PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui letak Stasiun Kabupaten Bondowoso.
2. Dapat mengetahui sejarah Stasiun Kabupaten Bondowoso.
3. Dapat mengetahui kapan berdirinya Museum Stasiun Kabupaten
Bondowoso.
4. J
BAB II
PEMBAHASAN
Informasi lain
Singkatan stasiun BO
Ketinggian +253 m
Fasilitas
Jumlah peron 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama
agak tinggi)
Fasilitas parker Ya
A. Pekerjaan Persiapan
E. Pekerjaan Lain-Lain
2.2 Sejarah
Stasiun Bondowoso (BO) merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di
Kademangan, Bondowoso, Bondowoso. Stasiun yang terletak pada ketinggian
+253 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember.
Stasiun ini dulu melayani kereta api lokal tujuan Jember dan Panarukan. Pada
tahun 2004 kereta api tersebut dinonaktifkan karena prasarana yang sudah sangat
tua. Stasiun ini hanya berjarak 1 km dari alun-alun kota. Tidak jauh dari sini
terdapat pula Monumen Gerbong Maut yang dulu dipakai oleh tentara Belanda
untuk membawa tawanan dari Bondowoso ke Surabaya sekitar tahun 1947.
Stasiun ini dulu mempunyai enam jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur
lurus, namun sebelum dinonaktifkan jalurnya menjadi tinggal dua saja. Saat ini
stasiun ini hanya aktif sebatas melayani penjualan tiket kereta api secara online
dan dijadikan bangunan cagar budaya PT Kereta Api Indonesia dan pemda
setempat. Selain itu, bangunan stasiun ini juga telah dipugar dan dicat pada tahun
2013-2014 sebagai langkah awal pengaktifan kembali jalur KA Kalisat-Panarukan
untuk layanan wisata dan pengangkutan barang. Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) berencana mengaktifkan jalur rel kereta Kalisat-Panarukan di Jawa
Timur (Jatim) sepanjang 69,5 Km. Jalur tersebut sudah ada sejak tahun 1897
dibangun oleh perusahaan kereta api negara milik Belanda Staatsspoorwegen
(SS). Jalur ini menjadi urat nadi ekonomi di Jawa bagian timur.
Menurut data arsip sejarah, jalur ini relatif berhenti tahun 2004, Padahal jalur
Kalisat-Panarukan merupakan jalur yang mulai pembangunannya sejak 23 Juni
1893. Saat itu perusahaaan kereta api negara atau Staatsspoorwegen mulai
berencana membangun rel kereta api dari Probolinggo ke Jember dan diteruskan
hingga Panarukan melewati Bondowoso.
Pada bulan Juli 1895, rel yang membentang dari Probolinggo ke Klakah
sepanjang 34 Km selesai dibangun. Disusul kemudian pembangunan rel sepanjang
36 Km dari Klakah ke Pasirian yang rampung pengerjaannya pada tanggal 16 Mei
1896. Setelah itu pada perkembangannya pada bulan Juni 1897, pembangunan rel
kereta api dari Klakah ke Jember sepanjang 62 Km juga selesai. Sedangkan
sisanya yaitu pembangunan rel kereta api sepanjang 89 Km dari Jember-Kalisat-
Bondowoso-Panarukan melewati Soemberkolak, Sitobundo selesai dan mulai
beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1897.
Namun sayang, pada tahun 2004, jalur kereta api sepanjang 69,5 kilometer yang
melewati tiga kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, dan Situbondo itu dihentikan
pengoperasiannya oleh PT Kereta Api (Persero). Alasan penutupan karena
sepinya penumpang dan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan
angkutan berbasis jalan dibandingkan dengan kereta api.
Tepat dalam rangka HUT RI ke-71 (17 Agustus 2016), secara resmi stasiun ini
menjadi Museum Kereta Api yang ketiga di Indonesia; diresmikan oleh Bupati
Bondowoso Amin Said Husni.
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) akan membuka museum kereta api pertama di
Jawa Timur, Rabu (17/8/2016). Museum kereta api akan dihadirkan di Stasiun
Bondowoso, Jawa Timur dan menampilkan serbagai koleksi peninggalan Stasiun
Kereta Api Bondowoso.
"Museum Kereta Api Bondowoso adalah museum kereta api pertama di Jawa
Timur. Koleksi di Museum Bondowoso adalah koleksi peralatan kerja yang
pernah digunakan kereta api dari masa ke masa misalnya ada tiket Edmonson,
mesin cetak tanggal karcis, ebleg semboyan 40, lampu Hansen, stempel, mesin
tik, telepon, topi PPKA, peluit, foto, reglement," kata Tenaga Professional
Museum PT. KAI, Kartum Setiawan saat dihubungi KompasTravel, Senin
(15/8/2016).
Kartum yang juga bertindak sebagai panitia persiapan Museum Kereta Api
Stasiun Bondowoso menjelaskan ruang museum memanfaatkan Stasiun
Bondowoso yang berstatus bangunan cagar budaya. Menurutnya, Stasiun
Bondowoso saat ini merupakan jalur mati yang tak dilalui kereta api.
"Ruang pamer (Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso) terdiri dari ruang
pamer pengantar, pamer utama, pamer gerbong maut, pamer komoditas dan ke
depannya ada ruang PPKA," jelasnya.
Selain melihat koleksi museum, wisatawan juga bisa melihat film suasana kereta
api tempo dulu di Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso. Di ruang komoditas,
wisatawan bisa mengetahui informasi peristiwa gerbong maut yang terjadi pada
23 November 1947.
"Itulah kenapa stasiun ini ditetapkan menjadi Museum Kereta Api Stasiun
Bondowoso. Penetapan museum di Bondowoso terkait dengan sejarah peristiwa
gerbong maut," jelasnya.
Manager Museum PT. KAI, Sapto Hartoyo mengatakan, koleksi "Gerbong Maut"
akan mencoba menampilkan gerbong kereta yang pernah membawa pejuang
kemerdekaan dari Stasiun Bondowoso menuju Surabaya di Museum Kereta Api
Stasiun Bondowoso.
"Kalau kita dapat gerbong yang asli kita buat sama tapi kalau nggak ada ya kita
pakai bahan lain. Artinya kita buat replikanya," kata Sapto saat
dihubungiKompasTravel, Senin (15/8/2016).
Sapto berharap melalui koleksi replika "Gerbong Maut", nantinya generasi muda
khususnya yang berada di Jawa Timur lebih bisa menghargai jasa para pahlawan.
Selain itu, menurut Sapto, replika "Gerbong Maut" bisa menggambarkan bahwa
kereta api merupakan transportasi utama pada saat itu.
"Gerbong Maut" adalah gerbong yang digunakan militer Belanda untuk membawa
tawanan yakni orang-orang Indonesia dari Penjara Bondowoso ke Penjara
Bubutan tahun 1947.
Kereta berangkat pada 23 November 1947 sekitar jam lima pagi dari Stasiun
Bondowoso dan sampai di Stasiun Wonokromo, Surabaya, sekitar jam delapan
malam. Perjalanan yang memakan waktu 16 jam tersebut yang mengantarkan para
tawanan kepada maut.
"Gerbong Maut" terbuat dari baja yang rapat tanpa ada ventilasi apa pun. Ketika
pintu ditutup dan dikunci, tak ada udara yang masuk, pun tak ada udara keluar.
Apalagi perjalanan yang ditempuh sebagian besar dilakukan pada siang hari.
Hasilnya, adalah ibarat sebuah oven.
"Gerbong satu ada 38 orang, kondisi lemas dan pingsan. Gerbong dua ada 30
orang, mati 8 orang. Gerbong tiga ada 38 orang, mati semua," cerita Adi kepada
KompasTravel saat menggambarkan "Gerbong Maut".
Saat ini "Gerbong Maut" bisa ditemukan di Museum Brawijaya, Kota Malang.
Gerbong yang dipamerkan di Museum Brawijaya merupakan gerbong paling baru
dibanding gerbong maut lainnya. Tawanan paling banyak ditempatkan di gerbong
berseri GR 10152 karena kondisinya yang lebih panjang.
Museum Kereta Api Stasiun Bondowoso rencananya akan diresmikan pada tanggal 17
Agustus 2016. Museum yang menampilkan koleksi perkeretaapian milik Stasiun
Bondowoso ini juga akan menjadi museum perkeretaapian pertama di Jawa Timur.
Stasiun Bondowoso Stasiun Bandowoso, Jawa Timur, tampak sepi, Senin (22/9).
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) IX Jember mulai
merestorasi stasiun yang dibangun pada era penjajahan Belanda itu dan akan
digunakan sebagai museum kereta api tahun 2015. (ANTARA FOTO/Seno) ()
Bondowoso (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi 9 Jember menjadikan stasiun kereta api di Bondowoso, Jawa Timur,
sebagai museum kereta api.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember Lukman Arif
saat dihubungi lewat telepon, Selasa, mengatakan Museum Kereta Api
Bondowoso akan diresmikan Rabu (17/8), seusai upacara peringatan kemerdekaan
Indonesia.
Ia menjelaskan selain sudah menjadi jalur mati dan tidak dilewati kereta api,
stasiun di Bondowoso merupakan saksi sejarah pengangkutan 100 pejuang yang
menjadi tawanan perang Belanda dalam kejadian yang kemudian dikenal sebagai
peristiwa gerbong maut.
Ia menambahkan museum kereta api Bondowoso akan menjadi yang pertama dan
satu-satunya museum khusus kereta api di Provinsi Jawa Timur, yang
memamerkan beragam koleksi terkait sejarah perkeretaapian.
"PT KAI juga bekerja sama dengan Persatuan Veteran RI di Bondowoso untuk
menghibahkan barang-barang yang berkaitan dengan perjuangan Kemerdekaan
RI, seperti seragam, topi, foto dan yang lainnya untuk menambah koleksi,"
katanya.
2.4
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.1 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN