Disusun Oleh :
Vania Vasti Herinta Putri
13.12.0018
SEMARANG
2016
Lembar Pengesahan Praktik Kerja
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG - SOLO
TAHAP II RUAS BAWEN – SOLO, JEMBATAN TUNTANG
PAKET 3.1 : BAWEN - POLOSIRI
Disusun Oleh :
Vania Vasti Herinta Putri
13.12.0018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
kesempatan dan berkat yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga laporan
praktik kerja yang berjudul Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo
Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen - Polosiri
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Praktik kerja menjadi kesempatan mahasiswa untuk terjun langsung dalam
dunia kerja terutama dibidang konstruksi. Mahasiswa diharapkan dapat belajar
secara langsung mengenai dunia konstruksi khususnya dalam suatu proyek
pembangunan sehingga mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tahap-tahap
pekerjaan pembangunan, kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan serta
solusi yang tepat untuk kendala tersebut.
Laporan praktik kerja ini disusun penulis sebagai salah satu syarat untuk
menempuh kegiatan perkuliahan serta syarat memperoleh gelar sarjana dalam
Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selain
itu, laporan ini juga dibuat dengan maksud untuk menyampaikan ilmu yang telah
penulis terima selama penulis melakukan praktik kerja dari 1 April 2016 – 1 Juli
2016. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut
andil membantu penulis menyusun laporan ini, yaitu kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Djoko Suwarno, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil
Universitas Katolik Soegijapranata
2. Bapak Ir. Budi Santosa, M.T. selaku dosen pembimbing praktik kerja yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis
melaksanakan praktik kerja hingga penyusunan laporan praktik kerja
3. PT. Trans Marga Jateng yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk praktik kerja di Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang –
Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen -
Penulis
KARTU ASISTENSI
KARTU ASISTENSI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL········································································· i
HALAMAN PENGESAHAN ······························································ ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN PRAKTIK KERJA ············· iii
KATA PENGANTAR ······································································· iv
KARTU ASISTENSI PRAKTIK KERJA ················································ vi
SURAT PERMOHONAN IJIN PRAKTIK KERJA····································· viii
SURAT KETERANGAN DITERIMA PRAKTIK KERJA ···························· ix
SURAT PERINTAH PRAKTIK KERJA ················································· x
SURAT BIMBINGAN PRAKTIK KERJA ·············································· xi
SURAT KETERANGAN SELESAI PRAKTIK KERJA······························· xii
SURAT UCAPAN TERIMA KASIH ····················································· xiii
DAFTAR ISI ·················································································· xiv
DAFTAR TABEL ············································································ xvi
DAFTAR GAMBAR ········································································ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ······································································ xxii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Layout Drain dan Expansion Joint Jembatan Sungai Tuntang···· L-01
Lampiran 2 Data Teknik Proyek ····················································· L-02
Lampiran 3 Detail Penulangan Bor Pile ············································ L-03
Lampiran 4 Detail Tabel Penulangan Footing P1 dan P8 ························ L-04
Lampiran 5 Detail Tabel Penulangan Footing P2 – P4 ··························· L-05
Lampiran 6 Detail Tabel Penulangan Footing P5 – P7 ··························· L-06
Lampiran 7 Dimensi Abuttment A1 ················································· L-07
Lampiran 8 Penulangan Abuttment A1 ············································· L-08
Lampiran 9 Dimensi Abuttment A2 ················································· L-09
Lampiran 10 Penulangan Abuttment A2 ············································· L-10
Lampiran 11 Penulangan Wing Wall Abuttment A1 ································ L-11
Lampiran 12 Penulangan Wing Wall Abuttment A2 ································ L-12
Lampiran 13 Detail Penulangan Kolom Pier P1 – P8 ······························ L-13
Lampiran 14 Tabel Penulangan Kolom Pier P1 – P4 ······························ L-14
Lampiran 15 Tabel Penulangan Kolom Pier P5 – P8 ······························ L-15
BAB I
PENDAHULUAN
jembatan. Dalam proyek ini PT. Eskapindo Matra dan PT. Cipta Strada
(KSO), selaku Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terfokuskan pada pekerjaan
Struktur Jembatan Tuntang yang memiliki bentang 366 m dengan 8 (delapan)
pilar utama di bawahnya.
PAKET 3.1
BAWEN - POLOSIRI
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek Paket 3.1
Sumber: PT. Eskapindo Matra
Dari beberapa batas wilayah, akses jalan dari Semarang untuk menuju ke
lokasi jembatan dapat melalui Kota Ungaran lalu sampai di Bawen. Setelah
sampai di Bawen terdapat Stasiun Tuntang dan dengan mengikuti jalan akan
sampai di lokasi proyek Pembangunan Under Bridge Tuntang.
Dari sistem kontrak Unit Price tersebut PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
melaksanakan pembangunan jalan tol yang mempunyai nilai kontrak
Rp 454.000.000.000,00 (include PPN 10%) dengan waktu pelaksanaan 390
hari kalender (untuk detail data teknik proyek lebih lanjut dapat dilihat pada
Lampiran-02).
BAB II
PENGELOLA PROYEK
RESIDENT ENGINEER
Ir. Astiyanto
Supporting Staff
1. Office Manager : Suciati Agmar
2. Opr. SIMPRO : Purwanto, Amd
3. Opr. CAD : Ikhwan Aziz Prasetya, Amd
Environmental Specialist 4. Opr. Comp. 1 : Dimas Tegar Saputra, S.Psi
V.S. Struct V.S. Geotechnical Drs. Supradata, M.Si 5. Opr. Comp. 2 : Bania Aldilas Noviana, S.Kom
DR. Ir. Edy Purwanto, CES., DEA. 6. Driver 1 : Bobby Juniyanto
7. Driver 2 : Yanto
8. Driver 3 : Yasin
9. Driver 4 : Maman
10. Driver 5 : Bejo Slamet
11. Office Boy : Heruri
12. Watchman : Tedjo Pramono
Pavement/ Soil & Material Engineer Structure Engineer Chief Inspector Highway Engineer Quantity Eng. / Doc. Specialist Drainage Engineer
Ir. Hoerip Noegroho Ir. Sunarto Edy Gardjito, ST, MT.
39
Laporan Praktik Kerja
Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo
Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang
Paket 3.1 : Bawen – Polosiri
masing sub kontraktor. Berikut sub kontraktor beserta jenis pekerjaan yang
dikerjakan:
a. PT. Karya Internusa, Jenis Pekerjaan : Tanah
CV. Cahaya Indra Laksana
b. PT. Varia Usaha Beton Jenis Pekerjaan : Readymix Concrete
c. PT. Varia Usaha Beton Jenis Pekerjaan : Supply Readymix
d. PT. Usaha Multi Guna Jenis Pekerjaan : Bored Pile
e. PT. Dantosan Precon Perkasa Jenis Pekerjaan : Pengadaan RCP
f. CV. Mekar Sari Jenis Pekerjaan : Shotcrete
g. CV. Tunas Mandiri Logam, Jenis Pekerjaan : Guardrail
PT. Cahaya Metal Perkasa
h. PT. Batindo Sarana Nusantara Jenis Pekerjaan : Test Tiang Pancang
i. PT. Multi Beton Karya Mandiri Jenis Pekerjaan : Spun Pile dan
Tiang Pancang
j. PT. Puja Perkasa Jenis Pekerjaan : Bekisting
k. PT. Jatra Sejahtera, Jenis Pekerjaan : Erection Girder
PT. Wijaya Karya Beton
l. PT. Magdatama Multi Usaha, Jenis Pekerjaan : Port Bearing &
PT. IPI Sunijaya Expantion Joint
m. PT. Wijaya Karya Beton, Jenis Pekerjaan : Girder
PT. Adhi Persada Beton
n. CV. Tunas Mandiri Logam Jenis Pekerjaan : Deck Drain
o. CV. Tunas Mandiri Logam Jenis Pekerjaan : Chainlink Fence
p. PT. PT. Wire & Wire Prima Jenis Pekerjaan : Kabel Strand
Internasional, PT. Kingdom
Indonesia, PT. Kiswire Indonesia
q. PT. Mutiara Karet Sejati, Jenis Pekerjaan : Bearing Pad &
PT. Goro Konstruksi Pratama Rubber Sheet
r. PT. PT. Wire & Wire Prima Jenis Pekerjaan : Kabel Strand
2.6. Hubungan Kerja
Pemilik Proyek
PT. Trans Marga Jateng
Kontraktor
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk,.
Sub Kontraktor
: Garis Koordinasi
: Garis Instruksi
BAB III
PELAKSANAAN
Pada proyek ini beton yang digunakan untuk bored pile yaitu
mutu beton kelas B-2 dengan kekuatan tekan umur 28 hari sebesar
290 kg/cm2. Untuk tulangan yang digunakan yaitu mutu baja tulangan
BJTD-40.
(a)
(b)
Gambar 3.3 (a) Tampak Depan Footing; (b) Tampak Atas Footing
Sumber: Shop Drawing Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo
rilate
Pelat Injak
Pile Cap
Wing Wall
Abuttment
A1 P1 P8 A2
P2 P3 P4 P6 P7
P5
TINGGI
TINGGI PILAR TINGGI KOLOM
PILAR STATION KOLOM
(CM) HOLLOW (CM)
MASSIVE (CM)
P1 STA 24 + 894.994 1700 300 1100
P2 STA 24 + 936.944 4000 300 3400
P3 STA 24 + 979.944 5500 300 4900
P4 STA 25 + 022.944 5500 300 4900
P5 STA 25 + 065.944 4800 300 4200
P6 STA 25 + 108.944 4600 300 4000
P7 STA 25 + 151.944 4000 300 3400
P8 STA 25 + 194.844 2700 300 2100
Sumber: Shop Drawing Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo
Kolom Massive
Kolom Hollow
Kolom Massive
1. Pembesian
Pembesian tulangan pada kolom massive menggunakan
mutu baja tulangan BJTD-40, yang sebelumnya sudah dilakukan
Gambar 3.24 Tulangan Kolom Yang Sudah di Rangkai Bersamaan Dengan Footing
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
3. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan jika pekerjaan
bekisting dan tulangan sudah dilakukan pengecekan oleh
surveyor. Beton yang digunakan untuk pengecoran pilar
menggunakan mutu beton kelas B-B dengan ketebalan selimut
beton 7 (tujuh) cm. Dalam pelaksanaannya pengecoran dilakukan
dengan menggunakan concrete bucket yang diangkut
menggunakan tower crane, hal ini dilakukan saat jangkauan atau
ketinggian pilar melebihi kapasitas dari pipa pump concrete yang
tersedia. Tetapi pump concrete dapat juga digunakan saat pipa
dapat menjangkau untuk pengecoran, biasanya untuk stage
pertama yaitu untuk stage kolom massive.
4. Pindah Stage
Tahap selanjutnya dalam pekerjaan pilar yaitu membuka
bekisting kolom dan memasangkan kembali ke stage berikutnya.
Pengunci bekisting dibuka dan bekisting dilepas per bagian pada
keempat sisi nya menggunakan tower crane. Beton yang sudah
mengeras baru bisa dibuka cetakannya, jika beton belum
mengeras hal ini tidak dapat dilakukan, karena dapat
mengakibatkan kerusakan pada beton.
Sebelum pelepasan bekisting dilakukan erection
scaffolding yang berfungsi sebagai struktur konstruksi pendukung
sementara untuk akses pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
pada stage berikutnya. Setelah erection scaffolding dan bekisting
kolom dilepas, dilakukan tahap erection climbing atau pijakan.
Pemasangan pijakan dilakukan per bagian pada keempat sisi nya
menggunakan tower crane. Berikut gambar scaffolding dan
climbing pada pilar.
Climbing
Scaffolding
H - Beam
Balok Konsol
1. Pemasangan Perancah
Dalam pekerjaan pier head, hal yang pertama dikerjakan
yakni pemasangan perancah untuk penyangga bekisting pada pier
head. Pada proyek ini terdapat dua metode yang dipakai dalam
pelaksanaan pembuatan perancah. Yang pertama yaitu metode
bracket. Tahap pertama yang dilakukan pada metode bracket
yang digunakan pada pier head pilar 2 – sampai pilar 8 yakni
meletakkan H – Beam ke balok konsol yang sebelumnya sudah
dicor menyatu dengan pilar bagian atas dengan menggunakan
tower crane. H – Beam tersebut disatukan dengan cara pengelasan
disekitarnya sehingga sambungan-sambungan tersebut menjadi
Tabel 3.8 (a) Penulangan Pier Head P5; (b) Penulangan Pier Head P6
Tabel 3.9 (a) Penulangan Pier Head P4; (b) Penulangan Pier Head P8
5. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran pier head dilakukan setelah
bekisting dan tulangan sudah dilakukan pengecekan oleh
surveyor. Pengecoran pier head terdapat dua macam tipe, dengan
tipe pertama ada 1 tahap pengecoran dan tipe kedua ada 2 tahap
pengecoran. Beton yang digunakan untuk pengecoran pier head
tipe I menggunakan mutu beton kelas B-B, sedangkan untuk tipe
II pada tahap 1 menggunakan mutu beton kelas B-B dan tahap 2
menggunakan mutu beton kelas B-1. Dari kedua tipe tersebut
ketebalan dari selimut beton adalah 7 (tujuh) cm. Untuk
pengecoran tipe I digunakan pada pier head pilar 1 dan pilar 8,
lalu untuk pilar 2 sampai pilar 7 menggunakan pengecoran tipe II.
Tahap II
Tahap I
PH Type I
Pengecoran 1 PH Type II
tahap Pengecoran 2 tahap
(P2,P3,P4,P5,P6,P7)
(P1 dan P8)
Gambar 3.47 Tipe Pengecoran Pier Head
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
ini menggunakan truck mixer dari PT. Varia Usaha dengan kapasitas 7
m3 per truck mixer. Berikut gambar dari truck mixer milik PT. Varia
Usaha.
3.4.4. Bucket
Fungsi dari bucket sama dengan fungsi truck pump concrete
yang untuk membawa dan menyalurkan beton ready mix dari truck
mixer ke tempat yang akan dilakukan pengecoran. Bucket digunakan
saat pipa pada truck pump concrete tidak dapat menjangkau tempat
pengecoran dan kapasitas beton yang akan disalurkan mempunyai
jumlah yang sedikit. Saat akan dilakukan penyaluran beton, bucket
diangkut dengan menggunakan tower crane. Pada proyek ini
pengecoran menggunakan bucket dilakukan pada pekerjaan pilar.
Berikut Gambar bucket yang digunakan untuk membawa beton ready
mix.
3.4.7. Bulldozer
Bulldozer berfungsi sebagai pendorong material yang dapat
digunakan pada tempat berpermukaan kasar. Pada proyek ini
digunakan bulldozer yang bagian depannya terdapat pisau atau blade
dengan jenis roda crawler bermerk Caterpillar D3C LGP dan
Komatsu. Berikut Gambar dari bulldozer saat mendorong material
tanah.
3.4.21. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
beda permukaan suatu objek yang dapat dilihat dengan sudut
mendatar. Pada proyek ini waterpass berfungsi untuk melihat garis
kemiringan tulangan pada pier head sebelum dilakukan pengecoran.
Berikut Gambar waterpass yang digunakan untuk melihat kemiringan
pada pier head.
3.4.24. Scaffolding
Scaffolding berfungsi sebagai rangkaian struktur konstruksi
pendukung sementara untuk akses pekerja dalam melaksanakan
pekerjaan dan sebagai penyangga konstruksi diatasnya. Bagian dari
scaffolding juga mempunyai fungsi sebagai penyangga bekisting
sebagai perkuatan penahan beton yang baru dicor. Scaffolding
memiliki beberapa bagian meliputi U head jack, ladder, joint pin,
main frame, jack base dan cross brace. Bagian tersebut merupakan
rangkaian dari scaffolding penyangga. Berikut Gambar scaffolding
yang terdapat pada proyek pembangunan ini.
3.5.2. Air
Pada proyek ini sumber air yang digunakan berasal dari Sungai
Tuntang di sekitar proyek dan menggunakan air sumur. Air yang
diambil dari Sungai Tuntang digunakan untuk menyiram akses jalan
disekitar proyek yang berdebu dan untuk perawatan beton. Air sumur
digunakan untuk membuat beton rady mix yang dilakukan di batching
plant.
3.5.5. Semen
Semen pada proyek ini digunakan untuk material bahan
campuran pembuatan beton ready mix dan untuk material pembuat
beton precast yang mempunyai fungsi mengikat antar campuran
bahan material yang digunakan. Penyimpanan semen sangat harus
diperhatikan yaitu diletakkan ditempat yang tidak lembab dan tidak
basah. Hal tersebut untuk menghindari kerusakan pada semen yang
dapat mengakibatkan penggumpalan semen. Pada proyek ini
digunakan semen jenis PPC (Portland Pozzolan Cement) dari Semen
Gresik.
(a) (b)
(c)
Gambar 3.111 (a) Balok Girder; (b) Balok Diafragma; (c) RC Plate
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
3.5.10. Kayu
Pada proyek ini penggunaan kayu lebih banyak sebagai
penyangga atau dudukan suatu konstruksi. Kayu yang digunakan
berbentuk balok dengan ukuran dan ketebalan masing-masing sesuai
dengan kebutuhannya. Penyangga balok kayu tersebut digunakan
untuk penyangga bekisting pada pier head, penyangga rel dan
launcher balok girder dan sebagai penyangga pada bekisting pile cap.
c. Semen
d. Pasir
pekerjaan dengan volume yang besar namun dalam hal biaya masih
terjangkau. Sedangkan untuk bahan dan material yang digunakan,
pihak kontraktor memilih kualitas yang terkandung dengan melihat
harga yang masih terjangkau. Pemilihan-pemilihan tersebut berguna
dalam mengendalikan biaya untuk pembangunan konstruksi
3.7. Permasalahan
3.7.1 Faktor Alam
Selama praktik kerja, penulis menemukan masalah yang
disebabkan oleh faktor alam misalnya permasalahan yang muncul
akibat hujan yang mengakibatkan terhambatnya pekerjaan di
lapangan, hal tersebut dijumpai penulis karena penulis melakukan
praktik kerja di bulan April – Juli 2016 yang masih masuk dalam
musim peralihan penghujan dan kemarau. Faktor cuaca tersebut juga
mengakibatkan perubahan pelaksanaan pekerjaan atau addendum
sebanyak dua kali. Addendum dilakukan karena memperhitungkan
perkembangan jumlah pekerjaan yang dikerjakan dengan faktor yang
dapat menghambat pekerjaan seperti faktor cuaca.
dengan menggunakan batu besar dan tanah galian agar air yang
terdapat pada area tersebut berkurang. Setelah dilakukan penimbunan
dilakukan pemadatan dan tahap pekerjaan selanjutnya pada pilar dapat
dilaksanakan.
(a) (b)
Gambar 3.129 (a) Pemberian Balok Kayu Pada Sisi RC Plate; (b) RC Plate Yang Tidak
Sesuai Ukurannya
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama tiga bulan
menjalani praktik kerja di Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo,
Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang dari 1 April 2016 sampai 1
Juli 2016, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perencanaan tahapan
pelaksanaan, namun dalam hal waktu terjadi keterlambatan akibat
beberapa faktor;
2. Kurangnya lobbying saat pembebasan lahan yang dilakukan oleh pemilik
proyek dan menyebabkan keterlambatan pekerjaan sehingga terjadi
beberapa perubahan pelaksanaan pekerjaan (addendum) sampai dua kali;
3. Koordinasi antara sub kontraktor dengan pihak kontraktor sudah berjalan
dengan baik dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan
lancar;
4. Dalam mengejar keterlambatan progress pekerjaan, pihak kontraktor
mengadakan penambahan jam kerja dan menambah jumlah pekerja untuk
menyelesaikan pembangunan konstruksi;
5. Ada beberapa bahan material yang tidak sesuai dengan perencanaan
struktur dan terdapat permasalahan-permasalahan yang diakibatkan dari
kerusakan alat yang menyebabkan terhambatnya pekerjaan;
6. Selalu diadakan rapat mingguan antara pelaksana dilapangan (kontraktor)
dengan pengawas di lapangan (konsultan pengawas);
7. Kurangnya kesadaran pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri
yang dapat membahayakan diri sendiri.
4.2. Saran
Setelah melakukan kegiatan praktik kerja selama 3 (tiga) bulan, terdapat
berbagai macam permasalahan yang timbul. Oleh karena itu penulis
menyampaikan saran yang dapat digunakan kedepannya sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan pekerjaan selalu dilihat berbagai macam
kemungkinan yang dapat menghambat pekerjaan. Lebih ditingkatkan
koordinasi antara pemilik proyek dengan pihak kontraktor dan pihak
kontraktor dengan konsultan pengawas saat dilapangan;
2. Dalam penambahan jam operasional dan penambahan jumlah pekerja
harus diperhitungkan dalam anggaran biaya, jangan sampai terjadi
kekurangan biaya akibat hal tersebut;
3. Seharusnya saat pemesanan material yang akan digunakan, pihak
kontraktor dan pihak sub kontraktor melakukan koordinasi yang lebih jelas
dan sebisa mungkin dilampirkan perencanaan struktur yang akan
dibangun;
4. Baik pihak suk kontraktor maupun pihak kontraktor harus sering
melakukan pengecekan dan perawatan alat yang digunakan untuk
menunjang pekerjaan;
5. Pihak K3 harus lebih tegas lagi dalam menegur para pekerja yang tidak
memakai alat pelindung diri sesuai yang ditentukan. Apabila hal tersebut
terulang kembali, maka pihak K3 harus memberikan sanksi tegas agar
pekerja mengenakan alat pelindung diri sesuai ketentuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, N. T., Rahmayanti, D., Kamil, I., & Andri, N. (n.d.). MENGGUNAKAN
KONTRAK UNIT PRICE ( Studi Kasus : Peningkatan dan Pelebaran Aset
Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur Evakuasi
Tsunami ).
L-01
Layout Drain dan Expansion Joint
Jembatan Sungai Tuntang
L-02
Data Teknik Proyek
L-03
Detail Penulangan Bor Pile
L-04
Detail Tabel Penulangan Footing
P1 dan P8
L-05
Detail Tabel Penulangan Footing
P2 – P4
L-06
Detail Tabel Penulangan Footing
P5 – P7
L-07
Dimensi Abuttment A1
L-08
Penulangan Abuttment A1
L-09
Dimensi Abuttment A2
L-10
Penulangan Abuttment A2
L-11
Penulangan Wing Wall Abuttment A1
L-12
Penulangan Wing Wall Abuttment A2
L-13
Detail Penulangan Kolom Pier
P1 – P8
L-14
Tabel Penulangan Kolom Pier
P1 – P4
L-15
Tabel Penulangan Kolom Pier
P5 – P8
L-16
Dimensi Pier Head P1
L-17
Dimensi Pier Head P2
L-18
Dimensi Pier Head P3
L-19
Dimensi Pier Head P4
L-20
Dimensi Pier Head P5
L-21
Dimensi Pier Head P6
L-22
Dimensi Pier Head P7
L-23
Dimensi Pier Head P8
L-24
Penulangan Pier Head P1 (1)
L-25
Penulangan Pier Head P1 (2)
L-26
Penulangan Pier Head P2 – P3 dan
P5 – P7 (1)
L-27
Penulangan Pier Head P1 – P7 (2)
L-28
Tabel Penulangan Pier Head P2 – P3
dan P5 – P7 (2)
L-29
Penulangan Pier Head P4 (1)
L-30
Penulangan Pier Head P4 (2)
L-31
Penulangan Pier Head P8 (1)
L-32
Penulangan Pier Head P8 (2)
L-33
Presensi Kehadiran