
secara langsung dengan masyarakat
 Menumbuhkan kader-kader mahasiswa kedokteran dan masyarakat yang
akan menjadi agent of change
2) Instagram
 Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang program kerja Pengmas
ISMKI Wilayah 4
 Mempublikasi dokumentasi hasil kerja Pengmas ISMKI Wilayah 4

D. Metode kegiatan
1) Desa Binaan
 Mengawal serta menginisiasi setiap institusi yang ada di wilayah 4 untuk
melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui desa binaan.
 Setiap institusi memilih desa yang akan dijadikan tempat untuk melakukan
desa binaan berdasarkan masalah kesehatan yang ingin ditinjau.
 Melakukan kerja sama dengan pihak-pihak tertentu untuk mencapai
terlaksananya desa binaan yang diharapkan dan sesuai indikator dari
Pengmas ISMKI Wilayah 4.
 Setiap institusi menentukan target-target pengembangan desa binaan yang
ingin dicapai.
 Melakukan komunikasi dua arah dengan setiap institusi tentang
pengembangan kegiatan desa binaan yang dilaksanakan yang dibuktikan
dengan dikirimkannya dokumentasi.
 Melakukan evaluasi desa binaan yang telah dilaksanakan setiap institusi
dengan memberikan kuisioner mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
pelaksanaan.
 Memberikan penghargaan untuk institusi yang telah melaksanakan program
desa binaan berupa sertifikat dan memberikan penghargaan untuk institusi
yang terbaik dalam melakukan program kerja unggulan di desa binaan
tersebut.
2) Instagram
 Mengelolah akun Instagram Pengmas ISMKI wilayah 4
 Membuat postingan awal kepengurusan yang berisi identitas pengurus
pengmas ISMKI wilayah 4 periode 2021/2022
 Mengupload hasil kegiatan pengmas & laporan hasil kegiatan desbin dari
setiap institusi
 Melakukan koordinasi dengan ICT ISMKI wilayah 4

E. Sasaran kegiatan
1) Desa binaan
BEM/LEM/KEMA/SEMA institusi yang dinaungi oleh ISMKI
Wilayah 4
2) Instagram
Mahasiswa Pendidikan Dokter di ISMKI Wilayah 4.
F. Waktu pelaksanaan

Bulan
3 4 5 6 7 8 9 10 11

Proker
Desbin Muswi
Muskerwil Rakorwil l
Intagram Muswi
l
l
G. Indikator keberhasilan
Desa binaan
1) Jumlah institusi yang memiliki desa binaan dan follow up yang baik
 >12 institusi (point 3)
 10-12 institusi (point 2)
 <10 institusi (point 1)
2) Jumlah institusi yang melakukan inisiasi desa binaan
 >5 institusi (point 3)
 3-5 institusi (point 2)
 <3 institusi (point 1)
Instagram
3) Hasil Publikasi instagram
 >4 Proker yang di posting (point 3)
 3-4 Proker yang di posting (point 2)
 <3 Proker yang di posting (point 1)
4) Ketepatan waktu untuk seluruh kegiatan yang terselenggara
 Tepat waktu point (3)
 - >1 bulan (2)
 - >2 bulan point (1)
Indikator keberhasilan program kerja Development initiate berdasarkan
perolehan jumlah poin dari indikator diatas.
 Jika point total 10-12 : Baik
 Jika point total 7-9 : Cukup
 Jika point total 4-6: Kurang

H. Anggaran dana
Desa Binaan : Rp. 100.000
Untuk pencetakan piagam penghargaan bagi 2 institusi terbaik yang
melakukan program kerja desa binaan dengan kategori :
1) Sudah ada desbin dan follow up-nya baik
2) Yang berhasil melakukan inisiasi desbin di tahun ini
I. Penanggung jawab
1) Baruna Prameswara Deta Putra (Universitas Warmadewa)
2) Randy Ahmad Nur Latuconsina (Universitas Pattimura)
3) Decitia Nisa Azzahra (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
4) Evita Sarah Nasution (UIN Alauddin Makassar)
5) Gusti Ayu Dutta Pramesti Gitta (Universitas Pendidikan Ganesha)
6) Dimas Arif Fakhruddin (Universitas Jember)

3. Nama Kegiatan Health Campaign


A. Latar belakang
Kampanye kesehatan merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk
mengubah suatu perilaku yang berkenaan dengan kelompok masyarakat khususnya
kesehatan, agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan tujuan dari kampanye
tersebut.
Di Indonesia, masih banyak permasalahan umum yang perlu menjadi
perhatian bagi masyarakatnya, seperti masalah nutrisi pada anak yang mengarah
pada gizi buruk, rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak,
kesehatan ibu dan anak, dan juga permasalahan lainnya yang menunggu untuk
diselesaikan. Melalui kampanye kesehatan yang berisikan poin-poin dari
Sustainable Development Goals (SDGs) yang dipaparkan oleh PBB, diharapkan
agar mahasiswa sebagai generasi muda bangsa dan masyarakat lebih mengenal dan
memahami bahwa poin-poin tersebut berisikan permasalah yang sedang menjadi
sorotan bagi dunia dan juga Indonesia. Selain itu, Indonesia sendiri juga memiliki
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang menjadi
dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, penting
bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang
dibahas dalam Renstra demi meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang.
Sustainable Development Goals (SDGs) atau dapat juga disebut dengan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan ini aktif mulai tahun 2015 hingga 2030. 17 poin yang
dipaparkan dalam SDGs adalah sebagai berikut:
1) Menghapuskan kemiskinan
Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat.
2) Menghapuskan kelaparan
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan
nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3) Hidup sehat
Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk
semua usia.
4) Pendidikan berkualitas
Memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta
menggalakkan kesempatan untuk belajar sepanjang umur hidup pada semua
orang.
5) Kesetaraan gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan
anak perempuan.
6) Air bersih dan sanitasi
Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas
air dan sanitasi untuk semua orang.
7) Energi yang bisa diperbarui dan terjangkau
Memastikan akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan,
dan modern bagi semua orang.
8) Ekonomi dan pekerjaan yang baik
Menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan,
terbuka, dan berkelanjutan, lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta
pekerjaan yang layak bagi semua orang.
9) Inovasi dan infrastruktur yang baik
Membangun infrastruktur yang tahan lama, menggalakkan
industrialisasi yang berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong
inovasi.
10) Mengurangi kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara.
11) Kota dan komunitas yang berkesinambungan
Membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama,
serta berkesinambungan.
12) Penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung jawab
Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan.
13) Tindakan iklim
Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan
pengaruh-pengaruhnya.
14) Lautan yang berkesinambungan
Melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber-sumber
daya maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari.
15) Penggunaan tanah yang berkesinambungan
Melindungi, mengembalikan, dan menggalakkan penggunaan yang
lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkesinambungan,
memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat serta membalikkan
degradasi tanah serta memperlambat hilangnya keragaman hayati.
16) Kedamaian dan keadilan
Menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka untuk
pengembangan yang lestari, memberikan akses pada keadilan untuk semua
orang dan membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, serta
terbuka di semua tingkatan.
17) Kemitraan untuk pengembangan yang lestari
Memperkuat cara-cara penerapan dan menghidupkan kembali
kemitraan global untuk pengembangan yang berkesinambungan.

Terdapat juga beberapa poin dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


tahun 2015-2019 yang berbicara tentang upaya kesehatan, diantaranya adalah:
1) Kesehatan ibu dan anak
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah
jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan
sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi
masih belum memadai.
2) Kematian bayi dan balita
Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama
kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare.
3) Usia sekolah dan remaja
Penyebab kematian terbesar pada usia ini adalah kecelakaan
transportasi, disamping penyakit demam berdarah dan tuberkulosis.
4) Usia kerja dan usia lanjut
Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja,
penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat.
5) Gizi masyarakat
Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini,
selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi
juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius.
6) Penyakit menular
Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu
burung.
7) Penyakit tidak menular
Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis
yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama,
meskipun beban penyakit menular masih berat juga.
8) Penyehatan lingkungan
Berkaitan dengan akses air minum yang layak dan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan penyehatan
lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan.
9) Kesehatan jiwa
Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban
kesehatan yang signifikan.
10) Akses dan kualitas pelayanan kesehatan
Berkaitan dengan peningkatan jumlah tempat pelayanan kesehatan dan
kesiapan pelayanan.

B. Deskripsi kegiatan
1) Online Health Campaign
Kampanye 4 poin SDGs dan Renstra yang ditentukan oleh PHW Wilayah 4.
Poin-poin terpilih ditentukan berdasarkan peringatan hari tematik yang
berhubungan dengan poin tersebut.
2) Health Campaign in Action
Bentuk Follow up dari video Health Campaign’s introduction adalah
dengan melakukan aksi nyata dalam bentuk kegiatan pengabdian
masyarakat terhadap poin poin SDGs dan Renstra RI 2015.
3) Health Campaign Award
Bentuk apresiasi kami kepada mereka yang selalu aktif berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan di program kerja ini. Akan diberikan pada akhir periode
yaitu saat Musyawarah Wilayah.
C. Tujuan kegiatan
1) Menjadi sarana edukatif mengenai poin SDGs dan Renstra kepada
mahasiswa kedokteran khususnya Wilayah 4 dan juga lebih bertujuan ke
Masyarakat Umum agar mereka lebih mengetahui pentingnya dari poin-
poin SDGs melalui penyebaran video Health Campaign’s Introduction dan
sarana informasi terhadap masalah kesehatan yang ada di Indonesia,
terutama Wilayah 4.
2) Mengikut sertakan peran PHW ISMKI Wilayah 4 dalam penentuan
tema/poin yang diangkat dalam kegiatan pengabdian masyarakat tiap
institusi di Wilayah 4 berdasarkan survey permasalahan dan urgensinya di
lingkuangan/wilayah tiap institusi.
3) Health Campaign ini diharapkan agar mahasiswa sebagai generasi muda
bangsa dan masyarakat lebih mengenal dan memahami SDGs dan Renstra
Kemenkes RI 2015 demi meningkatkan kesadaran, keinginan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.
4) Pemanfaatan media sosial sebagai wadah kampanye kesehatan yang praktis
dan mudah diakses.
5) PHW dan mahasiswa kedokteran Wilayah 4 dapat meperingati hari tematik
melalui kampanye online sehingga menarik perhatian masyarakat.
D. Metode kegiatan

1) Online Health Campaign


 Pemasangan foto saat hari tematik, Selain kampanye melalui foto
aksi/kegiatan nyata berserta twibbon, disertakan pula gambar
template yang berisikan tentang informasi seputar hari tematik dan
poin yang ditetapkan serta caption untuk memperingati hari tematik
dan juga caption yang sesuai dengan poin tersebut.
 Foto twibbon dan gambar template yang berisikan tentang informasi
seputar hari tematik dan poin yang ditetapkan diupload oleh PHW
dan mahasiswa kedokteran Wilayah 4 di akun Instagram pribadi.
 Award akan diberikan oleh ISMKI Wilayah 4 kepada mahasiswa
yang rajin dan inovatif memposting Online Health Campaign.
2) Health Campaign in Action (Menyesuaikan)
 Kegiatan pengabdian masyarakat seperti bakti sosial, penyuluhan,
ataupun sosialisasi dilakukan per regio dengan tema/poin yang
dipilih dari beberapa poin SDGs dan Renstra Kemenkes RI 2015.
 PHW akan memfollow up tiap institusi untuk mengadakan kegiatan
pengabdian masyarakat dengan menyarankan penggunaan poin
SDGs dan Renstra RI 2015 sebagai tema kegiatan pengabdian
masyarakat tiap institusinya.
 Tema/poin yang dipilih adalah berdasarkan survey permasalahan
yang sedang viral dan bersifat urgent di Indonesia Wilayah 4 ini.
 Kegiatan pengabdian masyarakat seperti bakti sosial, penyuluhan,
ataupun sosialisasi terbaik dan terinovasi akan diberikan award oleh
ISMKI Wilayah 4
3) Health Campaign Award
 Menyeleksi partisipan yang masuk dalam kategori mahasiswa yang
rajin dan inovatif memposting Online Health Campaign
 Menyeleksi regio yang masuk dalam kategori melaksanakan Health
Campaign in action dengan penilaian antara lain Aktif memfollow
up dan fast respon dalam tiap kegiatan health campaign dan
terlaksana tepat waktu
 Pengumuman pemenang dan pemberian hadiah Health Campaign
Award pada akhir periode yaitu saat Rapat Koordinasi Wilayah dan
Musyawarah Wilayah.
E. Sasaran kegiatan

1) Pelaksana : Pengurus Harian Wilayah 4, anggota BEM/Senat bidang


Pengembangan Masyarakat Fakultas Kedokteran anggota ISMKI Wilayah
4, dan masyarakat khususnya di wilayah 4.
2) Online Health Campaign : Pengurus Harian Wilayah 4 dan mahasiswa
kedokteran khususnya di wilayah 4.
3) Health Campaign in Action : Seluruh lapisan masyarakat khususnya di
wilayah 4 (Menyesuaikan)
4) Health Campaign Award : Pengurus Harian Wilayah 4 dan mahasiswa
kedokteran khususnya di wilayah 4.

F. Waktu pelaksanaan
Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama HC
HC Online Menyesuaikan dengan hari tematik
HC in action Rakorwil Muswil

Muskerwil
HC Regio (HC in Rakorwil Muswil
Award action)
Mahasiswa Rakorwil Muswil
(HC Online)
G. Indikator keberhasilan

1) Jumlah mahasiswa kedokteran wilayah 4 yang melaksanakan Online Health


Campaign :
 >75 orang : 3 poin
 51-75 orang : 2 poin
 <50 orang : 1 poin
2) Jumlah Regio yang melaksanakan Health Campaign in action
 >6 regio : 3 poin
 4-6 regio : 2 poin
 <4 : 1 poin
3) Health Campaign Award
 Terlaksana : 3 Poin
 Tidak Terlaksana : 0 Poin
4) Manfaat dari Health Campaign dinilai dari kuisioner yang diisi oleh
institusi:
 14 - 32 institusi : 3 poin
 6 – 13 institusi : 2 poin
 < 6 institusi : 1 poin
Maka, jumlah poin indikator keberhasilan kontribusi peserta terhadap Health
Campaign dapat dinilai :
 10 – 12 poin = Baik
 6 – 9 poin = Cukup
 3 - 5 poin = Kurang

H. Anggaran dana

Nama keperluan Jumlah Harga satuan Harga


Sertifikat HC in 1 regio (6 institusi) Rp.5.000 Rp. 30.000
action
Pulsa/OVO/dll 4 mahasiswa aktif Rp.50.000 Rp. 200.000
TOTAL Rp. 230.000

I. Penanggung jawab
1) Fatih Abdullah (Universitas Nusa Cendana)
2) Marshen Budiman (Universitas Sam Ratulangi)
3) Ega Nofa Gradianto (Universitas Wijaya Kusuma)
4) Nazla Fajriyah Albaar (Universitas Khairun)
5) Kunti Fatimah Azahroh (Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya)
6) Hasya Indah Istiqomah (Universitas Tadulako)

4 Nama Kegiatan Indonesian Gives Back


A. Latar belakang
Pembangunan Nasional dalam bidang kesehatan pada periode 2020-2024
tercakup dalam agenda “Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan
Berdaya Saing”. Sasaran agenda ini adalah peningkatkan pelayanan dasar kesehatan
menuju cakupan semesta .
Permasalahan kesehatan dan pengembangannya di Indonesia yang tercatat
dalam Renstra diantaranya yaitu :
1) Kesehatan ibu dan anak
Peningkatan kesehatan ibu dan anak mencakup peningkatan seluruh
persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan kompetensi bidan, penyediaan
sarana prasarana dan farmasi, perluasan imunisasi dasar lengkap terutama
pada daerah dengan cakupan rendah dan pengembangan imunisasi untuk
menurunkan kematian bayi.
2) Gizi masyarakat
Terkait percepatan perbaikan gizi masyarakat, dilakukan untuk
pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi seperti stunting.
Kemudian peningkatan pengendalian penyakit dengan perhatian khusus pada
penyakit tidak menular dan penyakit menular, penyakit yang berpotensi
KLB, dan penyakit jiwa.
3) Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Berkaitan dengan peningkatan jumlah tempat pelayanan kesehatan dan
kesiapan pelayanan.
4) Pembuatan Germas
Penguatan Germas dilakukan dengan mengembangkan kawasan sehat,
seperti kabupaten/kota sehat, sekolah sehat, dan lingkungan kerjas sehat.
Sementara penguatan sistem dan pengawasan obat dan makanan mencakup
di antaranya fokus pada efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan
mempertimbangkan kualitas produk .
5) Penyakit menular
Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit
HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu
burung.

Upaya penyelesaian kesehatan juga tertuang dalam UU No. 39 Tahun 2009


Bab. IV Pasal 46 bahwa “Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggitingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan
masyarakat” Berdasarkan Pasal tersebut, tentu sejalan dengan tujuan pelaksanaan
IGB yaitu dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan yang masih tinggi di
suatu daerah.
Disebutkan juga dalam Pasal 47 bahwa “Upaya kesehatan diselenggarakan
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan”. Dari Pasal tersebut, dirasa perlu diadakannya kegiatan IGB
untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang berbedabeda di setiap daerahnya.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, sejumlah penyakit baru bermunculan
dan sebagian bahkan berhasil masuk serta merebak di Indonesia. Kondisi umum
kesehatan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, dan pelayanan
masyarakat. Sementara itu pelayanan masyarakat terdiri dari beberapa komponen
antara lain ketersediaan tenaga medis, mutu fasilitas pelayanan masyarakat,
manajemen kesehatan dan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat
diperkuat dengan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Melalui IGB yang nantinya akan menghasilkan banyak
potensi untuk mewujudkan berbagai pengabdian masyarakat yang baik, inovatif dan
merata.
B. Deskripsi kegiatan
Indonesian Gives Back (IGB) merupakan program kerja yang dilaksanakan
oleh ISMKI Wilayah 4 sebagai bukti nyata untuk membantu pembangunan
kesehatan Indonesia khususnya Wilayah Timur agar lebih baik serta mewujudkan
Renstra yang disusun oleh kementrian kesehatan. Bentuk nyata tersebut
diselenggarakan dengan penggalangan dana dari 32 institusi yang merupakan
anggota ISMKI Wilayah 4 yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara hingga Papua. Hasil dari penggalangan dana tersebut akan disalurkan
kepada masyarakat yang mempunyai permasalahan kesehatan tertentu yang masih
tinggi di suatu daerah yang masih dalam lingkup wilayah ISMKI Wilyah 4.
IGB dibentuk sebagai salah satu evaluasi kegiatan bakti sosial yang
dilakukan sebelumnya sebagai kegiatan yang hit and run atau tidak ada follow up
pasca kegiatan sehingga kurang menimbulkan dampak kepada masyarakat. Oleh
karena itu, sejak tahun 2012 IGB mulai dilaksanakan guna meningkatkan kesadaran
kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia untuk turut serta meningkatkan
pembangunan kesehatan di Indonesia.
C. Tujuan kegiatan

1) Meningkatkan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat.


2) Menumbuhkan rasa kepedulian Mahasiswa Kedokteran dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat
3) Mempererat silahturahmi dan persaudaraan antara pengurus harian wilayah
ISMKI dengan institusi serta masyarakat tempat penyaluran dana
4) Memberikan edukasi kepada kader pengmas institusi maupun delegasi IGB
tentang pelaksanaan bakti sosial dan diharapkan dapat diterapkan di masing-
masing institusi
5) Turut andil dalam menyukseskan Rencana strategis Kementrian Kesehatan
RI dan Sustainable Development Goals.
6) Sarana mewujudkan misi sekretaris wilayah 4 “ISMKIExpensive :
Optimalisasi program kerja yang dapat dirasakan kebermanfaatannya oleh
seluruh komponen ISMKI Wilayah 4 dan masyarakat Indonesia”.

D. Metode kegiatan
IGB dilaksanakan oleh PHW dan mahasiswa yang mengikuti sekolah
pengmas dengan kegiatan yg disesuaikan dengan keadaan pandemi COVID-19 saat
ini .
Tahap 1 : Open Recruitment
Volunteer merupakan perwakilan mahasiswa kedokteran dari setiap
institusi yang berada di Wilayah 4, yang akan menjadi pelaksana di kegiatan utama
IGB. Open Recruitment volunteer dilakukan dengan cara seleksi berkas yang telah
ditentukan (syarat dan ketentuan berlaku).
Tahap 2 : Penggalangan Dana Institusi
Dalam tahap ini diharapkan semua institusi Wilayah 4 dapat
mengumpulkan bahan dan dana yang nantinya akan disumbangkan
dalam kegiatan utama IGB yang diatur oleh Bidang Pengmas Wilayah 4 dan
dikembangkan oleh Institusi.
Tahap 3 : Pelaksanaan Sekolah pengmas dan kegiatan utama IGB
Tahapan ini adalah penyatuan dari tahapan yang diadakan untuk volunter,
mulai dari pemberian materi IGB, sampai dengan penjelasan tentang pengadaan
IGB. Pelaksanaan kegiatan utama IGB dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk oleh
SC IGB. Konsep yang disajikan berasal dari SC IGB Bidang Pengmas Wilayah 4
dan dikembangkan oleh Institusi berhak memberikan inovasi pada kegiatan utama
Tahap 4 : Follow Up kegiatan IGB
Follow up dilakukan setelah kegiatan IGB selesai, nantinya akan difollow
up oleh SC IGB Pengmas wilayah 4 kepada tiap volunteer dari masing-masing
Institusi apakah sudah melakukan kegiatan utama atau belum.
E. Sasaran kegiatan

1) Penggalangan dana dan sponsorship : institusi


2) kegiatan pengabdian : masyarakat dan mahasiswa kedokteran di wilayah 4
F. Waktu pelaksanaan
Bulan 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kegiatan
Open
Recuitment
Penggalangan
Dana
Sekolah
pengmas dan
IGB
Follow up

G. Indikator keberhasilan

1) Mahasiswa Kedokteran wilayah 4 yang menjadi volunteer dalam IGB 2021


 Jumlah peserta >100 orang (3 poin)
 Jumlah peserta 50-100 orang (2 poin)
 Jumlah peserta <50 (1 poin)
2) Jumlah institusi yang berpartisipasi dalam kegiatan IGB 2020
 Jumlah institusi >30 (3 poin)
 Jumlah institusi 15-29 (2 poin)
 Jumlah institusi <14 (1 poin)
3) Kebermanfaatan sekolah pengmas bagi volunteer
 Volunteer merasa bermanfaat dengan adanya sekolah pengmas >80%
(3 poin)
 Volunteer merasa bermanfaat dengan adanya sekolah pengmas 60%-
80% (2 poin)
 Volunteer merasa bermanfaat dengan adanya pengmas <60% (1 poin)
Maka dari jumlah poin indikator kontribusi peserta pada Indonesian Gives Back
dapat dinilai :
 Baik : 8-9 poin
 Cukup : 5-7 poin
 Kurang : 3-4 poin
H. Anggaran dana
Disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tiap daerah
I. Penanggung jawab
1) Lalu Alif Akbar Rabilnas (Universitas Islam Al Azhar)
2) Muhamad Reza Iskandar (Universitas Halu Oleo)
3) Desi Syalwa Salsabila (Univ. Hang Tuah)
4) Adisty Nadiatul Mufliha (Universitas Muhammadiyah)
5) Musdalifah (Universitas Bosowa)
6) Husnul Hatima (Universitas Muhammadiyah Makassar)

E. TIMELINE
Program Fe Ma Ap Me Ag Ok No De
Jan Jun Jul Sep
Kerja b r r i t t v s

Mitigasi
Bencana
Developmen
t Initiate
Health
Campaign
IGB

Anda mungkin juga menyukai