Anda di halaman 1dari 3

Nama : Stiven Ignasio Manurung

Nim : 2222220051
Kelas : II A
Mata Kuliah : Sastra Lisan
Dosen Pengampu : Ahmad Supena,. S.Pd, MA

Sejarah Stasiun Walantaka

Matahari dipagi ini sangat cerah. Aku memulai aktivitas seperti biasa, bangun pagi,
mandi, menyiapkan sarapan yang simple untuk anak kuliah. Setelah selesai sarapan
aku langsung berangkat menuju kampus dengan kendaraan yang setia menemani ku
mulai dari aku SMA, ya benar sepeda motor tua kesayanganku. Ku hirup udara segar
dari banyaknya tumbuh-tumbuhan di sepanjang jalan. Disuatu jalan mataku terpanah
dengan adanya jalur kereta api di jalan tersebut. Hatiku tertarik dengan adanya jalur
kereta api tersebut sehingga membuat pikiranku tertarik juga dan membuat seluruh
badan ini ingin mencari tahu tentang stasiun tersebut. Siang hari pun tiba, mata
kuliah pada hari ini telah selesai, dan rasa penasaranku tidak hilang hilang, sampai
akhirnya aku memutuskan untuk mampir berkunjung ke stasiun tersebut sebelum
aku pulang kerumah.

Setelah aku bertanya kepada orang-orang pengguna jalan, sampailah aku ketempat
yang membuat aku penasaran sedari pagi tadi. Ku parkirkan motor terlebih dahulu,
saat berbalik badan, aku melihat plang/ papan stasiun yang bertuliskan “Walantaka”.
Nama itu adalah suatu nama daerah yang berada disekitar Serang. Aku berjalan
perlahan mengamati stasiun itu, dengan sisa-sisa bangunan yang menurutku adalah
ciri khas bangunan Belanda. Semakin besar lah rasa penasaranku dengan stasiun
tersebut. Aku mulai mencari informasi tentang stasiun tersebut. Dan betapa
senangnya aku, karena aku bertemu dengan salah satu warga lokal yang paham
mulai dari stasiun itu terbentuk atau sejarah tentang stasiun tersebut. Aku
mendapatkan begitu banyak informasi merngenai stasiun tersebut.
Informasi yang kudapatkan cukup jelas dan masuk akal dengan pemandangan yang
sebelumnya aku lihat. Dimulai dari sejarah stasiun tersebut hingga manfaat stasiun
tersebut bagi masyarakat sekitar. Stasiun Walantaka terbentuk pada tahun sekitar
1890 dan mulai dibuka serta beroperasinya stasiun tersebut mulai dari tahun 1900.
Dan benar seperti dugaanku ternyata stasiun tersebut dibangun pada zaman
Belanda. Awal mula stasiun tersebut dibangun mempunyai tujuan untuk
mempermudah angkutan komoditas hasil tanam paksa ketika zaman penjajahan
Belanda. Tetapi kereta sendiri merupakan salah satu transportasi yang bisa
dimanfaatkan warga sekitar dari awal berdirinya stasiun tersebut. Karena jalur kereta
api tersebut menghubungkan wilayah Jakarta, Rangkas Bitung, Serang, yang sudah
jelas begitu membantu warga sekitar untuk melakukan aktivitas diluar Serang.
Stasiun Walantaka juga mengalami perubahan yang mengikuti perkembangan
zaman. Mulai dari bentuk kereta hingga ada perluasan bangunan stasiun tersebut.
Tetapi tetap meninggalkan ciri khas bangunan Belanda yang banyak orang pasti tahu
setelah melihat bentuk bangunan stasiun tersebut.

Tidak hanya itu, aku pun jadi mengetahui bahwa pada stasiin tersebut pernah terjadi
tragedi dan memakan korban seorang siswi yang tertabrak kereta express
dikarenakan siswi tersebut berswafoto didekat rel kereta tersebut. Peristiwa itu
belum lama terjadi sehingga masih jelas diingat oleh masyarakat disana.

Dari sejarah Stasiun Walantaka, aku banyak mendapatkan pelajaran dan


pengetahuan, seperti banyak orang yang terlibat pada pembangunan stasiun
tersebut, tetapi ada juga dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat disana
yaitu dengan adanya stasiun tersebut adalah mempermudah masyarakat dalam
bepergian, dana ada pelajaran yang aku dapat dari musibah yang terjadi yaitu berhati
-hati dalam mengabadikan foto.

Akhirnya rasa penasaranku telah berubah menjadi kepuasan karena apa yang ingin
kuketahui sudah tercapai. Tidak terasa matahari hampir terbenam, dan langitpun
mulai berubah warna, menunjukkan waktu sore yang akan berganti menjadi malam.
Aku bersiap-siap pulang, kuambil sepeda motor kesayanganku dan kunyalakan.
Setelah itu aku mulai berkendara meninggalkan tempat yang begitu menarik dan
mulai ku jalan menuju rumah.

Anda mungkin juga menyukai