Anda di halaman 1dari 6

STASIUN PORONG

 Ciri Khas Stasiun Porong

Stasiun Porong ini merupakan stasiun terminus untuk KRD Komuter Surabaya-Sidoarjo.
Keunikan stasiun ini merupakan sebagai stasiun Kereta api yang menjadi primadona saat
musibah Lumpur Panas Lapindo dan Perlintasan Raya Porong yang merupakan perlintasan
provinsi menjadi macet.
Ke arah selatan, setelah menyeberangi Sungai Porong (sebelum tahun 1969), jalur kereta
api bercabang dua. Yang lurus (sebelah kiri) mengarah ke Bangil, sedangkan yang menikung
(sebelah kanan) merupakan jalur nonaktif yang mengarah ke Mojokerto via Gempol dan
Mojosari.
 Lokasi stasiun Porong

Stasiun Porong (kode:PR) merupakan Stasiun yang terletak di Mindi, Porong, Sidoarjo. Stasiun
ini terletak persis di belakang Pasar Porong yang telah diruntuhkan kontruksinya dan di dekat
tanggul lumpur lapindo. Selain itu stasiun ini juga berdekatan dengan Taman Apkasi.

 Tahun berdirinya stasiun porong

Setelah selesainya pembangunan Stasiun Porong oleh David Marschalk, pembukaan jalur stasiun
ini dilakukan secara meriah dan diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda, Johan
Wilhelm van Lansberge pada 16 Mei 1878. Peresmiannya dilakukan di Stasiun Surabaya Kota,
dan kemudian dilanjutkan dengan mencoba jalur tersebut yang diikuti oleh para pejabat hingga
Stasiun Porong ini.

 Bentuk Bangunan Stasiun porong

Bangunan Stasiun Porong ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda.
Pembangunan stasiun ini berkaitan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya-
Bangil-Pasuruan sepanjang 63 kilometer oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia
Belanda, Staatspoorwegen (SS) dari tahun 1876 hingga 1878 sebagai bagian dari proyek jalur
kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen). Pimpinan proyek ini dipegang
oleh David Marschalk, seorang Inspektur Jenderal Staatspoorwegen dan insinyur sipil yang
berpengalaman dalam membuat desain jalur rel. Marschalk memiliki pengalaman dalam
mengerjakan jalur rel kereta api dari Batavia (kini Jakarta)-Buitenzorg (sekarang Bogor).
Sehingga ia dipercaya oleh Staatspoorwegen dalam mengerjakan proyek jalan kereta api yang
pertama bagi perusahaan kereta api tersebut.

 Sumber pustaka

http://kekunaan.blogspot.com/2015/08/stasiun-kereta-api-porong.html?m=1

http://p2k.unhamzah.ac.id/id1/2-3073-2970/Porong_51986_Frankfurt_p2k-unhamzah.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Porong
STASIUN SIDOARJO KOTA

 Ciri Khas Stasiun Sidoarjo Kota

Keunikan dari stasiun ini sudah bisa ditemukan sejak pertama kali melihat muka bangunan
stasiun ini. Stasiun Sidoarjo memiliki kelengkapan sesuai standar bangunan stasiun yang berada
di Kota atau Kabupaten pada umumnya, yakni memiliki front area (halaman depan), hall atau
vestibule yang ada di bangunan stasiun, peron, dan emplasemen.
Dimana pada hall, kesan semilir cukup terasa lantaran ruangannya cukup tinggi dengan
suplai angin dari roster yang terpasang. Lanjut masuk ke peron, suasana luas nan memanjang
dengan corak bangunan tua menambah kesan sambil menunggu keretanya datang, sejenak
menikmati suasana peron kuno yang ada di stasiun tersebut, dan sekaligus menikmati
emplasemen stasiunnya. Bangunan utama stasiun memiliki detail-detail yang unik juga pada
bagian lainnya. Mulai dari pintu kayu, trails, langit-langit, jendela, dan detail bagian lainnya.

 Lokasi Stasiun Sidoarjo Kota

Stasiun Sidoarjo terletak di Jalan Diponegoro No. 1 Kelurahan Lemahputro, Kecamatan


Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di tengah Kota
Sidoarjo, dan berseberangan dengan Kampung Batik Jetis.

 Tahun berdiri Stasiun Sidoarjo Kota

Setelah selesainya pembangunan stasiun kota Sidoarjo yang dikerjakan oleh Staats


Spoorwegen lebih dari tiga tahun, dan diresmikan pada 16 Mei 1878.

 Bentuk Bangunan Stasiun Sidoarjo Kota

Dari tampak depan, bangunan stasiun ini mempunyai kesan monumental. Kesan monumental
bangunan stasiun ini bisa dilihat dari gaya arsitektur peninggalan kolonial Belanda yang masih
berdiri kokoh dan luas.
Di sebelah kiri dan kanan pintu utama, terdapat deretan jendela kayu dengan jeruji yang
lumayan besar sebanyak 6 buah. Keunikan dari stasiun ini memang sudah bisa ditemukan sejak
pertama kali melihat muka bangunan stasiun ini. Stasiun Sidoarjo memiliki pintu utama yang
tingginya sekitar 2 m sebanyak 2 pintu.
 Sumber Pustaka

https://situsbudaya.id/stasiun-kereta-api-sidoarjo/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Sidoarjo

https://www.academia.edu/31250828/
Elemen_Interior_Stasiun_Kereta_Api_Sidoarjo_Malang_Kota_Lama_Bangil_Pasuruan_dan_Pro
bolinggo
STASIUN TANGGULANGIN

 Ciri Khas Stasiun Tanggulangin

Dulu, stasiun ini memegang peranan yang cukup strategis dalam perindustrian gula yang
berkembang pesat di Sidoarjo. Kebutuhan akan keperluan untuk pabrik gula dipasok lewat
stasiun ini. Begitu pula, ketika gula dari pabrik akan didistribusikan juga melalui stasiun ini.

 Lokasi Stasiun Tanggulangin

Stasiun ini terletak di Jalan Raya Tanggulangin, Desa Kalitengah, Kecamatan Tanggulangin,
Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur laut Kantor
Kecamatan Tanggulangin ± 500 meter, atau tepat berada di rel yang membelah jalan utama
Sidoarjo – Malang.

 Tahun Berdirinya Stasiun Tanggulangin

Setelah selesai pembangunan stasiun, pembukaan jalur dilakukan secara meriah dan
diresmikan oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda, Johan Wilhelm van Lansberge pada 16 Mei
1878. Peresmiannya dilakukan di Stasiun Surabaya Kota, dan kemudian dilanjutkan dengan
mencoba jalur tersebut yang diikuti oleh para pejabat hingga Stasiun Porong saja. Sehingga,
Stasiun Tanggulangin ini termasuk salah satu stasiun yang dilewati oleh rombongan Gubernur
Jenderal tersebut.

 Bentuk bangunan Stasiun Tanggulangin

Bangunan Stasiun Tanggulangin ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda.
Pembangunan stasiun ini berhubungan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Surabaya-
Bangil-Pasuruan sepanjang 63 kilometer oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia
Belanda, Staatspoorwegen (SS) dari tahun 1876 hingga 1878 sebagai bagian dari proyek jalur
kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen).

Pimpinan proyek ini dipegang oleh David Marschalk, seorang Inspektur


Jenderal Staatspoorwegen dan insinyur sipil yang berpengalaman dalam membuat desain jalur
rel. Marschalk memiliki pengalaman dalam mengerjakan jalur rel kereta api dari Batavia (kini
Jakarta)-Buitenzorg (sekarang Bogor). Pengalamannya inilah yang menyebabkan ia dipercaya
oleh Staatspoorwegen dalam mengerjakan proyek jalan kereta api yang pertama bagi perusahaan
kereta api tersebut.

 Sumber Pustaka

http://kekunaan.blogspot.com/2015/08/stasiun-kereta-api-tanggulangin.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Tanggulangin

NAMA KELOMPOK :

1. Andrian Maulana S. (01)

2. Atmim Lana N. (03)

3. M. Adi Chandra (15)

4. Miranda Auliya (19)

5. Neaza Fitri K. (20)

6. Sabilla Arkana P. (23)

Anda mungkin juga menyukai