Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ABDUL WAHID SIOKONA

NIRM : 190106

KELAS : 3 A KEPERAWATAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan
hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya,angka kejadian gagal
ginjal meningkat tajam pada 10 tahun terahir. Tahun 1990 terjadi 166 ribu kasus,tahun 2000
menjadi 372 ribu kasus. Angka tersebut di perkirakan terus naik. Tahun 2010 diestimasikan lebih
dari 650 ribu.Selain data tersebut 6 juta sampai 20 juta individu di AS di perkirakan mengalami
gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal secara irreversible (tidak dapat pulih kembali) berlangsung lama
berharap dan bersifat progresif (Hanawati,2008). Di Indonesia berdasarkan data dari Indonesia
Renal Registry,suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, pada tahun 2008
jumlah pasien hemodialisa (cuci darah) mencapai 2.260 orang. Pasien hemodialisa baru tahun
2008 naik menjadi 2.260 orang dari 2.148 orang pada tahun 2007. Kebutuhan cairan dan
elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah
esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri,
tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
(GUNAWAN 2016)

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke tubuh melalui makanan, minuman,
dan cairan intravena (IV) dan di distribusikan ke seluruh tubuh (Haswita, Reni Sulistyowati,
2017). Cairan dan elekteolit merupakan komponen tubuh yang berperan dalam memelihara
fungsi tubuh dan proses homeostatis. Tubuh kita terdiri atas sekitar 60% air yang tersebar dalam
sel maupun luar sel. Namun demikian, besarnya kandungan air tergantung usia, jenis kelamin,
dan kandungan lemak.(Tarwoto dan Wartonah, 2010). Keseimbangan cairan dan elektrolit
merupakan salah satu faktor yang diatur dalam homeostatis. Keseimbangan cairan sangat penting
karena diperlukan untuk kelangsungan hidup organisme. Keseimbangan diperlukan oleh tubuh
adalah dimana input=output. (jurnal f.k unad, 2017). (Effendi 2019)

Tenaga kerja wanita mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pria, wanita
mempunyai kecenderungan lebih rentan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi.
Salah satunya adalah terpapar panas. Wanita mempunyai toleransi panas yang rendah
dibandingkan dengan laki-laki. Tenaga kerja wanita yang bekerja dengan kondisi suhu yang
tinggi (panas) dapat menyebabkan hilangnya cairan tubuh yang terdiri dari elektrolit dan
mineral.1 Penyediaan air minum dalam jumlah yang cukup perlu diperhatikan karena
kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan deplesi adenosin tri
phosphate (ATP) dan phosphocreatin yang menyebabkan kelelahan otot sehingga dapat
menurunkan produktivitas kerja.2 Dehidrasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan
fungsi ginjal. Ginjal merupakan organ yang berperan besar dalam proses regulasi cairan tubuh.
Selain itu, dehidrasi juga dapat mempengaruhi berat badan seseorang akibat keringat dan urin
yang keluar selama beraktivitas. (Yaswir and Ferawati 2012)
Jenis minuman ini dapat cepat diserap oleh tubuh karena memiliki konsentrasi serta
tekanan osmotik yang sama seperti cairan yang ada di dalam tubuh. . Jenis minuman ini dapat
cepat diserap oleh tubuh karena memiliki konsentrasi serta tekanan osmotik yang sama seperti
cairan yang ada di dalam tubuhMinuman isotonik sangat cocok di konsumsi apabila sedang
melakukan aktivitas fisik seperti olahraga karena pada kondisi tersebut tubuh sedang
mengeksresi banyak cairan dan elektrolit sehingga rawan terjadi dehidrasi. Metode: metode yang
digunakan pada literatur review ini diawali dengan pemilihan topik. Kemudian menuliskan kata
kunci minuman isotonik dan kadar elektrolit. Jurnal yang digunakan dalam literatur riview
didapatkan melalui google scholar dan proquest. Jurnal yang diambil maksimal 5 tahun terakhir
denan jenis metode eksperimental quasi bersifat kompratif dengan rancagan pre-test dan post test
Hasil : berdasarkan literature riview dari 5 artikel jurnal, didapatkan hasil bahwa hasil bahwa
minuman isotonik dapat mengembalikan cairan tubuh dan meningkatkan daya tahan otot karena
minuman isotonik mengandungelektrolit yang terdiri dari ion positif dan negatif yang terdapat
kalsium,kalium,magnesium,natrium. Diskusi : hasil dari literatur review terdapat pengaruh
konsumsi minuman isotonik terhadap elektrolit tubuh saat melakukan aktifitas fsik. (Qurratul
Ainy 2020)
DAFTAR PURTAKA

Effendi, Ardhiyansyah. 2019. ‘ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA ANAK GASTROENTRITIS DI RUANG ANAK RSUD
JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2019’.

GUNAWAN, FERI. 2016. ‘ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA TN. S DI RUANG INAYAH PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG’.

Qurratul Ainy, Octavera M. 2020. ‘PENGARUHKONSUMSIMINUMAN ISOTONIK


TERHADAP KADAR ELEKTROLIT TUBUH SAAT MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK:
LITERATURE REVIEW’.

Yaswir, Rismawati, and Ira Ferawati. 2012. ‘Fisiologi Dan Gangguan Keseimbangan Natrium,
Kalium Dan Klorida Serta Pemeriksaan Laboratorium’. Jurnal Kesehatan Andalas 1(2).

Churcil Levingston (1989). Aids to fluid and Electrolite Behavior. Alih bahasa: Wili Japaris
(keseimbangan cairan dan Elektrolit). Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai