Anda di halaman 1dari 10

POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.

1, JANUARI 2011

INDENTIFIKASI Dan PENANGANAN RISIKO K3 PADA PROYEK


KONSTRUKSI GEDUNG
Studi kasus : Proyek Gedung Centro City Recidences
I Ketut Sucita dan Agung Budi Broto

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta Kampus UI Depok 16425


email: cita.sandi@gmail.com

Abstrak
Pekerja konstruksi menghadapi bahaya kerja 2 - 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja-pekerja lain pada
umumnya. Laporan Global Estimates Fatalities in 2002, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa
Standar Keselamatan Kerja di Indonesia paling buruk dibandingkan dengan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu perencanaan program K3 yang detail dan komprehensif sebagai
upaya mencapai keperhasilan proyek khususnya dari aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Untuk membuat
perencanaan program K3, maka dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan yaitu (1) mengidentifikasi risiko-
risiko kecelakaan kerja pada setiap tahapan pelaksanaan proyek pembangunan gedung (2) menganalisa dan mengukur
risiko-risiko kecelakaan kerja yang terjadi sehingga bisa diketahui besarnya risiko pada pembangunan gedung dan (3)
Membuat bentuk-bentuk penanganan/penanggulangan dari masing-masing tingkatan risiko kecelakaan kerja pada
pembangunan gedung. Objek penelitan adalah proyek pembangunan gedung Centro City Residence. Hasil identifikasi
bahaya pada kegiatan proyek pembangunan Centro City Residences meliputi 33 kegiatan dengan 118 potensi
bahaya/risiko kecelakaan kerja. Sedangkan penilaian/ pengukuran bahaya/ risiko dikelompokkan menjadi 3
kategori/level risiko yaitu Risiko rendah/ Low risk (L), Risiko sedang/ Medium risk (M), Risiko tinggi/ High risk (H).
Berdasarkan identifikasi dan pengukuran resiko tersebut kemudian dibuat pengendalian risiko. Sebanyak 300 bentuk
pengendalian berhasil di buat untuk menanggulangi risiko-risko yang ada.

Kata Kunci: identifikasi, pengukuran, penanggulangan, risiko kegiatan proyek konstruksi.

Abstract
Construction workers can get the danger of working 2-4 times higher compared with other workers. Global Report
estimates Fatalities in 2002, the International Labour Organisation (ILO) stated that the Safety Standards of the worst
in Indonesia compared with countries in other Southeast Asian region. This study to make a detailed program planning
and comprehensive Safety as an effort to achieve the project especially from the aspect keperhasilan Occupational
Health and Safety. To make planning Health and Safety program, then this study will be conducted several stages: (1)
identify the risks of work accidents in every phase of building construction projects (2) analyze and measure the risks of
work accidents which occur so they can know the risks involved in construction of buildings and (3) Make the forms
handling / control of each level of risk of work accidents in the construction of the building. The object of study is the
development of building projects Centro City Residence. Results of identification of hazards on the construction project
activities Centro City Residences in 33 events with 118 potential dangers / risks of work accidents. While the
assessment / measurement of the hazard are grouped into 3 categories / levels of risk that is low Risk / Low Risk (L),
medium risk / medium risk (M), High Risk / High Risk (H). Based on the identification and measurement of risk is then
created risk control. More than 300 forms of control work in a for tackling the risks of risk-existing.

Keywords: identification, measurement, control, risk construction project activities.

PENDAHULUAN Kerja di Indonesia paling buruk dibandingkan


Latar Belakang dengan Negara-negara di kawasan Asia
Pekerja konstruksi menghadapi bahaya kerja Tenggara lainnya. Indikatornya, selama tujuh
2 - 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bulan pertama 2003 di Indonesia tercatat
pekerja-pekerja lain pada umumnya. Laporan sedikitnya 51.528 kecelakaan kerja,
Global Estimates Fatalities in 2002, sedangkan tahun 2002 berjumlah 103.804
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) kasus (Kompas, 2004). Sementara di
menyatakan bahwa Standar Keselamatan Thailand, sekitar 769 orang meninggal dalam

83
I Ketut Sucita dan Agung Budi Broto, Identifikasi dan Penanganan…..

kecelakaan kerja tahun 2003, atau bertambah Tujuan Penelitian


lebih dari 18 persen dibandingkan dengan Penelitian ini memiliki tujuan yang spesifik,
tingkat kecelakaan pada tahun 2002. yaitu untuk membuat suatu perencanaan
Sedangkan di Malaysia menurut laporan program K3 yang detail dan komprehensif
PERKESO (Mustafa, 2003) terjadi 2141 sebagai upaya mencapai keperhasilan proyek
kasus kecelakaan kerja dan 61 kasus khususnya dari aspek Keselamatan dan
diantaranya berakibat kematian. Di seluruh Kesehatan Kerja (K3). Untuk membuat
dunia, ILO memperkirakan sejumlah 60.000 perencanaan program K3, maka dalam
kecelakaan fatal terjadi setiap tahunnya Dan penelitian ini akan dilakukan beberapa
mereka yang bekerja di industri konstruksi tahapan yaitu:
kecil sering kali tidak memiliki akses untuk a. Mengidentifikasi risiko-risiko kecelakaan
mengupayakan pelatihan untuk perbaikan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan
maupun langkah-langkah K3. Kecelakaan- pelaksanaan proyek pembangunan gedung
kecelakaan yang umumnya terjadi di industri Centro City Residences.
konstruksi adalah jatuh dari ketinggian, b. Menganalisa dan mengukur risiko-risiko
tertimpa benda yang jatuh, mesin, listrik, dan kecelakaan dan kesehatan kerja yang telah
penggalian (ILO, 2006). diidentifikasi sehingga bisa diketahui
Tenaga kerja konstruksi dari manajer sampai besarnya tingkat risiko tersebut.
pembantu tukang merupakan aset yang perlu c. Membuat bentuk-bentuk penanganan/
dilindungi agar dapat bekerja dengan baik dan penanggulangan dari masing-masing risiko
produktif sampai konstruksi selesai yang telah diidentifikasi berdasarkan
dikerjakan tanpa ada kecelakaan kerja (zero besaran/tingkat risiko yang telah diukur.
accident). Tenaga kerja perlu memperoleh
perlindungan terhadap ancaman kecelakaan Proyek Konstruksi
maupun kesehatan dalam bekerja. Diantara berbagai macam kegiatan proyek
Tindakan keselamatan dalam bidang salah satunya adalah kegiatan proyek
pekerjaan sangat diperlukan sekali, baik konstruksi. Proyek konstruksi adalah suatu
terhadap pekerja maupun terhadap perusahaan kegiatan sementara yang berlangsung dalam
serta produksinya. Pekerja harus mengikui jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber
peraturan–peraturan yang berhubungan daya tertentu dan dimaksudkan untuk
dengan tindakan keselamatan, dalam hal ini menghasilkan produk yang kriteria mutunya
program K3, karena program K3 berkaitan telah digariskan dengan jelas (Suharto, 1999).
erat dengan keselamatan para pekerja. Dalam rangkaian kegiatan tersebut terjadi
Program K3 yang komfrehensif serta suatu proses mengolah sumber daya proyek
kesadaran pekerja sendiri sangat diperlukan menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
untuk mengurangi jumlah kecelakaan. bangunan. Sumber daya tersebut terhimpun
dalam suatu organisasi untuk menyelesaikan
Perumusan Masalah proyek tepat waktu, tepat anggaran dan sesuai
Permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan standar kualitas yang dispesifikasikan
bagaimana membuat program kerja K3 oleh perencana/owner. Sumber daya yang
proyek yang komprehensif yang meliputi dimaksud adalah tenaga kerja, peralatan
identifikasi, penilaian/pengukuran, konstruksi, material permanen dan sementara,
penanggulangan dan pengawasan resiko- suplai dan fasilitas, uang dan
risiko kesehatan dan kecelakaan kerja pada teknologi/metode dan waktu. Pemegang
proyek pembangunan gedung Centro City peranan utama pada proses konstruksi adalah
Residences. kontraktor dan subkontraktor. Pihak lain yang
terlibat adalah arsitek/engineer sebagai
supervisor, supplier material dan peralatan,

84
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

konsultan, owner, serta penyedia jasa


pengangkutan. Tujuan Pelaksanaan K3
Tujuan dilaksanakannya K3 antara lain (Syah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja M.S, 2004):
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan a. Melindungi tenaga kerja atas hak
Kerja (K3) keselamatannya dalam melakukan
Keselamatan dan kesehatan kerja menurut pekerjaan untuk kesejahteraan hidup.
ILO dan WHO adalah upaya pemeliharaan b. Menjamin keselamatan setiap orang lain
dan peningkatan derajat kesehatan para yang berada ditempat kerja.
pekerja baik secara fisik, mental dan sosial. c. Sumber produksi dipelihara dan
Akan tetapi secara umum keselamatan dan dipergunakan secara aman dan efisien.
kesehatan kerja (K3) adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang cara penerapan Manfaat Pelaksanaan K3
dalam usaha mencegah kemungkinan a. Bagi kontraktor
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat Pada dasarnya antara K3 dengan laba
kerja. memiliki keterkaitan sehingga
kelihatannya seperti kurang manusiawi,
Motifasi Pelaksanaan K3 namun perhatian terhadap K3 justru akan
Yang menjadi motifasi pelaksanaan K3 di menguntungkan kontraktor dan juga bagi
bidang jasa usaha konstruksi antara lain (Syah tenaga kerja konstruksi karena tenaga
M.S, 2004) : kerja yang cedera tentu akan menderita
a. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja atau fisik dan juga menderita finansial.
kecelakaan kerja yang membawa korban Kontraktor yang mengabaikan K3 juga
manusia (pekerja dan yang terkait) dan akan menderita dari segi biaya langsung,
harta bnda berupa perlatana, mayerial, dan misalnya waktu yang terbuang akibat
bangunan. kecelakaan, perbaikan peralatan,
b. Adanya kesadaran atas nilai luhur penyewaan akibat peralatan yang rusak
martabat manusia sebagai makhluk dan masih banyak lagi kerugian tak
ciptaan Tuhan dalam kerbersamaan dan terasuransikan yang ditanggung oleh
kesejahteraan hidup yang menuntut kontraktor tersebut.
peningkatan perlindungan dalam bekerja b. Bagi tenaga kerja konstruksi
dan di tempat kerja. Tenaga kerja konstruksi akan
c. Ada dan berlakunya peraturan dan memperoleh haknya bila mengikuti
undang –undang yang mengatur dan progran asuransi, namun jika tenaga kerja
mewajibkan pelaksanaan keselamatan tersebut telah cacat, biasanya tidak
dan kesehatan kerja (K3). mampu lagi menggunakan
d. Kewajiban moral seluruh lapisan dunia keterampilannya dilingkungan usaha jasa
usaha dan masyarakat. Sebab, Indonesia konstruksi, maka ia pun terpaksa beralih
termasuk negara dan bangsa yang kegiatan dengan keterampilan yang lebih
menjunjung hak – hak asasi manusia dan rendah dan ini berarti ia akan menerima
telah menandatangani konvensi upah yang lebih rendah dari yang
internasional tentang K3. diperoleh sebelum cacat.
e. Keinginan dari masyarakat jasa c. Bagi pemberi kerja / konsumen
konstruksi dan dunia usaha umumnya, Kecelakan yang serius dapat
untuk menciptakan dan melaksanakan mengakibatkan penundaan yang tidak
kegiatan atau proyek dengan lebih baik, dapat diatasi lagi. Bila hal itu terjadi,
yaitu lancar, benar, nyaman, dan maka proyek produksi memerlukan
terhindar dari kejadian. revisi. Pemberi tugas kadang - kadang

85
I Ketut Sucita dan Agung Budi Broto, Identifikasi dan Penanganan…..

terpaksa untuk mendatangkan peralatan d. Teknologi yang menunjang kegiatan


serta mesin - mesin baru untuk dipasang konstruksi selalu berkembang dan
akibat penundaan, yang lebih lanjut bervariasi mengikuti laju perkembangan
mengakibatkan dampak berantai, yang kegiatan konstruksi dan tergantung dari
betul -betul menciptakan penderitaan jenis-jenis pekerjaanya.
bagi pemberi kerja. Hal demikian tidak e. Banyaknya pihak-pihak yang terkait/ ikut
perlu terjadi dalam hal kontraktor dapat ambil bagian atau berperan aktif untuk
melaksanakan pekerjaannya secara terlaksananya kegiatan konstruksi.
efisien dan selamat, sehingga semua f. Banyaknya tenaga kerja informal yang
pihak mendapatkan keuntungan, dan terlibat pada kegiatan konstruksi dengan
secara khusus bagi pemberi kerja. turn over yang tinggi sehingga
membutuhkan sistem penanganan yang
Risiko Kecelakaan Kerja pada Proyek khusus.
Konstruksi g. Tingkat pengetahuan (knowledge) dari
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi 2 pekerja konstruksi yang beragam/ tidak
(dua) macam yaitu (Djati, 2006) : merata, baik untuk pengetahuan teknis
a. Kecelakaan umum praktis maupun tingkat manajerial
Adalah kecelakaan yang terjadi tidak ada khususnya dalam pengetahuan peraturan/
hubungannya dengan pekerjaan seperti peruandangan yang berlaku.
kecelakaan pada waktu hari libur/ cuti,
kecelakaan di rumah dll. Manajemen Risiko pada Proyek Konstruksi
b. Kecelakaan akibat kerja Manajemen risiko adalah suatu sistem
Adalah kecelakaan yang berhubungan pengelolaan risiko yang digunakan di dalam
dengan kerja di perusahaan. Kecelakaan suatu organisasi, atau perusahaan, yang pada
karena pekerjaan atau pada waktu dasarnya merupakan suatu proses atau
melaksanakan pekerjaan. rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
Kecelakaan di industri konstruksi termasuk terus menerus (continue), untuk
kecelakaan akibat kerja. Industri konstruksi mengendalikan kemungkinan timbulnya
sangat rawan terhadap kecelakaan kerja. Hal risiko yang membawa konsekuensi
ini disebabkan karena sifat-sifat khusus merugikan organisasi atau perusahaan
konstruksi yang tidak sama dengan industri yang bersangkutan (Saptodewo &
lainnya yaitu (DK3N, 2000): Soedarsono, 2000).
a. Jenis pekerjaan/ kegiatan pada industri
konstruksi pada setiap proyek sangat Identifikasi Risiko
berlainan (tidak standar), sangat Fungsi Identifikasi Risiko
dipengaruhi oleh bentuk/ jenis bangunan, Tahapan dalam manajemen risiko meliputi
lokasi, kondisi dan situasi lingkungan kerja perencanaan, penilaian (identifikasi dan
serta metode pelaksanaannya. analisa), penanganan, serta pengawasan
b. Pada setiap pekerjaan konstruksi terdapat risiko. Rancangan manajemen risiko
berbagai macam jenis kegiatan yang proyek secara formal dilakukan sebelum
seringkali dilaksanakan secara simultan proyek dilaksanakan (Gray dan Larson,
dengan tujuan untuk mencapai target waktu 2000). Penilaian risiko merupakan tahapan
yang tepat sesuai dengan kontrak yang awal dalam program manajemen risiko serta
telah disepakati bersama antara pemilik merupakan tahapan paling penting karena
dan pelaksana proyek. mempengaruhi keseluruhan program dalam
c. Masih banyaknya kegiatan konstruksi yang manajemen risiko. Identifikasi risiko
menggunakan tangan (manual), yang berfungsi untuk mendapatkan area-area dan
mungkin tidak dapat dihindari.

86
POLI TE
EKNOLOG
GI VOL.10 N
NO.1, JANU
UARI 2011

proses-proses teknis yang meemiliki risikko Risiko


R diforrmulasikan sebagai fungsi
f darii
yang potennsial untuk selanjutnya
s dianalisa. keemungkinan n terjadi/likkelihood daan dampakk
neegatif/impacct. Attau Risk =
Proses Ideentifikasi Riisiko f(L
(Likelihood,IImpact) (K Kerznei-, 2001). Risikoo
Secara garris besar tahhapan identtifikasi risikko yaang potenssial adalahh risiko yang y perluu
adalah merrinci risiko-risiko yang ada samppai diiperhatikann karena m memiliki probabilitas
p s
level yangg detail dann kemudian menentukaan teerjadi yaang tingggi dan memilikii
signifikanssinya (potensiny
ya) ddan ko onsekuensii negatif yang besar b dann
penyebabnnya, melaluui program m survei ddan teerjadinya risiko
r ditanndai dengan adanyaa
penyelidikkan terhadapp masalah-m masalah yanng errror pada estimasi
e wwaktu, estim masi biaya,,
ada (gambaar 2). attau teknologi desainn (Gray dan d Larson,,
20000). Atau untuk meenghitung risk r adalahh
merupakan
m perkalian
p daari skor prob
bability dann
skkor impactt yang diddapat dari responden..
Rumus
R yanng digunakaan adalah (Well-Stam
( m
ett.al.,2004).

Risk = proba
ability x imppact/severityy (1)

Dari
D rumus diatas kem mudian dib
buat matrikk
peenilaian resiko
r unntuk mengklasifikasii
masing-masi
m ng risikko yan
ng telahh
teeridentifikassi. Beriku
kut adalah
h matrikk
Gambbar 1. Prosees identifikaasi risiko K
K3
peenilaian risiiko.
proyyek
Tabel 1.
1 Matrik peenilaian risik
ko K3
Tahapan identifikkasi risik ko diawaali
dengan menyusunn daftar kejadiaan-
kejadian yyang tidak diharapkaan di proy ek
yang m
mungkin menyebabkkan terjaadi
kecelakaann maupun gangguan
g keesehatan baagi
pekerja prooyek.

Pengukuraan Potensi Risiko


R
Pengukuraan/ penilaian risiiko adal ah
menentukaan tingkat resiko
r berddasarkan haasil
identifikasi bahaya yang telah h dilakukaan.
Pengukuraan ini pennting dilak kukan untuuk Keterangan:
K
mengevaluuasi apakaah suatu risiko dappat 1–4 : Low rissk
diterima attau tidak. 5 – 10 : Mediumm risk
Risiko prroyek ditanndai oleh faktor-fakttor 12
2 – 25 :H High risk
(Soeharto, 2001):
a. Peristiwwa risiko (menunjuk kkan damp ak Sementara kriteria
k tingkkat severity
y/keparahann
negatiff yang dapatt terjadi padda proyek). daan probabilitas risikoo masing riisiko dapatt
b. Probabbilitas terjaadinya perristiwa (attau diiukur sepertti pada Tabeel 2 dan 3 berikut:
b
frekuennsi).
c. Kedalaaman (severity) damp ak
negatiff/impact/konnsekuensi negatif daari
risiko yyang akan teerjadi.

87
I Ketut
K Sucita dan Agung Budi Broto
o, Identifikassi dan Pena
anganan…..

Tabel 2. KKriteria tingkkat severity//keparahan


dari risiko K3
Kerugian
Score JJenis luka Sakit Poperti
(Rp)
5 M
Meninggal Cacat >1
Tetap milyar

4 M
Memerlukann Sakit > 500
raawat Inap Berat juta – 1
Gambar
G 2. Teknik-tekni
T nik pengendaalian risiko
Milyar
3 DDpt diatasi Sakit > 10 juta
a.. Teknik Eliminasi
ddgn berobat Sedang – 500 juta
Sumber bahaya
b dihi
hilangkan sama sekalii
jaalan
sehingga tidak
t ada lag
agi potensi bahaya.
b
2 DDpt diatasi Sakit 1 juta –
ddgn P3K Ringan 10 juta

1 KKecelakaan Tidak < 1 juta


taanpa luka / Sakit
nnear miss Gambarr 3. Teknik eliminasi bahaya
b
Sumber: PTT.Hutama karya
k
b.. Substitusi
Tabel 3. K
Kriteria tingkkat probabillitas risiko Sumber bahaya digannti (substitu usi) dengann
K3 bahan/sisttem/alat lainn yang sifatt bahayanyaa
Score Uraian lebih rend dah. Sumbeer bahaya masih adaa
Terjadi pada kondisii normal, tetapi intensitasnya bberkurang.
5 terjadi teerus meneruus setiap
saat
4 Sering terjaddi
3 Kadanng kadang teerjadi
2 Jaarang terjad
di Gambar 4. Teknik sub bstitusi
Belum peernah terjadi / jarang c. Isolassi
1
sekali terjadi Sumb ber bahayya diisolirr. Sumberr
Sumber: PTT.Hutama karya
k bahayya masih adda tetapi in
ntensitasnyaa
berkuurang atau hhilang semasekali.
Penanggullangan Risiko
Pengelolaaan atau pengendaalian risikko
didasarkann berbagai pertimbanga
p an yang tel ah
dilakukan dalam taahap penilaian risikko.
Risiko dappat dikelola sendiri oleeh perusahaaan Gambar 55. Teknik iso
olasi
dengan m melakukan usaha pencegahan ddan
pengendaliian bahayaa (safety managemeent d. Enginneering
system) yyang baik. Risiko daapat dikeloola Bahayya dikelola secara tekn
nis seperti:
dengan melakukann berbagai teknik ddan 1) Meenjaga jarakk yang amann
pilihan teknologi yang terssedia, biayya, 2) Penggunaan sistim peng gaman dann
efektivitas dan efessiensi terhaadap operaasi pelindung
menyeluruuh. Berikutt adalah teknik-teknnik 3) Pro
oses tertutuup
pengendaliian risiko seeperti gambar 2.

88
POLI TE
EKNOLOG
GI VOL.10 N
NO.1, JANU
UARI 2011

Gambar 2.13. Ra
Rambu larangan

Gambar 5. Menjaga jaarak aman


bahaya

Sum mber bahaaya dijauh hkan samppai Gamb


bar 2.14. Raambu pering
gatan
batas yang am man. Semaakin jauh daari
summber bahaya semakin kecil k paparran
bahhaya yang diterima.
d
e. Adm ministrativee control Gamb
bar 2.15. Raambu kewajiban
Bahhaya dikeloola melaluii pendekattan
admministratif seperti:
s
1) P Pengaturan waktu kerja (shi hiff
METODE
M E PENELIITIAN
kkerja). Objek
O Peneliitian
Prroyek kon nstruksi yyang menjadi objekk
2) P Prosedur keerja aman (SSOP)
peenelitian adalah Prroyek Pem mbangunann
3) R Rotasi
Apartemen
A Centro Ciity Resid dence yangg
4) P Pemilihan/sseleksi pekeerja
teerdiri dari tiga tower, yyaitu tower A memilikii
f. Pennggunaan Alat Peliindung D Diri
122 lantai, tow wer B dan tower C memiliki
m 200
(AP PD) dan Alat Peng gaman Kerrja
laantai. Prroyek Apaartemen Ceentro Cityy
(AP PK)
Residence beerlokasi di JJl. Macan NoN 4-5 Daann
Alaat pengamaan diri meerupakan allat
Mogot
M Jakartta Barat.
perrlindungan bagi peekerja yanng
berrtujuan unntuk men ncegah attau
mem minimalisirr dampak//akibat yanng In
nstrumen Penelitian
P
In
nstrumen penelitian addalah suatuu alat yangg
terjjadi apabila kecelaakaan kerrja
diigunakan untuk
u menggukur fenom
mena yangg
terjjadi. Sedanngkan alaat pengaman
diiamati. Daalam peneelitian ini instrumenn
kerj
rja merupaakan alat bantu b dalaam
diibuat untuk k mengukuur risiko yang
y telahh
prooses pelakksanaan proyek. Allat
diiidentifikasii untuk diteliti. Instrumenn
penngaman inii berupa rambu-ramb
r bu
peenelitian in
ni berupa kkuesioner yang
y berisii
perringatan teerkait den ngan potennsi
daaftar pertaanyaan/ peernyataan yang
y akann
bahhaya di dalam proyek p ddan
diijawab olehh responden..
linggkungan sekkitarnya.
Pengumpula
P an Data
Data
D peneelitian dipperoleh dari d hasill
peenyebaran kuesioner terhadap respondenn
peenelitian. Pada
P penelittian ini yan
ng dijadikann
reesponden penelitian addalah tim menajemen
m n
prroyek khususnya yanng bertang ggungjawabb
teerhadap perrencanaan program K3 K proyek..
Responden
R tersebut adaalah Safety Officer dann
Suupervisor K3
K proyek.

Gambar 2.12. Alat Pengaman


P Diri
D (APD)

89
I Ketut Sucita dan Agung Budi Broto, Identifikasi dan Penanganan…..

Analisa Data Penilaian Risiko Bahaya


Analisis risiko menggunakan rumus 1, yaitu Berdasarkan hasil identifikasi bahaya,
perkalian antara probabilitas dengan selanjutnya dilakukan penilaian
severity/keparahan. Selanjutnya dibuat matrik resiko/bahaya. Penilaian dilakukan
penilaian risiko untuk menilai tingkat risiko berdasarkan peluang/probabilitas suatu
dari masing-masing risiko yang bahaya terjadi dan dampak/tingkat keparahan
teridentifikasi. Matrik penilaian risiko seperti yang terjadi akibat adanya kecelakaan
Tabel 1, sedangkan kriteria penilaian tingkat tersebut. Penilaian risiko berdasarkan rumus
keparahan dan probabilitas risiko seperti pada 1. Hasil penilaian/ pengukuran bahaya/
Tabel 2 dan 3 Hasil analisis ini berupa dikelompokkan menjadi 3 kategori/level
klasifikasi risiko sesuai dengan besarnya nilai risiko yaitu :
risiko dari masing-masing risiko yang
teridentifikasi. Klasifikasi risiko tersebut Tabel 4. Hasil penilaian risiko
adalah risiko rendah (low risk), risiko sedang Level/peringkat risiko Jumlah
(medium risk) dan risiko tinggi (high risk). 1) Risiko rendah/ Low 9
risk (L)
Pembahasan dan Solusi 2) Risiko sedang/ 82
Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini Medium risk (M)
adalah menginterpretasikan hasil penelitian. 3) Risiko tinggi/ High 27
Hasil penelitian berupa klasifikasi resiko dari risk (H)
masing-masing variabel penelitian dibahas
dan dibuat bentuk penangulangannya Pengendalian Risiko
berdasarkan kajian teori. Medium risk dan Setelah dilakukan identifikasi, penilaian
High Risk dikategorikan sebagai Risiko selanjutnya risiko dikelola dengan baik.
Signifikan dan dilakukan pengendalian risiko. Pengelolaan atau pengendalian risiko
Jika suatu aktifitas termasuk Low Risk tetapi didasarkan berbagai pertimbangan yang telah
ada kewajiban hukum (UU & persyaratan dilakukan dalam tahap penilaian risiko.
lainnya) yang diberlakukan untuk kegiatan Risiko dapat dikelola sendiri oleh perusahaan
tersebut levelnya menjadi signifikan dan dengan melakukan usaha pencegahan dan
harus dilakukan pengendalian risiko. pengendalian bahaya (safety management
system) yang baik. Risiko dapat dikelola
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan melakukan berbagai teknik dan
Analisis Risiko pada pada Proyek Centro pilihan teknologi yang tersedia, biaya,
City Residences efektivitas dan efesiensi terhadap operasi
Identifikasi Risiko menyeluruh. Berdasarkan peringkat risiko
Proses analisis risiko dimulai dengan kemudian dibuat bentuk-bentuk pengedalian.
identifikasi bahaya berdasarkan urutan Sebanyak 300 bentuk pengendalian berhasil
kegiatan proyek. Proses berikutnya yaitu dibuat untuk keberhasilan pelaksanaan proyek
penilaian, penentuan level/peringkat risiko dari aspek K3.
dan pembuatan penanggulangan risiko
berdasarkan tingkat risiko bahaya yang ada. Perencanaan Program Kerja
Hasil identifikasi bahaya pada kegiatan Langkah selanjutnya adalah perencanaan
proyek pembangunan Centro City Residences program kerja di bidang K3. Perencanaan ini
meliputi 33 kegiatan dengan 118 potensi berdasarkan hasil identifikasi, penilaian dan
bahaya/risiko kecelakaan kerja. pengendalian yang disyaratkan untuk
menangani risiko K3 proyek. Program kerja
K3 menyangkut penetapan sasaran K3

90
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

proyek, perencanaan kegiatan dan tindakan pencegahannya serta melaporkan


pengawasan K3. kecelakaan yang terjadi dan langkah -
langkah perbaikannya.
Penetapan Sasaran K3 d. Safety Patrol
Hal yang sangat penting dalam pembuatan Inspeksi K3 atau safety patrol, dilakukan
program kerja K3 proyek adalah penetapan untuk pengawasan dan mengontrol
sasaran/ target K3 proyek. Sasaran atau target kegiatan dilapangan apakah sudah sesuai
K3 yang direncanakan akan menjadi tolak dengan rencana atau tidak.
ukur keberhasilan pelaksanaan proyek pada e. Training K3
aspek K3. Sasaran/ target K3 pada proyek Pelatihan K3 bagi karyawan dan petugas
pembangunan gedung Centro City K3.
Residences: f. Pemasangan rambu–rambu K3
a. Zero Accident (kecelakaan Fatal) Pemasangan rambu-rambu K3 sangat
b. Meningkatkan kepedulian tentang K3 penting untuk memberikan peringatan bagi
kepada seluruh pekerja pekerja akan bahaya/risiko kecelakaan
c. Pada pelaksanaan proyek tidak terjadi kerja selama berada dan bekerja di proyek.
kecelakaan dan penyakit akibat kerja Rambu-rambu ini juga untuk
d. Wajib menggunakan alat pelindung diri mengingatkan karyawan dan pekerja agar
dan alat keamanan lainnya menjaga keselamatan dan membuat
e. Material ditumpuk rapi dan sesuai dengan lingkungan kerja menjadi bersih dan
jenisnya teratur.
f. Proyek bersih, rapi dan sehat Semua program kerja K3 yang dibuat adalah
g. Meningkatkan hasil produksi yang lebih dalam upaya pencegahan kecelakaan atau
baik menekan jumlah kecelakaan yang terjadi
seminimal mungkin (zero accident).
Perencanaan Kegiatan K3
Langkah berikutnya setelah penetapan KESIMPULAN
sasaran/ target K3 adalah perencanaan a. Hasil identifikasi bahaya pada kegiatan
kegiatan K3. Beberapa bentuk kegiatan K3 proyek pembangunan Centro City
yang dilakukan pada proyek pembangunan Residences meliputi 33 kegiatan dengan
gedung Centro City Residences antara lain: 118 potensi bahaya/risiko kecelakaan kerja,
a. Safety Induction yang dikelompokan ke dalam 3
Pengarahan/pendekatan kepada pekerja kategori/level risiko yaitu Risiko rendah/
baru termasuk karyawan serta pengarahan Low risk (L) sebayak 9 jenis, Risiko
tentang K3, house keeping dan ketertiban sedang/ Medium risk (M) sejumlah 82
proyek. Kegiatan ini dilakukan pada awal jenis dan risiko tinggi/ High risk (H)
pelaksanaan proyek atau setiap ada pekerja sebanyak 27 jenis. Hasil penelitian juga
yang baru masuk. berhasil membuat 300 bentuk pengendalian
b. Safety Talk untuk menanggulangi risiko-risko yang
Penjelasan atau pengarahan singkat tentang ada.
K3 dan kondisi proyek kepada seluruh b. Perencanaan Program Kerja.
pekerja sebelum memulai pekerjaan. Hal Meliputi penetapan sasaran K3 proyek,
ini penting agar pekerja mengetahui perencanaan kegiatan dan pengawasan K3.
kondisi bahaya/risiko yang ada pada 1) Sasaran/ target K3 pada proyek
pekerjaan yang akan dihadapi. pembangunan gedung Centro City
c. Safety Meeting Residences :
Pertemuan/ rapat K3 diperlukan untuk a) Zero Accident (kecelakaan Fatal)
membahas masalah yang terjadi dan

91
I Ketut Sucita dan Agung Budi Broto, Identifikasi dan Penanganan…..

b) Meningkatkan kepedulian tentang K3 Seminar K3 di RS. Persahabatan, UI-


kepada seluruh pekerja press.
c) Pada pelaksanaan proyek tidak terjadi [5]. Cheng, E.W.L., Li.H., Fang, D.P. and Xie,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. F. (2004), Construction safety
d) Wajib menggunakan alat pelindung management: an exploratory study from
diri dan alat keamanan lainnya. China, Journal of Construction
e) Material ditumpuk rapi dan sesuai Innovation. Vol.4. hal 239-240
dengan jenisnya. [6]. Fang, D. P., Xie, F. dan Li, H (2004),
f) Proyek bersih, rapi dan sehat. Factor Analysis-Based Studies on
g) Meningkatkan hasil produksi yang Construction Workplace Safety
lebih baik Management in China, Journal of Project
2) Perencanaan Kegiatan K3 Management. Vol.22.
Beberapa bentuk kegiatan K3 yang [7]. Fang, D.P., Huang, X.Y. dan Hinze, J.
rencanakan pada proyek pembangunan (2004), Benchmarking Studies on
gedung Centro City Residences antara Construction Safety Management in
lain: China, Journal of Construction
a) Safety Induction Engineering and Management © ASCE,
b) Safety Talk Vol. Mei/Juni.
c) Safety Meeting [8]. ILO, (2006), Langkah Awal
d) Safety Patrol Meningkatkan Keselamatan dan
e) Training K3 Kesehatan Kerja dalam Ledakan
f) Pemasangan rambu–rambu K3 Konstruksi Aceh, Siaran Pers, International
Labour Organization, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA [9]. ILO, (2004), Standar Keselamatan Kerja
[1]. Anonim, 2009, Program Kerja K3 di Indonesia Paling Buruk di Kawasan
Proyek, PT. Nusa Raya Cipta, tidak Asia Tenggara. www.kompas.com. Mei
diterbitkan. 2004.
[2]. Anonim, 2009, Program Kerja K3 [10]. Sahab, S. (1984), Tugas Panitia
Proyek, PT. Wika Reality, tidak Pembina Keselamatan dan Kesehatan
diterbitkan Kerja, Majalah KATIGA, Edisi April,
[3]. Dewan Keselamatan & Kesehatan Kerja No.44.
Nasional (DK3N), (2000), ”Keselamatan [11]. Suardi, R. (2005) Sistem Manajemen
dan Kesehatan Kerja di Indonesia 1990- Keselamatan & Kesehatan Kerja. Penerbit
2000”, Prosiding Satu Abad K3 di PPM, Jakarta
Indonsia, Jakarta. [12]. Soeharto, I. (1999). Manajemen
[4]. Djati, I. (2006), Bagaimana Mencapai Proyek Industri: Persiapan, Pelaksanaan,
Zero Accident di Perusahaan, Prosiding Pengelolaan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

92

Anda mungkin juga menyukai