Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stasiun Bondowoso (kode: BO) mempunyai ketinggian ±253 mdpl dan
merupakan stasiun kereta api non-aktif yang terletak di kabupaten
Bondowoso, propinsi jawa timur. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api
terbesar di Kabupaten Bondowoso.
Stasiun ini dulu melayani kereta api lokal tujuan Jember dan Panarukan.
Pada tahun 2004 kereta ini dinonaktifkan karena prasarana yang sudah tidak
siap operasi. Stasiun Bondowoso berjarak hanya 1 km dari alun-alun kota
Bondowoso.
Tidak jauh dari sini terdapat pula gerbong maut yang dulu dipakai oleh
tentara Belanda untuk membawa tawanan dari Bondowoso ke Surabaya.
Stasiun ini dulu mempunyai 6 jalur kereta api, namun sebelum dinon-atifkan
tinggal 2 jalur saja. Saat ini Stasiun Bondowoso telah dilakukan pemugaran
dan perbaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Dimana letak Stasiun Kabupaten Bondowoso ?
2. Bagaimana sejarah dari Stasiun Kabupaten Bondowoso ?
3. Kapan berdirinya Museum Stasiun Kabupaten Bondowoso ?
4. H

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui letak Stasiun Kabupaten Bondowoso.
2. Dapat mengetahui sejarah Stasiun Kabupaten Bondowoso.
3. Dapat mengetahui kapan berdirinya Museum Stasiun Kabupaten
Bondowoso.
4. J
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Letak Stasiun Kabupaten Bondowoso

Stasiun Bondowoso terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan


Kademangan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Bondowoso merupakan sebuah kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan
dengan Situbondo di sisi utara, Banyuwangi di timur, Jember di selatan, dan
Probolinggo di barat.

Informasi lain

Operator Daerah Operasi IX Jember


Kelas stasiun I

Singkatan stasiun BO

Nomor stasiun 5607

Ketinggian +253 m

Letak km 241+826 lintas Surabaya Kota-Probolinggo-Kalisat-


Panarukan
Layanan Hanya sebagai museum KA dan untuk pemesanan tiket
kereta api

Pemesanan tiket Sistem tiket online, melayani pemesanan langsung di loket

Fasilitas

Jumlah peron 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama
agak tinggi)

Jumlah jalur 2 (jalur 2: sepur lurus)

Fasilitas parker Ya

ITEM PEKERJAAN MELIPUTI :

A. Pekerjaan Persiapan

B. Pekerjaan Perbaikan Interior


b1. Ruang Tiket Online
b2. Ruang KS
b3. Ruang PPKA
b4. Ruang Bagasi/Gudang
b5. Ruang Loket
b6. Ruang Hall Utama
b7. Teras
b8. Ruang Buffet/Kantin
b9. Ruang Buffet
b10. Ruang Dapur Buffet (eks Kantor Jasa)
b11. Ruang Komersial (eks Kantin)

C. Pekerjaan Perbaikan Eksterior


c1. Pekerjaan Atap & Talang
c2. Pekerjaan Plafond Tritisan
c3. Pekerjaan Lisplang, Konsol dan Ornamen Kayu
c4. Pekerjaan Perbaikan dinding eksterior
c5. Pekerjaan Lansekap

D. Pekerjaan Perbaikan Kusen Daun Pintu Jendela & Kayu Partisi


d1. Perbaikan Kusen Daun Pintu
d2. Perbaikan Kusen Daun Jendela
d3. Pekerjaan Partisi Kayu

E. Pekerjaan Lain-Lain

2.2 Sejarah

Stasiun Bondowoso (BO) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di
Kademangan, Bondowoso, Bondowoso. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+253 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember.

Stasiun ini dulu melayani kereta api lokal tujuan Jember dan Panarukan. Pada
tahun 2004 kereta api tersebut dinonaktifkan karena prasarana yang sudah sangat
tua. Stasiun ini hanya berjarak 1 km dari alun-alun kota. Tidak jauh dari sini
terdapat pula Monumen Gerbong Maut yang dulu dipakai oleh tentara Belanda
untuk membawa tawanan dari Bondowoso ke Surabaya sekitar tahun 1947.

Stasiun ini dulu mempunyai enam jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur
lurus, namun sebelum dinonaktifkan jalurnya menjadi tinggal dua saja. Saat ini
stasiun ini hanya aktif sebatas melayani penjualan tiket kereta api secara online
dan dijadikan bangunan cagar budaya PT Kereta Api Indonesia dan pemda
setempat. Selain itu, bangunan stasiun ini juga telah dipugar dan dicat pada tahun
2013-2014 sebagai langkah awal pengaktifan kembali jalur KA Kalisat-Panarukan
untuk layanan wisata dan pengangkutan barang. Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) berencana mengaktifkan jalur rel kereta Kalisat-Panarukan di Jawa
Timur (Jatim) sepanjang 69,5 Km. Jalur tersebut sudah ada sejak tahun 1897
dibangun oleh perusahaan kereta api negara milik Belanda Staatsspoorwegen
(SS). Jalur ini menjadi urat nadi ekonomi di Jawa bagian timur.

Jalur Kalisat-Panarukan setidaknya melewati 4 stasiun yaitu Kalisat di Kabupaten


Jember, Stasiun Bondowoso di Kabupaten Bondowoso, Stasiun Situbondo dan
Stasiun Panarukan di Kabupaten Situbondo. Untuk mendukung pengaktifan rel
mati tersebut, salah satu upaya yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
adalah dengan merevitalisasi stasiun. Salah satu stasiun yang sudah dipercantik
adalah Stasiun Bondowoso.

Stasiun Bondowoso sudah mulai direnovasi sejak awal 2014. Penyelesaian


renovasi gedung bergaya Indische Empire Style itu selesai pada akhir tahun 2014.
Saat ini fungsi stasiun hanya sebatas sebagai museum terutama sejarah Gerbong
Maut.

Menurut data arsip sejarah, jalur ini relatif berhenti tahun 2004, Padahal jalur
Kalisat-Panarukan merupakan jalur yang mulai pembangunannya sejak 23 Juni
1893. Saat itu perusahaaan kereta api negara atau Staatsspoorwegen mulai
berencana membangun rel kereta api dari Probolinggo ke Jember dan diteruskan
hingga Panarukan melewati Bondowoso.

Pada bulan Juli 1895, rel yang membentang dari Probolinggo ke Klakah
sepanjang 34 Km selesai dibangun. Disusul kemudian pembangunan rel sepanjang
36 Km dari Klakah ke Pasirian yang rampung pengerjaannya pada tanggal 16 Mei
1896. Setelah itu pada perkembangannya pada bulan Juni 1897, pembangunan rel
kereta api dari Klakah ke Jember sepanjang 62 Km juga selesai. Sedangkan
sisanya yaitu pembangunan rel kereta api sepanjang 89 Km dari Jember-Kalisat-
Bondowoso-Panarukan melewati Soemberkolak, Sitobundo selesai dan mulai
beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1897.

Di zaman itu, jalur Kalisat-Panarukan dianggap penting terutama bagi kemajuan


perekonomian Jawa bagian timur. Staatsspoorwegen menganggap jalur ini
merupakan jalur tujuan ekspor terutama untuk mengangkut komoditas penting
seperti gula, tembakau, kopi, beras, dan hasil perkebunan lainnya seperti teh yang
dihasilkan dari Jember, Banyuwangi, Bondowoso, serta Situbondo menuju ke
Pelabuhan Panarukan untuk diekspor ke berbagai negara di Eropa.
Seiring berjalannya waktu dan dengan dibukanya jalur kereta api Jember-Kalisat-
Panarukan, perekonomian berbasis perkebunan dan pertanian tumbuh subur di
kawasan Jawa bagian timur. Selain itu pada perkembangannya, jalur ini juga
digunakan untuk mengangkut hasil perikanan tangkap laut dari nelayan Panarukan
menuju Bondowoso dan Jember.

Namun sayang, pada tahun 2004, jalur kereta api sepanjang 69,5 kilometer yang
melewati tiga kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, dan Situbondo itu dihentikan
pengoperasiannya oleh PT Kereta Api (Persero). Alasan penutupan karena
sepinya penumpang dan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan
angkutan berbasis jalan dibandingkan dengan kereta api.

Tepat dalam rangka HUT RI ke-71 (17 Agustus 2016), secara resmi stasiun ini
menjadi Museum Kereta Api yang ketiga di Indonesia; diresmikan oleh Bupati
Bondowoso Amin Said Husni.

2.3 Berdirinya Museum Stasiun Kabupaten Bondowoso

PT. Kereta Api Indonesia (KAI) akan membuka museum kereta api pertama di
Jawa Timur, Rabu (17/8/2016). Museum kereta api akan dihadirkan di Stasiun
Bondowoso, Jawa Timur dan menampilkan serbagai koleksi peninggalan Stasiun
Kereta Api Bondowoso.

"Museum Kereta Api Bondowoso adalah museum kereta api pertama di Jawa
Timur. Koleksi di Museum Bondowoso adalah koleksi peralatan kerja yang
pernah digunakan kereta api dari masa ke masa misalnya ada tiket Edmonson,
mesin cetak tanggal karcis, ebleg semboyan 40, lampu Hansen, stempel, mesin
tik, telepon, topi PPKA, peluit, foto, reglement," kata Tenaga Professional
Museum PT. KAI, Kartum Setiawan saat dihubungi KompasTravel, Senin
(15/8/2016).

Kartum yang juga bertindak sebagai panitia persiapan Museum Kereta Api
Stasiun Bondowoso menjelaskan ruang museum memanfaatkan Stasiun
Bondowoso yang berstatus bangunan cagar budaya. Menurutnya, Stasiun
Bondowoso saat ini merupakan jalur mati yang tak dilalui kereta api.

"Ruang pamer (Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso) terdiri dari ruang
pamer pengantar, pamer utama, pamer gerbong maut, pamer komoditas dan ke
depannya ada ruang PPKA," jelasnya.

Selain melihat koleksi museum, wisatawan juga bisa melihat film suasana kereta
api tempo dulu di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso. Di ruang komoditas,
wisatawan bisa mengetahui informasi peristiwa gerbong maut yang terjadi pada
23 November 1947.

Bangunan Stasiun Bondowoso yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan


Kademangan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Di
dalam bangunan stasiun ini terdapat Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso
yang menyimpan aneka artefak benda-benda perkeretaapian.

"Itulah kenapa stasiun ini ditetapkan menjadi Museum Kereta Api Stasiun
Bondowoso. Penetapan museum di Bondowoso terkait dengan sejarah peristiwa
gerbong maut," jelasnya.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Bondowoso, Adi Sunaryadi


mengatakan, adanya Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso menjadikan
Bondowoso sebagai kota bersejarah bagi perkeretaapian Indonesia. Ia
menuturkan, Bondowoso dikenal dengan lokasi peristiwa sejarah Gerbong Maut.
"Dari sisi pariwisata, (Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso) menambah 1
destinasi wisata, sehingga harapannya kunjungan wisatawan ke Bondowoso
makin meningkat," kata Adi saat dihubungi KompasTravel, Senin (15/8/2016).

Stasiun Bondowoso terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kademangan,


Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Bondowoso
merupakan sebuah kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Situbondo
di sisi utara, Banyuwangi di timur, Jember di selatan, dan Probolinggo di barat.

Tanggal 17 Agustus 2016, menjadi momen bersejarah karena bertepatan HUT


Kemerdekaan RI Ke-71. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki satu lagi
Museum Kereta Api di Jawa Timur yaitu Museum Kereta Api Stasiun
Bondowoso. Upacara peresmian Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso dihadiri
oleh Bupati Bondowoso yang sekaligus berkenan meresmikan Museum Kereta
Api Stasiun Bondowoso yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan
Kademangan, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Stasiun Bondowoso merupakan bangunan heritage yang difungsikan menjadi
Museum Kereta Api sebagai upaya pelestarian benda dan bangunan cagar budaya
serta penghormatan terhadap pahlawan Indonesia khususnya terhadap para
pejuang yang gugur dalam peristiwa heroik “Gerbong Maut” yang terjadi pada 23
November 1947. Stasiun kereta api ini berada di lintas non-aktif Kalisat –
Panarukan, masuk wilayah Daerah Operasi 9 Jember. Pada era kolonial Belanda,
lintas Kalisat- Panarukan banyak dilintasi kereta api angkutan barang yang
mengangkut komoditas berupa tembakau, kopi, dan cengkeh.
Acara peresmian Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso dibuka dengan tarian
khas Kabupaten Bondowoso dan dilanjutkan seluruh tamu undangan berdiri untuk
bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Vice President Daerah Operasi 9
Jember, Rusi Haryono dalam sambutannya menyampaikan mendukung penuh
terhadap adanya Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso. Dan selanjutnya
bersama dengan Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengupayakan gerbong maut
asli yang saat ini berada di Museum Brawijaya Malang agar dapat kembali
sebagai salahsatu benda pamer Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso. Bupati
Bondowoso, Drs. H. Amin Said Husni dalam sambutannya berharap Museum
Kereta Api Stasiun Bondowoso akan menjadi kebanggaan warga Bondowoso
sebagai wahana edukasi bagi pelajar dan pariwisata bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara.

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Bupati


Bondowoso sebagai tanda diresmikannya Museum Kereta Api Stasiun
Bondowoso. Bupati dengan didampingi oleh Vice President Preservation &
Museum  PT KAI, memasuki ruangan untuk melihat benda koleksi museum dan
juga beberapa panel yang berisi materi sejarah perkeretaapian di Indonesia. Bupati
Bondowoso juga mencoba membunyikan bel genta stasiun dengan memutar tuas
engkol pada induktor genta. Genta merupakan alat komunikasi yang masih
digunakan hingga saat ini. Fungsinya, sebagai informasi kepada Penjaga Pintu
Perlintasan dan Petugas Stasiun berikutnya bahwa ada kereta api yang akan
melintas.

PT. KAI berencana menghadirkan koleksi "Gerbong Maut" di Museum Kereta


Api Stasiun Bondowoso pada tahun 2017. "Gerbong Maut" adalah julukan bagi
gerbong kereta api yang memiliki peristiwa bersejarah bagi Kabupaten
Bondowoso.

Manager Museum PT. KAI, Sapto Hartoyo mengatakan, koleksi "Gerbong Maut"
akan mencoba menampilkan gerbong kereta yang pernah membawa pejuang
kemerdekaan dari Stasiun Bondowoso menuju Surabaya di Museum Kereta Api
Stasiun Bondowoso.

"Kalau kita dapat gerbong yang asli kita buat sama tapi kalau nggak ada ya kita
pakai bahan lain. Artinya kita buat replikanya," kata Sapto saat
dihubungiKompasTravel, Senin (15/8/2016).

Menurut Sapto, proyek "Gerbong Maut" ini termasuk ke dalam perencanaan


pengembangan Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso tahun 2017. Ia
menargetkan, "Gerbong Maut" akan hadir pada pertengahan tahun 2017 yakni
bulan Juni.
"Di dalamnya kita akan pamerkan barang-barang yang dipakai para pejuang
seperti sepatu, pakaian dan lain-lain. Kita buat satu gerbong dan nanti kita
pamerkan di emplasement (jalur rel kereta) Stasiun Bondowoso," jelasnya.

Sapto berharap melalui koleksi replika "Gerbong Maut", nantinya generasi muda
khususnya yang berada di Jawa Timur lebih bisa menghargai jasa para pahlawan.
Selain itu, menurut Sapto, replika "Gerbong Maut" bisa menggambarkan bahwa
kereta api merupakan transportasi utama pada saat itu.

"Gerbong Maut" adalah gerbong yang digunakan militer Belanda untuk membawa
tawanan yakni orang-orang Indonesia dari Penjara Bondowoso ke Penjara
Bubutan tahun 1947.

Penjara Bondowoso berada di Kabupaten Bondowoso sementara Penjara Bubutan


berada di Surabaya. Ada tiga gerbong yang mengangkut para tawanan. Tawanan
ini adalah para pejuang Indonesia yang melawan Belanda saat itu.

Kereta berangkat pada 23 November 1947 sekitar jam lima pagi dari Stasiun
Bondowoso dan sampai di Stasiun Wonokromo, Surabaya, sekitar jam delapan
malam. Perjalanan yang memakan waktu 16 jam tersebut yang mengantarkan para
tawanan kepada maut.

"Gerbong Maut" terbuat dari baja yang rapat tanpa ada ventilasi apa pun. Ketika
pintu ditutup dan dikunci, tak ada udara yang masuk, pun tak ada udara keluar.
Apalagi perjalanan yang ditempuh sebagian besar dilakukan pada siang hari.
Hasilnya, adalah ibarat sebuah oven.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Bondowoso, Adi Sunaryadi


menuturkan, pemindahan tawanan dilangsungkan dengan menggunakan tiga
gerbong. Pihak Belanda tidak memberikan makan dan minum kepada para
tawanan di dalam gerbong hingga menyebabkan beberapa tawanan tewas.

"Gerbong satu ada 38 orang, kondisi lemas dan pingsan. Gerbong dua ada 30
orang, mati 8 orang. Gerbong tiga ada 38 orang, mati semua," cerita Adi kepada
KompasTravel saat menggambarkan "Gerbong Maut".

Saat ini "Gerbong Maut" bisa ditemukan di Museum Brawijaya, Kota Malang.
Gerbong yang dipamerkan di Museum Brawijaya merupakan gerbong paling baru
dibanding gerbong maut lainnya. Tawanan paling banyak ditempatkan di gerbong
berseri GR 10152 karena kondisinya yang lebih panjang.

Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso rencananya akan diresmikan pada tanggal 17
Agustus 2016. Museum yang menampilkan koleksi perkeretaapian milik Stasiun
Bondowoso ini juga akan menjadi museum perkeretaapian pertama di Jawa Timur.
Stasiun Bondowoso Stasiun Bandowoso, Jawa Timur, tampak sepi, Senin (22/9).
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) IX Jember mulai
merestorasi stasiun yang dibangun pada era penjajahan Belanda itu dan akan
digunakan sebagai museum kereta api tahun 2015. (ANTARA FOTO/Seno) ()
Bondowoso (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi 9 Jember menjadikan stasiun kereta api di Bondowoso, Jawa Timur,
sebagai museum kereta api.

Stasiun kereta di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kota


Bondowoso, itu pernah menjadi saksi sejarah pengangkutan 100 pejuang yang
menjadi tawanan penjajah Belanda.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember Lukman Arif
saat dihubungi lewat telepon, Selasa, mengatakan Museum Kereta Api
Bondowoso akan diresmikan Rabu (17/8), seusai upacara peringatan kemerdekaan
Indonesia.

Ia menjelaskan selain sudah menjadi jalur mati dan tidak dilewati kereta api,
stasiun di Bondowoso merupakan saksi sejarah pengangkutan 100 pejuang yang
menjadi tawanan perang Belanda dalam kejadian yang kemudian dikenal sebagai
peristiwa gerbong maut.

"Keberadaan museum kereta api di Bondowoso, nantinya akan menjadi destinasi


wisata baru dan menambah daya tarik wisata edukasi dan rekreasi," ujarnya.

Ia menambahkan museum kereta api Bondowoso akan menjadi yang pertama dan
satu-satunya museum khusus kereta api di Provinsi Jawa Timur, yang
memamerkan beragam koleksi terkait sejarah perkeretaapian.

Museum itu antara lain memiliki koleksi peralatan persinyalan dan


telekomunikasi, tiket kereta jaman dahulu (edmonson), miniatur lokomotif uap
dan berbagai alat kerja di Stasiun Bondowoso pada masa lalu.

"PT KAI juga bekerja sama dengan Persatuan Veteran RI di Bondowoso untuk
menghibahkan barang-barang yang berkaitan dengan perjuangan Kemerdekaan
RI, seperti seragam, topi, foto dan yang lainnya untuk menambah koleksi,"
katanya.

Ia mengatakan pembukaan museum kereta api merupakan tahap awal dari


berbagai rencana pengembangan perkeretaapian di Bondowoso, yang antara lain
meliputi pengoperasian lori wisata dari Stasiun Bondowoso ke Stasiun Tamanan
dan pengaktifan kembali jalur kereta Panarukan Situbondo ke Kalisat yang
melewati Stasiun Bondowoso.

2.4
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

3.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai