Anda di halaman 1dari 25

Tugas

modul 1.3

Mata Kuliah : ANATOMI


Dosen pengampu : Drs. Med. Muh. Wajdi, PA(K)
Bagian :Osteomyoarthoangiologi
Inferior
Nama mahasiswa : 1. Salma Melati P.
2. Pratiwi Diah P.
3. Nindhyana D.
4. Zakiyah W.
NIM : 1.22010115130133
2.22010115130141
3.22010115140142
4.22010115130173

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB VI

OSTEOMYOARTHOANGIOLOGI INFERIOR

Drs. Med. Muh. Wajdi, PA(K)

1. 1.1 Pendahuluan

a. A. Deskripsi Singkat

Gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stres, dikelompokkan


menjadi satu dengan alasan bahwa dalam sejarahnya ada hubungan dengan perkembangan
konsep neurosis dan berbagai kemungkinan penyebab psikologis.

Etiologinya disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor biologis (genetik dan
neurotransmitter), sosio kultural, dan psikologis (mekanisme pertahanan jiwa).Pemicu stres
dapat dalam bentuk frustasi, konflik, tekanan, dan krisis.(managemen stres modul 4.2).

Stres terhubung dengan jaras Hipotalamus Pituitari Adrenal (HPA aksis). Di dalam
sistem limbik terdapat hubungan umpan balik dalam sistem humoral dan neurotransmiter yang
berpengaruh antara lain: Cortico Releasing Factor (CRF), Adenocorticotropic hormon (ACTH),
neurotransmiter katekolamin, hormon kortisol, yang mekanisme organobiologinya berpengaruh
terhadap peran organ tubuh lain seperti sistem imun, detak jantung, pembuluh darah, tekanan
darah, dilatasi bronkus, dan sistem saraf autonom

Dalam PPDGJ III Gangguan neurotik, gangguan somatoform, gangguan terkait stres termasuk
dalam kode F40-44 …………..

a. B. Relevansi

Diharapkan setelah mengikuti kuliah Osteomyoarthoangiologi Inferior, mahasiswa akan mampu


berpikir analitis dalam mengidentifikasikan tulang, otot, saraf, peredaran darah ektremitas
bawah beserta dengan kelainan yang biasa terjadi.

a. C. Kompetensi

C.1 Kompetensi Standar


Pada akhir pokok bahasan ini, diharapkan:

1. 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi femur dan tulang yang membentuk panggul.

2. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bangunan pada oscoxae dan bagian proximal femur

3. 3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bangunan-bangunan pada bagian distal femur, bag.


Proximal tibia dan fibula serta patella

4. 4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bangunan-bangunan pada ossa tarsalis,


metatarsalia, dan phalangus (ossa digitorum pedis)

C.2 Kompetensi Dasar

Mengacu pada SKDI, disesuaikan daftar penyakit pada ossa ekstremitas inferior dan tingkat
kemampuan dokter dalam mendiagnosis dengan akurat antara lain gangguan Gluteus medius
gait, gangguan hernia femoralis, gangguan fraktur ossa ekstremitas inferior maka diharapkan :

1. b. Mahasiswa mampu mendefinisikan, merangkumkan tanda dan gejala penyakit.


2. c. Mahasiswa mampu memahami perjalanan klinis gangguan penyakitnya.
3. d. Mahasiswa mampu menganalisis menggelompokkan tanda dan gejala serta perjalanan
penyakitnya untuk memasukkan penggolongan kriteria diagnosis yang tepat.

6.2 Penyajian

OSTEOLOGI EKSTREMITAS INFERIOR


Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang
phalangs.

1) Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-
masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di
bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian
inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut
sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan
disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut
acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.

2) Femur

Femur adalah yang terkuat dari tulang panjang dalam tubuh dan merupakan tulang hanya di
daerah paha. Bagian paling adalah berbentuk seperti kepala baik-bulat yang duduk di acetabulum
tulang pinggul untuk membentuk sendi panggul. Sebuah leher kurus menghubungkan kepala
dengan poros tulang dan sering situs fraktur pada orang tua.
Bagian bawah dari femur sedikit diratakan dan menyebar keluar dan merupakan bagian dari sendi
lutut. Poros tebal femur terletak pada inti dari paha, benar-benar dikelilingi oleh otot-otot yang kuat
seperti paha depan dan paha belakang.

3)      Patela – Cap Lutut


Tutup lutut, bagian yang menonjol dari depan lutut, sebenarnya dibentuk oleh tulang terpisah
yang disebut patela. Ini adalah os sesamoid karena terletak di dalam tendon dari otot quadriceps
femoris, otot kuat di bagian depan paha.
Bila ekstremitas bawah ini diluruskan, patela bisa dirasakan dan bahkan digenggam dengan jari
dan pindah dari sisi ke sisi.

3) Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di
bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies
untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala
fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal
tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.

5)      Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di
bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk
malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

6)      Tarsalia (Pangkal Kaki)


Os tarsalia dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki, terdiri atas :
a)      Talus: berhubungan dengan tibia dan fibula terdiri atas kaput talus, kolumna talus, dan
korpus tali.permukaan atas korpus tali mempunyai bongkol sendi yang sesuai dengan lekuk
sendi, terbentuk dari ujung sendi distal tibia dan fibula yang dinamakan trokhlea tali sebelah
medial permukaan berbentuk bulan sabit (fasies molaris medialis) yang berhubungan
dengan maleolus medialis.
b)      Kalkaneus: terletak di bawah talus, permukaan atas bagian medial terdapat tonjolan yang
dinamakan suntentakulum tali, di bawahnya terdapat sulkulus muskular flexor halusis
longus. Bagian belakang kalkaneus terdapat tonjolan besar tuberkalkanei yang mempunyai
prosesus tuberkalkanei.
c)      Navikulare: pada bagian medial terdapat tonjolan yang dinamakan tuberositas ossis
navikulare pedis, permukaan sendi belakang berhubungan dengan os kunaiformi I, II, dan
III.
d)     Os kuboideum: permukaan proksimal mempunyai fasies artikularis untuk kalkaneus,
permukaan distal mempunyai 2 permukaan untuk metatarsal IV dan V. Pada permukaan
medial mempunyai 2 permukaan sendi untuk navikular dan kunaiformi medialis.
e)      Os kunaiformi, terdiri atas:
-       Kunaiformi lateralis,
-       Kunaiformi intermedialis,
-       Kunaiformi medialis,
-       semuanya berbentuk baji, sedangkan permukaan proksimal berbentuk segitiga. Puncak
dari kunaiformi lateralis menghadap ke atas dan puncak kunaiformi medialis menghadap ke
bawah.
7)      Metatarsalia
Os metatarsalia mempunyai 5 buah tulang metatarsal I, II, III, IV, dan V. Bentuk kelima tulang ini
hampir sama yaitu bulat panjang. Bagian proksimal dari masing-masing tulang agak lebar disebut
basis ossis matatarsale.
Bagian tengah ramping memanjang dan lurus sedangkan bagian distalnya mempunyai
bongkok kepala (kaput ossis matatarsale). Metatarsal I agak besar daripada yang lain, sedangkan
metatarsal V bagian lateral basisnya lebih menonjol ke proksimal disebut tuberositas ossis
metatarsal V.
8)      Falang Pedis
Os falang pedis merupakan tulang-tulang pendek. Falang I terdiri atas 2 ruas yang lebih besar
daripada yang lainnya. Fallang II, III, IV, dan V mempunyai 3 ruas lebih kecil dan lebih pendek
dibandingkan falang I. Pada ibu jari terdapat dua buah tulang kecil berbentuk bundar yang disebut
tulang baji (os sesamoid).
Pada kaki terdapat 4 buah lengkungan.
1.      Lengkungan medial: dari belakang ke depan kalkaneus.
2.      Lengkuna lateralis: dibentuk oleh kalkaneus kuboidea dengan dua tulang metatarsalia.
3.      Lengkungan longitudinal: lengkung melintang metatarsal dibentuk oleh tulang tarsal.
4.      Lengkungan tranversal anterior: dibentuk oleh kepala tulang metatarsal pertama dan kelima.

PERSENDIAN SCELETON EXTREMITATIS INFERIOR

Skeleton extremitas inferior disebut juga dengan rangka anggota bawah yang terdiri dari 66 tulang,
yaitu :

Gelang panggul (cingulum extremitas inferior)

1. Os. Illium : tulang usus


2. Os. Pubis : tulang kemaluan
3. Os. Ischii : tulang duduk

Ketiganya tumbuh menjadi satu yaitu os. Coxae

Rangga anggota bebas (skeleton exstrimitatis liberae inferior) terdiri dari :

1. Os. Femur : tulang paha


2. Os. Tibia : tulang kering
3. Os. Fibula : tulang betis
4. Os. Patella ; tulang tempurung lutut
5. Os. Tarsus : tulang pangkal kaki, terdiri dari :

 Os. Talus : tulang loncat


 Os. Calcancus : tulang tumit
 Os. Naviculare : tulang bentuk kapal
 Os. Cunciforme I : tulang bentuk baji I
 Os. Cunciforme II : tulang bentuk baji II
 Os. Cunciforme III : tulang bentuk baji III

6. Os. Metatarsus (tulang tapak kaki) terdiri dari :


 Os. Metatarsal I,II,III,IV,V
7. Os. Digitipedis (tulang jari-jari kaki) terdiri dari :

 Os. Digitus I (ibu jari) terdiri dari 2 Phalang (ruas jari)


 Os. Digitus II,III,IV,V masing-masing terdiri dari 3 phalang

PERSENDIAN GELANG PANGGUL

 Amphiarthrosis Sacroiliaca :

1. Facies articularis sacralis


2. Facies articularis iliaca

 Symphysis Ossium Pubis :

1. Facies symphyseos dexter


2. Facies symphyseos sinister

 Articulatio Sacrococcygea :

1. Cornu sacralis
2. Cornu coccygea

MYOLOGI EKSTREMITAS INFERIOR


Musculi membri inferioris, sesuai dengan letaknya kelompok otot ini masih dapat dibagi menjadi :
1. Otot-otot pangkal paha
a. Otot-otot daerah illium (bagian dalam)
b. Otot-otot daerah glutea (bagian luar)
2. Otot-otot tungkai atas (paha)
a. Otot-otot loge ekstensor
b. Otot-otot loge adductor
c. Otot-otot loge flexor (otot hamstring)
3. Otot-otot tungkai bawah
a. Otot-otot loge ekstensor
b. Otot-otot loge flexor
c. Otot-otot loge peronei
4. Otot-otot kaki

1. OTOT-OTOT PANGKAL PAHA


a. OTOT DAERAH ILLIUM
Bagian ventral : m. illiopsoas, yang terdiri atas m. psoas major, m. psoas minor, dan m.
illiacus. M. illiopsoas berfungsi sebagai flexi, endorotasi, dan adduksi articulatio coxae
dan diinervasikan oleh n. femoralis.
 M. Psoas Major  di kanan kiri columna vertebralis daerah lumbal
Origo :
 Gigi corpus vertebrae dan cartilage intervertebralis vertebrae Thoracalis
XII dan Lumbalis I-V
 Processus transversus vertebrae Lumbalis I-V

Insertio : Trochanter minor


 M. Psoas Minor  di sebelah ventral m. psoas major
Origo : Sisi corpus vertebrae Thoracalis XII dan Lumbalis I
Insertio :
 Eminentia iliopectinea
 Linen pectinea

 M. Illiacus
Origo :
 2/3 bagian atas fossa iliaca
 Labium internus oritae iliaca
 Basis ossis sacri

Insertio : Tendo m. psoas major dan corpus femoris agak di sebelah caudal
trochanter minor
b. OTOT DAERAH GLUTEA
 M. Gluteus Maximus  paling superficial
Origo :
 Linea glutea posterior ilii
 Fascies posterior bagian bawah sacrum
 Sisi coccyx
 Ligamentum sacrotubelare
 Fascia yang menutupi m. gluteus medius

Insertio : Tuber glutea


Fungsi : Retroflexi dan exorotasi articulation coxae
 M. Gluteus Medius
Fungsi : Abduksi paha (fungsi utama)
 M. Gluteus Minimus
Fungsi : Endorotasi paha (fungsi utama)
 m. gluteus medius dan m. gluteus minimus berorigo di Fascia glutea ilii dan
berinsertio di Trochanter major
 Tensor Fascies Latae  di bagian lateral panggul
Origo :
 SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior)
 Fascia lata

Insertio : Tractus Iliotibialis


Fungsi : fleksi dan abduksi paha (fungsi utama)
 m. gluteus maximus, m. gluteus medius, m.gluteus minimus, dan m. tensor
fascia lata berinervasi di n. gluteus superior
 M. Piriformis  sebagian di dalam&luar rongga pelvis
Origo :
 Ligamentum sacrotuberosum
 Fascies ventralis ossis sacri

Insertio : Trochanter major


Inervasi : Cabang dari n. sacralis I dan II
 M. Obturator Internus  sebagian di dalam pelvis dan belakang articulation
coxae
Origo :
 Fascies palvina dari membrane obturatoris
 Bagian os pubis dan os ischia yang berdekatan dengan formaen
obturatorium

Insertio : Fascies medialis trochanter major


Inervasi : Cabang dari n. lumbalis V dan n. sacralis I dan II
 M. Gemellus Superior
Origo : Spina ischiadica
Insertio : Fascies medialis trochanter major

 M. Gemellus Inferior
Origo : Bagian atas tuber ischiadicum
Insertio : Fascies medialis trochanter major
 m. gemellus superior dan m. gemellus inferior berinervasi pada cabang dari
ramus muscularis
 M. Quadratus Femoris  sebelah caudal m. gemellus inferior, sebelah cranial
m. adductor magnus
Origo : Tuber ischiadicum
Insertio : Linea quadrata
Inervasi : Serabut-serabut dari n. lumbalis IV dan n. sacralis I

 M. Exterator Externus  di sebelah luar rongga pelvis


Origo :
 Fascies externa membrane obturatoris
 Bagian os pubis dan os ischii yang berdekatan dengan foramen
obturatum

Insertio : Fossa trochanterica


Inervasi : cabang dari n. obturatorius
 m. piriformis, m. gemellus superior, m. gemellus inferior, m. quadratus
femoris, dan m. exterator externus berfungsi untuk exorotasi paha

2. OTOT-OTOT TUNGKAI ATAS (PAHA)


Fascia Lata : fascia yang membungkus otot-otot paha
Semua otot yang berada pada tungkai atas diinervasikan oleh n. femoralis
a. LOGE EXTENSOR
 M. Sartorius
Origo :
 SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior)
 Separuh bagian atas incisura dibawahnya
Insertio : Condylus Medialis
Fungsi :
 Flexi paha (articulatiu coxae)
 Flexi cruris (articulation genu)

 M. Quadriceps Femoris
Insertio : Basis patella
o M. Rectus Femoris  di bagian ventral paha
Origo : SIAI (Spina Iliaca Anterior Inferior)
Fungsi :
 Flexi paha
 Extensi tungkai bawah
o M. Vastus Lateralis
Origo :
 Bagian atas linea intertrochanterica
 Tuber glutea
 Bagian depan trochanter major

o M. Vastus Intermedius
Origo : Corpus femoris

o M. Vastus Medialis
Origo :
 Crista supraepicondilaris medius
 Bagian bawah linea intertrochanterica

 mm. vasti berfungsi untuk extensi tungkai bawah


b. LOGE ADDUCTOR
 M. Pectineus  terletak di bagian depan paha, di sebelah craniomedial
Origo : Pecton ossis pubis
Insertio : Linea pectinea femoris
Fungsi : fleksi paha
Inervasi : n. femoralis

 M. Gracillis  terletak di sebelah medial paha (paling superficial)


Origo :
 Bagian bawah fascies syphysialis
 Separuh bagian atas arcus pubis
Insertio : Fascies medialis tibia
Fungsi :
 Adduksi tungkai atas
 Fleksi cruris
Inervasi : n. obturatorius

 M. Adductor Longus  terletak satu bidang dengan m. pectorius


Origo : Fascies anterior pubis
Insertio : Labium medial bagian tengah linea aspera
Fungsi :
 Adduksi tungkai atas
 Fleksi tungkai atas
Inervasi : n. obturatorius
 M. Adductor Brevis  di sebelah dorsal m. pectoneus dan m. adductor longus
Origo :
 Fascies externa corpus
 Ramus inferior ossis pubis
Insertio : Bagian atas linea aspera
Fungsi :
 Adduksi tungkai atas
 Fleksi tungkai atas
Inervasi : n. obturatorius
 M. Adductor Magnus  di sebelah medial femur
Origo :
 Ramus inferior ossis pubis
 Ramus inferior ossis ischia
 Tuber ischiadicum
Insertio :
 Linea aspera
 Crista supracondylaris medialis
 Tuberculum adductorium
Fungsi : Adduksi tungkai atas
Inervasi :
 N. obturatorius
 N. ischiadicus

c. LOGE FLEXOR
Otot-otot yang bekerja pada loge flexor diinervasikan n. Ischiadicus
 M. Biceps Femoris  terletak di bagian posterolateral paha
Origo :
 Caput longum melekat pada tuber ischiadicum
 Caput breve melekat pada labium laterale linea aspera
Insertio :
 Capitulum fibulae
 Condyles lateralis tibae
Fungsi :
 Extensi paha
 Fleksi cruris

 M. Semimembranosus  terletak di bagian posteromedial paha


Origo : Tuber ischiadicum
Insertio : Fascies posterior condyles medialis tibiae
Fungsi :
 Retroflexi paha
 Endorotasi tibia

 M. Semitendinosus  terletak di bagian posteromedial paha


Origo : Tuber ischiadicum
Insertio : Fascies medialis corpus tibiae
Fungsi :
 Retroflexi paha
 Endorotasi tibia

3. OTOT-OTOT TUNGKAI BAWAH


Fascia Cruris : fascia yang menutupi otot tungkai bawah

a. LOGE EXTENSOR
Semua otot pada loge extensor diinervasikan oleh n. peroneus profundus
 M. Tibialis Anterior  di sebelah lateral tibia
Origo : Condylus lateralis tibiae
Insertio :
 Fascies plantaris basis ossis metaternalis
 Fascies medialis ossisc cuneiformis medialis
Fungsi :
 Dorsoflexi
 Spinasi kaki (adduksi dan inversi)

 M. Extensor Digitorum Longus  di bagian lateral depan tungkai bawah


Origo : Condylus lateralis tibiae
Insertio : Basis phalanx media
Fungsi :
 Dorsoflexi kaki
 Pronasi kaki
 Dorsoflexi phalanx proximalis jari II-V

 M. Extensor Hallucis Longus  di antara m. tibialis anterior dan extensor


digitorum longus
Origo :
 Facies anterior fibula
 Membrane interossea
Insertio : Facies dorsalis basis phalangis distalis
Fungsi :
 Dorsoflexi kaki
 Supinasi kaki
 Dorsoflexi phalanx proximalis dari ibu jari kaki

 M. Peroneus Tertius  bagian dari m. extensor digitorum longus


Origo : Fascies anterior 1/3 bagian bawah fibula
Insertio : Fascies dorsalis basis ossis metatarsalis jari kaki V
Fungsi :
 Membantu dorsoflexi kaki
 Pronasi kaki

b. LOGE FLEXOR
Semua otot pada loge flexor diinervasikan oleh n. tibialis
KELOMPOK SUPERFICIAL :
 M. Gastrocnemius  paling superficial, membentuk betis
Origo :
 Caput medialis : condylus medialis femoris
 Caput lateralis : condyles lateralis femoris
Insertio : Facies posterior calcanii
Fungsi :
 Flexi tungkai bawah
 Plantarflexi kaki

 M. Soleus  di sebelah ventral m. gastrocnemius


Origo : Facies posterior caput fibulae
Insertio : Facies posterior calcanii
Fungsi : Plantarflexi kaki

 M. Plantaris  di antara m. gastrocnemius dan m. soleus


Origo : Ligamentum popliteum obliqum
Insertio : Facies posterior calcanii
Fungsi :
 Plantarflexi kaki
 Flexi tungkai bawah
KELOMPOK PROFUNDAL :
 M. Popliteus
Origo :
 Condylus lateralis femoris
 Ligamentum popliteum obliqum
Insertio : Bagian atas medial facies posterior corpus tibiae
Fungsi :
 Flexi tungkai bawah
 Endorotasi tungkai bawah

 M. Flexor Digitorum Longus  di bagian medial profundal loge flexor tungkai


bawah
Origo : Facies posterior corpus tibiae
Insertio : Basis phalangis distalis jari II-V
Fungsi :
 Plantarflexi kaki
 Supinasi kaki
 Plantarflexi jari kaki II-V

 M. Flexor Hallucis Longus  di sebelah lateral m. flexor digitorum longus


Origo : Facies posterior 2/3 bagian bawah fibula
Insertio : Basis phalangis halluces distalis
Fungsi :
 Plantarflexi dan supinasi kaki
 Flexi hallux

 M. Tibialis Posterior  paling profundal


Origo :
 2/3 bagian atas facies posterior corpus tibiae
 facies posterior membrane interossea
Insertio : Tuberositas ossis navicularis
Fungsi :
 plantar flexi kaki
 supinasi kaki

c. LOGE PERONEI
Otot yang bekerja di loge peronei berfungsi untuk membantu plantarflexi dan pronasi
kaki serta diinervasikan oleh n. peroneus superficialis.
 M. Peroneus Longus  superficial, di bagian atas lateral tungkai bawah
Origo :
 Condyles lateralis tibiae
 Facies lateralis caput fibulae
 2/3 bagian atas facies lateralis corpus fibulae
Insertio :
 Facies plantaris ossis cueneiforme I
 Sisi lateral basis ossi metatarsalis I

 M. Peroneus Brevis  lebih profundal


Origo :
 2/3 bagian bawah facies lateralus corpus fibulae
 septum intermusculare anterius dan posterius cruris
Insertio : Tuberositas ossis metatarsalis V

4. OTOT-OTOT KAKI
Fascia Pedis : fascia yang menutupi otot-otot kaki
a. M. Extensor Digitorum Brevis
Origo :
 Lig. Talocalcanei laterale
 Lig. Criciatum cruris
Insertio :
 Tendo I : Facies dorsalis basis phalangis hallucis
 Tendo II, III, IV : Sisi laterak basis phalanx media
Fungsi : Dorsoflexi phalanx proximalis jari kaki I, II, III, IV
Inervasi : n. peroneus profundus

5. OTOT-OTOT TELAPAK KAKI


Lapisan otot telapak kaki dari superficial kearah profundal :
LAPISAN I
 M. Abductor Hallucis
 Flexor Digitorus Brevis
 Abductor Digiti Minimi
LAPISAN II
 M. Quadratus Plantae
 M. Lumbricales

LAPISAN III
 M. Flexor Hallucis Brevis
 M. Flexor Digiti Minimi Brevis
 M. Adductor Hallucis

LAPISAN IV
 M. Interossei Dorsales
 M. Interossei Plantares

TOPOGRAFI EKSTREMITAS INFERIOR


A. SISTEMA NERVOSUM

Plexus Lumbosacralis
Extremitas bawah dipersarafi oleh Plexus Lumbosacralis. Plexus ini berasal dari rami primarii anterior
nervi spinals segmen lumbalis, sacralis, dan coccygealis. Masing-masing membentuk plexus lumbalis
(Th12-L4) dan plexus sacralis (L4-Co1). Segmen S4-Co1 juga dapat disebut sebagai plexus
coccygealis. Kedua plexus dihubungkan dengan Truncus Lumbosacralis.
1. Plexus Lumbalis
 Dibentuk oleh rami primarii anteriores nervi lumbalis I,II, III, dan sebagian IV, serta cabang
kecil n. subcostalis
 Dibentuk dalam substansi m. psoas major di depan processi transverse vertebrae lumbale

Nervus Asal Menginnervasi


N. subcostalis Ramus anterior Th12 Kulit region coxae dalam
crista illiaca dan anterio
trochanter major
N. illiohypogastricus Plexus Lumbalis (L1, Quadran superolateral
terkadang Th12) gluteus
N. illioinguinalis Plexus Lumbalis (L1, Kulit pada trigonum femoris
terkadang Th12) medialis
N. genitofemoralis Plexus Lumbalis (L1-L2) Kulit pada trigonum femoris
lateralis
N. cutaneus femoris lateralis Plexus Lumbalis (L2-L3) Kulit anterior dan lateral
paha
N. obturatorius Plexus Lumbalis (L2-L4) Otot obturator externus dan
adductors paha
N. femoralis Plexus Lumbalis (L2-L4) Otot paha anterior
N. Saphenus N. Femoralis Kulit medial tungkai,
pergelangan kaki, dan kaki
2. Plexus Sacralis
 Dibentuk oleh rami primarii anteriores dari sebagian n. LIV, n. LV, nn.SI-III dan sebagian IV
 Terletak di bagian dorsal pelvis diantara m. piriformis dan fascianya.

Nervus Asal Menginnervasi


N. Splanchnicus Pelvicus Rami primarii anteriores S2- Alat urogenital dan bagian
S3 atau S3-S4 bawah usus besar
N. Pudendus Plexus Sacralis (S2-S4) Saraf ke perineum
N. Clunium Inferior Plexus Sacralis (S2-S3), Kulit bagian gluteus inferior
tertutup n. cutaneus femoris
posterior
N. Gluteus Superior Plexus Sacralis (L4-S1) -M. gluteus medius dan
minimus
-Tensor fascia latae
N. Gluteus Inferior Plexus Sacralis (L5-S2) M. gluteus maximus
N. Cutaneus Femoris Plexus Sacralis (S1-S3) Kulit posterior paha dan
Posterior fossa popliteal
N. Musculi Quadrati Femoris Plexus Sacralis (L4-S1) M. Gemellus Inferior
M. Quadratus Femoris
N. Musculi Obturatorii Interni Plexus Sacralis (L5-S2) M. Gemellus Superior
M. Obturator Internus
N. Ischiadicus Plexus Sacralis (L4-S3) Otot kompartmen posterior
femur
N. Peroneus Communis Plexus Sacralis (L4-S2) Kulit dan fascia
anterolateralis cruris dan
dorsum-pedis, otot cruris, m.
extensor digitorum brevis
N. Suralis Ramus cutaneus suralis dari Kulit posterolateral tungkai
N. Tibialis dan batas lateral kaki
N. Plantaris medialis r. terminalis N. Tibialis -M. Abductor Hallucis
-M. Flexor Digitorum Brevis
-M. Flexor Hallucis Brevis
-M. Lumbricales I
N. Plantaris Lateralis r. terminalis N. Tibialis -M. Quadratus Plantae
-M. Adductor Digiti Minimi
-M. Digiti Minimi Brevis
-M. Interossei Dorsalis dan
Plantaris
N. Fibularis Communis N. Ishciadicus Kulit lateroposterior tungkai
Articulatio Genu
3. Plexus Coccygeus
 Ramus primaries anterior nervus S4 dan S5 berjalan ke caudal di samping os coccygis serta
berhubungan dengan n. coccyges membentuk plexus coccygeus
 Sebagian mensyarafi m. coccygeus dan m. levator. Sebagian lain mensyarafi kulit

B. SYSTEMA ARTERIOSUM

1. Arteri Femoralis

 lanjutan dari arteri iliaka eksterna

 membawa darah ke bagian distal untuk mendarahi otot  paha

 ukurannya paling besar diantara arteri yang ada pada ektermitas bawah

 dibagi menjadi 2 bagian yaitu : arteri femoralis superior/superfisialis dan arteri femoralis
profunda

2. Arteri Poplitea
 pertemuan antara arteri femoralis superior denganarteri  femoralis profunda yang masuk fosa
poplitea menjadi ateri poplitea

 mendarahi otot sekitar lutut

 dibagi menjadi cabang yaitu : arteri Tibialis Anterior dan Tibio Feronial

Peredaran Darah Arteri:


 Disuplai oleh arteri femoralis (kelanjutan arteri iliaka eksterna)
 Arteri femoralis bercabang menjadi arteri femoralis profunda (dalam)

 Arteri femoralis bergerak turun disebelah anterior paha.

 Pada bagian paha bawah arteri femoralis menyilang diposterior  ----   arteri poplitea

 Di bawah lutut arteri poplitea terbagi menjadi: arteri tibialis anterior dan arteri tibialis posterior

 Arteri tibialis anterior  bergerak melintasi lekukan pergelangan kaki menuju bagian dorsal


-------- arteri dorsalis pedis

 Arteri tibialis posterior  turun menyusuri betis dari kaki bagian bawah  dan bercabang
menjadi :arteri plantaris medial dan arteri plantaris lateral.

 Keduanya membentuk arcus plantaris (mendarahi telapak kaki)

C. SYSTEMA VENOSUM

……………………..
 Pembuluh darah vena memiliki tiga lapisan seperti arteri.
 Tetapi lapisan tengahnya berotot lebih tipis dari lapisan arteri.
 Mudah kempes dan kurang elastis.
 Oleh karena itu pembuluh darah vena dalam anggota gerak mengalir secara gravitasi dan
berdasarkan pompa otot.

Macam-macam Vena pada Ekstremitas Bawah

1.       Vena Femoralis Superfisialis


Vena Femoralis Superfisialis adalah cabang dari vena femoralis communis. Letakknya lebih ke
superfisialis, dimana vena ini membawa darah dari otot paha bagian dalam menuju ke jantung.

2.       Vena Femoralis Profunda

Vena femoralis profunda adalah cabang yang membawa darah dari otot  paha bagian dalam.

3.       Vena Poplitea

Vena Poplitea merupakan pertemuan antara vena femoralis superfisialis dan vena femoralis profunda
yang masuk fosa poplitea, menjadi vena poplitea yang membawa darah dari otot sekitar lutut.

4.       Vena Tibialis Anterior

Vena Tibialis Anterior adalah cabang pertama poplitea yang mengalir sepanjang permukaan dari
membrane interoseus di bagian depan kaki. 

Vena tibialis anterior ini akan menjadi vena dorsalis pedis.

5.       Vena Tibialis Posterior

Vena Tibialis Posterior yaitu vena yang membawa darah dari bagian medial dan posterior dari kaki
bawah.

6.       Vena Peronial

Vena Peronial yaitu vena yang membawa darah dari lateral dan posterior kaki bagian bawah.

7.       Vena Perforator

Vena Perforator yaitu pembuluh darah vena yang menghubungkan antara vena superfisialis dengan
vena dalam.

Peredarahan Vena Ekstremitas Bawah


 Di anggota bawah, vena tibialis anterior dan posterior bersatu menjadi vena poplitea, yang
kemudian menjadi vena femoralis dan akhirnya menjadi vena iliaka komunis.
 Vena iliaka kanan dan kiri bersatu dan terbentuk vena kava inferior (dekat dengan ginjal).
 Vena tepi terletak langsung di bawah kulit dan berhubungan dengan vena dalam pada titik-titik
tertentu sebelum batang vena besar sampai pada jantung.
 Arkus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik melalui vena saphena
magna dibagian anterior medial tungkai bawah. 
 Vena saphena magna tersebut akan bermuara di vena vemoralis.
 vena saphena parfa yang berasal dari bagian posterior tungkai bawah akan bermuara pada
vena popliteal dan berakhir di vena vemoralis
 Vena tibialis anterior dan vena tibialis posterior juga bermuara pada vena poplitea dari vena
vemolaris akan berlanjut ke vena iliaka eksternal lalu menuju vena iliaka komunis dan
selanjutnya vena kava inferior

Latihan (Tugas kasus)

Kasus terintegrasi:

Seorang pemuda berusia 18 tahun mengalami kecelakaan motor dan kemudian dilarikan ke rumah
sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan fraktur pada corpus femur dan tidak dapat ditemukan
nadi saat dilakukan pulsasi pada lipat paha.

1. Pembuluh darah apa yang mengalami kerusakan ? arteri femoralis

2. Mengapa nadi tidak dapat ditemukan pada saat dilakukan pulsasi? Disebabkan pecahnya
arteri karena trauma

3. Arteri tersebut melewati lacuna vasorum bersama? Vena femoralis

4. Cabang terbesar dari arteri tersebut adalah arteri profunda femoris

6.3 Penutup

A. Rangkuman

Tabel 6. Rangkuman gejala khas gangguan pada ekstremitas inferior

GANGGUAN GEJALA KHAS

Hernia femoralis Benjolan lipatan paha

Gluteus medius gait Bila bertumpu pada sisi lumpuh, berjalannya miring, tidak
seimbang

B. Tes Formatif

1. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke praktik dokter umum dengan keluhan nyeri dan
timbul benjolan pada pangkal ibu jari kaki kanan yang sudah diderita selama 3 bulan ini. Pada
pemeriksaan fisik tampak pangkal ibu jari kanan tersebut nyeri bila digerakkan serta pada sisi
lateralnya terdapat benjolan dengan diameter 2 cm yang melekat pada dasar. Pemeriksaan asam
urat darah meningkat. Diagnosis keadaan di atas adalah

A. Artritis Gout
B. Artritis Reumatoid
C. Sinovitis Vilonodular
D. Artritis Tuberkulosis
E. Osteoartritis

2. Perempuan 18th, nyeri diujung kaki kiri sejak 5 hari yang lalu, jari tsb tampak pucat dan dingin
dibanding kaki kanan. Pulsasi hanya jelas teraba di inguinal tetapi lemah. sejak 1bln yang lalu
sakit kepala terus menerus. TD di lengan kiri-kanan sama, tetapi TD di tungkai kiri lebih lemah
dari yang lain. Diagnosis paling mungkin?

A. Arterioskelosis
B. Arterosklerosis Obliterans
C. Tromboflebitis
D. Tromboangitis Obliterans
E. Arteritis Takayasu

C. Umpan Balik

Mahasiswa diwajibkan memperluas referensi dari perpustakaan dan atau melalui e-learning/book dan
journal ilmiah di internet. Pemahaman selanjutnya di diskusi kasus penyakit pada mata kuliah belajar
bertolak berdasarkan masalah (BBDM).

D. Tindak Lanjut

Apabila mahasiswa harus mampu menjawab 80% semua pertanyaan tes formatif dengan benar, maka
mahasiswa dianggap telah dapat memahami pokok bahasan ini. Selanjutnya mahasiswa dapat
mempelajari pokok bahasan lain.

Bila belum mencapai 80% diharapkan mahasiswa mempelajari kembali, menghafal rangkuman.

E. Kunci Jawaban Tes Formatif:

1. A. Artritis Gout

2. E. Arteritis Takayasu
Daftar Pustaka

1. Diktat Anatomi Osteologia Fakultas Kedokteran UNDIP


2. Diktat Anatomi Myologia dan Arthrologia Fakultas Kedokteran Undip
3. Diktat Anatomi Topografi Fakultas Kedokteran UNDIP

Senarai

Anamesis :riwayat medis diperlukan untuk menegakkan diagnosa penyakit.

Onset :penampilan pertama dari tanda-tanda atau gejala suatu penyakit.

Anda mungkin juga menyukai