ABSTRAK
Cirebon merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat dengan landcape pesisir, letaknya yang
strategis dan tanahnya yang subur membuat Cirebon kaya akan sumberdaya pertanian. Kondisi tersebut
mendorong Pemerintah Belanda untuk melakukan eksploitasi dan pendudukan di Cirebon. Eksploitasi
komoditas yang relatif melimpah, mendorong dibangun sarana transportasi yang efiesien untuk mengangkut
hasil pertanian tersebut. Kereta api merupakan teknologi transportasi pengangkutan efisien yang saat
itu berkembang, maka dibangun jalur rel kereta api, stasiun dan perhentian dengan segala fasilitasnya.
Pembangunan pertama adalah jalur Semarang – Cirebon dengan kelas trem tahun 1897 dan terus mengalami
perkembangan. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif eksploratif penelitian
ini berusaha melakukan pemetaan dan identifikasi tinggalan perkretaapian di Wilayah Cirebon, berbasis
teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk mendapatkan informasi sosial sejarah perkembangan
Wilayah Cirebon pada masa Kolonial Belanda. Data dikumpulkan melalui observasi dengan penelusuran
bekas rel sehingga ditemukan tinggalan perkretaapian berupa jalur kereta api, stasiun dan perhentian baik
yang masih di fungsikan atau yang sudah tidak aktif. Data penelusuran diperkuat dengan studi literatur,
studi pustaka dan studi dokumentasi kemudian dianalisis dengan Sistem Informasi Geografis sehingga
didapatkan peta sebaran tinggalan perkretaapian dan dideskripsikan dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian
menemukan tinggalan perkretaapian berupa bekas jalur rel kereta api, bekas bangunan stasiun dan bekas
perhentian dengan berbagai fasilitas penunjangnya meliputi bangunan bekas Stasiun Mundu, Warudurur,
Kanci, Sindanglaut, Karangsuwung, Jatiseeng, Ciledug, Losari dan Babakan. Kemudian perhentian
Jatipiring, Cibogo, Waled, Luwunggajah, dan Titik Simpang Bedilan. Tinggalan tersebut tersebar sepanjang
bekas jalur rel kereta api baik yang masih difungsikan maupun yang sudah tidak aktif.
Kata Kunci: Tinggalan Perkretaapian, Kereta Api, Cirebon Timur
ABSTRACT
Cirebon is one of the regions in West Java Province with a coastal landcape, its strategic location and fertile
land makes Cirebon rich in agricultural resources. These conditions encouraged the Dutch Government
to exploit and occupy in Cirebon. The relatively abundant exploitation of commodities has led to the
establishment of efficient transportation facilities for transporting agricultural products. Railroad is an
efficient transportation transportation technology that at that time developed, so railroad lines, stations
and stops were built with all the facilities. The first development was the Semarang - Cirebon route with
the tram class of 1897 and continued to experience development. Through a qualitative approach with a
descriptive explorative research method this research seeks to map and identify railroad relics in the Cirebon
Region, based on Geographic Information System technology (GIS) to obtain historical social information
on the development of the Cirebon Region during the Dutch Colonial period. Data was collected through
observation by tracing rail tracks so that railroad relics were found in the form of railroad tracks, stations
and stops that were still functioning or those that were no longer active. The tracing data was strengthened
with literature studies, literature studies and documentation studies and then analyzed with the Geographic
Information System so that a map of the railroad distribution was obtained and described in written form.
The results of the study found railroad relics in the form of former railroad tracks, former station buildings
and former stops with various supporting facilities including the former buildings of Mundu Station,
Warudurur, Kanci, Sindanglaut, Karangsuwung, Jatiseeng, Ciledug, Losari and Babakan. Then stop at
Jatipiring, Cibogo, Waled, Luwunggajah, and Titik Simpang Bedilan. The remains are scattered along the
former railroad tracks, both those that are still functioning and those that are no longer active.
Keyword: Railroad Relics, Trains, East Cirebon
560
Iwan Hermawan| Pemetaan Jalur dan..... 561
(2) pertumbuhan penduduk; (3) jalur aktif Cirebon – Semarang; (3) Jalur
meningkatnya taraf hidup masyarakat; kereta api Cirebon – Ciledug atau Jalur
(4) gerakan pendirian bangunan pada Selatan yang merupakan bagian dari
masyarakat; dan (5) dorongan dari jalur aktif Cirebon - Purwokerto.
manusianya itu sendiri (Silondae, 2016). Penelitian ini merupakan
Saat ini, Jalur Trem Cirebon Timur penelitian eksploratif deskriptif
(Bedilan – Waruduwur) merupakan salah dengan mengikuti pola penalaran
satu jalur kereta api tidak aktif di wilayah induktif. Metode penelitian mencakup
kerja PT. KAI DAOP 3 Cirebon. Jalur pengumpulan data, deskrisi data, dan
kereta api yang saat ini aktif di wilayah eksplanasi. Berkenaan dengan data yang
Cirebon Timur, adalah Cirebon – Kroya dikumpulkan pada penelitian ini terbatas
dan Cirebon Semarang melalui jalur pada sisa-sisa fisik situs dan struktur
pintas Waruduwur – Losari. ditambah peta, dokumentasi, dan bukti
Pembangunan jalur kereta api fotografi (Reiter, 2017; Hallingberg et
di Kota Cirebon seperti yang telah al., 2018).
dijelaskan sebelumnya tidak lepas dari Pengumpulan data awal
pembangunan berbagai fasilitas lain penelitian dilakukan dengan cara
terkait kereta api, fasilitas pendukung dan melakukan penelusuran pustaka,
jalur kereta api ini merupakan tinggalan dokumen perkeretaapian, dan dokumen
pembangunan pemerintah kolonial arsip. Hal ini dilakukan guna mengetahui
dan menjadi saksi sejarah, karena dari sejarah perkembangan wilayah Cirebon
tinggalan tersebut kita bisa mengungkap Timur pada masa kolonial Belanda.
fakta sejarah perekonomian di Cirebon Penelusuran juga dilakukan
Timur yang akan memberikan jawaban melalui pengamatan peta, yaitu peta
atas perkembangan pertanian dan administrasi wilayah Cirebon, peta
perekonimian masyarakat di Jawa Barat. topografi, dan peta Geologi. Data
Karenanya tinggalan ini menarik dikumpulkan dengan observasi
untuk diteliti dengan identifikasi dengan 1) Melakukan pengecekan titik
dan penelusuran lanjut, artikel ini statsiun (perhentian kereta api), titik
menguraikan dan menyajikan dalam percabangan, serta tinggalan lainnya;
bentuk peta analisis hasil penelitian jalur 2) Mengumpulkan data dan informasi
dan sebaran tinggalan perkeretaapian berkenaan tinggalan masa kolonial
Kolonial Belanda di wilayah Cirebon Belanda di lokasi penelitian dan 3)
Timur. Mengumpulkan bukti tinggalan disekitar
bekas rel kereta api.
METODOLOGI Analisa data berupa data peta
Penelitian ini dilaksanakan lama lokasi penelitian dalam kurun
dengan melakukan penelusuran jalur waktu berbeda akan memperlihatkan
kereta api aktif dan dan non aktif di perkembangan wilayah yang terjadi.
wilayah Kabupaten Cirebon bagian Selain itu, untuk mendukung hasil
Timur, Provinsi Jawa Barat. Jalur kereta analisis peta juga dipergunakan data
api di wilayah Kabupaten Cirebon, arsip, data survey, dan data hasil
meliputi (1) Jalur kereta api non aktif wawancara dengan informan di lokasi
Waruduwur – Sindanglaut – Bedilan penelitian dengan bantuan alat ukur dan
yang merupakan jalur trem; (2) Jalur instrumen penelitian yang sebelumnya
kereta api Cirebon – Waruduwur – telah ditentukan. Hasil penelitian
Losari atau jalur utara yang merupakan kemudian disajikan dalam bentuk peta
Iwan Hermawan| Pemetaan Jalur dan..... 563
Selain dilalui oleh jalur Trem SCS, Perkeretaapian dan lingkungan sekitar
wilayah Cirebon Timur juga dilalui jalur Stasiun di wilayah timur Cirebon,
kereta api jarak jauh, Cirebon – Kroya khususnya tinggalan perkeretaapian
merupakan bagian dari jalur Cikampek pada jalur kereta api yang dikelola oleh
– Kroya yang dibangun oleh Perusahaan Perusahaan SCS.
kereta api pemerintah, Staatspoorwegen Tinggalan ini berada di jalur
(SS). Antara Cirebon – Ciledug, terdapat utama jalur rel SCS, yaitu jalur lingkar
8 perhentian, Stopplaats dan Halte. Waruduwur – Sindanglaut – Losari
Seperti sudah diuraikan pada yang merupakan bagian dari jalur
bagian terdahulu, konsesi yang dimiliki utama Cirebon – Semarang yang
oleh perusahaan kereta api swasta SCS, dibangun pertama, dan Jalur Waruduwur
adalah mencakup wilayah Cirebon. – Babakan – Losari yang dibangun
Namun pada sisi lain, perusahaan kereta untuk mempersingkat jalur Cirebon –
api pemerintah, SS, juga menjadikan Semarang.
Cirebon salah satu bagian dari konsesinya Tinggalan Stasiun Mundu dan
dalam membangun jalur kereta api jarak Fasilitasnya
jauh. Jalur Cikampek – Cirebon yang Berdasarkan buku Daftar Nama
resmi beroperasi tahun 1912 dilanjutkan dan Nomor Kode Stasiun dan Perhentian
pembangunannya ke arah Selatan yang diterbitkan PJKA tanggal 7
Cirebon, yaitu jalur Cirebon – Kroya. Desember 1977, Mundu merupakan
Jalur Cikampek – Cirebon jalur salah satu perhentian di Lin Brebes,
aktif dan sudah ditingkatkan menjadi lintas: Mundu – Pasurungan.
jalur ganda. Kereta api SS jalur Cikampek Perhentian Mundu berlokasi di
ke Kroya di Karesidenan Cirebon Blok Mundumasigit, kecamatan Mundu
melewati 21 perhentian, Stasiun dan Kabupaten Cirebon pada koordinat
Stopplaats. Yang terdiri atas Haurgeulis, 1080 35’ 26.79” BT dan 60 45’ 34.25”
Cipedang, Cilegeh, Sukamelang, BT. Saat ini, Stasiun Mundu sudah tidak
Kadokangabus, Terisi, Jatibarang, beroperasi dan sudah tidak ditemukan
Kertasemaya, Kaliwedi, Arjawinangun, lagi sisa bangunan stasiun. Berdasarkan
Bangodua, Cangkring, Cirebon, Cirebon Grondkard SCS, jumlah sepur di
Prujakan, Prujakan Selatan, Luwung, kawasan ini satu, namun memiliki lahan
Martapada, Sindanglaut, Karangsuwung, yang luas. Kondisi saat ini menunjukkan,
Luwunggajah, dan Ciledug. kawasan Mundu Masigit merupakan
kawasan permukiman.
Sebaran Tinggalan Perkretaapian di Tinggalan yang ditemukan di
Cirebon Timur kawasan Mundu, adalah potongan rel
Seperti telah diuraikan pada lama dengan berbagai angka tahun yang
bagian terdahulu, Perkeretaapian dimanfaatkan masyarakat untuk patok,
di Wilayah Cirebon dilayani oleh papan peringatan dan sebagainya
Perusahaan Kereta Api Pemerintah,
SS, dan Perusahaan Kereta Api Swasta, Tinggalan Stasiun Warudurur dan
SCS. Dalam operasionalnya, Perusahaan Fasilitasnya
SS melayani perjalanan kereta api Stasiun Waruduwur merupakan
relasi Cirebon – Kroya, SCS melayani salah satu stasiun aktif yang berada di
perjalanan kereta api relasi Cirebon – jalur utama Cirebon – Semarang pada
Tegal – Semarang. koordinat 1080 37’ 30.99” BT dan 60
Pada bagian ini diuraikan Jejak 47’ 7.98” LS. Stasiun yang aktif saat ini,
566 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019
adalah stasiun baru yang mulai beroperasi Kondisi bangunan saat ini tidak
sejak dioperasikannya jalur ganda Jakarta dimanfaatkan, tidak terawat dan rusak.
– Surabaya pada tahun 2014. Bangunan Sama seperti bangunan stasiun yang
lama stasiun Waruduwur berada pada sekelas, bangunan ini terdiri dari 4
Km 212 +045, pada koordinat 1080 37’ Ruang, yaitu ruang tunggu penumpang
20.54” BT dan 60 47’ 1.78” LS. di bangian tengah, loket, ruang PPKA,
dan ruang kepala stasiun.
Gambar 2 Tinggalan perkretaapian sepanjang jalur rel kereta api SS dan SCS wilayah
Cirebon. (Sumber: Hasil penelitian, 2018)
Gambar 5 Tinggalan bangunan stasiun dan rumah dinas Stasiun Warudurur. (Sumber:
Hasil Penelitian, 2018).
568 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019
Gambar 9 Bekas kawasan Stasiun Karangsuwung dan persimpangan rel menuju Pabrik
Gula (Sumber: Hasil Penelitian, 2018).
Iwan Hermawan| Pemetaan Jalur dan..... 571
Bangunan stasiun saat ini masih masih berdiri namun sudah berubah
berdiri namun sudah tidak difungsikan fungsi menjadi ruang usaha masyarakat,
sebagai Stasiun yang melayani perjalanan yaitu bengkel Sepeda Motor.
kereta api. Bangunan saat ini difungsikan Jalur Trem dari Waled menyusuri
sebagai Kantor UPT Resort Jembatan 3.4 Jalan Raya Pangeran Walangsungsang di
Sindanglaut Daop 3 Cirebon. Bangunan sebelah kiri, sebelum memasuki Stasiun
Stasiun Karangsuwung oleh PT. Kereta Jatiseeng jalan trem menyeberangi Jalan
Api Indoneia, Persero sudah ditetapkan Raya Pangeran Walangsungsang dan
sebagai salah satu cagar budaya. Hal ini masuk ke stasiun Jatiseeng. Dari Stasiun
tampak pada prasasti yang terpasang di Jatiseeng, jalan Trem menyusuri Jalan
salah satu dinding stasiun. Sebagaian Raya Pangeran Walangsungsang dan
besar bangunan masih memperlihatkan menyeberangi simpang empat Pasar
keasliannya, bangunan berdenah persegi Jatiseeng melewati Rumah dinas yang
empat dengan pembagian: Ruang saat ini difungsikan sebagai Kantor Pos.
tunggu (Hall), Ruang Kepala Stasiun
dan Loket Karcis, serta Ruang PPKA Tinggalan Stasiun Ciledug dan
yang merupakan ruang tambahan pada Fasilitasnya
massa bangunan utama. Penambahan Stasiun Ciledug SS (Stasiun
lainnya, adalah penambahan portico Ciledug) merupakan salah satu stasiun
(area entrance dengan atap dan kolom aktif di Jalur Cirebon – Purwokerto.
bata), penggantian lantai bangunan Stasiun ini melayani perjalanan kereta
menjadi lantai keramik berwarna putih. api serta naik turun penumpang dan
Perubahan juga terjadi pada pintu, barang secara terbatas, terutama untuk
jendela, dan penambahan lubang angin kereta api ekonomi, untuk tujuan arah
bermotif geometris di dinding eksterior. barat (Jakarta) dan timur ke Yogyakarta,
Halaman stasiun saat ini Solo, dan Surabaya.
dimanfaatkan sebagai tempat penampung Stasiun Ciledug SS berada di Km
potongan rel dan bantalan lama hasil 251+019 (dihitung dari Jakarta), terletak
bongkaran dari ruas rel yang diremajakan. di Jalan Buyut Ronda Desa Cileduglor
Pada tumpukan potongan rel terdapat Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.
potongan rel lama yang sebelumnya Stasiun ini melayani perjalanan kereta api
terpasang di wilayah kerja PT. KAI Daop dan naik turun penumpang, khususnya
3 Cirebon. Sebagian potongan rel lama Kereta Ekonomi yang melalui stasiun
yang sudah tidak dipakai dimanfaatkan tersebut yaitu kereta api tujuan akhir
untuk pagar pembatas dan tiang papan Jakarta dan Kutoarjo, Yogyakarta dan
pengumuman. Di tumpukan rel bekas Surabaya.
ditemukan rel dengan teraan KRUPP Bangunan Stasiun Ciledug
1910 J. SS., pada potongan rel yang bedenah persegi dan sudah mengalami
dijadikan tiang plang nama kantor perubahan walau tidak merubah
terdapat teraan KRUPP 1880 10.G. J. SS. keseluruhan bentuk bangunan.
Penambahan ruangan dilakukan di
Tinggalan Stasiun Jatiseeng dan sayap kiri dan sayap kanan bangunan,
Fasilitasnya berupa ruang PPKA. Perubahan juga
Jatiseeng merupakan salah terjadi pada perubahan lantai menjadi
satu Stasiun Trem SCS yang berlokasi lantai dengan tegel keramik warna putih.
di Dusun Jatiseeng Kidul, Jatiseeng Penambahan atap pada pintu masuk dan
Kecamatan Ciledug. Bangunan stasiun keluar stasiun.
572 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019
Gambar 10 Bekas Halte Jatiseeng dan Lokasi Persilangan Rel SS dan SCS dekat staisun
Ciledug (Sumber: Hasil Penelitian, 2018).
Gambar 13 Bangunan bekas Stasiun Losari dan bangunan Stasiun Losari Baru
(Sumber: Hasil Penelitian, 2018).
Gambar 14 Peta sebaran tinggalan perkretaapian terkait Stasiun Losari (Sumber: Hasil
Penelitian 2018)
574 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019
Stasiun Losari berdenah persegi saat ini melayani perjalanan kereta api
panjang dengan arah hadap ke selatan dan naik turun penumpang, terutama
(ke jalan rel kereta api) pembagian kereta Ekonomi. Bangunan stasiun lama
ruang meliputi ruang kepala stasiun tidak dibongkar namun difungsikan
dan penjualan tiket, ruang gudang, dan sebagai kantor UPT Resor Jalan
ruang tunggu (Hall). Stasiun ini telah Rel 3.12 Babakan PT. KAI Daop 3
mengalami renovasi dan perubahan masa Cirebon. Bangunan stasiun terletak di
bangunan, yaitu dibangunnya ruang Jalan Pangeran Sutawijaya, Babakan
PPKA, Pemotongan atap, penggantian Kabupaten Cirebon pada ketinggian 12
lantai menjadi lantai keramik warna mdpl, koordinat 1080 43’ 11.46” BT dan
putih, penggantian pintu dan jendela. 060 51’ 38.23” LS.
Dinding bangunan berupa susunan bata Bangunan lama Stasiun Babakan
yang dispasi dan dilepa. Atap berbentuk memiliki denah persegi yang terdiri dari
limas yang ditutup dengan genteng. 3 ruang, yaitu ruang kepala, ruang loket
Pada sisi timur bangunan terdapat tiket, dan Hall. Ruang lainnya, adalah
menara air berdenah persegi dengan ruang PPKA, merupakan masa bangunan
ukuran 4,6 x 2,2 m dan dibagi menjadi dua tambahan yang dibangun lebih menonjol
ruangan dengan ukuran sama (masing- ke bagian depan agar dapat melihat
masing ruang mempunyai ukuran 2,3 x 2, pergerakan kereta yang akan masuk sejak
2 m) yang ditutup dengan menggunakan dari jauh. Dinding bangunan stasiun
pintu besi. Bagian dalam ruangan diduga berupa pasangan batu bata yang dispasi.
sebagai gudang dan penyimpanan mesin Kondisi bangunan sudah mengalami
pompa. Dinding berupa susunan bata dan renovasi, berupa penambahan ruang
cor, langit-langit ruangan berupa dasar baru, yaitu ruang PPKA; penggantian
cor bak penampung air tingginya 3 m. dan penambahan pintu dan jendela,
Tinggi bangunan mencapai 8 penutupan dengan tembok akses masuk
m., sebelumnya bangunan penampung di ruang tunggu, dan penggantian lantai
air ini hanya + 5 m. Hal ini tampak menjadi lantai keramik. Atap bangunan
adanya perbedaan struktur dinding yang stasiun berbentuk limas dan ditutup
menyerupai garis dan dibandingkan dengan genteng. Langit-langit bangunan
dengan foto lama yang tentang stasiun sudah diganti dengan Eternit. Bangunan
Losari. Perubahan tinggi bak penampung lainnya, adalah menara air yang berada di
air tersebut, diduga untuk memenuhi sebelah barat bangunan stasiun Babakan
kebutuhan air lokomotif yang bertambah lama.
setelah dibuka jalur lurus Cirebon – Menara air tersebut berbentuk
Losari pada masa kolonial Belanda. segi enam dengan empat ruang di bawah
bak penampung air. Ruang tersebut
Tinggalan Stasiun Babakan dan bisanya merupakan ruang pompa dan
Fasilitasnya gudang peralatan. Bangunan menara air
Stasiun kereta api Babakan, ini memiliki kesamaan bentuk dengan
merupakan salah satu stasiun yang menara air di Stasiun Sindanglaut dan
dibangun di Jalur lurus Cirebon – Losari. Stasiun Ciledug pada jalur Cirebon –
Setelah diaktifkannya jalur rel ganda Kroya. Di halaman stasiun lama Babakan
Cirebon – Semarang, aktifitas stasiun ditemukan bantalan rel berbahan besi
Babakan dipindah ke bangunan baru (baja) dengan teraan DK 1914. Bantalan
yang berjarak 150 m dari bangunan jenis ini biasanya digunakan di jalur-jalur
stasiun lama. Stasiun Babakan sampai persimpangan atau pembelok di stasiun.
Iwan Hermawan| Pemetaan Jalur dan..... 575
Tidak jauh dari bangunan lama Jalur Trem SCS dari Stasiun
stasiun Babakan, terdapat 2 rumah dinas Pabuaran menuju Waled melewati lahan
jabatan dengan arsiektur khas masa pesawahan dan saluran Irigasi dari Dam
kolonial Belanda di jalan raya Gebang Roti, kondisi saat ini jejak jembatan
tidak jauh dari perlintasan Babakan. Trem sudah hilang, namun diperkirakan
di ujung jalan gang yang berdasarkan
Tinggalan di Bekas Perhentian Grondkard merupakan jalur Trem SCS.
Jatipiring dan Cibogo Sejajar dengan jembatan
Jatipiring adalah salah satu Trem, terdapat Jembatan Gotrok/
perhentian yang berlokasi di antara Lori Tebu (Decauville) ke Pabrik
perhentian Pabuaran dan Karangsuwung Gula Luwunggajah yang sudah tidak
pada km. 17+00. Perhentian ini berupa difungsikan akibat ditutupnya Pabrik
Stopplaats yang kondisinya saat ini sudah Gula Luwunggajah.
tidak ada. Jalur Trem SCS di Jatipiring Bekas jembatan Gotrok saat
mengarah ke Cisaat, Cibogo, cikulak, ini dimanfaat sebagai jembatan warga
Pabuaran, Sukadana, terus ke Jatiseeng, yang akan beraktifitas di seberang
dan Ciledug. kampung/sawah. Jalur Trem yang saat
Tinggalan di Jatipiring yang ini difungsikan sebagai jalan Gang oleh
ditemukan, adalah Struktur fondasi masyarakat membelah kampung dan
Jembatan Kereta Api (trem) di dekat bersilangan dengan jalur Gotrok di dekat
permukiman warga Dusun Jatipiring. lapangan dan berakhir di Emplasemen
Struktur Fondasi jembatan juga Waled. Saat ini, pada lahan bekas
ditemukan di Km. 16+300, tepatnya emplasemen Stasiun Waled berdiri SMA
di dekat Makam umum Jatipiring. PGRI Waled.
Di kampung Cemaraberes, pada km.
16+200 ditemukan juga struktur fondasi Tinggalan di Bekas Perhentian
Jembatan. Semua tinggalan tersebut Luwunggajah
berada sejajar dengan jalan raya Luwunggajah adalah salah satu
Karangsuwung – Pabuaran. perhentian yang saat ini sudah tidak
Perhentian berikut, adalah aktif berada pada km 8+800 di tengah
Perhentian Cibogo yang terletak pada Km. sawah tidak jauh dari dari jalan kereta
14+100. Seperti bangunan perhentian api Cirebon – Purwokerto. Kondisi
lainnya, sudah tidak ditemukan bangunan saat ini, bangunan stasiun dan fasilitas
stasiun bahkan bekas keberadaannya pendukungnya sudah hancur. Di lahan
sudah tidak ada, demikian pula dengan bekas emplasemen stasiun ditemukan
jalur rel sudah tidak ada. sisa struktur bangunan berupa dinding,
tiang, dan fondasi. Lahan bekas
Tinggalan di Bekas Perhentian Waled emplasemen stasiun difungsikan oleh
Perhentian Waled merupakan masyarakat sebagai sawah.
salah satu perhentian dengan kelas Pabrik Gula Luwunggajah pada
Stopplast berada di kecamatan Waled, masa kolonial merupakan salah satu
pada Km. 10+300. Berdasarkan pabrik gula besar di wilayah Ciledug.
Grondkaard dan keterangan dari Yumargi Pabrik Gula ini merupakan milik dari
Junaedi, Staf Penjagaan Asset DAOP 3 Mayor Tan Tjin Kie, salah seorang
Cirebon, emplasemen stasiun Waled saat pengusaha Gula terbesar di Cirebon,
ini sudah berubah fungsi menjadi areal yang meninggal dunia pada tahun 1919.
bangunan Sekolah SMA PGRI Waled. Pada tahun 1922,
576 Jurnal Sosioteknologi | Vol. 18, No 3, Desember 2019