Pengertian Dari Pembelajaran Mikro
Pengertian Dari Pembelajaran Mikro
(Micro Teaching)
A. Rasional
Pembelajaran mikro (micro teaching) adalah salah satu pendekatan atau cara untuk
melatih penampilan mengajar yang dilakukan secara “micro” atau disederhanakan.
Penyederhanaan ini terkait dengan setiap komponen pembelajaran, misalnya dari segi waktu,
materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan metode
dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Seperti sudah dipelajari
dalam kegiatan belajar 1 bahwa unsur-unsur pokok pembelajaran itu ada empat yaitu: a)
tujuan atau kompetensi, b) materi yang harus dipelajari siswa, c) metode dan media, dan d)
evaluasi. Adapun yang dimaksud penyederhanaan dalam pembelajaran mikro tersebut
termasuk penyederhanaan keempat aspek pembelajaran tersebut.
Setiap calon guru yang sedang berlatih atau guru yang sedang
meningkatkan keterampilan dasar mengajarnya melalui pembelajaran mikro, diobservasi
dan dianalisis oleh observer atau supervisor yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan
observasi dimaksdukan untuk mencermati dan menyimpulkan kelebihan dan kekurangan
setiap peserta yang berlatih. Kemudian diadakan forum diksusi umpan balik untuk membahas
kelebihan dan kekurangan disertai rekomendasi dan solusi untuk penyempurnaan dalam
praktek atau latihan berikutnya. Dengan didasarkan pada hasil kesimpulan dan rekomendasi
yang didapatkan, kemudian calon guru atau guru yang berlatih tersebut mengulang kembali
melakukan proses latihan memperbaiki kekurangan sesuai dengan masukan yang diperoleh,
sampai akhirnya diperoleh kemahiran yang maksimal, dan begitu seterusnya.
B. Pengertian
3. Sugeng Paranto, dkk. (1980) mikro teaching merupakan salah satu cara latihan praktek
mengajar yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar yang di “mikro”kan untuk
membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.
1. Pengertian yang pertama dari Mc. Laughlin dan Moulton menyatakan; bahwa mikro
teaching merupakan suatu pendekatan untuk melatih penampilan guru (performance
training method). Yang perlu digaris bawahi dari pengertian tersebut adalah
“penampilan”, yang dimaksud dengan penampilan tersebut adalah penampilan yang
merefleksikan sosok atau figur sebagai seorang guru yang profesional.
2. Pengertian yang kedua dari A. Perlberg; pada dasarnya hampir sama dengan pendapat
yang peretama. Mikro teaching menurut pengertian yang kedua ini adalah merupakan
sebuah laboratorium yang berfungsi untuk menyederhanakan proses latihan mengajar.
Kata kunci dari pengertian kedua ini terletak pada penyederhanaan dari sesuatu yang
komplek “simplifyng the complexities”.
1) Mikro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih
calon guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan
(kompetensi) penampilan mengajarnya.
Proses adaptasi bagi calon guru atau para guru yang terlebih dahulu telah melakukan
proses latihan melalui pembelajan mikro, relatif akan lebih mudah jika dibandingkan dengan
mereka yang tidak melalui proses latihan dalam pembelajaran mikro. Dengan demikian
proses adaptasi diperlukan hanya untuk menyesuaikan dengan situasi, kondisi maupun
karakteristik siswa yang dihadapi.
Setelah dianggap cukup baik, secara psikologis tentu saja Anda akan
memiliki kepercayaan diri dengan modal berlatih terbatas yang telah dilakukan,
sehingga ketika tampil dengan grup musik yang sebenarnya, Anda tinggal
melakukan adaptasi disesuaikan dengan karakteristik grup musik yang mengiringinya. Proses
adaptasi relatif akan lebih mudah karena Anda telah melakukan proses latihan secara terbatas.
Coba bandingkan dengan mereka yang sama sekali belum melakukan proses latihan secara
terbatas, pasti jauh akan lebih sulit untuk melakukan proses adaptasi dengan situasi yang
sebenanrnya. Disinilah salah satu letak keunggulan dari model pembelajaran mikro bagi
pembinaan dan peningkatan profesionalisme guru.
Ketika Anda sebagai seorang guru tampil di depan kelas, tentu saja bukan
hanya penguasaan materi yang akan mengantarkan keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi
setiap perilaku guru seperti, cara bicara, gaya mengajar, penggunaan metoda dan media,
pengelolaan kelas dan unsur pembelajaran lainnya, akan menentukan kualitas pembelajaran.
Pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi kepada siswa, melainkan bagaimana
membelajarkan siswa, yaitu mengelola lingkungan pembelajaran termasuk penampilan guru
agar berinteraksi dengan siswa secara optimal, sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang
berkualitas.
Oleh karena itu agar fungsi dan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat
berjalan sebagaimana mestinya, maka guru harus memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
Salah satu kompetensi yang dipersyaratkan menurut Undang-undang no. 14 tahun 2005, atau
menurut PP no. 19 tahun 2005 yaitu kompetensi profesional. Penjelasan dari pasal 28 ayat 3
butir c, bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional yaitu ”kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
standar nasional pendidikan”.
Rasa aman dan menyenangkan merupakan kondisi yang selalu dibutuhkan oleh setiap
orang. Dengan perasaan yang aman dan menyenangkan, setiap yang berlatih akan merasa
bebas untuk berekspresi mecurahkan segala kemampuannya secara maksimal. Dua
persyaratan ini yaitu aman dan menyenangkan, dimiliki oleh pendekatan pembelajaran mikro.
Dari beberapa penjelasn yang telah Anda ikuti, sekarang bagaimana apakah Anda sudah
tertarik untuk mencobakannya ... ?
Layaknya seperti seorang guru yang akan mengajar, terlebih dahulu guru tersebut
harus membuat persiapan mengajar atau sekarang disebut dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Demikian halnya bagi setiap yang akan berlatih dengan menggunakan
pendekatan atau model pembelajaran mikro terlebih dahulu harus membuat persiapan yang
matang baik persiapan secara tertulis (RPP) maupun persiapan-persiapan lain yang
diperlukan untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran mikro.
A. Rasional
Setiap lembaga pendidikan yang membina dan menghasilkna calon guru, saat ini
secara resmi telah memiliki pedoman formal sebagai barometer yang harus direalisasikan
dalam setiap melakukan pembinaan dan penyiapan calon guru. Pedoman tersebut adalah
seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Merujuk pada bunyi pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 14 tahun 2005 tersebut di
atas, tentu saja berimplikasi pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
guru. Struktur kurikulum yang dikembangkan, proses kegiatan atau pengalaman
pembelajaran yang dilakukan baik teori maupun kegiatan praktek, dan kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan lainnya hendaknya dilakukan dalam semangat untuk mebekali para
mahasiswa sebagai calon guru untuk memiliki keempat jenis kompetensi yang
dipersyaratkan.
B. Tujuan Pembelajaran Mikro
Pembelajaran mikro sebagai matakuliah yang tak terpisahkan dari struktur kurikulum
program pendidikan keguruan, seperti dijelaskan di atas yaitu diarahkan dalam upaya
memfasilitasi mahasiswa calon guru untuk menguasai dan memiliki kompetensi yang
diharapkan, yaitu:
Oleh karena itu tidak salah jika kemampuan dan keterampilan mengajar, erat dan
merupakan penjabaran dari kedua jenis kompetensi tersebut, yaitu kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional. Akan tetapi bukan berarti tidak terkait dengan kedua kompetensi
lainnya yaitu kompetensi sosial dan kepribadian, sebab bukankah ketika guru mengajar tidak
lepas dari interaksi sosial dengan siswanya ? bukankah ketika guru mengajar harus
mencerminkan sebagai sosok pribadi yang dapat menjadi teladan bagi siswanya ?.
Ketika bu Zahra mengajarkan rukun wudu pada siswa kelas III MI, tugas bu Zahra
sebagai guru dan pendidik bukan hanya terbatas bagaimana memindahkan pengetahuan
tentang rukun wudu kepada siswanya. Akan tetapi kebiasaan berwudu sudah melakat dan
tercermin dari perilaku bu Zahra itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Itulah makna dari
penerapan kompetensi pedagogik dan personal sebagai teladan bagi siswanya.
Atas dasar beberapa kajian dan pembahasan di atas, maka pada hakikatnya keempat
jenis kompetensi tersebut antara yang satu dengan lainnya merupakan suatu kesatuan yang
utuh, melekat dan harus direfleksikan oleh guru dalam kebiasaan berpikir maupun bertindak,
dan disinilah hal lain dari kompleknya tugas pembelajaran.
Oleh karena itu dilihat dari beberapa alasan dan pengertian pembelajaran mikro
(micro teaching) seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan pembelajaran mikro
(micro teaching) sebagai suatu pendekatan pembelajaran antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru dalam hal
keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
2. Untuk memfasilitasi, melatih dan membina calon maupun para guru agar memiliki
kompetensi yang diharapkan oleh ketentuan undang-undang maupun peraturan pemerintah.
3. Untuk melatih penampilan dan keterampilan mengajar yang dilakukan secara bagian demi
bagian secara spesifik agar diperoleh kemampuan maksimal sesuai dengan tuntutan
profesional sebagai tenaga seorang guru
4. Untuk memberi kesempatan kepada calon maupun para guru berlatih dan mengoreksi, serta
menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki (self evaluation) dalam hal keterampilan
mengajarnya
5. Untuk memberi kesempatan kepada setiap yang berlatih (calon guru dan para guru)
meningkatkan dan memperbaiki kelebihan dan kekurangannya, sehingga guru selalu berusaha
meningkatkan layanannya kepada siswa.
b) jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri, c) lebih mementingkan layanan di atas
keuntungan pribadi.
a. Setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari
setiap keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan
terkontrol.
a. Para guru baik secara mandiri maupun bersama-sama dapat berlatih untuk lebih
meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya.
c. Dapat dijadikan sebagai proses uji coba terhadap hal-hal yang baru, seperti dalam
penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan mengajar
lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.