Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perjalanan
Cirebon dikenal sebagai salah satu daerah yang pernah menjadi pusat penyebaran
ajaran agama Islam, memiliki begitu banyak peninggalan sejarah di dalamnya. Tidak
hanya berupa bangunan-bangunan saja tetapi juga tradisi dan budaya pun masih ada.
Meski kini beberapa budaya pun sudah mulai terkikis oleh kebudayaan asing melalui
era modernisasi dan benda-benda maupun bangunan-bangunan sejarah mulai
ditinggalkan, akan tetapi itu semua memiliki nilai yang sangat tinggi bagi daerah ini.
Dan diperlukan suatu manajemen khusus yang mampu menangani
peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, tidak hanya dengan memeliharanya saja
juga mampu menjadikannya sebagai potensi ataupun peluang untuk dijadikan daya
tarik daerah yang khas bagi masyarakat luar Cirebon.
B. Tujuan perjalanan
Mengetahui begitu besar potensi pariwisata yang ada di Cirebon ini, maka kami
mahasiswa Usahid memiliki kenginan untuk mengadakan perjalanan pariwisata ke
daerah cirebon dengan tujuan untuk meneliti dan memahami mengenai konsep
pariwisata serta dampak dari pariwisata terhadap aspek-aspek lain contohnya ekonomi,
sosial budaya, dan lingkunan sekita. Serta meneliti memberikan saran dan keritik pada
akhir perjalanan dalam bentuk laporan, yang tentu diharapkan mampu
diimplementasikan dan membawa pengaruh baik terhadap pariwisata yang kami teliti.
Dan dapat menarik wisatawan domestik maupun luar negeri untuk berkunjung ke
Cirebon. Dengan memberikan daya tarik kepada masyarakat luar Cirebon agar datang
berkunjung ke Cirebon, maka potensi wisata ini akan berkembang lebih pesat dan
dikenal lebih luas lagi. Memunculkan daya tarik suatu daerah kepada masyarakat
umum memang diperlukan agar orang-orang mengenal ciri khas dan potensi yang ada
pada daerah tersebut.
Dan perlu mensinergikan antara kebijakan pemerintah daerah dan para pelaku usaha
untuk bersama-sama membangun perekonomian masyarakat dengan memasarkan
potensi dan daya tarik objek wisata di Cirebon. Ketika perpaduan antara daya tarik
wisata dan strategi pemasaran tepat, maka akan dapat menjadikan kota Cirebon sebagai
destinasi wisata unggulan tersendiri untuk para wisatawan. Sehingga pada akhirnya,
para wisatawan pun datang untuk berkunjung ke destinasi wisata yang ada di kota.
C. Jadwal dan Tempat Kegiatan
Perjalanan dilakukan pada tanggal 14-15 Juli 2018, kami memilih titik kumpuldi
Universitas sahid Jakarta dan memulai perjalan pada pukul 05.00 pagi dengan
menggunakan TRAC Bus Pariwisata, dengan rute yang dilalui yaitu Jakarta Inner Ring
Road/Jl. Tol Cawang Grogol, - Jalan Tol Jakarta Bekasi Timur, - Jl. Raya Pantura /Jl.
Tol Jakarta – Cikampek - Jl. Tol Cikopo – Palimanan,- Jl. Raya Pantura/Jl. Tol Kanci –
Palimanan, - Jalur Cilimus - Cirebon/Jl. Jend. Sudirman/Jl. Raya Pantura, - Cirebon.
BAB 2

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1


LAPORAN PERJALANAN
A. Perjalanan menuju daerah tujuan Cirebon

Ada banyak jalan alternatif yang dapat di lalui untuk menuju Cirebon
1. Penggunakan Bus atau Mobil pribadi
Untuk menuju Cirebon dari jalan tol Jakarta-Cikampek terdapat empat alternatif.
Jarak antar jalur juga berbeda-beda Yakni pertama, lanjutkan perjalanan ke jalan tol
Cikopo-Palimanan (Cipali) dan diteruskan ke tol Palimanan-Kanci (Palikanci) dengan
total panjang 142 km serta waktu tempuh 1,5 jam.
kedua, melalui jalur utara. Yaitu dari Cikampek lewat
Pamanukan-Jatibarang-Palimanan-Cirebon dengan panjang total (dari Jakarta)
mencapai 217 km dan dapat ditempuh sekitar 4 jam perjalanan apabila dalam kondisi
lancar. Ini merupakan jalur „tradisional‟ yang sudah lama.
Alternatif ketiga, melalui jalur tengah. Yaitu tol Cipularang dan keluar di gerbang tol
Sadang, kemudian melalui Subang-Cikamurang-Kadipaten-Palimanan dan berakhir di
Cirebon dengan panjang total 227 km, waktu tempuh sekitar 5 jam apabila dalam
kondisi lancar.
Terakhir, alternatif keempat melalui jalur selatan yaitu dari Dawuan masuk
Cipularang keluar di Cileunyi-Sumedang-Kadipaten-Palimanan-Cirebon dengan
panjang 251 km dan waktu tempuh sekitar 5 jam apabila dalam kondisi lancar.
2. Menggunakan Kereta Api
Untuk melayani koridor Jakarta - Cirebon. Perjalanan sejauh 219 km ditempuh dalam
waktu 3 jam dan hanya berhenti di stasiun Jatibarang, Stasiun Haurgeulis, Stasiun
Cikampek, Stasiun Bekasi, dan Stasiun Jatinegara. Dengan tarif
Rp120.000-200.000,00 untuk kereta eksekutif, Rp100.000-165.000,00 untuk kereta
bisnis, dan Rp150.000 untuk kereta tambahan

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2


Dengan dibangunnya tol Cipali semakin mempermudah dan mempercepat waktu
tempuh perjalanan kami menuju Cirebon. Perjalanan dimulai pada jam 05.00 pagi
dengan menggunakan TRAC Bus Pariwisata, dengan rute yang dilalui Jakarta Inner
Ring Road/Jl. Tol Cawang Grogol, - Jalan Tol Jakarta Bekasi Timur, - Jl. Raya
Pantura /Jl. Tol Jakarta – Cikampek - Jl. Tol Cikopo – Palimanan,- Jl. Raya
Pantura/Jl. Tol Kanci – Palimanan, - Jalur Cilimus - Cirebon/Jl. Jend. Sudirman/Jl.
Raya Pantura, - Cirebon.
Memasuki tol Bekasi timur kendaraan melaju pelan karena kemacetan lalu lintas pada
rute tersebut, kemacetan tersebut diakibatkan banyaknya kendaraan yang melintas
menuju Jalan Raya Pantura, karena adanya perbaikan jalan sehingga terjadi
penyempitan jalan, namun dari perjalanan ini kami mengetahui bahwa pemerintah
sedang mengupayakan adanya infrastruktur yang memadai bagi masyarakat indonesia
untuk melakukan perjalanan, sehingga roda perekonomian dapat berjalan dengan
cepat, baik dalam bisnis jual beli, maupun pariwisata, seperti yang sedang kami
lakukan saat ini, kegiatan pariwisata akan sangat berdampak pada perekonomian
tertama untuk masyarakat sekitar destinasi.Dan pada saat di rest area pemberhentian
pertama di KM 31 untuk lahan parkir tidak tertata rapi dan crowded dengan
kendaraan besar (Bus & Truck). Dan di rest area km 90 - km 166, lahan parkir
dan akses jalannya pun sangat mendukung. Untuk rest area ini kelihatannya baru
beroperasi karena sangat sepi dan fasilitas umum masih terawat. Untuk rambu- rambu
lalu lintas sangat lengkap. Kedua rest area ini sangat berbanding terbalik, ini menjadi
PR bagi pemerintah untuk menstandarkan setiap rest area, sehingga wisatawan dapat
melakukan perjalanan dengan nyaman.
B. Destinasi Wisata dan Wisata Kuliner Khas Cirebon
1. Taman Sari Gua Sunyaragi

Kota Cirebon yang terkenal dengan sebutan kota wali merupakan kota yang syarat
akan peninggalan sejarah. Salah satu peninggalan yang terdapat di kota Cirebon
adalah Gua Sunyaragi yaitu bangunan yang mirip dengan candi. Selain disebut
dengan nama Gua Sunyaragi, peninggalan tersebut sering disebut Taman Air
Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" sendiri berasal dari kata
"sunya" yang artinya sepi, dan kata "ragi" yang artinya raga, keduanya adalah bahasa
sangsekerta. Gua Sunyaragi berlokasi di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota
Cirebon, atau tepatnya di sisi jalan by pass Brigjen Dharsono.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 3


Gua Sunyaragi di bangun di atas lahan dengan luas sekitar 15 hektar. Konstruksi dan
komposisi bangunan ini merupakan taman air. Oleh karena itu Gua Sunyaragi disebut
juga Taman Air Sunyaragi. Pada zaman dahulu kompleks Gua tersebut di kelilingi
oleh sebuah danau, yaitu danau Jati. Lokasi dimana dahulu terdapat danau Jati saat ini
sudah mengering dan dilalui oleh jalan by pass Brigjen Dharsono, sungai Situngkul,
lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Sunyaragi milik PLN, persawahan dan
sebagiannya lagi menjadi pemukiman penduduk. Selain itu, di kompleks Gua
tersebut terdapat banyak air terjun buatan sebagai penghias, dan hiasan taman seperti
patung Gajah, patung Wanita Perawan Sunti, serta patung Garuda dan Ular. Gua
Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari Keraton Pakungwati, yang sekarang
bernama Keraton Kasepuhan.
Kompleks Gua Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan
bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar
mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam.
Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung
bawah tanah dan saluran air. Bagian luar komplek bermotif batu karang dan awan.
Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa.
Tujuan utama dibangunnya Gua Sunyaragi adalah sebagai tempat untuk beristirahat
dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.
Dalam sejarah pembangunannya, terdapat dua buah versi, yang pertama adalah berita
lisan tentang sejarah berdirinya gua Sunyaragi yang disampaikan secara
turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keratin, versi tersebut
lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi
Caruban Nagari, yaitu versi yang di dasarkan pada buku “Purwaka Caruban Nagari”
yang di tulis tangan oleh Pangeran Kararangen pada tahun 1720 M. Namun sejarah
berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari berdasarkan sumber tertulislah yang
digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi yaitu tahun 1703 M
untuk menerangkan tentang sejarah Gua Sunyaragi, karena sumber tertulis ini lebih
memiliki bukti yang kuat daripada sumber-sumber lisan. Kompleks Sunyaragi
dilahirkan lewat proses yang teramat panjang. Tempat ini beberapa kali mengalami
perombakan dan perbaikan.
Menurut buku Purwaka Carabuna Nagari karya Pangeran Arya Carbon, Tamansari
Gua Sunyaragi dibangun pada tahun 1703 M oleh Pangeran Kararangen (Pangeran
Kararangen adalah nama lain dari Pangeran Arya Carbon). Namun menurut Caruban
Kandha dan beberapa catatan dari Keraton Kasepuhan, Tamansari dibangun karena
Pesanggrahan ”Giri Nur Sapta Rengga” berubah fungsi menjadi tempat pemakaman
raja-raja Cirebon, yang sekarang dikenal sebagai Astana Gunung Jati. Terutama
dihubungkan dengan perluasan Keraton Pakungwati (sekarang Keraton Kasepuhan)
yang terjadi pada tahun 1529 M, dengan pembangunan tembok keliling keraton, Siti
Inggil dan lain-lain. Sebagai data perbandingan, Siti Inggil dibangun dengan ditandai
candra sengkala ”Benteng Tinataan Bata” yang menunjuk angka tahun 1529 M. Di
Tamansari Gua Sunyaragi ada sebuah taman Candrasengkala yang disebut ”Taman
Bujengin Obahing Bumi” yang menunjuk angka tahun 1529. Di kedua tempat itu juga
terdapat persamaan, yakni terdapat gapura ”Candi Bentar” yang sama besar bentuk

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 4


dan penggarapannya. Sedangkan Pangeran Kararangen hanya membangun kompleks
Gua Arga Jumut dan Mande Kemasan saja.
Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif yang muncul serta pola-pola bangunan
yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur Gua Sunyaragi
merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina
atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam, dan gaya Eropa.
Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk
joglo. Misalnya, pada bangunan Bale Kambang, Mande Beling dan gedung
Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan
patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan
yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretisme budaya yang kuat yang
berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur
Indonesia Klasik atau Hindu.
Gaya Cina terlihat pada ukiran bunga seperti bentuk bunga matahari dan bunga
teratai. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik
Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga
tidak diketahui coraknya yang pasti. Penempatan keramik-keramik pada bangunan
Mande Beling serta motif mega mendung seperti pada kompleks bangunan gua Arga
Jumut memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur
Cina. Selain itu ada pula kuburan Cina, kuburan tersebut bukanlah kuburan dari
seseorang keturunan Cina melainkan merupakan sejenis monumen yang berfungsi
sebagai tempat berdoa para keturunan pengiring-pengiring dan pengawal-pengawal
putri Cina yang bernama Ong Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding yang merupakan
istri dari Sunan Gunung Jati.
Sebagai peninggalan keraton yang dipimpin oleh Sultan yang beragama Islam, Gua
Sunyaragi dilengkapi pula oleh pola-pola arsitektur bergaya Islam atau Timur Tengah.
Misalnya, relung-relung pada dinding beberapa bangunan, tanda-tanda kiblat pada
tiap-tiap pasalatan atau musholla, adanya beberapa pawudlon atau tempat wudhu serta
bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika dilihat dari sisi
belakang Bangsal Jinem. Hal tersebut menjelaskan bahwa gaya arsitektur Gua
Sunyaragi juga mendapat pengaruh dari Timur Tengah atau Islam.
Gua Sunyaragi didirikan pada zaman penjajahan Belanda sehingga gaya arsitektur
Belanda atau Eropa turut memengaruhi gaya arsitektur gua Sunyaragi. Tanda tersebut
dapat terlihat pada bentuk jendela yang tedapat pada bangunan Kaputren, bentuk
tangga berputar pada gua Arga Jumut dan bentuk gedung Pesanggrahan.
Secara visual, bangunan-bangunan di kompleks Gua Sunyaragi lebih banyak
memunculkan kesan sakral. Kesan sakral dapat terlihat dengan adanya tempat bertapa
seperti pada gua Padang Ati dan gua Kelangenan, tempat salat dan pawudon atau
tempat untuk mengambil air wudhu, lorong yang menuju ke Arab dan Cina yang
terletak di dalam kompleks gua Arga Jumut; dan lorong yang menuju ke Gunung Jati
pada kompleks gua Peteng. Di depan pintu masuk gua Peteng terdapat patung
Perawan Sunti. Menurut legenda masyarakat lokal, jika seorang gadis memegang
patung tersebut maka ia akan susah untuk mendapatkan jodoh. Kesan sakral nampak

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 5


pula pada bentuk bangunan Bangsal Jinem yang menyerupai bentuk Kabah jika
dilihat dari sisi belakang Bangsal Jinem. Selain itu ada pula patung Haji Balela yang
menyerupai patung Dewa Wisnu.
Bagian-bagiannya terdiri dari 12 antara lain :
1. Bangsal jinem
Bangsal Jinem adalah tempat di mana pada masa lalu Sultan Kasepuhan memberikan
wejangan-wejangan kepada para pengikutnya. Di tempat ini pula prajurit-prajurit
keraton Kasepuhan berlatih ilmu kanuragan yang di awasi langsung oleh Sultan
sendiri.
2. Goa pengawal
Goa Pengawal seperti juga namanya adalah tempat yang khusus diperuntukan bagi
para Pengawal Sultan beristirahat. Di tempat inilah para Pengawal sultan di masa lalu
berkumpul dan sekaligus bersiaga bilamana suatu-waktu Sultan yang mereka kawal
mendapat ancaman.
3. Kompleks Mande Kemasan
Komplek Mande Kemasan yang sekarang telah hancur ini pada masa lalu berfungsi
sebagai tempat disimpannya berbagai senjata keraton
4. Gua Pandekemasang
Gua Pandekemasang adalah sebuah tempat yang dikhususkan untuk membuat
berbagai jenis senjata untuk keperluan berperang melawan musuh-musuh keraton. Di
tempat ini para empu dan petinggi keraton sering berkumpul untuk merencanakan
senjata apa saja yang harus di buat demi mempertahankan keraton dari ancaman luar.
Karena pentingnya wilayah ini pada masa lalu tempat membuat senjata tajam ini
selalu mendapat penjagaan ketat dari para pengawal keraton.
5. Gua Simanyang
Gua Simanyang adalah sebuah gua yang berada di depan wilayah taman air Sunyaragi
mengingat fungsinya sebagai pos penjagaan dan garda depan dari ancaman dunia luar.
6. Gua Langse
Gua Lengse adalah sebuah tempat yang khusus diperuntukan kepada Raja dan
permaisurinya bersantai. Karena tempat ini hanya diperuntukan untuk raja dan
permaisurinya maka tempat inilah satu-satunya tempat yang dibuat dengan begitu
indah agar raja ketika memasuki tempat ini bisa merasa sangat nyaman dan
melupakan sejenak kepenatannya memerintah
7. Gua Peteng
Seperti namanya Gua Peteng yang berarti Gua Gelap, di tempat ini tidak disediakan
sama sekali penerangan dan memang difungsikan sebagai tempat nyepi untuk
mendapatkan kekebalan tubuh dan sebagainya.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 6


8. Gua Arga Jumud
Gua Arga Jumud fungsinya mirip dengan Gua Langse, hanya bedanya untuk Gua
Arga Jumud ini dikhususkan bagi para petinggi keraton baik ketika bersantai maupun
ketika mengadakan rapat-rapa penting dalam hal menyangkut keraton
9. Gua Padang Ati
Gua Padang Ati adalah sebuah gua yang berfungsi untuk mersemedi agar memiliki
kelapangan dada, keikhlasan dan kecerdasan seperti yang dimaksud oleh nama gua itu
sendiri yaitu padang ati yang artinya terang hati.
10. Gua Kelanggengan
Gua Kelanggengan adalah sebuah tempat bersemedi agar mendapat kelanggengan
jabatan.
11. Gua Lawa
Gua Lawa adalah tempat khusus kelelawar. Selain sebagai tempat khusus kelelawar,
kami belum mendapat informasi mengenai kegunaan lain dari gua ini. Mungkin ada
diantara pembaca yang mengetahuinya?
12. Gua Pawon
Seperti namanya yang dalam bahasa Cirebon berarti dapur maka gua ini adalah
sebuah dapur untuk membuat dan menyimpan makanan.
Gua sunyargi setelah pemugaran
Tahun 1852, taman ini sempat diperbaiki karena pada tahun 1787 sempat dirusak
Belanda. Saat itu, taman ini menjadi benteng pertahanan. Tan Sam Cay, seorang
arsitek Cina, konon diminta Sultan Adiwijaya untuk memperbaikinya. Namun, arsitek
Cina itu ditangkap dan dibunuh karena dianggap telah membocorkan rahasia gua
Sunyaragi kepada Belanda. Karena itu, di kompleks Taman Sunyaragi juga terdapat
patok bertulis ”Kuburan Cina”.
Pemugaran Tamansari Gua Sunyaragi pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial
Belanda pada 1937-1938. Pelaksanaannya diserahkan kepada seorang petugas Dinas
Kebudayaan Semarang. Namanya, Krisjman. Ia hanya memperkuat konstruksi aslinya
dengan menambah tiang-tiang atau pilar bata penguat, terutama pada bagian atap
lengkung. Namun kadang-kadang ia juga menghilangkan bentuk aslinya, apabila
dianggap membahayakan bangunan keseluruhan. Seperti terlihat di Gua Pengawal dan
sayap kanan-kiri antara gedung Jinem dan Mande Beling.
Pemugaran terakhir dilakukan Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan
Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang memugar Tamansari secara
keseluruhan dari tahun 1976 hingga 1984. Sejak itu tak ada lagi aktivitas pemeliharan
yang serius pada kompleks ini.
Bangunan tua ini hingga kini masih ramai dikunjungi orang, karena letaknya persis di
tepi jalan utama. Tempat parkir lumayan luas, taman bagian depan mendapat sentuhan
baru untuk istirahat para wisatawan. Terdapat juga panggung budaya yang digunakan

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 7


untuk pementasan kesenian Cirebon. Namun keadaan panggung budaya tersebut kini
kurang terurus, penuh dengan tanaman liar. Kolam di kompleks Taman Sari pun
kurang terurus dan airnya mengering.
Kelebihan :
1. Lokasi sudah baik karena berada dekat
dengan kota.
2. Tempat yang megah nan cantik inimem-
iliki beberapa mitos yang dipercaya se-
cara turun temurun.
3. Kompleks gua ini bukan hanya dijadikan
sebagai tempat wisata, namun juga sering
menjadi tempat suatu pergelaran kebuda-
yaan.
4. Tempat parkir sudah cukup luas sebagai destinasi wisata.
Kekurangan :
1. Belum ada promosi yang serius
terhadap cagar budaya ini.
2. Kurangnya penjelasan terhadap
situs-situs yang berada di lokasi.
Penjelasanan secara tertulis atau
multimedia.
3. Bisa diperkaya dengan adanya
foto-foto, atau gambar-gambar,
kerajaan-kerajaan masa lalu misalnya
4. Perlu dibuat tempat foto yang bagus (instagramable)

Saran dan Kritik


1. Destinasi wisata ini sangat menarik dan sangat disayangkan apabila tidak dilakukan
pengembangan untuk mebuat destinasi ini lebih menarik, menurut kami faktor utama
dari ketidakberkembangnya wisata ini adalah kurangnya perhatian khusus dari
pemerintah cirebon untuk memajukan destinasi wisata, ini sangat penting. Hal yang
dapat dilakukan sekarang adalah pengurus dari destinasi tersebut harus mempush
pemerintah untuk mengulurkan bantuan untuk mengembangkan destinasi ini,tidak
hanya dalam konteks dana namun sangat diperlukan ahli yang memiliki kreatifitas
dan pengetahuan mengenai pengembangan pariwisata.
2. Ketika suatu destinasi memiliki kepengurusan yang jelas serta ahli di bidangnya,
kami memiliki keyakinan bahwa ia akan mengubah suasana dari destinasi tersebut
sebagai contoh mengalirkan kemballi air ke area irigasi yang ada di destinasi

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 8


sehingga dapat menciptakan kesan yang sangat bagus dan kembali alami dari
destinasi tersebut.
3. Pagelaran yang sudah sangat jarang ditampilkan harus kembali diaktifkan, karena
itu akan menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

2. Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan adalah keraton
termegah dan paling terawat di Cirebon.
Makna di setiap sudut arsitektur keraton
ini pun terkenal paling bersejarah.
Halaman depan keraton ini dikelilingi
tembok bata merah dan terdapat
pendopo di dalamnya.
Keraton Kasepuhan adalah kerajaan
islam tempat para pendiri cirebon
bertahta, disinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri.
keraton Kesepuhan sebagai bagian dari sejarah kerajaan Cirebon yang pernah ada.
Tempat wisata ini mampu menjadi bagian daya tarik tersendiri bagi mereka yang
datang ke Cirebon. Namun dengan kondisi tempat tersebut sekarang ini, dinilai masih
belum maksimal untuk dijadikan sebagai bagian dari pusat wisata yang ada di
Cirebon. Diperlukan adanya penanganan yang lebih agar mampu menjadi pusat
wisata yang ada di Cirebon ini. Tentunya penanganan itu tidak hanya dilakukan oleh
kalangan pemerintahan saja, tetapi di dukung juga oleh kalangan masyarakat,
pengusaha, dan lain sebagainya.
Mengetahui begitu besar potensi pariwisata yang ada di Cirebon ini, maka harus ada
cara khusus yang dilakukan untuk memunculkan daya Tarik tersebut dengan tujuan
agar para wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun luar negeri tertarik untuk
berkunjung ke Cirebon. Dengan memberikan daya tarik kepada masyarakat luar
Cirebon agar datang berkunjung ke Cirebon, maka potensi wisata ini akan
berkembang lebih pesat dan dikenal lebih luas lagi. Memunculkan daya tarik suatu
daerah kepada masyarakat umum memang diperlukan agar orang-orang mengenal ciri
khas dan potensi yang ada pada daerah tersebut.
Dan untuk memunculkan daya tarik tersebut dapat dilakukan dengan melalui strategi
pemasaran yang baik serta membenahi komponen-komponen dari daya tarik itu
sendiri agar keraton kesepuhan menjadi destinasi wisata unggulan di mata para
wisatawan.
Oleh karena itu, strategi pemasaran dan pembenahan komponen- komponen daya
tarik sangatlah dibutuhkan dalam mengembangkan potensi- potensi wisata yang ada
di Cirebon, agar dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke kota Cirebon.
Pelaksanaan strategi pemasaran dan pembenahan ini dapat dilakukan oleh berbagai
pihak yang berkepentingan dalam membangun perekonomian masyarakat kota

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 9


Cirebon, seperti pemerintah, pihak internal keraton dan para pelaku usaha, khususnya
di bidang pariwisata.
Dan perlu mensinergikan antara kebijakan pemerintah daerah dan para pelaku usaha
untuk bersama-sama membangun perekonomian masyarakat dengan memasarkan
potensi dan daya tarik objek wisata di Cirebon. Ketika perpaduan antara daya tarik
wisata dan strategi pemasaran tepat, maka akan dapat menjadikan kota Cirebon
sebagai destinasi wisata unggulan tersendiri untuk para wisatawan. Sehingga pada
akhirnya, para wisatawan pun datang untuk berkunjung ke destinasi wisata yang ada
di kota.

Kelebihan :
1. Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda
pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yaitu kereta
Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati. Kereta
tersebut saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada
tiap 1 Syawal untuk dimandikan, sangat menarik dan sangat bersejarah.
2. Lokasi sangat strategis dan mudah di jangkau oleh para wisatawan.
Kekurangan :
1. Fasilitas parkir kurang memadai dan tidak rapih
2. visualisasi dari semua peninggalan-peninggalan bersejarah dari kraton
Cirebon membuat destinasi wisata ini tidak menarik sehingga destinasi ini
masih terbilang sepi.
Kritik dan saran :
1. Untuk Lahan parkirannya memang tidak terlalu jauh, tetapi untuk
memarkirkan sebagian wisataan tidak terlalu rapi karna di situ tidak di
sediakan lahan parkir hanya saja jalan yg cukup lebar untuk parkir.
2. Informasi mengenai benda-benda
ataupun tempat-tempat bersejarah
perlu di visualisasikan sehingga lebih
menarik minat kalangan milenialuntuk
menam- bah pengetahuannya.
3. Perlunya diadakan penertiban dan
aturan- aturan tertentu sebagai contoh
kami menemui beberapa tukang sapu
yg sedang membersihkan aula dan
taman kraton itu meminta
sumbangan kebersihan dari pengunjung karna sifat pengurusannya masih
terbilang sukarela atau tidak di bayar, Jika ada tambahan uang dari Destinasi
kraton barulah uang itu di bagi dan di gunakan lagi untuk kepentingan

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 10


kraton. Jelas disini sangat memprihatinkan dan membuat citra dari kraton
menjadi buruk.
4. Perbaikan manajemen pengelola objek wisata keraton Kasepuhan, khususnya
pada strategi pemasaran yang tidak lagi berorientasi pada produk yang
tersedia, namun juga mampu membuat inovasi produk yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pasar pariwisata. Inovasi produk ini bukan merubah
tetapi memunculkan potensi-potensi yang masih tersembunyi untuk
ditunjukkan kepada wisatawan luar. Dan perlu adanya peningkatan nilai
produk yang ditawarkan oleh keraton Kasepuhan harus dilakukan, tidak
hanya harga saja yang dinaikkan. Inovasi produk ini misalnya menawarkan
tidak hanya wisata benda-benda sejarah, tetapi juga memberikan yang lebih
seperti adanya penayangan film dokumenter tentang keraton Kasepuhan itu
sendiri secara gratis sebagai wujud peningkatan nilai produk objek wisata
keraton. Namun manajemen pengawasan dan kontrol terhadap implementasi
strategi pemasaran juga tetap penting untuk dilakukan serta harus adanya
visi-misi yang jelas terkait keraton Kasepuhan sebagai objek wisata agar
tujuan yang ingin dicapai pun lebih jelas.
5. Perlu adanya kerjasama yang baik antara pihak pengelola keratin dengan
berbagai pihak terkait seperti stakeholer serta pemerintah agar terjalin
sinerginitas yang saling membangun pada masing- masing pihak. Sehingga
perkembangan keinginan dan kebutuhan pasar pariwisata dapat ditangkap
dengan baik, kemudian diimplementasikan dengan inovasi produk yang
menarik minat wisatawan. Sinerginitas ini harus mampu lintas sektoral yang
menggabungkan antara pengelola objek wisata, pemerintah, stakeholder, dan
masyarakat sehingga semua komponen pendukung daya tarik wisata dapat
diimplementasikan dengan baik.
Dari survey yang dilakukan pada objek wisata keraton Kasepuhan Cirebon terkait
implementasi strategi pemasaran yang digunakan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pihak pengelola objek wisata keraton Kasepuhan Cirebon telah menjalankan strategi
pemasarannya. Adapun beberapa strategi pemasaran yang digunakan pengelola
keraton Kasepuhan untuk menarik minat wisatawan datang dan berkunjung ke keraton
adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan strategi bauran pemasaran, yaitu pertama Produk yang ditawarkan
keraton Kasepuhan meliputi wisata benda-benda kuno bersejarah dan pagelaran
kesenian Cirebon. Inovasi yang terdapat dari aspek produk ini yaitu dengan
menggunakan teknologi pada sistem tiket dan penyebaran informasi, seperti
dengan adanya web commerce keraton Kasepuhan dan e-ticketing pada pintu
masuk keraton.
b. Kedua harga yang ditawarkan kepada wisatawan relatif terjangkau dengan adanya
dukungan e-ticketing pada pintu masuk.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 11


c. Ketiga lokasi keraton Kasepuhan ini mudah dijangkau oleh para wisatawan yang
ingin berkunjung karena akses jalan pun tidak sulit ditempuh.
d. Keempat promosi yang dilakukan oleh keraton Kasepuhan melalui kerjasama
dengan berbagai pihak dan instansi terkait dengan menawarkan berbagai paket
wisata yang ada di keraton. Adapun kerjasama yang dilakukan oleh pihak keraton
seperti kerjasama dengan pihak biro perjalanan wisata untuk menjual paket
wisata keraton kepada calon wisatawan. Dan mempromosikan wisata keraton
kepada beberapa instansi, seperti sekolah dan kedubes negara-negara lain.
e. Langkah promosi lainnya adalah dengan memasukan even atau agenda rutin
keraton kedalam agenda nasional bahkan agenda pariwisata internasional.
f. Pada aspek proses, sultan keraton Kasepuhan merancang agenda tahunan Cirebon
untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Cirebon yang bekerjasama dengan
berbagai pihak. Agenda tahunan tersebut berisi tentang berbagai festival yang
diselenggarakan di Cirebon selama periode satu tahun dan mempromosikannya.
g. Untuk memberikan persepsi yang menarik, keraton Kasepuhan menyiapkan
participant atau orang-orang yang akan berhadapan langsung dengan wisatawan
melalui pelatihan peningkatan kompetensi SDM dibidang pariwisata. Adapun
contohnya seperti menyiapkan pemandu yang kompeten dalam berkomunikasi
dan berbahasa asing untuk menyampaikan informasi seputar keraton kepada
wisatawan.
h. Dan untuk memberikan kesan yang baik kepada wisatawan, keraton Kasepuhan
melakukan pembenahan terkait lingkungan fisik keraton. Pembenahan tersebut
seperti menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan keratin merevitalisasi pada
fisik dan non-fisik keraton.
Kendala dari pemasaran objek wisata keraton Kasepuhan ini seperti berikut:
1. Manajemen internal atau pengelola keraton hanya menyediakan produk wisata
apa yang mereka punya, bukan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan pasar
pariwisata.
2. Belum adanya inovasi lebih yang menarik dari produk wisata keraton yang
ditawarkan.
3. Harga yang ditawarkan kepada konsumen atau wisatawan tidak didukung dengan
penambahan nilai produk yang ditawarkan.
4. Fasilitas penunjang pun belum mampu membuat nyaman dan menarik wisatawan,
padahal fasilitas penunjang ini merupakan salah satu variabel daya tarik wisata
yang akan memudahkan dalam memasarkan suatu objek wisata.
5. Belum mampu membangun citra yang menarik pada persepsi calon wisatawan
untuk berkunjung ke keraton.
6. Masih banyak terdapat pungutan liar dan pengemis yang berada di lingkungan
keraton Kasepuhan yang mengurangi kenyamanan dan ketertiban wisata keraton.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 12


7. Belum adanya sinerginitas atau komunikasi yang saling membangun antara pihak
pengelola objek wisata keratin Kasepuhan dan pengusaha biro perjalanan wisata
serta pemerintah, sehingga pemasaran objek wisata terhambat oleh keinginan
pasar wisatawan yang belum mampu dipenuhi.

3. Pusat Belanja Batik Cirebon (Batik Trusmi)

Batik Trusmi adalah istilah yang merujuk pada batik khas Cirebon yang berpusat di
daerah Trusmi, Kabupaten Cirebon. Batik Cirebon memiliki ciri khas batik pesisiran
dengan keunikannya berupa motif dan warna yang tentunya berbeda dengan batik lain
di Indonesia. Keindahan Batik Trusmi telah dikenal luas hingga ke mancanegara
sehingga menjadi satu kebanggaan bagi masyarakat Cirebon. Mengenal dan
memperkenalkan Batik Trusmi bisa dimulai dari sejarah Batik Trusmi itu sendiri.

Batik Cirebon sebagai sebuah industri telah tertelusuri oleh beberapa sejarawan dan
seniman hingga ke akhir abad 19 atau awal abad 20. Meningkatnya ekonomi Cirebon
kala itu menjadi salah satu penyebab lahirnya Batik Cirebon sebagai sebuah industri.
Pun demikian, sejarah Batik Cirebon telah tercatat hingga di masa Kerajaan Cirebon di
abad 14. Berbagai cerita dan legenda yang lahir dan beredar mengenainya cukup
menarik untuk disimak.

Sebagaimana asal muasal kata Cirebon dan Grage, ada berbagai versi mengenai kata
Trusmi yang tercatat dalam tulisan-tulisan maupun tutur kata masyarakat Cirebon. Satu
hal yang pasti, masyarakat Trusmi mempercayai dengan keyakinannya bahwa mereka
merupakan keturunan dari Mbah Buyut Trusmi, Ki Buyut Trusmi, atau Pangeran
Walangsungsang Cakrabuana atau lebih dikenal sebagai Mbah Kuwu Cerbon. Saat
ini, Trusmi adalah sebuah nama desa di wilayah kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon
yang mana terdapat komplek situs pemakaman Ki Buyut Trusmi. Untuk mengenang
dan menghormatinya, setiap tahun terdapat ajang yang dikenal dengan sebutan
Trusmian, merupakan upacara khidmat di situs pemakaman Ki Buyut Trusmi yang
kemudian diramaikan oleh ajang budaya festival arak-arakan dan pacuan kuda. Ada
juga upacara Ganti Welid (ganti rumput) dan Ganti Sirap (ganti atap) setiap empat
tahun.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 13


Salah satu versi tentang Trusmi dapat dibaca dari Sejarah Caruban Kawedar berjudul
“Sambetipun Sajarah Trusmi” yang ditulis dalam bahasa Cirebon, diterjemahkan
secara bebas oleh Mustaqim Asteja : Diceritakan setelah syiar Islam telah menyebar
keseluruh nusantara pulau Jawa, kemudian Walisongo menyatukan tekad
bermusyawarah bertempat di Masjid agung Sang Ciptarasa Cirebon. Kebetulan saat itu
Sunan Gunung Jati mempunyai putra sir (putra gaib) yang bernama Bung
Cikal. Pangeran Cakrabuwana “Ki Kuwu Cerbon Kedua” berniat melepas jabatannya
sebagai pemimpin atau “umaro” untuk menekuni agama sebagai pandita atau
“ulama” sekaligus “mong-mong” mendidik Bung Cikal putra Sunan Gunung
Jati. Pangeran Cakrabuwana membangun padukuhan ke arah baratsekitar tujuh Kilo
Meter dari keraton Pakungwati Cirebon, yang kemudian bernama Astana Kramat
Trusmi berasal dari sebuah balong kramat yang airnya sangat jernih, dari atas balong
hinga dasarnya terlihat kerikil dan pasir yang airnya terus menerus semi “mengalir”
sehingga dinamakan “Terussemi” atau “Trusmi”

Versi lain menyebutkan Bung Cikal atau Pangeran Manggarajati yang diasuh oleh
Mbah Kuwu Cerbon atau Mbah Buyut Trusmi, sejak kecil telah terlihat kesaktiannya.
Salah satu kebiasaan Bung Cikal adalah sering merusak tanaman yang ditanam oleh
Mbah Buyut Trusmi, namun setiap tanaman yang dirusak oleh Bung Cikal segera
tumbuh dan bersemi kembali sehingga masyarakat menamakan pedukuhan tersebut
Trusmi yang berarti “Terus Bersemi”.

Ada lagi cerita tentang keindahan dan keterampilan hasil karya pembatik Trusmi pada
jaman Kesultanan Cirebon. Kala itu, sang Sultan memerintahkan perajin batik Trusmi
untuk membuatkan sebuah kain batik hanya dengan melihatnya saja, tanpa
diperbolehkan membawa kain batik tersebut sebagai contoh. Ketika waktu yang telah
disepakati tiba, perajin batik Trusmi membawakan kain batik hasil karyanya untuk
dipersembahkan kepada sang Sultan. Sebagai bukti kemahirannya, pembatik Trusmi
meminta kepada Sultan untuk membungkus kain batik milik Sultan yang asli dengan
kain batik duplikatnya. Kemudian Sultan diminta untuk bisa membedakan batik asli
dan batik duplikat. Seperti diketahui, sang Sultan tidak bisa membedakan batik asli dan
batik duplikat dikarenakan identiknya kedua batik tersebut. Sang Sultan pun mengakui
bahwa batik hasil karya perajin batik Trusmi dinilai sangat apik karena dapat membuat
„copy‟ yang sama persis tanpa membawa contoh aslinya

Secara keseluruhan Batik trusmi merupakan tempat belanja oleh-oleh yang sangat
lengkap serta dengan fasilitas gedung yang nyaman, sangat menyenangkan saat
berbelanja di sana. KAmi merasa puas

Kelebihan :
1. Parkirannya sangat Luas dan aman.
2. Harga Baju batiknya terjangkai lengkap dari yg murah sampai yg mahal.
3. Modelnya juga lucu-culu asesoris lainnya seperti tas rajut, tas dari bahan
rotan bambu juga terbilang murah.
4. Makanan khas cirebon juga enak-enak hargannya juga terjangkau. lahan luas
pelayanannya baik dan cocok untuk di kunjungi lagi.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 14


4. Wisata Kuliner Nasi Jamblang Bu Nur

Wisata kuliner di Cirebon tak kalah menyenangkan


jika dibanding dengan kota pariwisata lainnya. Ada
banyak pilihan makanan yang menggoda lidah. Selain
rasanya yang enak, harganya juga bisa dibilang
terjangkau. Di samping itu, wisatawan pun bisa
mencari makanan enak usai mengunjungi
tempat-tempat menarik di sana.Kuliner di Cirebon
memang bervariasi. Ada yang buka pada pagi hari
saja, siang hari saja, malam hari saja, dan bahkan
siang-malam. Kamu bisa memilih mana yang kamu
inginkan.

Beralamat di Jalan Cangkring II No. 34 Kejaksaan,Kota Cirebon, Jawa Barat. Sega


(Nasi) Jamblang adalah makanan khas dari Cirebon, Jawa Barat. Nama Jamblang
berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang
makanan tersebut. Ciri khas makanan ini adalah penggu-naan daun Jati sebagai
bungkus nasi
Kelebihan :
1. Menu makanan varia-tive dan rasanya enak
2. Mengantri untuk memilihmenu merupakan
ciri khas yang tidak oleh dihilang-
kan,mengantri sangat menggambarkan
karakteristik dari orang sunda serta
menciptakan suasana kekeluargaan antara
pelanggan.
Kekurangan :
1. Lokasi tidak terlalu strategis karena harus memasuki jalan yang hanya bisa
dilewati 1 mobil besar saja.
2. Area parkir tidak tersedia
3. Restoran tidak terkonsep dengan baik
4. Harga tidak transfaran

Saran & Kritik


1. Menu makanan harus diberi nama disertai harga yang jelas, sehingga
pelanggan dapat lebih leluasa memilih.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 15


2. Antrian dapat dikonsepkan, saran dari kami adalah dengan membagi antrian
menjadi 2 bagian agar lebih tertib dan menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan misalkan pencurian
3. Konsep restoran sangat tidak menarik apalagi untuk kalangan anak milenial,
untuk itu perlu diadakan nya perbaikan, konsep yang saat ini dipakai oleh nasi
jamblang ibu Nur adalah konsep warung makan yang sangat biasa, tidak
mencerminkan karakteristik nasi jamblang sendiri yang merupakan makanan
khas Cirebon serta suasana kekeluargaan dan keramah tamahanan. Saran dari
kami adalah dengan mengganti meja dengan meja untuk makan dengan meja
bundar disertakan kursi yang mengelilinginya, baiknya furniture yang
digunakan dari kayu jadi agar terlihat lebih terkonsep, kemudian untuk
dinding dapat dapat diaplikasikan dengan wallpaper dengan nuansa sejuk dan
tenang, serta nyaman untuk dijadikan tempat makan sekaligus kumpul-kumpul
bersama keluarga, maupun tempat untuk belajar ataupun sekedar berkumpul
bersama teman-teman bagi kalangan muda, ada baiknya pula disediakan wifi
untuk menambah minat dari kalangan mileneal.
4. Fasilitas parkir sebenarnya tersedia, namun untuk para wisatawan yang datang
menggunakan bus cukup merasa kesulitan menuju ke lokasi, untuk masalah ini
kami menyarankan untuk menyewa sebidang tanah yang cukup luas untuk
parkir, adapun lokasi yang cukup jauh dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar untuk menambah penghasilan yaitu dengan ojek becak, dengan
demikian wisatawan akan merasakan ciri khas dari segi transfortasi untuk
menuju destinasi wisata makanan Nasi Jamblang, dan itu harus di pertahankan
agar menjadi suatu keunikan tersendiri, Sesuatu yang unik akan sangat
menarik sehingga dapat meningkatkan wisatawan yang berkujung.

5. Wisata Kuliner Nasi lengko


Nasi Lengko adalah makanan khas jawa barat yang
terkenal dengan kenikmatannya, Ciri khas nasi
lengko atau sego lengko yaitu tahu dan tempe yang
dipotong kecil-kecil diletakan diatas nasi hangat
kemudian ditambahkan dengan sayuran dan di
siram dengan bumbu kacang dan kecap yang encer.
Satu lagi yang menjadi ciri khasnya yaitu kerucup
aci putih berbentuk bulat.

Kekurangan:

1. Review kami mengenai Nasi lengko


krucuk 2 pada saat mencici serasa ada
yang kurang, sepertinya kurang sedikit sentuhan rasa dan bumbu kacangnya pun
agak sedikit dari biasanya, namun tidak mengapa karena tidak membuat selera
makan kami berkurang sedikitpun,

2. Strategi pemasarannya harus lebih ditingkatkan lagi, dari mulai membuat


spanduk berisi sejarah Nasi lengko bahkan bisa juga dibuat video blog

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 16


tentang sejarah nasi lengko,tutorial proses pembuatan nasi lengko, manfaat
mengkonsumsi nya, dan lain sebagainya.

6. Sate Kambing Muda


Cirebon memang kaya akan kuliner. Ragam
kuliner yang menggugah selera pun mudah
ditemukan di kota yang berjuluk Kota Wali
tersebut. Satu di antaranya adalah sate.
Sate paling terkenal dari Cirebon adalah sate
kambing muda. Sesuai namanya, daging
yang digunakan untuk bahan sate adalah
daging kambing muda. Alhasil, daging sate
terasa empuk saat dikunyah meski tidak
direbus terlebih dulu.

"Sate khas Cirebon memang dagingnya tak direbus dulu, langsung diambil mentah
dalam kondisi segar. Lalu dibakar di atas bara api dengan sedikit bumbu," ujar penjual
sate kambing muda, saat kami wawancara belum lama ini.
Sate yang sudah matang pun diberi bumbu. Ada dua jenis bumbu yang bisa dipilih,
yakni bumbu kacang dan bumbu kecap. Khusus untuk bumbu kacang, bumbunya
sangat kental dan tidak terlalu banyak. Ini sangat berbeda dengan bumbu kacang pada
sate madura. Sementara untuk bumbu kecap, ditambahkan potongan tomat bersama
dengan bawang merah dan cabai rawit.

Uniknya, sate khas Cirebon ini dijual kodian. Satu kodi atau isi 20 tusuk ditawarkan
pada kisaran Rp 50.000 bila potongan daging kambing disertai lemak, dan Rp 60.000
tanpa lemak.
Sate kambing muda ini paling pas disantap bersama nasi hangat. Oleh sebagian
pedagang, ditawarkan bersama nasi lengko yakni nasi putih yang diberi potongan
tempe, mentimun, dan tauge, lalu disiram bumbu kacang dan kecap manis.
Sejumlah tempat yang menawarkan sate kambing muda terletak di Plered, Tengah
Tani, Jalan Pagongan, dan Jalan Bahagia.

7. Wisata Kuliner Empal Gentong


Ini adalah makanan yang sangat kami rekomendasikan bagi
semua wisatawan yang berkunjung ke daerah Cirebon, Empal
gentong sangat-sangat enak, Kami merasa puas dari segi rasa,
dan tentu saja ketika kami berkunjung ke Cirebon kami tidak
akan melewatkan makanan ini.Sedikit keritik kami sampaikan
untuk lahan parkir kurang memadai jalan menuju rm.empal
gentong tidak terlalu jauh akan tetapi karna terlalu sempit
untuk parkir dan tidak ada jasa tukang parkir( hanya kernet
bus ) mengakibatkan macet karna susah untuk memposisikan
badan bis ke lahan parkir yg cukup sempit tersebut.

BAB 3

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 17


PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara rinci telah kami jelaskan dalam bab 2. Sebuah objek wisata akan berkembang
dengan baik apabila keempat aspek ; Attraction, Accessibility, Amenity, dan
Anciliary dapat dipenuhi oleh para pelaku wisata dalam hal ini adalah stackholders.
Dalam destinasi wisata diatas keempat aspek penunjang tersebut menjadi kekurangan
dari destinasi, sehingga destinasi tidak berkembang. Dengan adanya laporan ini yang
berisi saran serta kritik demi perbaikan dan perkembangan destinasi kami harapkan
dapat di visualisasikan ke dalam destinasi sehingga konsep pariwisata yang
sebenarnya dapat tercapai.

B. Saran & Kritik

Perjalanan ini memang benar-benar melelahkan. Namun dibalik itu semua terdapat
sebuah pengalaman yang tidak pernah akan kami lupakan selama hidup kami.
Tempat-tempat wisata yang menakjubkan, serta dosen pendamping yang setia
mendampingi dan menjaga kami semua,itulah yang tidak bisa kami lupakan. Mungkin
kegiatan study tour ini tidak berjalan dengan apa yang kami bayangkan dan
rencanakan, tapi kami maklumi semua ini. Karena rencana tidak selalu berjalan
lancar. Kami hanya berharap semoga Universitas Sahid terus dan selalu mengadakan
progam study tour ini. Dan semoga kegiatan ini bisa berjalan lebih lancar dan menarik
lagi.

Manajement Kelas C……………………………………………………………………………………………………………………………………….. 18

Anda mungkin juga menyukai