Anda di halaman 1dari 2

WARUNG SANITASI' UPTD PUSKESMAS TIUDAN KABUPATEN

TULUNGAGUNG

WARUNG SANITASI
UPTD PUSKESMAS TIUDAN KABUPATEN
TULUNGAGUNG

WASAN atau Warung Sanitasi adalah terobosan bidang pelayanan non medis  yang lahir
sebagai anak dari unit layanan Klinik Sanitasi di Puskesmas. WASAN atau Warung Sanitasi
yang ada di jajaran layanan Pustu dan Ponkesdes memiliki tugas serta fungsi yang sama
dengan Klinik Sanitasi Puskesmas, yaitu sebagai wahana bina konseling terkait
permasalahan Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi

Keberanian melahirkan berbagai inovasi merupakan salah satu langkah meningkatkan


mutu pelayanan di UPTD Puskesmas Tiudan. Klinik Sanitasi sebagai salah satu wahana bina
konseling yang sudah dirintis sejak tahun 2012 pada akhirnya mampu melengkapi jaringan
layanan yang ada di UPTD Puskesmas Tiudan. Dalam pengembangannya, pada tahun 2014
lahirlah WASAN ( Warung Sanitasi ) sebagai bentuk implementasi pelayanan konseling non
medis di lini tingkat desa yaitu Pustu dan Ponkesdes.
Uji coba pengembangan Klinik Sanitasi di Pustu dan Ponkesdes diawali dengan adanya
wacana melakukan kegiatan konseling sanitasi di unit layanan tingkat desa Pustu dan Ponkesdes
sebagai upaya peningkatan jumlah kunjungan Konseling Sanitasi Puskesmas. Berangkat dari
pemikiran bahwa jika layanan konseling non medis Klinik Sanitasi hanya dilaksanakan di induk
Puskesmas, maka pasien dengan diagnosa penyakit berbasis lingkungan yang ada di Pustu dan
Ponkesdes tidak mendapatkan konseling di unit layanan Klinik Sanitasi Puskesmas. Banyaknya
pasien mangkir dari Pustu dan Ponkesdes yang enggan dirujuk ke Klinik Sanitasi Puskesmas
menyebabkan rendahnya kunjungan konseling Klinik Sanitasi. Berdasarkan survey acak yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas, alasan yang mendasar yang menyebabkan mereka mangkir
adalah faktor ketidaktahuan akan pentingnya upaya Preventif, sehingga mereka merasa tidak
perlu untuk melakukan konseling Klinik Sanitasi. Mereka beranggapan bahwa upaya kuratif
sudah cukup, tidak perlu melalui proses bina konseling terkait perilaku dan sanitasi di dalam
proses penyembuhan penyakit. Alasan berikutnya adalah terkait jarak tempuh Puskesmas Induk
yang jauh dari Pustu atau Ponkesdes.
Dari situasi tersebut di atas, muncul sebuah kekawatiran, Klinik Sanitasi akan terus hidup
atau harus mati suri karena ketidaktahuan masyarakat akan arti penting Klinik Sanitasi.
Rendahnya kunjungan Klinik Sanitasi yang juga ditengarai menjadi penyebab tingginya angka
kesakitan berbasis lingkungan akhirnya menjadi sebuah ancaman sulitnya memutus mata rantai
penularan penyakit berbasis lingkungan.
Melalui kegiatan KBK ( Kelompok Budaya kerja ), Puskesmas mengambil langkah
membentuk Tim Kerja yang bertugas untuk melakukan evaluasi sekaligus melakukan analisis
resiko melalui kajian sebab akibat terkait upaya penatalaksanaan Penyehatan Lingkungan di
Puskesmas. Dengan melakukan pengelolaan terhadap setiap kendala atau permasalahan
diharapkan setiap hambatan akan dapat diminimalisir, dapat diupayakan adanya jalan keluar
menuju peningkatan kualitas sanitasi dan lingkungan. Sehingga dengan meningkatnya
kepedulian serta pemahaman masyarakat akan peran penting Klinik Sanitasi, maka kunjungan
Klinik Sanitasi akan meningkat dan kejadian penyakit berbasis lingkungan akan menurun.
Wacana pencanangan Warung Sanitasi sebagai implementasi unit layanan konseling di Pustu dan
Ponkesdes diharapkan dapat meningkatkan kunjungan Klinik Sanitasi minimal 72% dan angka
kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan menurun 3% pada masa uji coba dalam kurun waktu 3
(tiga) bulan. Di dalam peningkatan kualitas layanan konseling Warung Sanitasi pada Pustu dan
Ponkesdes, Puskesmas melakukan kegiatan pembekalan dan pembuatan buku saku Konseling
Klinik Sanitasi bagi petugas di Pustu dan Ponkesdes dan didukung SK ( Surat Keputusan )
Kepala Puskesmas tentang Pembentukan Warung Sanitasi guna memperkuat keberadaan Warung
Sanitasi. 
Sebagai unit layanan konseling sanitasi dan lingkungan, seperti halnya Klinik Sanitasi, Warung
Sanitasi juga menyediakan menu layanan konseling seputar sanitasi dan lingkungan sehat, antara
lain konseling Hygiene Sanitasi TTU ( Tempat-Tempat Umum ), TPM ( Tempat Pengelolaan
Makanan dan Minuman ), Pemukiman Sehat, Jamban Sehat, Air Bersih, Pengelolaan Sampah
dan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga. Di Warung Sanitasi juga diupayakan adanya
kelengkapan Miniatur Sanitasi, Leaflet Sanitasi, Poster Sanitasi dan Buletin Sanitasi. Leaflet dan
Poster Sanitasi berisi informasi terkait sanitasi dan lingkungan sehat, sedangkan Buletin Sanitasi
berisi tentang gambaran situasi sanitasi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tiudan serta
kegiatan-kegiatan penggerakan sanitasi atau pemberdayaan masyarakat bidang sanitasi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tiudan.
Pada ajang perlombaan KBK tingkat Kabupaten, KBK ‘SEHATI’ UPTD Puskesmas Tiudan
yang mengangkat Inovasi Warung Sanitasi berhasil menyabet juara I kategori Kesehatan. Sebuah
prestasi lanjutan setelah mendapatkan juara II Lomba Kebersihan Puskesmas pada ajang
perlombaan tingkat Kabupaten. 
            Semoga dengan lahirnya Warung Sanitasi dapat memberikan manfaat luar biasa bagi
masyarakat di dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Sehingga upaya
Preventif bisa dinomorsatukan, masyarakat berubah pola pikirnya dan dengan kesadarannya akan
lebih memilih mencegah dari pada mengobati. 

Anda mungkin juga menyukai