Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN JALAN REL

TUGAS 2: EMPLASEMEN STASIUN SOLO BALAPAN

Dosen Pengajar :
Bambang Drajat, Ir, MM

Disusun Oleh :
Rizky Fauzan Rahim (41119310033)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
Nama : Rizky Fauzan Rahim
NIM : 41119310033
Mata Kuliah : Perancangan Jalan Rel
Dosen : Bambang Drajat, Ir, MM

Tugas 2!
Membuat tulisan tentang emplasemen, Solo!

Stasiun Solo Balapan di


tetapkan sebagai Bangunan
Stasiun Cagar Budaya
Berdasarkan SK Bupati Nomor
646/1-R/1/2013. Bangunan
Stasiun Solo Balapan terdiri dari
dua terminal atau emplasemen
selatan dan utara. Emplasemen
selatan memiliki lima jalur
sepur, sedangkan emplasemen
utara memiliki tujuh jalur sepur.
Emplasemen selatan umumnya
dipakai untuk pelayanan kereta
api penumpang, sementara
emplasemen utara lebih
diperuntukkan untuk pelayanan
kereta api barang.

Stasiun Solo Balapan


bagian utara mulai dibangun
pada tahun 1870 oleh
perusahaan kereta api
Nederlandsch Indische
Spoorweg Maatschappij (NIS)
pada lahan milik Keraton
Mangkunegaran. Stasiun ini
merupakan salah satu stasiun
besar tertua di Indonesia setelah
Stasiun Semarang Tawang.
Bangunan stasiun bagian selatan
dirancang oleh Herman Thomas
Karsten, seorang arsitek
kenamaan beraliran Indische,
pada tahun 1927.
Bangunan emplasemen utara yang dibangun lebih awal dirancang sebagai sebuah
bangunan gedung memanjang, dengan atap pelana tanpa teritisan dibagian sofi-sofinya. Di bagian
tengah bangunan yang memanjang tersebut diletakan bangunan utama yang berfungsi sebagai hall
kedatangan penumpang serta kantor administrasi stasiun dengan dimensi yang berbeda sehingga
tampak seperti menara. Menara memiliki bentuk atap yang mengambil inspirasi bentuk atap lokal
dengan dua tekukan kemiringan yang berbeda dan diberi akhiran ornamen pada puncak bubungan.
Itulah ciri bangunan gedung bergaya Nieuwe Bouwen yang dikombinasikan dengan elemen lokal,
sebagai mana terlihat jelas pada jenis konstruksi atap peron dan raut profil yang dibuat di pilaster-
pilasternya.

Bangunan emplasemen utara berkarakter Nieuw Bouwen yang dikombinasikan dengan


elemen lokal. Bagian pintu masuk, hall dan kantor administrasi diletakkan di tengah dalam bentuk
seperti menara sehingga menjadi vocal point bangunan ini.

Deretan kolom-kolom pada emplasemen utara yang membentuk suatu irama. Bila
didasarkan pada pengamatan yang berkesinambungan, terlihat proses sesuatu yang bergerak yang
mampu menggugah rasa keindahan suatu obyek.

Bentuk bukaan dinding pembatas antara peron dan ruang tunggu pada emplasemen utara
dengan ornamen berupa cornice merupakan bentukan desain untuk mencapai keselarasan. Cahaya
buatan yang terpancar dari lampu yang berada di langit-langit peron pada malam hari menciptakan
suasana yang membuat suatu karya arsitektur menjadi terasa lebih indah.

Emplasemen selatan merupakan bangunan yang lebih baru dengan langgam bangunan
yang merupakan penggabungan antara arsitektur lokal dan modern. Bangunannya terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kanopi dropoff yang merupakan penambahan baru, bagian hall dengan loket
dan kantor administrasi, serta bangunan emplasemen. Bangunan hall dirancang dengan atap
bertumpuk tiga sejajar yang tidak menunjukkan ciri arsitektur lokal. Sedangkan bentuk atap kanopi
drop-off mirip pendopo yang diadopsi dari arsitektur setempat dengan konstruksi kolom beton.
Bangunan emplasemen berupa bangunan panjang beratap pelana dengan struktur baja.

Susunan atap tiga lapis berbentuk limasan menaungi bangunan utama emplasemen selatan
dimana ruangan yang berada dibawahnya adalah hall dan loket penjualan tiket. Tiang tinggi
menjulang pada puncak atap selain berfungsi sebagai penanda bangunan utama, juga berfungsi
sebagai penangkal petir.

Struktur dan konstruksi penutup atap kanopi drop-off berbentuk jurai dengan material besi
sebagai rangkanya dan seng galvanis sebagai penutup. Salah satu penerapan komposisi simetri
tercermin pada deretan jendela yang terdapat di bagian atas bangunan koridor yang difungsikan
sebagai tempat untuk mengamati perjalanan kereta api.
Jalur 11 Parkir kereta
Jalur 10 Langsiran
Jalur 9 ← (Purwosari) KA BIAS tujuan Klaten
Bangunan keberangkatan KA Bandara
Jalur 8 KA BIAS tujuan Bandara Internasional Adisoemarmo (Kadipiro) →
Sisi utara Peron pulau
Keberangkatan dan kedatangan KA lokal Jateng-DIY dari arah timur via
Jalur 7
Gundih
Peron pulau
Keberangkatan dan kedatangan KA lokal Jateng-DIY dari arah barat via
Jalur 6
Gundih
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan KA dari arah barat

Bangunan tengah (NIS)

Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur
Jalur 5 Keberangkatan dan kedatangan KA antarkota dari arah timur
Jalur 4 ← (Purwosari) Lin Yogyakarta tujuan Yogyakarta
Peron pulau
Sisi Jalur 2 Sepur lurus arah Yogyakarta
selatan
Keberangkatan dan kedatangan KA antarkota dari arah barat
Jalur 1 Keberangkatan dan kedatangan KA antarkota dari terminus
Sepur lurus arah Madiun
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan kedatangan KA dari arah barat
G Bangunan utama stasiun

Anda mungkin juga menyukai