Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM ILMU TANAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKI ALVHANIIA
NIM : 21664/20/SKR
JURUSAN : KEHUTANAN
ACARA VII :KADAR KAPUR EQUIVALEN
(SETARA TANAH)
CO. ASS : ANICHA FATIMAH

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA
2021
A. ACARA VII : Kadar Kapur Equvalen ( Setara Tanah)
B. TANGGAL : Jumat, 25 Maret 2021
C. TUJUAN : Menetapkan kadar kapur (𝐶𝑎𝐶𝑂3) secara tepat
D. METODE : Mohr
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Kalsimeter
b. Timbangan Analitis
c. Lampu Spritus ( Bunsen )
d. Penumpu kaki tiga dan asbes
2. Bahan
a. Tanah Mediteran kering angin udara, dengan diameter 0,5 mm.
b. HCl 2 N
F. CARA KERJA
1. Menimbang kalsimeter kosong, bersih, kering (a gram).
2. Memasukkan tanah mediteran ± 5 gr kedalam Calsimeter lalu ditimbang
(misal b gram).
3. Mengisi bagian atas kalsimeter dengan HCI 2N sampai 3/4 nya (harus
dijaga agar kran kalsimeter tertutup rapat hingga HCI tidak menetes)
kemudian ditimbang (c gram).
4. Membuka kran dan HCI dialirkan setetes demi setetes kedalam tempat
tanah dengan digoyang-goyangkn perlahan.
5. Setelah HCI habis, menghangatkan kalsimeter sebentar dalam api kecil
(hati-hati terhadap penguapan air).
6. Mendinginkan 30 mebit, kemudian menimbang (d gram)
Reaksi : CaCO3 + 2HCl — CaC12 + H2O + CO2
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data pengamatan
 Kalsimeter kosong (a) = 142,930 gram
 Tanah 5 g + kalsimeter (b) = 147,348 gram
 Kalsimeter + HCl 2N (c) = 171,724 gram
 Kalsimeter dingin (d) = 170,526 gram
2. Rumus
100
 BTKM = x (b-a) gr
100 x KL
c−d
 CaCO3 = x 100 gr
44
CaCO3
 Kadar Kapur = x 100%
BTKM

3. Perhitungan
100
 BTKM = x (b-a) gr
100 x KL
100
= x (147,348 – 142,930) gr
100 x 16,107 %
= 3,805 gram

c−d
 CaCO3 = x100 gr
44
171,724−170,526
= x100 gr
44
= 0,027 x 100 gr
= 2,7 gr
CaCO3
 Kadar Kapur = x 100%
BTKM
2,7
= x 100%
3,805
= 0,709 x 100%
= 70,9%
H. PEMBAHASAN
Kandungan Ca dan Mg yang tinggi dalam tanah kapur berhubungan
dengan taraf perkembangan tanah tersebut, semakin tua tanahnya, akan
semakin kecil pula kandungan kedua zat tersebut. Kadar tinggi berkaitan
dengan pH yang netral. Sebagai unsur hara makro Ca dan Mg mempunyai
fungsi yang penting pada tanaman. Kalsium (Ca) berperan sebagai penyusun
dinding sel tumbuhan dan sering pula menetralkan bahan racun dalam
jaringan tanaman. Magnesium (Mg) merupakan komponen dari klorofil dan
berperan pula dalam pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan.
Kekurangan kedua zat ini dalam tanah dapat menghambat perkembangan
normal pada jaringan muda.

Pengujian kandungan kapur dalam tanah dapat dilakukan dengan


menggunakan metode kalsimetri dan kolorimetri-titrasi. Alasan
digunakannya kedua metode tersebut dikarenakan kedua metode tersebut
dapat dengan mudah dilakukan di laboraturium dan ketelitiannya sudah
cukup tinggi. Metode tersebut juga merupakan metode yang sering
digunakan dikarenakan peralatan dan bahan yang digunakan sebagian besar
sudah ada dalam laboraturium.Metode kalsimetri memiliki kelebihan yaitu
lebih murah dan dapat mengukur CO2 yang menguap, tetapitimbangan
harus sensitif. Jika pembacaan pada timbangan tidak akurat maka
akanberpengaruh pada tingkat akurasi hasil yang diperoleh.Untuk kelebihan
metode titrasi ialah metode ini relative murah dan cepat. Namun timbangan
harus sensitive dan harus teliti melihatperubahan warna larutan pada saat
proses titrasi berlangsung. Jika pembacaanpada timbangan tidak akurat dan
penentuan volume titran tidak teliti, maka akanberpengaruh pada hasil yang
diperoleh.

Kadar Kapur Equvalen ( Setara Tanah) dapat diperoleh dengan rumus


sebagai berikut :
100
 BTKM = x (b-a) gr
100 x KL
c−d
 CaCO3 = x 100 gr
44
CaCO3
 Kadar Kapur = x 100%
BTKM

Pada metode kalsimetri, prinsip yang digunakan adalah prinsip metode


gravimetri yang menggunakan alat kalsimeter dan khemikalia HCl 2N.
Metode ini melakukan perhitungan kadar CO2 yang menguap. Dilakukan
perhitungan CO2 yang menguap dikarenakan pada reaksi yang terjadi antara
kapur tanah dan khemikalia, koefisien molaritas antara kapur tanah dan gas
CO2 sama besar yang menujukkan jumlah mol antara kapur tanah dan gas
CO2 adalah setara. Selain itu, juga digunakan khemikalia berupa larutan
HCl 2N yang berfungsi sebagai pereaksi kapur tanah agar menghasilkan
CO2 yang kemudian diuapkan. Reaksi yang terjadi pada penambahan
khemikalia tersebut adalah sebagai berikut : CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2O +
CO2.

Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim. Kedua faktor
ini berhubungan dengan kadar lengas tanah, terbentuknya lapisan-lapisan
tanah, dan tipe vegetasi. Faktor-faktor ini merupakan komponen dalam
perkembangan tanah. Pada umumnya batuan kapur/ kwarstik lebih tahan
terhadap perkembangan tanah. Pelarutan dan kehilangan karbonat
diperlukan sebagai pendorong dalam pembentukan tanah pada batuan
berkapur. Garam- garam yang mudah larut (seperti Na, K, Ca, Mg-Klorida
dan sulfat, NaCO3) dan garam alkali yang agak mudah larut ( Ca, Mg )
memiliki karbonat yang akan berpindah bersama air, dan bergantung
besarnya air yang dapat mencapai kedalaman tanah tertentu. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya pengayaan garam/ kapur pada horison tertentu dan
besarnya sangat bervariasi. Karena terdapat perbedaan kelarutan dan
mobilitas tersebut maka yang terendapkan lebih dahulu adalah karbonat.
Pada kondisi yang ekstrem kerak garam dan kapur dapat terbentuk di
permukaan tanah. Dari sini menunjukan bahwa kadar kapur tanah dapat
berbeda-beda. Tanah ultisol memiliki kadar kapur dan bahan organik cukup
tinggi sehingga kecenderungan lebih subur daripada keempat tanah yang
lain. Mg da Ca sangat diperlukan tanaman untuk menguatkan batang. Kadar
Kapur jenis tanah dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah Alfisol,
Entisol, Vertisol, Rendzina dan Ultisol. Tanah Entisol tidak berbahan induk
kapur seperti karsit, dolomit dan lain-lain sehingga kadar kapur dalam tanah
tidak begitu tinggi. Biasanya tanah Entisol memiliki bahan induk abu
vulkanik dan batuan sediment dan pasir (Ayatullah, 2009).
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara VII yang
berjudul “Kadar Kapur Equivalen ( Setara Tanah)” dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar kapur equvalen dapat dihitung dengan rumus Kadar Kapur =

CaCO3
x 100%
BTKM

2. Metode kalsimetri memiliki kelebihan yaitu lebih murah dan dapat


mengukur CO2 yang menguap, tetapitimbangan harus sensitif. Jika
pembacaan pada timbangan tidak akurat maka akanberpengaruh pada
tingkat akurasi hasil yang diperoleh.Untuk kelebihan metode titrasi
ialah metode ini relative murah dan cepat.
3. Kadar lengas tanah mempengaruhi kadar kapur dalam tanah.
4. Dengan mengetahui kandungan kapur dalam tanah maka dapat
ditentukan kesuburan tanah yang sangat berpengaruh pada pengolahan
lahan, sehingga dapat mengoptimalkan potensi lahan untuk budidaya
pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Arini, E. 2011. PEMBERIAN KAPUR - UNDIP E-JOURNAL SYSTEM PORTAL


file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/2070-4531-1-SM.pdf. Diakses
pada tanggal 30 Maret 2021, pukul 14.11 WIB

Nursyamsi,D.K.;Lorrs,S.; Sobiham, D. A.; Radhim, A.; Sofyan.2008.Pengaruh asam


oksalat dan magnesium terhadap ketersediaan K tanah.Jurnal Tanah dan
Iklim vol : 28.

Wiqoyah,Q. 2006. Penagruh kadar kapur waktu perawatan dan perendaman


terhadap kuat dukung tanah lempung. Dinamika Teknik Sipil 6:16-243

Anda mungkin juga menyukai