Kelas : XI MIPA 2
Bab II
Teori Nirmana
2.1 Syarat Nirmana
Ada Sembilan syarat atau ciri-ciri yang ada didalam suatu karya nirmana. Suatu
karya dapat disebut sebagai karya nirmana bila memenuhi lima atau lebih dari Sembilan
syarat tersebut.
1. Simetri (Symetry), Simetri adalah dua atau lebih unsur rupa yang sama dan
ditempatkan sejajar atau berdekatan serta diantara unsur rupa tersebut memiliki
kesamaan atau kemiripan.
2. Irama (Rhythm), Irama adalah kesan bergerak sebuah warna garis atau bentuk,
secara berulang atau dinamis, sehingga secara keseluruhan terkesan tidak monoton.
Bentuk yang berirama biasa diartikan sebagai bentuk yang dinamis, perwujudannya
dapat berupa bentuk yang keras, tiba-tiba lembut, kemudain keras lagi.
3. Keseimbangan (Balance), Keseimbangan adalah penempatan unsur-unsur rupa
dalam satu bidang baik secara beraturan ataupun acak yang menekankan aspek
keseimbangan komposisi unsur rupa di dalamnya (bentuk, warna, dan
bidang). Keseimbangan dapat dicapai dengan menyusun unsur rupa yang simetris
atau dengan penempatan bentuk yang dinamis.
4. Aksentuasi (Accentuation), Aksentuasi adalah penyajian unsur pembeda pada satu
ungkapan rupa agar tidak berkesan membosankan atau monoton. Unsur aksentuasi
dapat dibuat dengan bentuk yang berbeda, irama yang berbeda, atau bentuk yang
berbeda dari keseluruhan ungkapan.
5. Varian (Variant), Varian adalah penyajian bahasa rupa yang berbeda pada besaran
atau warnanya, namun tetap seragam. Varian dapat dikomposisikan berupa
perulangan bentuk atau sistem modul.
6. Dinamika, Dinamika adalah penyajian bahasa rupa dengan berbagai unsur yang
bervariasi di dalamnya, baik unsur bidang, bentuk, warna, maupun motifnya.
Namun unsur-unsur kontras, keseimbangan, dan kesatuan tetap dipertimbangkan.
7. Gradasi, Gradasi adalah susunan bentuk atau warna yang berjajar dari nada terkuat
sampai terendah, atau sebaliknya. Gradasi dapat dicapai melalui bidang, warna,
ataupun bangun tiga dimensi.
8. Harmoni (Harmony), Harmoni adalah suatu pola rupa yang ditempatkan dalam satu
bidang dan mengutamakan aspek keselarasan antar unsur rupa di dalamnya.
Harmoni dalam bahasa rupa terbentuk karena adanya unsur-unsur keseimbangan,
keteraturan, kesatuan dan kepaduan yang masing-masing saling mengisi dan
berimbang selaras.
9. Kesatuan (Unity), Kesatuan adalah paduan dari berbagai unsur rupa yang
membentuk sebuah konsep pengikatan dan ketautan sehingga membentuk kesan
satu bentuk yang mengikat dan saling melengkapi antara satu dengan lainnya secara
baik.
1. Mengiris, memotong tipis dengan sama besar suatu bahan. Setelah diiris, bahan
dapat disusun sesuai keinginan;
2. Regangan, memberikan celah atau jarak antar lapisan atau bidang. Regangan dapat
diatur jaraknya agar sama, bergradasi, atau berbeda-beda;
3. Memilin, menyusun atau menupuk tiap bidang secara meilingkar agar didapat hasil
yang diinginkan. Teknik ini sama seperti pilinan pada tali tambang;
4. Mencoak, melubangi bidang yang akan diolah;
5. Melipat, melipat bidang sesuai pola yang diinginkan. Teknik ini mirip dengan
origami, namun dalam proses pengolahan nirmana, pola lipatannya cenderung
abstrak; dan
6. Kombinasi, gabungan antara dua atau lebih teknik pengholahan yang sudah
disebutkan diatas.
Bab III
Analisis Karya
2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan adalah penempatan unsur-
unsur rupa dalam satu bidang baik secara
beraturan ataupun acak yang menekankan aspek
keseimbangan komposisi unsur rupa di dalamnya
(bentuk, warna, dan bidang). Dapat dilihat karya
saya disusun secqara teratur agar dapat
membentuk keseimbangan bentuk.
3. Irama (Rhythm)
Irama adalah kesan bergerak sebuah
warna garis atau bentuk, secara berulang atau
dinamis. Dapat dilihat karya saya disusun secara
berulang dengan memberikan sedikit gradasi
agar memiliki bentuk yang terkesan bergerak.
4. Gradasi
Gradasi adalah susunan bentuk atau
warna yang berjajar dari nada terkuat sampai
terendah, atau sebaliknya. Dengan menggunakan
teknik penyusunan dan memanfaatkan cahaya,
dapat terbentuk gradasi warna alami.
5. Harmoni (Harmony)
Harmoni adalah suatu pola rupa yang
ditempatkan dalam satu bidang dan
mengutamakan aspek keselarasan antar unsur
rupa di dalamnya. Dapat dilihat pola-pola dari
segitiga berulang dapat membentuk bentuk
abstrak namun selaras dan berharmoni.
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Dalam proses pembuatan nirmana, banyak sekali saya temukan masalah, mulai
dari salah pola, waktu yang menipis, hingga sempat hancur beberapa kali. Oleh sebab
itu, dalam pembuatan nirmana dibutuhkan yang namanya ketekunan, kesabaran,
ketelitian, dan manajemen waktu. Jika salah satu saja dari empat hal diatas tidak kacau,
maka keseluruhan proses pembuatan nirmana akan hancur.
Dari proses pembuatan nirmana ini, saya dapat belajar ketekunan, kesabaran,
ketelitian, dan kemampuan untuk manajemen waktu.
Daftar Pustaka
Unknown. (2017, 03). Nirmana (Rupa Dasar), Pengertian dan cara mengolahnya. Retrieved
03 11, 2021, from Seni Budayaku: https://www.senibudayaku.com/2017/03/nirmana-
rupa-dasar-pengertian-dan-cara-mengolahnya.html