Anda di halaman 1dari 8

Bersenandung Sutera ke 

Singapura
May 18, 2011 at 7:58 am · Filed under Malaysia, Singapore, Traveling
·Tagged angkutan umum, bis, kereta api

Lori Kuno di Stasiun Tanjong Pagar

“Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui” sepenggal pepatah yang


sering kita dengar disekolah dulu. Menerapkan pepatah tersebut,
sekali melakukan perjalanan dua tiga negara disinggahi. Perjalanan
kali ini memang berawal dari Kuala Lumpur di Malaysia, namun tak
menghalangi niatku untuk menuju Singapura, negara kepulauan kecil
di ujung semenanjung Melayu.
KL Sentral

Statsiun KL Sentral yang sudah terintegrasi dengan berbagai macam


transportasi darat seperti Taxi, Bis, Kereta Listrik Komuter, Monorail,
MRT, dan Kereta Api Antar Negara sangat memudahkan bagi
penggunanya terlebih untukku. Tak perlu lagi berjalan jauh untuk
berganti moda transportasi yang menghubungkan berbagai kota di
Malaysia dan beberapa negara tetangga seperti Thailand dan
Singapura. Kecuali stasiun monorail yang masih berada tak jauh diluar
gedung utama KL Sentral dan masih dalam tahap pembangunan untuk
diintegrasikan dengan stasiun KL Sentral, semua sudah terhubung di
satu gedung KL Sentral. KL Sentral sendiri  buatku lebih terkesan
seperti pusat perbelanjaan dengan berbagai macam kios didalamnya
daripada sebuah stasiun terintegrasi. Nyaman untuk sekedar
menunggu kedatangan kereta karena bersih, tak ada pedagang
asongan, pengamen ataupun asap rokok.

Gerbong Senandung Sutera

Tak sulit menuju Singapura melalui Kuala Lumpur. Selain dengan


menggunakan Bis, bisa juga dengan menggunakan Kereta Api. Jadwal
keberangkatan kereta api dari KL Sentral ada 3 kali dalam sehari, pagi,
siang, dan malam hari. Sengaja ku ambil jadwal keberangkatan di
malam hari untuk menghemat waktu perjalanan dan menghemat biaya
penginapan. Ini karena didalam kereta yang bernama “Senandung
Sutera” tempat untuk penumpang bukan berupa kursi untuk duduk
melainkan tempat tidur bertingkat. Agar tak kehabisan, tiket kubeli
pagi hari sesampainya di KL Sentral dari LCCT. Harga tiket untuk
tempat tidur atas dan bawah pun berbeda, MYR 46 untuk tempat tidur
bawah dan MYR 40 untuk tempat tidur atas. Tentu saja ku pilih yang
atas.

Berangkat dari KL Sentral 28 April 2011 pukul 22.30 dan dijadwalkan


tiba di Singapura jam 7.00 esok paginya. Sekitar pukul 6 pagi kereta
berhenti di stasiun Johor Bahru, kota terakhir Malaysia yang
berbatasan dengan Singapura. Kereta berhenti agak lama di stasiun ini
karena setidaknya 2 petugas imigrasi Malaysia masuk ke setiap
gerbong kereta untuk melakukan pengecekan  paspor para
penumpang. Sekitar 45 menit kemudian kereta kembali melanjutkan
perjalan ke Singapura melewati selat Johor. Di jembatan selat Johor ini
terlihat banyak sekali kendaraan dari Malaysia yang menuju Singapura
dipagi hari, terutama motor, mungkin warga Malaysia yang bekerja di
Singapura.
Woodlands checkpoint

Tak lama berjalan, kereta berhenti lagi di stasiun berikutnya,


Woodlands, kali ini sudah sampai di wilayah Singapura. Semua
penumpang turun dari kereta dan menuju ke gedung stasiun untuk
proses imigrasi, prosesnya sama seperti imigrasi di bandara.
Penumpang yang telah selesai proses imigrasi menunggu diruang
tunggu, sampai semua penumpang selesai proses imigrasi memasuki
Singapura. Ruang tunggu ini tanpa kursi, berpembatan kaca, dan di
kedua sisinya terdapat toilet. Jadi hanya bisa berdiri atau sekedar
berjongkok.

Stasiun Tanjung Pagar

Tujuan akhir kereta Senandung Sutera ini adalah stasiun Tanjung Pagar
di selatan Singapura, berjarak kurang lebih 30 menit dari Woodlands
yang berada di utara negara ini. Dari stasiun Tanjung Pagar, perjalanan
menuju ke daerah-daerah lain di Singapura  bisa dilanjutkan dengan
Bis atau MRT yang halte dan stasiunnya tak jauh dari stasiun Tanjung
Pagar. Keluar dari st. Tanjung Pagar, tujuanku adalah Chinatown untuk
mencari hostel. Dengan menggunakan bis kota nomor 80 seharga SGD
1, Chinatown berada pada halte bis ke 4 dari Tajung Pagar.

               

Kesan menaiki kereta ber-AC yang harga tiketnya terbilang murah ini
(jika dibandingkan kereta ber-AC dengan jarak tempuh yang sama di
Indonesia) adalah sangat nyaman dan bisa tidur nyenyak, tak ada
pedagang asongan, pengamen, ataupun sampah yang bertebaran.
Toiletnya pun bersih dan tidak bau. Jadi, sangat direkomendasikan
sekali menggunakan kereta ini bagi para traveler yang sangat ketat
akan budget dan jadwal perjalanan untuk pergi ke Kuala Lumpur dari
Singapura atau sebaliknya.

 
 
 
 
 
 
Backpacker ke Singapore
via Kuala Lumpur
REP | 24 May 2011 | 20:03 Dibaca: 3300    Komentar: 10    Nihil

Saya yakin banyak orang yang ingin berlibur dan berhibur ke Singapore.
Namun, merasa khawatir akan mengeluarkan beaya cukup mahal. Maklum di
Singapore terkenal mahal beaya hidup dan juga charge hotelnya. Masalah
tersebut dapat disiati dengan berangkat dari Kuala Lumpur, misalnya.

Sebagai perbandingan penukaran mata uang kedua negara dari USD sbb:
USD 100 = kl RM 300; sedangkan USD 100 = kl SD 123. Hampir dua kali lipat
bila kita belanjakan di Singapore.

Banyak penerbangan murah dari tanah air ke KL, seperti promosi yang selalu
ditawarkan oleh penerbangan yang ngetop dengan harga murahnya. Untuk
tinggal di KL, juga bisa mencari hostel atau hotel murah dengan harga kl RM
50. Yang penting dapat istirahat. Untuk transportasi di KL dapat
menggunakan LRT (kereta listrik) yang cukup murah dan nyaman serta tidak
kena macet. Saya tidak ceritakan soal jalan-jalan di KL ini. Nanti ditulisan
berikut.

Untuk ke Singapore dari KL, bisa menggunakan kereta (train). Namanya KTM
(Kereta Api Tanah Melayu) dari KL Sentral. Hampir semua moda transportasi
berhenti di Terminal Utama KL ini. Di Jakarta dulu seperti Lapangan Banteng
(Sekarang sudah tidak ada). KTM tersebut namanya KTM Intercity
(Antarbandar). Karcisnya cukup murah, hanya RM 34 sekali jalan untuk kursi
duduk (tidak tidur). Tapi bila beli sekali jalan doang, kena mahal beli di
Singapore karena dicharge dengan Dolar Singapore. Saya sarankan beli PP.
Bagi yang mau menghindari biaya hotel di Singapore, bisa beli esok harinya.
KTM tersebut ada yang berangkat malam, dari KL jam 23.00 dan tiba di
Singapore (Stasiun Tanjong Pagar jam 07.00); dan bisa beli tiket balik ke KL
pada esoknya, berangkat dari Singapore ke KL jam 22.30 di loket KTM KL
Sentral.

Kemudahan menggunakan KTM ini adalah proses imigrasi Negara Malaysia


dilakukan oleh petugas di dalam kereta, sehingga kita tidak perlu turun di
stasiun Johor Baru. Kemudian, ketika masuk ke Singapore, semua
penumpang turun di stasiun Woodland untuk pemeriksaan imigrasi
Singapore(cap pasport). Disitu dapat istirahat dengan menggosok gigi dan
cuci muka. Hanya kl 30 menit semuanya selesai dan kereta berangkat
langsung ke stasiun terakhir (Tanjong Pagar).

Seharian, dari pagi dapat dimanfaatkan untuk keliling Singapore tanpa perlu
menginap di hotel. Setibanya di Tanjong Pagar, kita dapat langsung memulai
pengembaraan di Singapore. Stasiun tersebut dekat sekali dengan Vivocity,
mall yang juga terminal monorel ke Pulau Sentosa. Keluar stasiun belok
kanan menuju Keppel Road, kita menyeberang dan berjalan kali ke arah
Barat menuju Vivocity. Mau naik bus juga boleh, cuma satu halte saja.
Karcisnya SD 1. Tapi bagi backpacker bisa jalan kaki, cuma 5 menit dan juga
masih pagi sehingga belum terasa panas. Setibanya di Vivocity bisa langsung
ke Pulau Sentosa dengan harga karcis SD 3 PP. Puaskan disitu untuk
mengambil gambar dan berfoto ria sampai puas dan teler, hehehe. Ada tiga
halte di situ, halte pertama Studio Universal, kedua Imbiah ada patung
Merlion, dan ketiga Sentosa Beach. Setelah puas berfoto, perjalanan bisa
dilanjutkan dengan menggunakan MRT dari vivocity menuju Harbour Front
(MRT terakhir di Selatan).

Dari Harbour Front, yang paling dekat, menuju China Town untuk
mengabadikan lokasi dan berfoto. Puas di situ, bisa dilanjutkan ke Orchad,
tempat yang sangat terkenal di Singapore bagi orang kaya shoping. Puas
poto-poto bisa dilanjutkan perjalanan ke Little India (bagi yang suka). Jangan
lupa, dari Orchad pindah MTR di Gaby Ghout. Bisa dilihat di peta di setiap
stasiun MTR dengan menandai warnanya. Di little India ini, aroma Tamil
sangat kentara dan bau khasnya. Cukup berpoto-poto saja untuk sekedar
tahu.

Saya kira, sudah beberapa jam sudah kita lakukan, pasti perut lapar dong.
Bagi yang mencari makanan halal, bisa menuju Mustafa Center, sebuah
tempat shoping yang katanya murah. Tapi masih mahal, bahkan masih lebih
mahal dibandingkan di Wan Cai di Hongkong. Ke Mustafa Center bisa
menggunakan MTR dan turun di stasiun Ferer Park. Hanya 4 menit dari situ
kita sudah sampai di Mustafa Center, untuk makan siang sekenyang-
kenyangnya. Menu restoran kebanyakan masakan India tapi ada juga
restoran Madura dan Vegetarian. Untuk lebih irit, bisa pesan nasi Biriani
kosong (tanpa lauk), karena nasinya sudah ada bumbu dan rasanya enak.
Saya sendiri bisa menghabiskan dua piring, karena nambah lagi. Kalau mau
ditambah lauk pun boleh, heheheee. Jangan terlalu ngirit.

Setelah kenyang, kita bisa istirahat di Masjid Aguilla, di dekat Mustafa Center,
atau bisa masuk ke Mustafa Center dulu, bagian farfum. Bisa tester gratis dan
pakaian menjadi harum setelah berkeringat sejak pagi. Setelah itu baru ke
masjid, untuk shalat jamak dan qashar (Zhuhur dan Ashar) dan juga istirahat.
Bila ada waktu, bisa berkunjung ke Kampung Melayu di Singapore, kita naik
MRT menuju Paya Lebar. Dari situ kita menuju Geylang Road dan ke
Geylang Serai Market. Kawasan ini merupakan kawasan Melayu. Cukup
mengambil gambar dan bila masih sempat ke Bugis. Bila tidak ada waktu, dari
Paya Lebar bisa langsung ke Rafles Park (Marina Bay), tempat yang terkenal
dengan patung Merlion, saat ini dibuat hotel dan dibuka pada tgl. 6 Juni 2011.
Bagusnya kesini agak sore, jam 5-an ke atas. Puaskan poto-poto disitu
hingga malam. Jadi dapat dua kali suasana berpoto ria, sebelum ada
gemerlap lampu dan sesudahnya.

Pasti lelah seharian berjalan dan menikmati liburan. Sudah waktunya balik ke
KL lagi. Dari Rafless Park dengan MRT menuju stasiun Tanjong Pagar (cuma
satu halte). Tapi kita harus berjalan sekitar 10 menit menuju stasiun dari situ.
(Maklum, jalan kereta KTM itu masih milik Malaysia sehingga tidak
dihubungkan dengan MRT langsung seperti stasiun MRT lainnya oleh
pemerintah Singapore). Kita keluar ke arah Hotel Amara. Dari situ, mengikuti
Tanjong Pagar Road hingga ketemu Keppel Road. Ada beberapa sign yang
bisa dijadikan patokan antara lain St. Andrew’s Centre, Cantonment Rd,
Cantonment Central di Keppel Road dan didepannya kita sudah sampai di
stasiun Tanjong Pagar.

Pasti kita belum shalat Maghrib dan Isya. Disitu kita bisa shalat. Tempatnya
diatas restoran India (semacam warteg). Kita bisa bersih-bersih, kencing dan
shalat. (Kencing si WC umum bayar 20 sen). Di Mushalla gratis. Sambil
menunggu keberangkatan ke KL, kita bisa menikmati minuman atau makan
ringan.

Sebagai catatan penting, jangan terlambat karena tidak ada pengumuman


melalui pengeras suara, dll. Hanya sesuai dengan jadual saja. Terlambat bisa
ditinggal kereta karena keasyikan istirahat di Mushalla. Usahakan 30 menit
sebelum keberangkatan sudah ada di ruang tunggu. Tepat jam 22.30 kerta
berangkat ke KL setelah pengecekan paspor oleh petugas imigrasi Malaysia.

Note: Selama perjalanan, jangan lupa selalu membawa air minum dalam
ransel kita. KTM ada kelas Utama yang bisa tidur sehingga selesa (rileks)
sebagaimana tidur sebenarnya. Cuma harganya lebih mahal. RM 80. Tiba di
KL, jam 07.00, masih bisa shalat subuh dan sikat gigi. Bagi yang akan online
check-in, dapat mampir di toko buku dan money changer …@mag yang
langsung dapat diprint

Anda mungkin juga menyukai