1 SM
1 SM
ABSTRAK
Periodontitis agresif merupakan kelainan jaringan yang progresif pada orang dewasa muda sehat yang
didominasi oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan periodontitis agresif
dengan penggunaan antibiotik berkepanjangan dapat menyebabkan bakteri A. actinomycetemcomitans
menjadi resisten, oleh sebab itu alternatif perawatan dapat dilakukan dengan pemberian tanaman yang
mengandung antibakteri, salah satunya daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) merupakan obat tradisional yang sering digunakan untuk berbagai macam penyakit dan
diketahui memiliki kandungan aktif yang bersifat antibakteri. Zat aktif yang terkandung tersebut
alkaloid, polifenol, saponin, flavonoid, kuinon dan steroid. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efek antibakteri ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan
A. actinomycetemcomitans secara in vitro. Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan
sampel A. actinomycetemcomitans isolat klinis yang telah diidentifikasi sebelumnya dan daun jeruk
nipis yang diekstraksi menggunakan metode maserasi. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
diuji efek antibakterinya terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans dengan metode Standard
Plate Count (SPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan koloni pada konsentrasi 0,25%
berjumlah 386 x 103 CFU/ml dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 20% berjumlah 1,5 x 103
CFU/ml. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
ditemukan pada konsentrasi 0,25% dan tidak ditemukan adanya Kosentrasi Bunuh Minimum (KBM).
ABSTRACT
Aggressive periodontitis is a progressive tissue abnormalities in healthy young which is dominated by
Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Long term antibiotic use can cause bacteria
A. actinomycetemcomitans to become resistant, therefore, alternative treatments can be done by
giving the plants that contain antibacterial, for example like lime (Citrus aurantifolia) leaves. Lime
(Citrus aurantifolia) leaves is a traditional medicine that is often used for a variety of illnesses and its
chemical compounds have known for their antibacterial activity. The chemical compound of lime
(Citrus aurantifolia) leaves are alkaloids, saponin, polyphenols, flavonoids kuinon, and steroid. The
purpose of this study was to known antibacterial effect of lime leaves againts in vitro growth of
A. actinomycetemcomitans. Lime (Citrus aurantifolia) leaves that used maseration method for
extraction as the sample. Lime (Citrus aurantifolia) leaves extract was determined their antibacterial
activity using Standard Plate Count Method. The results of this study showed that the colony growth
at concentrations of 0,25% amounting to 386 x 103 CFU/ml and the least was found in concentrations
of 20% which is amounting to 1,5 x 103 CFU/ml. Based on this study could be concluded that the
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) was found at concentrations of 0,25 % and Minimum
Bactericidal Consentration (MBC) was not found.
68
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
69
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
70
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
HASIL PENELITIAN
Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
ditimbang sebanyak 1 kg yang diekstrak
dengan metode maserasi menggunakan 2 liter
pelarut etanol 96% selama 3 hari, didapatkan
ekstrak kental sebanyak 10 mg seperti yang
terlihat pada Gambar 1 di atas.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
mengandung alkaloid, saponin, polifenol,
flavonoid, kuinon, dan steroid (Tabel 1).
Hasil kultur koloni A. actinomycetem-
comitans yang dilakukan pada media AaGM
agar kemudian diinkubasi selama 48 jam pada
suhu 37oC dalam suasana anaerob, menunjuk- Gambar 3. Hasil Pewarnaan Gram A. Actinomyce-
kan morfologi koloni berbentuk bulat temcomitans
cembung, permukaan kasar, dan berwarna
krem, seperti terlihat pada Gambar 2. Pada penelitian ini pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak daun jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) terhadap pertumbuhan A. actino-
mycetemcomitans dilakukan sebanyak 2 kali
pengulangan. Jumlah rata-rata koloni A. acti-
nomycetemcomitans setelah dilakukan peng-
ujian menunjukkan pertumbuhan koloni yang
paling banyak pada akuades (469,5 x 103
CFU/ml) dan paling sedikit adalah pada
Ciprofloxacin (0,5 x 103 CFU/ml). Jumlah
rata-rata koloni bakteri juga telihat menurun
pada setiap kenaikan konsentrasi dapat dilihat
pada Tabel 2.
Uji statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah One Way ANOVA yang
memiliki syarat lebih dari dua kelompok,
Gambar 2. Hasil Kultur Koloni A. actinomycetem- distribusi dan homogenitas varian data sama.
comitans pada Media AaGM Agar Penelitian ini memiliki 8 kelompok yang
terdiri dari 6 kelompok perlakuan (0,25%,
Hasil pewarnaan Gram dengan 0,5%, 1%, 5%, 10%, 20%) dan 2 kelompok
menggunakan mikroskop cahaya dengan kontrol (ciprofloxacin) sebagai kontrol positif
pembesaran 10x100, terlihat morfologi dan (akuades) sebagai kontrol negatif. Hasil
A. actinomycetemcomitans berbentuk koko- uji normalitas menunjukkan distribusi dan
basilus dengan warna merah muda seperti homogenitas varian data penelitian adalah
Gambar 3. Hal ini membuktikkan bahwa normal dengan nilai p>0,05. Hasil uji ANOVA
bakteri tersebut adalah bakteri Gram-negatif. menunjukkan nilai p<0,05, membuktikan
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
No Uji Perubahan Reaksi Hasil
1. Alkaloid Terjadi perubahan warna +
2. Saponin Terbentuk gelembung +
3. Tanin Tidak terbentuk larutan putih keruh -
4. Polifenol Larutan hijau kehitaman +
5. Flavonoid Larutan coklat +
6. Kuinon Larutan putih +
7. Steroid Larutan biru hijau +
8. Triterpenoid Larutan biru hijau -
71
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
Tabel 2. Jumlah Rata-Rata Koloni A. actinomycetemcomitans Setelah Diuji dengan Ekstrak Daun Jeruk Nipis
(Citrus aurantifolia)
Jumlah Koloni A. actinomycetemcomitans
Setelah Diuji dengan Ekstrak Daun Jeruk Rata-Rata Jumlah
Konsentrasi Bahan Uji Nipis (Per Pengulangan ) Koloni (CFU/ml)
1 2
0,25% 390 x 103 382 x 103 386 x 103
0,5% 93 x 103 80 x 103 86,5 x 103
1% 17 x 103 21 x 103 19 x 103
3
5% 11 x 10 9 x 103 10 x 103
3
10% 3 x 10 5 x 103 4 x 103
20% 1 x 103 2 x 103 1,5 x 103
3
Akuades 475 x 10 464 x 103 469,5 x 103
3
Ciprofloxacin 10 µg/ml 0 x 10 1 x 103 0,5 x 103
terdapatnya pengaruh dari kelompok uji memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan
terhadap pertumbuhan A. actinomycetemco- aktif yang bersifat polar, semi polar, ataupun
mitans. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) nonpolar. Selain itu, pelarut etanol diketahui
ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) tidak bersifat toksik. Berbagai peneliti
terhadap pertumbuhan A. actinomycetemco- menyebutkan kelebihan pelarut etanol untuk
mitans ditunjukkan pada konsentrasi 0,25%, mengekstraksi senyawa aktif tumbuhan, baik
dan tidak ditemukan Konsentrasi Bunuh yang bersifat antioksidan maupun yang
Minimum (KBM) pada penelitian ini. Hasil uji bersifat sebagai antibakteri.23,25
lanjut Least Significant Difference (LSD) Setelah proses maserasi, dilakukan uji
0,25%, 0,5%, 1%, 5%, 10% dan 20% dengan fitokimia untuk membuktikan bahwa pada
kontrol negatif menunjukkan nilai p<0,05, ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan terkandung alkaloid, polifenol, saponin, tanin,
yang bermakna dari konsentrasi ekstrak flavonoid dan triterpenoid yang berfungsi
tersebut dengan kontrol negatif (akuades). sebagai antibakteri. Dari hasil uji fitokimia ini
Hasil uji lanjut LSD dapat dilihat pada juga ditemun adanya kuinon dan steroid, hal
Tabel 3. ini diduga karena kuinon termasuk golongan
fenol dan steroid termasuk golongan saponin
PEMBAHASAN Sehingga tidak disebutkan secara terpisah.26
Penelitian ini menggunakan teknik Namun dari hasil uji fitokimia pada penelitian
maserasi untuk proses ekstraksi komponen zat ini tidak ditemukan adanya kandungan tanin
aktif. Metode ini dipilih karena relatif dan triterpenoid, hal ini disebabkan karena
sederhana dan mudah, dan tidak memerlukan bahan uji yaitu daun jeruk nipis (Citrus
proses pemanasan yang dapat merusak aurantifolia) yang digunakan pada penelitian
komponen aktif dari simplisia.23,24 Proses ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
maserasi dilakukan menggunakan pelarut Komposisi senyawa yang terkandung dalam
etanol. Pelarut etanol digunakan karena tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor.
72
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
Baik faktor internal maupun eksternal. Faktor dinding selnya mengandung lipid yang lebih
internal seperti adanya pengaruh pada banyak. Senyawa lipid akan larut setelah
varietas/gen dan yang termasuk faktor ditetesi etanol, sehingga dapat menyebabkan
eksternal yaitu, adanya pengaruh cahaya permukaan dinding sel bakteri akan
matahari, curah hujan, struktur tanah, maupun membentuk pori. Terbentuknya pori tersebut
iklim di daerah tersebut sehingga terdapat mengakibatkan tidak dapat ditahannya
perbedaan terhadap kandungan daun jeruk komplek kristal violet dari permukaan dinding
nipis. sel bakteri setelah ditetesi etanol, sehingga
Pada penelitian ini morfologi koloni bakteri Gram-negatif dapat menyerap warna
A. actinomycetemcomitans terlihat berbentuk safranin, dan tampilan koloni bakteri Gram-
bulat cembung, permukaan kasar, dan negatif akan terlihat berwarna merah muda.29,30
berwarna krem. Media selektif yang Hasil uji aktivitas antibakteri daun jeruk nipis
digunakan pada penelitian ini adalah terhadap A. actinomycetemcomitans menun-
A. actinomycetemcomitans Growth Medium jukkan bahwa ekstrak daun jeruk nipis tersebut
(AaGM) agar. Media AaGM mengandung secara signifikan mampu menghambat
yeast extract yang dapat meningkatkan pertumbuhan A. actinomycetemcomitans. Ke-
pertumbuhan A. actinomycetemcomitans. mampuan tersebut terjadi karena di dalam
Yeast extract digunakan untuk enumerasi daun jeruk nipis terkandung zat-zat antibakteri
mikroorganisme dalam air bersih yang seperti alkaloid, tanin, polifenol, saponin,
menyediakan sumber nitrogen, asam amino, flavonoid dan triterpenoid. Replikasi DNA
vitamin, dan karbon yang diperlukan untuk dari A. actinomycetemcomitans dihambat oleh
pertumbuhan organisme.6,27 Hal ini didukung alkaloid dan tanin yang terdapat pada daun
dengan penelitian Reddy dkk (2012) yang jeruk nipis. Selain itu, rusaknya permeabilitas
menyatakan bahwa pada media selektif, dinding sel A. actinomycetemcomitans di-
A. actinomycetemcomitans diisolasi dari sebabkan oleh flavonoid dan terganggunya
rongga mulut membentuk koloni sirkuler stabilitas serta proses pembentukan membran
dengan diameter 1–2 mm, memiliki dan dinding sel A. actinomycetemcomitans
peninggian yang cembung, tepi yang irreguler, dibantu oleh saponin dan triterpenoid sehingga
translusen, serta struktur internal berbentuk dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuh-
seperti bintang.27,28 an A. actinomycetemcomitans. Sedangkan
Hasil pewarnaan Gram-negatif yang A. actinomycetemcomitans dapat mengalami
dilakukan pada penelitian ini menunjukkan kematian sel saat fungsi fisiologis bakteri
bentuk koloni bakteri kokobasilus dan terganggu oleh polifenol.31,32
berwarna merah muda sehingga dapat Pada penelitian ini pemilihan
disimpulkan A. actinomycetemcomitans meru- konsentrasi berdasarkan penelitian Reddy
pakan bakteri Gram-negatif yang berbentuk (2012). Hasil uji aktivitas antibakteri daun
kokobasilus. Bakteri Gram-negatif memiki jeruk nipis menunjukkan pengaruh yang
kandungan lipid yang lebih banyak pada signifikan terhadap pertumbuhan A. actino-
dinding selnya, sementara bakteri Gram-positif mycetemcomitans. Secara statistik, pertumbuh-
memiliki dinding sel dengan lapisan pepti- an koloni pada konsentrasi 0,25% terdapat
doglikan yang lebih tebal. Akibat perbedaan perbedaan bermakna dengan kontrol negatif
tersebut, bakteri yang ditetesi kristal violet dan (akuades). Ini menjelaskan bahwa Konsentrasi
iodin memiliki ketahanan yang berbeda. Hambat Minimum (KHM) terdapat pada
Bakteri Gram-positif cenderung dapat mem- konsentrasi 0,25%. Hal ini disebabkan jumlah
pertahankan kompleks kristal violet dan iodin rata-rata koloni yang tumbuh pada konsentrasi
setelah ditetesi etanol 96%, akibat kandungan 0,25% lebih sedikit dibandingkan dengan
peptidoglikan yang lebih tebal pada dinding akuades. Perbedaan jumlah koloni yang
selnya.26 bermakna antara kelompok perlakuan dan
Kompleks kristal violet dan iodin juga kelompok kontrol negatif (akuades) terlihat
dapat meningkatkan aktivitas pengikatan suatu pada semua konsentrasi yaitu 0,25%, 0,5%,
zat warna oleh bakteri, sehingga pada saat 1%, 5%, 10% dan 20%, sedangkan
ditetesi dengan safranin, bakteri Gram-positif Konsentrasi Bunuh Minimum pada penelitian
tetap memperlihatkan tampilan berwarna ini tidak dapat diamati. Hal ini diduga karena
ungu. Bakteri Gram-negatif tidak dapat konsentrasi yang digunakan hanya sampai
mempertahankan kompleks tersebut karena pada konsentrasi 20%. Penelitian ini didukung
73
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
oleh penelitian Reddy (2012) dengan antibakteri yang terdapat pada daun jeruk
menggunakan konsentrasi ekstrak daun jeruk nipis. Alkaloid dikaitkan dengan kemam-
nipis 0,25%, 0,5%, 1%, 5%, 10% dan 20% puannya dalam menghambatan replikasi
pada bakteri Bacillus cereus, Enterobacter Deoxyribonucleic Acid (DNA) dengan cara
faecalis, Salmonella paratyphi, Escherichia dengan menghambat aktivasi enzim yang
coli, Proteus vulgaris, Pseudomonas aerugi- berperan pada proses pengarahan nukleotida
nosa, Serratia marcescens, Staphylococcus pada pita DNA. Adanya gangguan replikasi
aureus and Klebsiella pneumoniae. Penelitian DNA juga dapat menyebabkan gangguan
tersebut menunjukkan KHM (Konsentrasi pembelahan sel.34 Polifenol mempunyai
Hambat Minimum) rata-rata pada bakteri aktivitas denaturasi protein dengan cara
adalah 0,25%, sedangkan KBM (Konsentrasi berikatan dengan protein melalui ikatan
Bunuh Minimum) pada 20% efektif sebagai hidrogen sehingga struktur protein sel bakteri
antimikroba dalam membunuh bakteri.12 menjadi rusak. Hal tersebut akan mengganggu
Berbeda dengan penelitian Reddy fungsi fisiologis bakteri yang lambat laun akan
(2012), pada penelitian ini KBM tidak menyebabkan kematian sel bakteri, sedangkan
ditemukan disebabkan bakteri masih mampu saponin adalah substansi bersabun yang
bertahan pada konsentrasi 20% dengan rata- memiliki efek pembersihan.34 Flavonoid
rata jumlah koloni 1,5 x 103 CFU/ml, begitu mempunyai mekanisme membentuk kompleks
juga pada Ciprofloxacin, bakteri masih mampu dengan protein ekstraselular dan dinding sel
bertahan dengan rata-rata koloni 0,5 x 103 bakteri, menyebabkan berhentinya aktivitas
CFU/ml. Ini disebabkan oleh bakteri Gram- metabolisme bakteri, dan kematian sel.35
negatif, selnya dikelilingi oleh membran Steroid mempunyai kemampuan berinteraksi
tambahan (outer membrane), sehingga per- dengan membran fosfolipid sel yang bersifat
mukaan bakteri menjadi hidrofilik. Hal ini impermeabel terhadap senyawa-senyawa
dapat berfungsi sebagai permeability barrier lipofilik sehingga menyebabkan integritas
untuk agen eksternal lainnya. Efek ini juga membran menurun, morfologi membran sel
dapat disebabkan oleh adanya molekul berubah, dan akhirnya dapat menyebabkan
lipopolisakarida (LPS) pada outer membrane membran sel rapuh dan lisis. Kuinon
tersebut, sehingga bakteri Gram-negatif akan mempunyai kemampuan sebagai antibiotik
resisten terhadap antibiotik yang bersifat dan penghilang rasa sakit serta merangsang
hidrofobik. Selain itu, juga disebabkan karena pertumbuhan sel baru pada kulit.35
adanya Outer Membrane Vesicle (OMV) yang
terdapat pada bakteri A. actinomycetemco-
mitans memperlihatkan kemampuan untuk KESIMPULAN
membawa berbagai protein, termasuk CDT Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
kedalam sel host. Cytolethal Distension Toxin ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
(CDT) yang dihubungkan dengan OMV juga terhadap pertumbuhan A. actinomycetemco-
terlihat pada isolat A. actinomycetemcomitans mitans adalah pada konsentrasi 0,25%,
serotip b dan c. Peneliti lainnya juga sedangkan Konsentrasi Bunuh Minimum
menyebutkan OMV tidak hanya berperan (KBM) tidak dapat ditentukan.
dalam mengeluarkan CDT, namun juga faktor
virulensi lain dari bakteri.29 Pola resistensi DAFTAR PUSTAKA
bakteri Gram-negatif juga diketahui dapat 1. Kler S, Malik R. An update on the
terjadi akibat penutupan celah/pori (loss of virulence factors of Actinobacillus
porion) pada dinding sel bakteri, sehingga actinomycetemcomitans – a systematic
menurunkan jumlah agen antimikroba yang review. STM Journals 2010; 1(1):1-10.
melintasi membran sel. Bakteri Gram-negatif 2. Eke P, Dye B, Wei L. Prevalence of
juga memperlihatkan peningkatan aktivitas periodontitis in adult in the United State:
pompa keluar (efflux pumps), sehingga agen 2009-2010. J Dent Res 2012; 91(10):
antimikroba tidak dapat berinteraksi dengan 914-920.
tempat target.33 3. Wahyukundari M. Perbedaan kadar
Kemampuan daun jeruk nipis (Citrus matrix etalloproteinase-8 setelah scalling
aurantifolia) dalam menghambat pertumbuhan dan pemberian tetrasiklin pada penderita
bakteri A. actinomycetemcomitans tidak periodontitis kronis. JURN PDGI 2009;
terlepas dari senyawa aktif yang bersifat 58(1): 1-6.
74
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
75
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76
76