Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

Tantangan dan Peran BULOG di Era Industri 4.0


The Chalenges and Role of BULOG in the Industry 4.0 Era.
Bachtiar
Perum BULOG, Jalan Gatot Subroto Kav 49 Jakarta Selatan 12960
E-mail: bachtiar@bulog.co.id

Diterima : 20 Februari 2020 Revisi : 29 April 2020 Disetujui : 30 April 2020


ABSTRAK
Pengelolaan stok pangan pemerintah khususnya komoditas beras, jagung dan kedelai
yang dilakuan oleh BULOG selaku BUMN yang diamanatkan pemerintah untuk menjaga
ketahanan pangan masih mengalami permasalahan, diantaranya penerapan kebijakan
program bantuan pangan non tunai, kebijakan-kebijakan yang masih bersifat sektoral dan
manajemen operasional BULOG sendiri. Selain itu, pengelolaan pangan yang dilakukan
BULOG juga dihadapkan dengan tantangan hadirnya Revolusi Industri 4.0. Dengan latar
belakang tersebut, tulisan ini bertujuan untuk : (i) mengidentifikasi permasalahan dalam
pengelolaan pangan di Indonesia; (ii) menganalisis peran dan upaya yang telah dilakukan
BULOG sebagai lembaga pangan yang diamanatkan Pemerintah dalam menjaga ketahanan
pangan; serta (iii) menelaah upaya yang dilakukan BULOG dalam menjaga ketahanan
pangan nasional di Era Industri 4.0. Beberapa permasalahan pengelolaan pangan di Indonesia
yaitu kebijakan pengelolaan, pengembangan dan teknologi komoditas pangan hanya terfokus
pada beras; teknologi pasca panen belum diterapkan dengan baik; prasarana dan sarana
transportasi belum memadai; ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem
pemasaran hasil-hasil pangan. Peran dan upaya yang dilakukan BULOG di antaranya adalah
integrasi pengelolaan stok beras pemerintah yang dinilai cukup efektif. Untuk itu integrasi
pengelolaan stok beras pemerintah disarankan untuk diteruskan dan ditingkatkan
kapasitasnya. BULOG belum efektif melakukan pengelolaan komoditas jagung dan kedelai
nasional. Oleh karena itu, disarankan agar kebijakan/penugasan yang diberikan kepada
BULOG terintegrasi dari hulu ke hilir bersifat keberlanjutan. Beberapa regulasi yang diterbitkan
Pemerintah melalui kementerian masih belum saling mendukung antara satu dengan lainnya.
Untuk itu, disarankan agar dibentuk lembaga Pemerintah yang menangani bidang pangan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden sesuai amanat UU
Pangan. Penerapan logistik modern dan pengembangan teknologi digital perlu dilakukan
BULOG untuk menjaga ketahanan pangan nasional di Era Industri 4.0. Perlu dilakukan
koordinasi dan komitmen yang konsisten dari seluruh stakeholder untuk mengembangkan
berbagai kreativitas, inisiatif, dan inovasi, serta mampu menjaga kualitas, kuantitas dan
eksistensi BULOG dalam menghadapi era industri pertanian 4.0.
kata kunci : BULOG, ketahanan pangan, Era Industri 4.0
ABSTRACT
The management of government food stocks, especially rice, corn, and soybean
commodities carried out by BULOG as a state-owned enterprise mandated by the Government
to maintain food security is still experiencing problems, including the policy implementation of
non-cash food aid programs, policies that are still sectoral and BULOG's own internal
operations management. In addition, BULOG's food management is also facing the presence
of Industry 4.0 challenges. With this background, this paper aims to: (i) identify problems
in food management in Indonesia (ii) analyze the roles and efforts of BULOG as a food
institution
Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0
Bachtiar
institution mandated by the Government in maintaining food security, and (iii) examines the
efforts made by BULOG in maintaining national food security in the industry 4.0 era. Some
food-management problems in Indonesia, namely policies on management, development, and
technology of food commodities, are only focused on rice; post-harvest technology has not
been implemented well; inadequate transportation infrastructure and facilities; price volatility
and low efficiency of the marketing system for food products. The roles and efforts undertaken
by BULOG include the integration of government rice stock management, which is considered
quite useful. For this reason, the integration of government rice stock management is
recommended to be continued and increased in capacity. BULOG has not been effective in
managing national corn and soybean commodities. Therefore, it is recommended that the
policies/assignments given to BULOG are integrated from upstream to downstream
sustainably. Some regulations issued by the Government through several ministries still do not
support each other. For this reason, it is suggested that a Government institution be
established to handle the food sector, which is under and reports directly to the President by
the mandate of the Food Law. The application of modern logistics and the development of
digital technology needs to be done by BULOG to maintain national food security in the
Industry 4.0 Era. Coordination and commitment must be carried out consistently from all
stakeholders to develop a variety of creativity, initiatives, and innovation as well as be able to
maintain the quality, quantity, and existence of BULOG in facing the agricultural Industry 4.0
Era.
keywords : BULOG, food security, Industry 4.0 Era

I. PENDAHULUAN

P angan merupakan kebutuhan dasar


manusia yang menentukan kualitas
sumber daya manusia dan juga merupakan
dan beragam. Namun, ketahanan pangan
yang diterima secara luas dan dianut oleh
banyak negara di dunia adalah konsep
salah satu faktor penting untuk menjaga ketahanan pangan versi Organisasi Pangan
stabilitas sosial-politik suatu negara (Suradi, Dunia (Food and Agriculture Organization-
2015; Imron dan Purnomo, 2012; Sawit, FAO) yang disepakati dalam World Food
dkk., 2002). Indonesia memiliki kebutuhan Summit pada November 1996. Ketahanan
sektor pangan yang sangat besar karena pangan didefinisikan sebagai kondisi di saat
jumlah penduduknya tergolong banyak, semua orang setiap saat memiliki akses
mencapai kurang lebih 267 juta jiwa, baik secara fisik, social, dan ekonomi untuk
tentunya selalu dijumpai rawan masalah memperoleh pangan yang cukup, aman,
pangan. dan bergizi sesuai kebutuhan dan preferensi
untuk hidup aktif dan sehat. Apabila
Pengelolaan pangan, untuk mencapai
dicermati konsep ketahanan pangan
ketahanan pangan di Indonesia, sangat
tersebut, ketahanan pangan tidak hanya
memiliki kaitan erat dengan stabilitas sosial,
menyangkut aspek, jumlah, namun juga
ekonomi, politik dan keamanan nasional
menyangkut aspek mutu, keamanan, dan
(Suryana, 2001; Simatupang, dkk., 2001,
gizi pangan (Sumastuti, 2010). Menurut
Sawit, dkk., 2002). Membahas mengenai
Rahman dan Suryani (2010), mengacu dari
konteks kebijakan pemerintah, dinamika
konsep awal ketahanan pangan dan
lembaga pangan nasional begitu penting
perkembangannya, pada dasar-nya dalam
sebagai salah satu pelaku dan instrumen
ketahanan pangan terdapat empat pilar :
pemerintah dalam mengendalikan harga
aspek ketersediaan (food availibility), aspek
dan stok pangan pokok nasional guna
stabilitas ketersediaan atau pasokan
mewujudkan ketahanan pangan nasional
(stability of supplies), aspek keterjangkauan
(Saragih, 2017).
(access to supplies), dan aspek konsumsi
Ketahanan pangan mempunyai pangan (food utilization). Keempat pilar ini
pengertian dan konsep yang sangat luas mengindikasikan bahwa pangan harus

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
tersedia dalam jumlah yang cukup, baik di Berdasarkan Peraturan Presiden
musim panen maupun paceklik, terdistribusi Nomor 48 tahun 2016 tentang Penugasan
merata di seluruh pelosok negeri, harganya kepada Perum BULOG dalam rangka
terjangkau oleh orang yang miskin ketahanan pangan, Perum BULOG
sekalipun, dan aman serta bermutu. ditugaskan untuk menjaga ketersediaan
pangan dan stabilisasi harga tiga komoditas
Ketahanan pangan dalam arti luas
pangan pokok yaitu beras, jagung dan
merupakan terjaminnya pangan bagi setiap
kedelai. Sementara untuk 8 komoditas
rumah tangga dan individu pada setiap
pangan lainnya yaitu gula, minyak goreng,
waktu. Karena itu ketersediaan pangan
tepung terigu, bawang merah, cabai, daging
secara fisik dan aksesibilitas, yaitu adanya
sapi, daging ayam ras, dan telur ayam dapat
akses ekonomi, yang tercermin oleh harga
ditangani oleh BUMN lainnya atau Perum
yang terjangkau masyarakat, merupakan
BULOG atas penugasan melalui Menteri
elemen keharusan untuk mewujudkan
Perdagangan dengan persetujuan Menteri
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
BUMN dan berdasarkan rapat koordinasi.
Jika salah satu atau keduanya tidak
terpenuhi, maka ketahanan pangan di Sesuai Perpres tersebut, Perum
tingkat rumah tangga tidak akan terwujud, BULOG diberikan tugas sebagai berikut: (i)
yang dapat menimbulkan kerapuhan pengamanan harga pangan di tingkat
ketahanan pangan di tingkat nasional produsen dan konsumen; (ii) pengelolaan
(Sawit, dkk., 2002). cadangan pangan Pemerintah; (iii)
penyediaan dan pendistribusian pangan;
Dalam Undang-Undang Nomor 18
(iv) pelaksanaan impor pangan dalam
tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan
rangka pelaksanaan tugas; (v)
pangan nasional diartikan sebagai
pengembangan industri berbasis pangan;
kemampuan suatu bangsa untuk menjamin
dan (vi) pengembangan pergudangan
seluruh penduduknya untuk memperoleh
pangan.
pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata Pengelolaan pangan yang tepat
dan terjangkau serta tidak bertentangan melalui intervensi pemerintah akan
dengan agama, keyakinan dan budaya memperbesar akses masyarakat terhadap
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif pangan yang terjangkau dan berkualitas.
dan produktif secara berkelanjutan. Sebagai komoditas strategis, campur
Pengertian mengenai ketahanan pangan tangan pemerintah pada stabilisasi harga
tersebut mencakup aspek makro dan mikro. pangan sangatlah diperlukan, mengingat
sasaran utamanya adalah untuk
Pada aspek makro, ketahanan
menciptakan stabilisasi harga yang memiliki
pangan pada tingkat nasional diartikan
dampak luas terhadap berbagai sektor.
sebagai kemampuan suatu bangsa untuk
Pertama, ketidakstabilan harga pangan
menjamin seluruh penduduknya
dapat mengurangi minat investasi. Pada
memperoleh pangan yang cukup, mutu
tingkat usahatani, ketidakstabilan harga
yang layak, dan aman yang didasarkan
beras mengakibatkan meningkatnya
pada optimalisasi pemanfaatan yang
kemiskinan petani dan membuat petani
berbasis pada keragaman sumberdaya
enggan bertanam padi apalagi untuk
lokal. Sedangkan pada aspek mikro,
menggunakan teknologi dan alat-alat
ketahanan pangan diartikan sebagai
pertanian baru. Stabilnya harga pangan
terpenuhinya kebutuhan pangan setiap
menjadi penting dalam alokasi sumber daya
rumah tangga dan individu untuk menjalani
jangka panjang termasuk investasi dalam
hidup yang sehat dan aktif. Karena produksi
sumber daya manusia (human capital).
pangan nasional sebagian besar dilakukan
Kedua, sektor industri sangat
petani dengan skala usaha kecil yang
berkepentingan atas stabilitas harga,
merupakan masyarakat miskin di pedesaan,
karena sangat terkait dengan upah tenaga
maka ketahanan pangan erat kaitannya
kerja. Semakin stabil harga pangan,
dengan penguatan ekonomi pedesaan dan
semakin memudahkan sektor industri
pengentasan kemiskinan (Dewan
menaksir keuntungan yang akan diperoleh
Ketahanan Pangan, 2006).
dari aktivitas produksinya. Ketiga,

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
konsumen akan mengalami kerugian bila dioperasionalkan secara cepat pada saat
harga pangan khususnya beras tidak stabil, diperlukan, dan stok tersebut tersedia di
terutama kelompok berpendapatan rendah seluruh daerah. Kecukupan stok pangan
baik di desa maupun di kota, karena secara nasional menuntut adanya kapasitas
kelompok berpendapatan rendah lebih peka gudang yang cukup yang dikelola oleh
terhadap perubahan pangan pokok. Kalau Pemerintah. Agar stok tersebut merata,
masyarakat bergantung pendapatnya pada jaringan gudang juga harus tersebar di
upah dan sebagian besar pengeluarannya seluruh daerah. Stok tersebut harus dapat
untuk pangan, maka ketidakstabilan harga mengalir secara bebas antar daerah, yang
akan memperberat beban pengeluaran dan mensyaratkan harus tetap ada stok yang
berdampak pada keresahan sosial (Timmer bersifat nasional yang dikendalikan oleh
1996, diacu dalam Silitonga, dkk. 1997). pusat. Kecepatan yang dituntut untuk
mengatasi masalah pangan juga
Sedangkan Dawe (2001)
mensyaratkan mekanisme operasi,
menyebutkan tiga jenis keuntungan dari
pendanaan dan administrasi yang fleksibel
kebijakan stabilisasi harga komoditas
(Sawit, dkk., 2002).
pangan, yaitu: (i) melindungi petani selaku
produsen dari penurunan harga sehingga Kendala utama yang harus diatasi
mereka dapat berlaku lebih efisien; (ii) dalam upaya pengelolaan pangan nasional
melindungi konsumen kelas menengah ke adalah pertumbuhan permintaan pangan
bawah yang berpendapatan rendah (poor yang lebih cepat dari pertumbuhan
consumers) dari gejolak kenaikan harga, penyediaannya (Suryana, 2002). Dalam hal
sehingga kebijakan ini dapat menjadi salah pengelolaan komoditas beras, kendala yang
satu bentuk social safety net; dan (iii) dihadapi BULOG menurut Rusono (2019)
menciptakan kondisi makroekonomi yang meliputi: (i) kurang efektifnya stabilisasi
lebih stabil sehingga mendorong investasi pasokan dan harga beras melalui
dan pertumbuhan ekonomi. Stabilisasi mekanisme dan penyaluran beras yang
harga juga berdampak terhadap terjaganya diakibatkan jumlah beras yang harus
pendapatan riil (real wage) masyarakat dikelola sangat kurang; (ii) kesulitan dalam
yang dapat mendorong tingkat produktivitas melakukan pengadaan beras dalam negeri
karena upah yang lebih tinggi dapat akibat Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
menghasilkan produktivitas yang lebih cenderung di bawah harga pasar, sehingga
tinggi. insentif petani/pelaku usaha untuk menjual
gabah/beras ke Perum BULOG relatif
Ketersediaan pangan, baik dari segi
rendah; (iii) kebijakan penghapusan
kecukupan jumlah dan kualitas merupakan
program Raskin/Rastra menjadi Bantuan
aspek penting dalam mewujudkan
Pangan Non Tunai (BPNT) yang berdampak
ketahanan pangan. Sebagai negara yang
signifikan terhadap kebijakan perberasan
berpenduduk banyak dengan wilayah yang
nasional dan pengelolaan stok beras
sangat luas, Indonesia sangat rentan
pemerintah oleh Perum BULOG.
terhadap berbagai risiko ketahanan pangan
Penghapusan program Rastra tersebut
dalam skala lokal atau nasional yang
akan mengganggu kebijakan perberasan
disebabkan oleh faktor alam atau buatan
nasional yang selama ini terintegrasi dari
manusia. Bencana banjir, tanah longsor,
hulu sampai hilir, serta menyebabkan
kekeringan, kegagalan produksi adalah
ketidakpastian pengadaan stok beras
beberapa jenis risiko alam yang sering
Pemerintah yang dikelola oleh Perum
terjadi. Demikian pula krisis ekonomi,
BULOG; (iv) munculnya kebijakan baru
dampak globalisasi, kerusuhan,
tentang Penerapan Harga Eceran Tertinggi
pengungsian dan konflik sosial adalah
(HET) Beras melalui Permendag Nomor 57
beberapa risiko yang juga dapat terjadi
tahun 2017 yang dikhawatirkan tidak efektif
setiap waktu.
menurunkan volatilitas harga beras akibat
Oleh sebab itu salah satu syarat yang biaya produksi gabah/beras yang tinggi dan
juga harus dimiliki oleh lembaga penyangga penggunaan instrumen penerapan yang
ketahanan pangan adalah memiliki stok kurang tepat. Instrumen penerapan
pangan yang cukup yang dapat segera kebijakan HET, memerlukan instrumen

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
instrumen ekonomi melalui pendekatan II. PERMASALAHAN PADA
pasar, misalnya dengan menambah PENGELOLAAN PANGAN
pasokan beras melalui operasi pasar; (v) NASIONAL
adanya perubahan sistem pendanaan untuk
Permasalahan dan kendala dalam
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari
pengelolaan nasional sangat kompleks, dari
sistem persediaan menjadi sistem
sisi Hulu dan Hilir. Dalam makalah ini,
penggantian, yang berdampak pada beban
penulis akan memaparkan permasalahan
pembiayaan bagi Perum BULOG semakin
pengelolaan nasional dari sisi hilir dan yang
tinggi.
berkaitan dengan kegiatan BULOG.
Untuk komoditas selain beras, Permasalahan-permasalahan pengelolaan
distribusi jagung dan kedelai secara nasional dari sisi hilir, diantaranya :
nasional masih diserahkan pada
Pertama, kebijakan pengembangan
mekanisme pasar. Dengan kata lain,
komoditas pangan, termasuk teknologinya
pemerintah tidak banyak melakukan
yang terfokus pada beras telah
intervensi pasar pada pasar jagung dan
mengabaikan potensi sumber-sumber
kedelai nasional. Kalaupun intervensi,
pangan karbohidrat lainnya, dan lambatnya
sifatnya ad hoc dan tidak berkelanjutan,
pengembangan produksi komoditas pangan
sebagaimana pada komoditas beras.
sumber protein seperti serealia, daging,
Kondisi tersebut tercermin dengan belum
telur, susu serta sumber zat gizi mikro yaitu
adanya turunan kebijakan dari Peraturan
sayuran dan buah-buahan. (Suryana,
Presiden Nomor 48 Tahun 2016 yang
2005). Negara dengan jumlah penduduk
secara teknis mengatur dan menugaskan
terbesar ke-empat dunia, konsumsi pangan
BULOG untuk menjaga ketersediaan
masyarakat Indonesia sangat besar.
pasokan dan harga komoditas jagung dan
Konsumsi pangan pokok terbesar masih
kedelai.
bertumpu pada beras. Pada tahun 2018
Saat ini dunia telah memasuki era misalnya, berdasarkan data BPS (2018a)
revolusi industri 4.0, dengan sendirinya konsumsi beras mencapai 29,57 juta ton.
pengelolaan pangan di Indonesia juga Selain konsumsi beras yang tinggi,
dihadapkan dengan tantangan hadirnya masyarakat Indonesia juga memiliki kondisi
Industri 4.0. Secara konsep Industri 4.0 sosial dan budaya yang beragam. Kondisi
adalah industri baru berdasarkan demikian berpengaruh pada rendahnya
konektivitas yang didukung oleh teknologi keanekaragaman bahan pangan yang
dasar, yaitu Internet of Things (IoT), cloud tersedia bagi konsumen. Selanjutnya
computing serta Big Data dan Analytics apabila teknologi pengembangan aneka
(Frank, dkk., 2019a). Di era industri 4.0 pangan lokal tidak cepat dilakukan, maka
pengaplikasian teknologi digital di bidang bahan pangan lokal akan tertekan oleh
pertanian Indonesia tidak dapat dihindari membanjirnya anekaragam pangan olahan
untuk menggantikan teknologi yang selama impor.
ini digunakan. Untuk itu, BULOG, sebagai
Kedua, teknologi pasca panen belum
perusahaan yang bergerak di bidang
banyak diterapkan dengan baik sehingga
pangan dan logistik juga dituntut untuk
tingkat kehilangan hasil dan degradasi mutu
dapat menyesuaikan dengan hadirnya
hasil panen masih cukup tinggi. Demikian
Industri 4.0.
pula agroindustri sebagai wahana untuk
Tulisan ini bertujuan untuk : (i) meningkatkan nilai tambah dan penghasilan
mengidentifikasi permasalahan dalam bagi keluarga petani belum bekembang
pengelolaan pangan di Indonesia; (ii) seperti yang diharapkan. Peningkatan
menganalisis peran dan upaya yang telah pelayanan teknologi tepat guna serta
dilakukan BULOG sebagai lembaga pangan penyediaan prasarana usaha harus
yang diamanatkan Pemerintah dalam diupayakan untuk menunjang
menjaga ketahanan pangan; serta (iii) pengembangan usaha pasca panen dan
menelaah upaya yang dilakukan BULOG agroindustri di pedesaan (Syafa'at dan
dalam menjaga ketahanan pangan nasional Simatupang, 2006). Teknologi sistem budi
di Era Industri 4.0. daya mendorong peningkatan produksi

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
pertanian, sementara teknologi pascapanen adanya berbagai pungutan sepanjang jalur
selain dapat mendorong peningkatan distribusi dan pemasaran telah
produksi juga meningkatkan kualitas produk mengakibatkan biaya tinggi bagi berbagai
yang dihasilkan petani. Namun, kendala di produk pangan.
lapangan terindikasi bahwa teknologi
Kelima, ketidakstabilan harga dan
pascapanen masih kurang dimanfaatkan
rendahnya efisiensi sistem pemasaran
petani khususnya petani kecil. Kondisi
hasil-hasil pangan pada saat ini merupakan
tersebut diakibatkan luas pemilikan lahan
kondisi yang kurang kondusif bagi produsen
semakin kecil, dan petani kecil hanya
maupun konsumen. Hal ini antara lain
mampu menggunakan teknologi yang relatif
disebabkan karena lemahnya disiplin dan
sederhana dan murah, bahkan umumnya
penegakan peraturan untuk menjamin
cenderung menggunakan teknologi yang
sistem pemasaran yang adil dan
bersifat tradisional dan manual (Dyah. dkk.,
bertanggung jawab, terbatasnya fasilitas
2011).
perangkat keras maupun lunak untuk
Ketiga, belum memadainya membangun transparansi informasi pasar,
prasarana dan sarana transportasi, baik serta terbatasnya kemampuan teknis
darat maupun laut terlebih lagi antarpulau, institusi dan pelaku pemasaran. Penurunan
yang menghubungkan lokasi produsen harga pada saat panen raya cenderung
dengan konsumen menyebabkan kurang merugikan petani, sebaliknya pada musim
terjaminnya kelancaran arus distribusi paceklik dan hari-hari besar, harga pangan
bahan pangan ke seluruh Hal ini tidak saja meningkat tinggi menekan konsumen, tetapi
menghambat akses konsumen secara fisik, kenaikan harga tersebut sering tidak
tetapi ketidaklancaran distribusi juga dinikmati oleh petani produsen (Syafa'at
berpotensi memicu kenaikan harga dan Simatupang, 2006; dan Asmarantaka,
sehingga menurunkan daya beli konsumen 2012).
(Syafa'at dan Simatupang, 2006; Mu’tamar,
III. PERAN BULOG DALAM
2009; Rahmawati, 2012). Distribusi
PENGELOLAAN PANGAN
berfungsi mewujudkan sistem distribusi
yang efektif dan efisien sebagai prasyarat Konsep ketahanan pangan di dalam
untuk menjamin agar seluruh rumah tangga UU Pangan terbagi dalam 3 pilar, yaitu;
dapat memperoleh pangan dalam jumlah Pertama, pilar ketersediaan berfungsi
dan kualitas yang cukup sepanjang waktu, menjamin pasokan pangan untuk
dengan harga yang terjangkau. memenuhi kebutuhan seluruh penduduk
dari segi kualitas, kuantitas, keragaman dan
Ketidak lancaran proses distribusi
keamanannya. Kedua, pilar keterjangkauan
juga merugikan produsen, karena
berfungsi menjamin masyarakat memiliki
disamping biaya distribusi yang mahal
akses secara fisik dan ekonomi terhadap
potensi kerugian akibat kerusakan atau
pangan yang merata. Dan Ketiga, pilar
susut selama proses pengangkutan cukup
stabilitas berfungsi menjamin masyarakat
tinggi. Hal tersebut menyebabkan petani
mendapatkan bahan pangan kapan pun dan
tidak memperoleh nilai produk yang
dimana pun.
terkandung dalam komoditas sehingga
distribusi marjin tidak wajar dan nilai tambah Pada regulasi PP No. 48 tahun 2016,
tidak optimal. Pada banyak daerah, BULOG ditugaskan menjaga ketersediaan
kemampuan distribusi masih terbatas dan stabilisasi harga pangan pada tingkat
sehingga sering terjadi ketidakstabilan konsumen dan produsen untuk tiga
dalam penyediaan dan harga pangan, yang komoditas pangan utama yakni beras,
berdampak pada gangguan ketahanan jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, dalam
pangan di wilayah yang bersangkutan. bab ini akan dibahas pengelolaan 3
komoditas pangan tersebut oleh BULOG.
Keempat, perdagangan produk
pertanian sebagian besar dalam bentuk 3.1. Pengelolaan Komoditas Beras
primer dengan rantai tataniaga yang Regulasi yang dapat dijadikan
panjang (Bantacut, 2014). Pada sisi lain pedoman dalam pengelolaan beras oleh
masalah keamanan jalur distribusi serta Perum BULOG antara lain : (i) Peraturan

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor melakukan penyerapan gabah/beras
24 tahun 2020 tentang Penetapan Harga produksi dalam negeri terutama pada
Pembelian Pemerintah untuk Gabah Atau daerah-daerah produsen, dengan rata-rata
Beras. Permendag 24/2020 ini penyerapan dalam lima tahun terakhir
mengamanatkan BULOG untuk melakukan sekitar 1,9 juta ton setara beras. Dalam lima
penyerapan produksi petani dalam rangka tahun terakhir, realisasi pengadaan dalam
pengamanan harga produsen, penyediaan negeri BULOG terbesar terjadi pada tahun
stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) 2016, yakni sebesar 2,96 juta ton setara
berupa Cadangan Beras Pemerintah (CBP), beras dan terendah adalah pada tahun 2019
dan penyaluran untuk golongan tertentu; (ii) ini, yakni sekitar sebesar 1,2 juta ton setara
Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2016 beras (Gambar 1).
tentang Pendirian BULOG mengamanatkan
Penurunan kuantum Pengadaan
BULOG untuk mengelola Cadangan
beras dalam negeri Perum BULOG dalam
Pangan Pemerintah dan distribusi pangan
beberapa tahun terakhir disebabkan oleh :
pokok kepada golongan masyarakat
(i) Pengadaan gabah/beras oleh Perum
tertentu. Adapun komoditas yang
BULOG sangat ditentukan oleh besarnya
diamanatkan adalah beras dan pangan
insentif buat petani atau pengusaha
pokok lainnya yang ditetapkan oleh
penggilingan padi menjual gabah/beras ke
Pemerintah dalam rangka ketahanan
Perum BULOG, dan peningkatan produksi
pangan.
padi. Insentif tersebut terkait dengan harga
Pada pilar ketersediaan, BULOG pasar gabah/beras dan tinggi rendahnya
melakukan pengadaan komoditas beras, harga pembelian pemerintah (HPP).
dengan mengutamakan produksi dalam Semakin tinggi selisih HPP di atas harga
negeri. Namun, apabila produksi dalam pasar, semakin besar insentif petani/pelaku
negeri tidak mencukupi akan dipenuhi dari usaha untuk menjual gabah/beras ke Perum
produksi luar negeri. BULOG melakukan BULOG (Sawit, 2018b). (ii) Adanya
penyerapan gabah/beras hasil produksi penghapusan program Rastra juga
petani dengan harga dan kualitas mengacu berakibat pada pada Pengadaan beras
pada Permendag 24/2020, terutama pada dalam negeri Perum BULOG yang
panen raya saat harga gabah/beras mengalami penurunan dalam beberapa
cenderung jatuh akibat tingginya pasokan. tahun terakhir (Gambar 1). (iii) Dengan
perubahan sistem pendanaan untuk
Dalam tugasnya menjaga stabilisasi
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari
harga di tingkat produsen, BULOG

Pengadaan Beras Tahun 2014–2019 (Ton)

3,500,000
2,961,505
3,000,000

2,500,000 2,161,225
1,966,503
2,000,000
1,488,584
1,500,000 1,201,264
1,000,000

500,000

-
2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 1. Realisasi Pengadaan dalam Negeri Perum BULOG 2015–2019


Sumber: Perum BULOG (2019)

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
sistem persediaan menjadi sistem yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
penggantian, akan menambah beban hingga daerah terpencil. Kapasitas daya
pembiayaan bagi Perum BULOG karena tampung Gudang BULOG mencapai 4 juta
akan menanggung semua biaya akibat ton. Persediaan beras yang dimiliki BULOG
kepemilikan Cadangan Beras Pemerintah harus cukup agar dapat memenuhi
untuk program layanan umum (Sawit, sebagian dari jumlah total konsumsi beras
2019). masyarakat Indonesia. Pada Tahun 2018,
BPS menghitung bahwa stok BULOG dapat
Pada pilar keterjangkauan, BULOG
memenuhi sekitar 8 persen dari total
ditugaskan mengelola volume CBP sebesar
kebutuhan konsumsi beras sebesar 29,57
Tabel 1. Penyaluran BULOG Selama Lima Tahun Terakhir (2015 – 2019).
Persentase
Raskin/ Bencana Golongan Total Rastra
OP/KPSH
Rastra Alam Anggaran Penyaluran terhadap Total
Tahun
Penyaluran
(ribu
(ribu ton) (ribu ton) (ribu ton) (ribu ton) (%)
ton)
2015 3.194 138 9 103 3.445 93
2016 2.787 303 8 110 3.209 87
2017 2.541 58 14 103 2.715 94
2018 1.208 545 7 101 1.861 65
2019 353 533 4 84 975 36
Sumber: Perum BULOG (2019)
1–1,5 juta ton yang tersebar di seluruh juta ton.
Indonesia, melaksanakan pemerataan stok,
Selama ini penyaluran untuk Rastra
penyaluran Bansos Rastra, Ketersediaan
untuk masyarakat berpendapatan rendah
Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), dan
merupakan penyaluran stok beras
Penanggulangan Bencana Alam.
pemerintah yang paling besar (captive
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
market sebesar 2,5 juta–2,8 juta ton setiap
akses masyarakat terhadap pangan pokok
tahun) dibanding dengan operasi pasar dan
secara ekonomi dan geografis. Pemerataan
bantuan sosial bencana alam. Namun
stok dilakukan ke seluruh gudang BULOG
jumlah penugasan tersebut terus menurun

Perkembangan Harga GKG Penggilingan dan Pengadaan Setara


Beras
700,000 6,200
Pengadaan Setara Beras (ton)

600,000 6,000
Harga (Rp/kg)

500,000
5,800
400,000
5,600
300,000
5,400
200,000
100,000 5,200

- 5,000
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2016 2017 2018 2019

Pengadaan Setara Beras GKG Penggilingan

Gambar 2. Perkembangan Harga GKG penggilingan dan Pengadaan Setara beras


Sumber: BPS dan Operasional BULOG (data diolah)

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
sejak tahun 2017 hingga berakhirnya penggilingan (Gambar 2) dan beras medium
Program Rastra pada Agustus 2019 dan tingkat penggilingan (Gambar 3) relatif
berubah menjadi Program Bantuan Pangan fluktuatif dan terdapat kecenderungan
Non Tunai (BPNT) yang penyediaan menurun pada saat panen raya (April–Juni).
berasnya dilepas ke mekanisme pasar. Pengadaan BULOG diintensifkan pada saat
Besarnya penyaluran beras BULOG melalui panen raya (April–Juni), yakni sekitar 47
program Rastra terus menurun dari 3,19 juta persen dari total pengadaan gabah/beras
ton pada tahun 2015 menjadi hanya 353 BULOG dalam setahun.
ribu ton pada tahun 2019 seperti yang
Sedangkan untuk meredam fluktuasi
disajikan pada Tabel 1.
harga pangan pokok di tingkat konsumen
Penyaluran melalui program agar tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi
Raskin/Rastra mengalami penurunan yang (HET) yang ditetapkan Pemerintah, maka
sangat signifikan yaitu sebesar 93 persen BULOG melaksanakan penjualan
pada tahun 2015 menjadi 36 persen pada komoditas di pasaran umum. Pemerintah
tahun 2019. Penurunan kuantum menetapkan HET berdasarkan wilayah
Raskin/Rastra yang sangat besar tersebut penjualan sebagaimana Permendag No
belum seimbang dengan program 57/M-DAG/PER//2017 yaitu: (i) wilayah
OP/KPSH yang dilakukan. Penghapusan Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB,
program Rastra tersebut akan mengganggu Sulawesi dengan harga beras medium
kebijakan perberasan nasional yang selama Rp9.450,00 /kg dan Rp12.800,00/kg untuk
ini terintegrasi dari hulu sampai hilir. Perum beras premium; (ii) wilayah Sumatera
BULOG ditugasi untuk menjaga harga padi (kecuali Lampung dan Sumsel), NTT,
di tingkat petani melalui pengadaan Kalimantan dengan harga beras medium
gabah/beras. Dengan perubahan tersebut Rp9.950,00/kg dan Rp13.300,00/kg untuk
dapat mengganggu penyalurannya yang beras premium; dan (iii) wilayah Maluku dan
selama ini disalurkan melalui program Papua dengan harga beras medium
Rastra (Sawit, 2016 Rp10.250,00/kg dan Rp13.600,00/kg untuk
beras premium.

Perkembangan Harga Beras Medium Penggilingan dan


Pengadaan setara Beras
700,000 10,500
Pengadaan Setara Beras (ton)

10,300
600,000
10,100
Harga (Rp/kg)

500,000 9,900
400,000 9,700
9,500
300,000 9,300
200,000 9,100
8,900
100,000
8,700
- 8,500
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep
2016 2017 2018 2019

Pengadaan Setara Beras Beras Medium Penggilingan

Gambar 3. Perkembangan Harga Beras Penggilingan Medium dan Pengadaan Setara


Beras
Sumber: BPS dan Operasional BULOG (data diolah)
Pada pilar stabilitas, peran BULOG Menurut Sawit (2018a) penerapan
antara lain melakukan penyerapan produksi HET agar ditinjau kembali mengingat
DN untuk mengamankan harga di tingkat dampak negatifnya dalam jangka
produsen mengacu pada harga pembelian menengah-panjang. Dikhawatirkan usaha
yang ditetapkan pemerintah. Harga GKG penggilingan padi akan ambruk, harga

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
gabah akan tertekan rendah, insentif petani dengan kekosongan jagung dan untuk
berkurang. Hal ini juga didukung (Rusono, dievaluasi lebih lanjut.
2019), penerapan HET beras kualitas
Tahun 2018–2019, BULOG
medium dan premium dengan hanya
mendapatkan penugasan jagung di akhir
menggunakan instrumen pengawasan oleh
tahun 2018 karena terjadi lonjakan harga
Satgas Pangan dinilai kurang efektif. HET di
jagung pakan di tingkat peternak.
satu sisi mencoba untuk membatasi harga
Penugasan yang dilkaukan oleh BULOG ini
jual agar tidak terlalu tinggi tapi di sisi lain
diprioritaskan untuk peternak mandiri
memberikan pengaruh yang kontraproduktif
dengan harga yang ditetapkan Pemerintah
bagi petani dan industri penggilingan padi.
Rp.4.000,00/kg af Gudang BULOG.
3.2. Pengelolaan Komoditas Jagung dan
Pengelolaan kedelai yang dilakukan
Kedelai
BULOG sampai saat ini hanya
Berdasarkan Peraturan Menteri perdagangan komersial, yaitu bersifat jual
Perdagangan Nomor 58 Tahun 2018 beli. BULOG membeli kedelai sesuai
tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian dengan kebutuhan pelanggan. Dalam
di Petani dan Harga Acuan Penjualan di penugasan kedelai, kendala yang dihadapi
Konsumen, dijelaskan bahwa BULOG BULOG adalah penugasan pembelian
dalam melakukan pembelian dan penjualan kedelai petani lokal dengan harga yang
untuk jagung, dan kedelai mengacu pada lebih mahal dibandingkan kedelai impor dan
harga acuan ditetapkan oleh Menteri dengan harga jual di atas harga jual kedelai
Perdagangan. Realisasinya atas impor. Dalam Permendag Nomor 58 Tahun
penugasan tersebut antara lain : 2018, disebutkan bahwa harga acuan
kedelai lokal di tingkat petani adalah
Tahun 2016, BULOG melakukan
Rp8.500,00/kg dan harga di tingkat
importasi jagung termasuk pengalihan dari
konsumen Rp9.200,00. Sedangkan harga
importasi jagung oleh swasta ke Pemerintah
kedelai impor diatur Rp6.550,00/kg dan
(BULOG) dengan penyaluran untuk UMKM
harga acuan di tingkat konsumen
(peternak mandiri) secara langsung dalam
Rp6.800,00 Sementara itu, BULOG belum
bentuk jagung pakan ternak (10–15 persen)
mendapatkan kuota impor kedelai,
dan dalam bentuk pakan ternak yang diolah
sehingga kedelai lokal yang diserap BULOG
oleh feed mill besar. Dalam importasi ini,
tidak dapat bersaing dengan kedelai impor.
ada kewajiban bagi feed mill untuk menjual
sebagian (25 persen) dari pakan ternak Berdasarkan Peraturan Presiden
olahannya kepada peternak UMKM, Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013,
sedangkan sisanya untuk kebutuhan pakan BULOG secara khusus mendapat
ternak milik feed mill dan/atau binaannya. penugasan untuk Pengamanan Harga dan
Penyaluran Kedelai. Namun peraturan
Tahun 2017, BULOG hanya
Presiden tersebut tidak selaras dan tidak
ditugaskan mengimpor untuk kebutuhan
didukung peraturan dibawahnya, yaitu
peternak UMKM. Jumlah yang diimpor
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
disesuaikan dengan permintaan dari
23/M-DAG/PER/5/2013; 24/M-
Asosiasi Peternak. Namun dengan
DAG/PER/5/2013; dan 45/M-
kemampuan serap yang relatif rendah
DAG/PER/8/2013 Tahun 2013 mengenai
setiap bulannya, stok jagung terus
Ketentuan Impor Kedelai Dalam Rangka
menumpuk di gudang BULOG. Pembelian
Program Stabilisasi Harga Kedelai.
dari UMKM terhenti pada saat panen raya,
Permendag nomor 23 tahun 2013 yang
harga jagung lokal lebih murah atau sama
menyebutkan, BULOG, koperasi dan
dengan harga jagung impor, sehingga
swasta ikut serta dalam stabilisasi harga
UMKM tidak mengambil jagung dari BULOG.
kedelai wajib membeli kedelai petani. Bulog
Pada pertengahan tahun 2017, BULOG
harus beli kedelai petani terutama jika harga
telah meluncurkan produk Pakan Ternak
berada di bawah harga beli petani.
Kita yang didedikasikan hanya kepada
peternak UMKM dalam pilot project. Namun Permendag nomor 24 tahun 2013
program tersebut dihentikan sementara menyebutkan bahwa impor kedelai oleh
BULOG dapat dilakukan setelah

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
mendapatkan penugasan dari Menteri. BUMN yang diamanatkan untuk menjaga
Tanpa penugasan, BULOG tidak dapat ketahanan pangan, BULOG hanya sebatas
melakukan kegiatan importasi kedelai. pelaksana dari kebijakan pemerintah.
Selanjutnya, dalam Permendag nomor 45
Secara struktural, BULOG berada di
tersebut kegiatan importasi diberikan
bawah kementerian BUMN. Lembaga yang
kepada BULOG, koperasi dan swasta. Pada
mengurus pangan (sektor hulu) adalah
pelaksanannya bahkan sampai saat ini
Kementerian Pertanian, dan di sisi lain
BULOG tidak diberikan ijin impor kedelai.
dalam hal urusan impor pangan (sektor hilir)
Ijin Impor diberikan kepada pihak swasta,
dan stabilitas harga pangan untuk menjaga
dengan kuantum realisasi impor yang cukup
ketahanan pangan nasional berada dalam
besar yaitu 1,97 juta ton pada tahun 2014,
wewenang Kementerian Perdagangan
dan 2,67 juta ton pada tahun 2019 seperti
(Permendag No. 04/M-DAG/PER/1/2012).
yang ditunjukkan pada Gambar 4.
Berkaitan dengan penyaluran CBP untuk
Penugasan komoditas jagung dan penanganan tanggap darurat, BULOG
kedelai oleh BULOG sampai saat ini masih harus berkoordinasi dengan Kementerian
bersifat ad hoc, hanya sewaktu-waktu dan Sosial (Permensos No. 20 Tahun 2012),
kurang berkelanjutan, serta kebijakan pengelolaan CBP untuk bantuan sosial
penugasan jagung belum terintegrasi dari BULOG harus berkoordinasi dengan
hulu ke hilir seperti pada komoditas beras. Kementerian koordinator Bidang
Apabila kebijakan/penugasan bersifat Kesejahteraan Rakyat (Permenkokesra No.
keberlanjutan, akan memudahkan 3 Tahun 2011). Sedangkan pembiayaan
Pemerintah dalam melakukan perencanaan atas penugasan BULOG berada dalam
jangka panjang dan mengintegrasikan wewenang Kementerian Keuangan.
kebijakan tersebut dengan kebijakan
Beberapa regulasi telah diterbitkan
lainnya serta mempermudah BULOG dalam
Pemerintah melalui kementerian yang
melakukan penyiapan infrastruktur, SDM
mengatur secara rinci tugas pokok, fungsi
dan keuangan.
maupun mekanisme yang harus dilakukan

Impor Kedelai Tahun 2014-2019 (Ton)


3,000,000 2,671,914 2,670,086
2,585,809
2,500,000 2,256,932 2,261,803
1,965,811
2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000

-
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 4. Realisasi Impor Kedelai Tahun 2015–2019


Sumber: BPS (2020)
Secara keseluruhan, baik komoditas BULOG. Namun terkadang, regulasi-
beras, jagung maupun kedelai, kebijakan regulasi tersebut belum saling mendukung
pangan yang diterapkan oleh Pemerintah antara satu dengan lainnya. Mengingat
perlu dipandang secara menyeluruh lintas urusan pangan adalah urusan strategis
kementerian/lembaga dan tidak dipandang negara yang menyangkut hajat hidup orang
secara sektoral. Hal ini dilakukan guna banyak dan lintas-sektor, maka perlu
mengintegrasikan kebijakan pangan dari dibentuknya lembaga Pemerintah yang
hulu hingga ke hilir. Perum BULOG adalah menangani bidang pangan yang berada di

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
bawah dan bertanggung jawab langsung produktivitas di sektor hulu, yaitu pertanian,
kepada Presiden sesuai amanat UU peternakan, dan perikanan, melalui
Pangan. Lembaga tersebut berfungsi penerapan dan investasi teknologi canggih,
mengkoordinasikan seluruh tujuan seperti sistem monitoring otomatis dan
kementerian/lembaga terkait dan menaungi autopilot drones. Lebih dari 80 persen
fungsi penugasan BULOG. Lembaga tenaga kerja di industri ini bekerja di UMKM,
tersebut merencanakan dan menetapkan termasuk petani dan produsen skala kecil.
kebijakan pangan nasional sehingga dapat Indonesia akan membantu UMKM di
terintegrasi dengan baik. sepanjang rantai nilai untuk mengadopsi
teknologi yang dapat meningkatkan hasil
IV. TRANSFORMASI BULOG DI ERA
produksi dan pangsa pasar mereka
INDUSTRI 4.0
(Kemenperin, 2018b).
Secara konsep industri 4.0 adalah
Permasalahan yang terjadi pada
industri baru berdasarkan konektivitas di
sistem pangan di hulu, tengah dan hilir
mana produk dan proses perusahaan saling
sangat kompleks yang menyebabkan
berhubungan dan terintegrasi untuk
tingginya biaya produksi, logistik,
mencapai nilai yang lebih tinggi baik bagi
pemasaran dan biaya transaksi. Untuk
pelanggan maupun proses internal
mengurangi masalah dan beban biaya yang
perusahaan (Frank, dkk., 2019b). Konsep
tinggi dalam sistem pangan saat ini tidak
Industri 4.0 terdiri dari banyak dimensi bisnis
cukup hanya dilakukan dengan cara-cara
(yaitu manufaktur, pengembangan produk,
tradisional. Salah satu contoh penerapan
rantai pasok, dan proses kerja) yang
manajemen logistik di BULOG yang masih
didukung oleh teknologi terkini (Frank, dkk.,
menggunakan cara tradisional/manual
2019a).
adalah penumpukan karung beras dengan
Transformasi digital dipandang sebagai sistem kunci. Penumpukan karung beras
suatu kesatuan yang terdiri dari tujuh dilakukan dengan pola atau kunci tertentu
elemen, yaitu model bisnis, digitalisasi (misalnya kunci 5) dan dilakukan oleh
proses bisnis, struktur organisasi, tenaga manusia (buruh). Dengan
ketrampilan digital karyawan, infrastruktur penumpukan karung yang masih manual,
IT, digitalisasi produk/layanan dan saluran tentu penghitungan dan inventarisir
digital untuk interaksi dengan pelanggan kuantum beras masih mengunakan cara
(Kane, dkk., 2015). Dengan demikian manual. Dan hal ini masih sering
transformasi digital telah mendorong setiap mengakibatkan terjadinya kesalahan
organisasi modern untuk melakukan inovasi penghitungan, dan diperlukan penghitungan
model bisnis yang berdampak pada kembali (stok opname) yang memerlukan
perubahan struktur biaya (Anderson, 2006) waktu dan biaya yang relatif mahal.
serta strategi, proses bisnis, struktur
Dalam era industri 4,0, diperlukan
organisasi, produk, layanan, dan budaya
cara-cara baru dengan teknologi baru untuk
perusahaan (Biahmou, dkk., 2016).
menyederhanakan dan memudahkan
Mengacu pada Kementerian proses produksi, logistik, pemasaran dan
Perindustrian (2018a), Indonesia akan transaksi komoditas dan produk pangan.
fokus pada lima sektor industri utama untuk Salah satu terobosan yang dapat dilakukan
penerapan awal dari teknologi ini, yaitu (i) adalah memasukkan teknologi digital pada
makanan dan minuman, (ii) tekstil dan setiap proses dalam sistem pangan.
pakaian, (iii) otomotif, (iv) kimia, dan (v) Seperti penggunaan teknologi Radio
elektronik. Sektor ini dipilih menjadi fokus Frequency Identification (RFID dalam
setelah melalui evaluasi dampak ekonomi pengendalian rantai pasok beras. RFID
dan kriteria kelayakan implementasi yang merupakan teknologi identifikasi berbasis
mencakup ukuran PDB, perdagangan, gelombang radio. Teknologi ini mampu
potensi dampak terhadap industri lain, mengidentifikasi berbagai obyek secara
besaran investasi, dan kecepatan penetrasi simultan tanpa diperlukan kontak langsung
pasar. (nirkabel). RFID dapat digunakan di
Strategi untuk makanan dan minuman lingkungan Perum BULOG baik di unit
industri 4.0, diantaranya mendorong pengolahan maupun gudang penyimpanan,

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
tentunya dapat membantu mempercepat disimpan di dalam gudang. Penerapan
proses pencatatan keluar masuk barang, otomatisasi sistem pergudangan dengan
pelacakan, inventarisir stok barang, dan menggunakan sistem ERP yang telah
mengurangi operasi manual yang dapat dimiliki PT BGR (Persero), yang diikuti
menimbulkan kesalahan. Hal ini sangat dengan transfer knowledge, juga
dimungkinkan dengan berkembangnya merupakan salah satu manfaat yang ingin
teknologi digital yang saat ini sudah sampai diperoleh dalam pelaksanaan kerja sama
pada generasi 4.0. ini.
Penerapan Logistik 4.0 memerlukan Lokasi kompleks gudang milik Perum
sarana dan prasarana yang dihubungkan BULOG yang dikerjasamakan
dengan internet untuk memfasilitasi IoT, IoS pengelolaannya dengan PT BGR (Persero)
dan IoP. Semua fasilitas unit pengolahan dipilih dengan pertimbangan tingginya
gabah beras, gudang, kendaraan aktivitas penerimaan dan pengeluaran
pengangkut, dan fasilitas pendukung barang (turnover tinggi). Kompleks
lainnya harus terintegrasi dalam Cyber- pergudangan tersebut meliputi: (i) kompleks
Physical Sistem (CPS), sebuah sistem Pergudangan Sunter Timur X dan XI (Kanwil
yang memungkinkan alat berbentuk fisik DKI Jakarta dan Banten) sebanyak 5 unit
terhubung langsung dengan jaringan gudang; (ii) Kompleks Pergudangan
internet, sehingga semua informasi, data Singakerta (Kanwil Jabar) sebanyak 6 unit
dan pergerakan bahan dapat dipantau. gudang; (iii) Kompleks Pergudangan
Perbaikan fasilitas melalui modernisasi dan Mangkang Kulon (Kanwil Jateng) sebanyak
peningkatan teknologi perlu dilakukan untuk 5 unit gudang; (iv) Kompleks Pergudangan
memungkinkan penerapan azas efektif, Banjar Kemantren II (Kanwil Jatim)
efisien dan akses yang tidak dibatasi waktu sebanyak 8 unit gudang; (v) Kompleks
dan ruang. Fasilitas dan barang Pergudangan Ketapang I (Kanwil Jatim)
dihubungkan dengan basis data dan sebanyak 11 unit gudang; dan (vi)
aplikasi untuk mengunggah dan Kompleks Pergudangan Argapura (Kanwil
mengunduh data. Rancangan sistem yang Papua) sebanyak 2 unit gudang.
dibangun untuk memfasilitasi semua
Beberapa aplikasi digital yang sudah
transaksi, pengendalian dan pengaturan
digunakan dan sedang dikembangkan
melalui pengendali yang tersebar (Bantacut,
Perum BULOG sejak tahun 2019 antara lain
2018).
: E-Procurement, Aplikasi Sahabat Rumah
Dalam rangka pengembangan Pangan Kita (RPK), Aplikasi E-SCM,
pergudangan pangan, pada tahun 2020 pengembangan dan implementasi
BULOG sedang melakukan upaya Enterprise Resource Planning (ERP), dan
modernisasi pergudangan adalah dengan pengembangan e-commerce, dengan
meningkatkan pengelolaan logistik terpadu uraian sebagai berikut :
melalui mekanisme kerja sama pengelolaan
E-Procurement, adalah proses
pergudangan antara Perum BULOG
pengadaan barang/jasa yang
dengan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR)
pelaksanaannya dilakukan secara
(Persero). Secara garis besar, pengelolaan
elektronik yang berbasis web dengan
pergudangan Perum BULOG yang akan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi.
dilakukan oleh PT BGR (Persero)
Aplikasi E-Procurement ditujukan guna
mencakup otomatisasi sistem pergudangan
meningkatkan transparansi dan
dan pelaksanaan transfer knowledge dari
akuntabilitas dalam pengadaan
PT BGR (Persero) sebagai pengelola
barang/jasa, serta menjamin persamaan
sementara kepada personel gudang Perum
kesempatan, akses dan hak yang sama
BULOG.
bagi para pihak pelaku penyedia
Dengan adanya kerja sama ini barang/jasa seperti yang ditunjukkan pada
diharapkan juga dapat terbentuk sistem Gambar 5. Manfaat penggunaan aplikasi e-
data pergudangan yang valid dan real time procurement antara lain : (i) menghemat
secara cepat, tepat, dan efisien, sehingga waktu dan tenaga tanpa harus melakukan
memudahkan pengawasan komoditas yang rapat berkali-kali. Semua kegiatan baik

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
komunikasi maupun transaksi dilakukan BULOG dengan Istoreisend E Logistic
secara online; (ii) Dengan e-procurement, Indonesia, Shopee dan JNE sebagai salah
beban pekerjaan menjadi berkurang karena satu upaya untuk mensukseskan program
semua data pembelia dan purchase order Pemerintah dalam ketahanan pangan
dengan vendor sudah tersimpan otomatis melalui pemanfaatan teknologi digital.
dalam sistem.; (iii) Karena sistem e PangananDotcom diharapkan menjadi king
procurement adalah online, semua data- market atau supermall bahan pangan online
data vendor tersimpan dengan sistem kunci yang terbesar di seluruh Indonesia,
publik sehingga keamanan data dapat sehingga masyarakat Indonesia dapat
dipertanggungjawbakan. Vendor-vendor secara mudah memperoleh bahan pangan
yang registrasi pun dapat lebih disiplin berkualitas dengan harga dan biaya
karena sistem tidak mengenal waktu pengiriman yang terjangkau di seluruh
terlambat dan semua vendor harus wilayah Indonesia. Peningkatan
memberikan data secara bersama-sama pertumbuhan transaksi pembelian melalui
sehingga prosesnya dapat lebih transparan. PangananDotCom meningkat 35 persen
dari Agustus 2019 saat soft
Aplikasi Sahabat RPK, merupakan
launching hingga Desember 2019 kemarin,
Aplikasi mobile Android yang dipergunakan
sehingga dengan adanya layanan
untuk memudahkan kegiatan operasional
penjualan online ini Perum BULOG dapat
Sahabat RPK dalam bertransaksi baik
menjangkau konsumen yang lebih lebih
dengan Perum BULOG untuk pemesanan
luas.
barang. Selain itu aplikasi ini juga dapat
dimanfaatkan Sahabat RPK untuk V. KESIMPULAN DAN SARAN
penjualan, mengecek persedian barang dan
Dari uraian diatas, berapa hal yang
laporan transaksi.
dapat disimpulkan dan disarankan dari
Aplikasi E-SCM, adalah aplikasi yang kajian ini :
digunakan untuk mencatat transaksi Dalam mewujudkan ketahanan
pengadaan, manajemen stok, penjualan pangan di Indonesia, masih terdapat
dari berbagai saluran penjualan Perum beberapa permasalahan di sektor pertanian
BULOG yang terintegrasi dengan akuntansi yang harus dihadapi dan diatasi, seperti :
dan keuangan serta pemisahan pajak kebijakan pengelolaan dan pengembangan
secara otomatis. Aplikasi ini menggunakan komoditas pangan, termasuk teknologinya
teknologi berbasis web dan mobile yang hanya terfokus pada beras; teknologi
application pada platform android. pasca panen belum banyak diterapkan
Pengembangan dan implementasi dengan baik; belum memadainya prasarana
Enterprise Resource Planning (ERP). ERP dan sarana transportasi; dan
merupakan konsep untuk merencanakan ketidakstabilan harga dan rendahnya
dan mengelola sumber daya perusahaan, efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil
yang berupa paket aplikasi program pangan.
terintegrasi dan multi modul yang dirancang Integrasi pengelolaan stok beras
untuk melayani dan mendukung berbagai pemerintah melalui penyerapan dan
proses bisnis dalam perusahaan, sehingga penyaluran yang dilakukan oleh BULOG
pekerjaan menjadi lebih efisien dan dinilai cukup efektif yang dapat dilihat pada
memberikan pelayanan lebih bagi harga padi di tingkat produsen dan
konsumen, yang akhirnya dapat stabilisasi harga di tingkat konsumen.
menghasilkan nilai tambah dan keuntungan Integrasi pengelolaan stok beras
maksimal bagi perusahaan. pemerintah oleh BULOG disarankan untuk
diteruskan dan ditingkatkan kapasitasnya,
Pengembangan e-commerce. Salah
karena dengan adanya perubahan
satu upaya yang dilakukan BULOG dalam
mekanisme program Rastra menjadi BPNT
menghadapi tantangan menyalurkan
mengganggu kebijakan perberasan
produk pangan ke seluruh Indonesia adalah
nasional yang selama sudah terintegrasi
dengan membangun e-commerce berupa
dari hulu sampai hilir.
PangananDotCom. PangananDotCom
merupakan hasil kerjasama antara Perum

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
Pemerintah tidak banyak melakukan management. Handbooks of Management
intervensi pasar pada pasar jagung dan Accounting Research, 2, 481–506.
kedelai nasional, sehingga dapat Asmarantaka, R.W., J. Atmakusuma, Y.N.
disimpulkan bahwa BULOG belum efektif Muflikh, dan N. Rosiana. 2012. Konsep
melakukan pengelolaan komoditas jagung Pemasaran Agribisnis : Pendekatan
dan kedelai nasional. Perum BULOG Ekonomi dan Manajemen. Jurnal
memerlukan dukungan kebijakan Agribisnis Indonesia (Vol 5 No 2,
Desember 2017); halaman 151–172.
pemerintah yang terintegrasi dari hulu ke
hilir untuk menunjang peran BULOG dalam Bantacut, T. 2014. Agenda Pembangunan
Pertanian dan Ketahanan Pangan 2014–
menjaga ketahanan pangan. Oleh karena
2019. Jurnal Pangan. Volume : 23 No. 3
itu disarankan agar kebijakan/penugasan September 2014 : 278–295. DOI :
yang diberikan kepada BULOG bersifat 10.33964/jp.v23i3.98.
keberlanjutan, akan memudahkan BULOG
Bantacut, T. 2018. Penerapan LOGISTIK 4.0
dalam melakukan penyiapan infrastruktur, dalam Manajemen Rantai Pasok Beras
SDM dan keuangan. Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal.
Beberapa regulasi yang diterbitkan Jurnal Pangan. Vol. 27 No. 2 Agustus
Pemerintah melalui kementerian yang 2018:141–154. DOI :
mengatur secara rinci tugas pokok, fungsi 10.33964/jp.v27i2.371
maupun mekanisme yang harus dilakukan Biahmou, A., C. Emmer, A. Pfouga, and J.
BULOG masih belum saling mendukung Stjepandic. 2016. Digital Master as an
antara satu dengan lainnya. Untuk itu, Enabler for Industry 4.0. In ISPE TE (pp.
disarankan agar dibentuk lembaga 672–681).
Pemerintah yang menangani bidang BPS. 2018a. Distribusi Perdagangan Komoditas
pangan yang berada di bawah dan Beras Indonesia Tahun 2018. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
bertanggung jawab langsung kepada
Presiden sesuai amanat UU Pangan. BPS. 2020. Impor Kedelai.
https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/
Lembaga tersebut berfungsi
14/2015/impor-kedelai-menurut-negara-
mengkoordinasikan seluruh tujuan asal-utama-2010-2018.html.
kementerian/lembaga terkait dan menaungi
BULOG. 2019. Laporan Manajerial Perum
fungsi penugasan BULOG. Lembaga BULOG.
tersebut merencanakan dan menetapkan
BULOG. 2020.https://eproc.bulog.co.id/eproc/.
kebijakan pangan nasional sehingga dapat Diakses 22 April 2020.
terintegrasi dengan baik.
Dawe, David. 2001. How Far Down the Path to
Dengan adanya dampak positif pada Free Trade? The Importance of Rice Price
BULOG setelah menerapkan aplikasi digital Stabilization in Developing Asia. Food
di beberapa kegiatan, penerapan logistik Policy, Vol. 26, hal. 163–175.
modern dan pengembangan teknologi Dewan Ketahanan Pangan. (2006). Kebijakan
digital perlu dan harus dilakukan BULOG Umum Ketahanan Pangan 2006–2009.
secara operasional dalam mendukung Jakarta: Dewan Ketahanan Pangan.
tercapainya tugas dan fungsi BULOG Dyah S, Saparita, R, Abbas A, Mulyadi D,
menjaga stabilitas dan ketahahan pangan Hidajat EW. 2011. Inovasi dan
dengan cara-cara baru yang inovatif, lebih Kemiskinan. Subang (ID): B2PTTG LIPI.
efisien dan efektif. Oleh karena itu perlukan FAO. 1997. Assessment of the Household Food
dilakukan koordinasi dan komitmen yang Security Situation, Based on The
konsisten dari seluruh stakeholder untuk Aggregate Household Security Index and
mengembangkan berbagai kreativitas, the Sixth World Food Survey, Committe on
inisiatif, dan inovasi, serta mampu menjaga World Food Security, Twenty-tird Session,
Rome.
kualitas, kuantitas dan eksistensi BULOG
dalam menghadapi era industri pertanian Frank, A.G., L.S. Dalenogare, N.F. Ayala.
2019a. Industry 4.0 technologies:
4.0.
implementation patterns in manufacturing
DAFTAR PUSTAKA companies. International Journal of
Anderson, S. W. 2006. Managing costs and cost Production Economics, 210, 15–26.
structure throughout the value chain: Frank, A. G., G. H. Mendes, N. F. Ayala, and A.
research on strategic cost Ghezzi. 2019b. Servitization and Industry

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar
4.0 convergence in the digital Sawit, M.H. 2018b. Tantangan Pengadaan
transformation of product firms: A Perum BULOG Kompas 7 Juli.
business model innovation Sawit, M.H. 2019. OP Beras dalam Rezim HET,
perspective. Technological Forecasting opini Kompas, tgl 14 Desember.
and Social Change, 141, 341–351.
Simatupang, P., N. Syafa'at, K.M. Noekman, A.
Kane, G., D. Palmer, A. Phillips, D. Kiron, and N. Syam, S.K. Dermoredjo dan B. Santoso.
Buckley. 2015. Strategy, Not Technology 2001. Kelayakan Pertanian Sebagai
Drives Digital Transformation. MIT Sloan Sektor Andalan Pembangunan Ekonomi
Management Review and Deloitte Nasional. Makalah disampaikan pada
University Press, July 2015 Forum Diskusi Pembangunan Pertanian di
Kemenperin. 2018a. Pusat Penelitian dan Pengembangan
https://kemenperin.go.id/artikel/19231/Ja Pertanian, Bogor, 10 Mei.
di-Prioritas-Indutri-4.0,-Lima-Sektor-Ini- Silitonga C. 1997. Ketahanan Pangan,
Berkontribusi-60-Persen-untuk-PDB Swasembada Pangan dan Liberalisasi
Kementerian Perindustrian. 2018b. Making Perdagangan dalam 30 Tahun Peran
Indonesia 4.0. Diakses 22 Oktober 2019, BULOG dalam Ketahanan Pangan.
dari http://www.kemenperin.go.id/ Jakarta. BULOG.
download/18384. Siaran Press. Selasa, Sumastuti, Efriyani. 2010. Jiwa
15 Mei 2018 Entrepreneurship untuk Mewujudkan
Mu’tamar, M.F. 2009. Analisis Stok Pangan Ketahanan Pangan. Jejak Jurnal Ekonomi
dalam Sistem Distribusi Penunjang dan Kebijakan. Vol 3 Nomor 1, Maret
Ketahanan Pangan. AGROINTEK, Vol. 4 Suradi. 2015. Kebutuhan Pangan bagi Rumah
No.1, Agustus 2009: 39–48. Tangga Miskin. Sosio Informa Vol. 01, No.
Rahman, HPS dan I. Suryani. 2010. Dampak 1, Januari–April, Tahun 2015: 1–12.
Krisis Pangan-Energi-Finansial. Forum Suryana, A. 2001. Tantangan dan Kebijakan
Penelitian Agro Ekonomi. Volume 28 (2) Ketahanan Pangan. Makalah
Desember 2010: 107–121 disampaikan pada Seminar Nasional
Rahmawati, Emy. 2012. Aspek Distribusi pada Pemberdayaan Masyarakat untuk
Ketahanan Pangan Masyarakat di Mencapai Ketahanan Pangan dan
Kabupaten Tapin. Jurnal Agribisnis Pemulihan Ekonomi. Departemen
Perdesaan Volume 02 Nomor 03 Pertanian, Jakarta, 29 Maret.
September 2012: 241–251. Suryana, A. 2002. Perspektif dan Upaya
Rosyadi, Imron dan D. Purnomo. Tingkat pemantapan ketahanan Pangan
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Di Berkelanjutan. Departemen Pertanian.
Desa Tertinggal. Jurnal Ekonomi Lokakarya Tekanan Penduduk, Degradasi
Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Lingkungan dan Ketahanan Pangan. 1
Desember 2012: 303–315. Mei 2002. IPB Bogor.
Rusono, Nono. 2019. Kebijakan Penguatan Suryana, 2005. Kebijakan Ketahanan Pangan
Pengelolaan Stok Beras Pemerintah. Nasional. Simposium Nasional Ketahanan
Jurnal Pangan 28(3): 227–238. DOI: dan Keamanan Pangan pada Era Otonomi
10.33964/jp.v28i3.450. dan Globalisasi, Faperta, IPB, Bogor, 22
Saragih, JP. 2017. Kelembagaan Urusan November 2005.
Pangan dari Masa ke Masa dan Kebijakan Syafa'at Nizwar dan P. Simatupang, 2006
Ketahanan Pangan. Jurnal Pangan. 26(1) Kebijakan Pemantapan Ketahanan
57–80. DOI : 10.33964/jp.v26i1.345. Pangan Nasional Ke Depan. Jurnal
Sawit, M.H., T. Parnolo, A. Saifullah B. Pangan. Edisi No. 47/XV/Juli/2006.
Djanuardi., dan Sapuan. 2002. BULOG: BIODATA PENULIS :
Pergulatan dalam Pemantapan Peranan
dan Penyesuaian Kelembagaan Bachtiar dilahirkan di Pati, tanggal 9 April
Kumpulan Naskah Dalam Rangka 1960. Menyelesaikan pendidikan S1 di
Menyambut 35 Tahun BULOG. Cetakan Universitas Terbuka pada tahun 2001,
Pertama, Mei. 2002. Penerbit IPB Press, pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Ilmu
Bogor. Administrasi Lembaga Administrasi Negara
Sawit, M.H. 2016. Kebijakan Perberasan Tanpa pada tahun 2012 dan pendidikan S3 di
Raskin, opini Kompas 14 Nopember. Universitas Hasanuddin pada tahun 2016 serta
Lembaga Ketahanan Nasional pada tahun
Sawit, M.H.2018a, Stabilisasi Beras dan Dilema
2012.
HET Kompas, tgl 8 Mei

Tantangan dan Peran BULOG Di Era Industri 4.0


Bachtiar

Anda mungkin juga menyukai