Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN IBU MENYUSUI PADA Ny. S RT 10 RW 06


MAHASISWA DIPLOMA IV KEBIDANAN
KELURAHAN SRENGSENG SAWAH
KECAMATAN JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN
TAHUN 2017

Disusun Oleh :
Citra Novia Putri
NPM 07160100201

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOALH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN IBU MENYUSUI PADA Ny. S RT 10 RW 06


MAHASISWA DIPLOMA IV KEBIDANAN
KELURAHAN SRENGSENG SAWAH
KECAMATAN JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN
TAHUN 2017

Disusun oleh :

Citra Novia Putri


NPM 07160100201

Telah Disetujui di Jakarta


Pada Tanggal 5 Agustus 2017

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Ratna Wulandari, S.ST)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Individu Keluarga Binaan Asuhan Kebidanan Ibu Menyusui pada Ny. S Desa

Srengseng Sawah Kec. Jagakarsa Rt10 Rw 06.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak

terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Oleh karena itu mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, kepada :

1. Drs. H. Jakub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju Jakarta.

2. Dr. Dr. dr. HM. Hafizurrachman, MPH, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

3. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM, Selaku Pembantu Ketua 1 Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

4. Hidayani, Am. Keb, SKM, MKM Selaku Ketua Ketua Program Studi DIV

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta.

5. Ratna Wulandari, SST, M.Kes Selaku Pembimbing Pamong Asuhan Kebidanan

Komunitas Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju Jakarta.

6. Seluruh staff dan dosen Program Studi Diploma IV Kebidanan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM). Semoga bantuan yang telah


diberikan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT dan semoga

Pedoman Penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Agustus 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 3

1.2.1 Tujuan Umum 3

1.2.2 Tujuan Khusus 3

1.3 Manfaat 4

1.3.1 Institusi Pendidikan 4

1.3.2 Lahan Praktek 4

1.3.3 Bagi Mahasiswa 4

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Teknik Menyusui 4

2.1.1 Pengertian Menyusui 4

2.2.2 Manfaat Teknik Menyusui 9

2.3 Teknik Menyusui yang benar 10

2.4 Posisi menyusui yang benar 11

2.5 Gambar Posisi Menyusui 11

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menyususi 12

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

4.1 Teori dan Praktik 18

BAB V PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan 20

5.2 Saran 21
Daftar Pustaka

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Asuhan Kebidanan Komunitas

Kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah

yaitu bidan di komunitas, kebidanan, komunitas, dan kebidanan

komunitas. Dari beberapa istilah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Bidan dikomunitas adalah bidan yang bekerja memberikan

pelayanan kepada keluarga dan masyarakat di suatu wilayah tertentu.

Kebidanan mencakup segala pengetahuan yang dimiliki bidan dan

bentuk-bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan dengan tujuan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi.

Komunitas artinya masyarakat terbatas yang mempunyai

persamaan nilai, perhatian, yang merupakan kelompok khusus dengan

batas-batas geografis yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok bayi, dan

kelompok balita.

Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan

yang dilakukan di luar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang

diberikan di rumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek

psikososial budaya yang ada di masyarakat.

1
1.1.2 Keluarga Binaan

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikitan aturan dan emosional dan individu mempunyai

peran masing–masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas termasuk di dalamnya

adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan

lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga,

imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB. Yang

menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,

nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga

(wanita dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi

sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.

Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak

kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan

refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu

(ASI) merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social maupun spiritual. ASI

mengandung nutrisi, hormone, unsure kekebalan, factor pertumbuhan, anti

alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI

membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat

hubungan penting antara menyususi dengan penjarangan kehamilan (KB).

Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara pemberian ASI

yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD (30

2
menit pertama bayi harus sudah di sususkan). Kemudian pemberian ASI

saja sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif) selanjutnya pemberian ASI

sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI yang benar.

Sehingga diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan yang benar. Agar

setiap IBU dapat menyusui sendiri bayinya.

Menyusui adalah proses yang alami. Namun demikian, menyusui

perlu dipelajari antara lain, belajar bagaimana memegang bayi agar dapat

menyusu dengan baik dan mengatur posisi tubuh agar merasa nyaman

selama menyusui. Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui dan

perlekatan bayi pada payudara yang tepat, yang ,merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dan pengeluaran ASI.

Dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan putting lecet

dan ibu menjadi enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Selain iyu ibu

harus menemukan posisi yang sesuai selama pemberian ASI, bayi juga

harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudah menjangkau

puting.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penyusun membahas

mengenai Asuhan Kebidanan Ibu Menyusui pada Ny. S di Desa Srengseng

Sawah Kec.Jagakarsa Rt10 Rw 06 Jakarta Selatan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dilakukannya keluarga binaan pada Ny. S di Desa Srengseng Sawah
Kec.Jagakarsa Rt 10 Rw 06 Jakarta Selatan.

3
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dilakukan pengkajian data Subjektif dan Objektif pada Ny. S

b. Dilakukan diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Ny. S

c. Dilakukan analisa potensial masalah yang mungkin terjadi pada Ny. S

d. Dilakukan tindakan yang segera memerlukan penanganan dan

kolaborasi pada Ny. S.

e. Dilakukan rencana asuhan yang akan diberikan pada Ny. S

f. Dilakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan sesuai kebutuhan

pada Ny. S

g. Dilakukan evaluasi pada hasil asuhan yang diberikan dengan metode

SOAP pada Ny. S

1.3 Manfaat
1.3.1 Institusi Pendidikan
Diharapkan penyusun keluarga binaan ini dapat dijadikan sebagai bahan
tambahan pelajaran, sebagai bahan evaluasi dalam membuat study kasus
dan juga dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pustaka.
1.3.2 Institusi Praktek
Dapat memberikan masukan mengenai implementasi asuhan kebidanan
pada ibu menyusui, serta sebagai bahan evaluasi lapangan.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Dapat memahami manfaat melakukan keluarga binaan serta mengasah
keterampilan dalam asuhan kebidanan pada ibu menysusi agar lebih baik
dalam melakukan asuhan secara paripurna.

4
5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 TEKNIK MENYUSUI


1. Pengertian Menyusui

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi,

dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan

nutrisi pada bayi. Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi

atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu.

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap

air susu. Bidan atau perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam

tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan

masalah.

2. Manfaat Menyusui

Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dengan menyusui bagi

bayi, ibu, keluarga, dan Negara

a. Manfaat bagi bayi

1. Komposisi sesuai kebutuhan.

2. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan.

3. ASI mengandung zan antibody.

4. Perkembangan psikomototrik lebik cepat.

5. Menunjang perkembangan kognitif.

6. Menunjang perkembangan penglihatan.

6
7. Memperkuat ikatan batin ibu dan anak.

8. Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat.

9. Membentuk sistem pencernaan yang sehat.

b. Manfaat bagi Ibu

1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula.

2. Ibu yang menyusui dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya

kehamilan.

3. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan

kasih saying pada buah hatinya.

4. Mengurangi kemungkinan kanker payudara.

c. Manfaat bagi keluarga

1. Mudah dalam proses pemberiannya.

2. Mengurangi biaya rumah tangga.

3. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat

biaya untuk berobat.

d. Manfaat bagi Negara

1. Pengehematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.

2. Pengematan devisa dalam hal pembelian susus formula dan

perlengkapan menyusui.

3. Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

7
2.2 Tekhnik Menyusui yang Benar

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI

kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui bersihkan

puting susu dan areola dengan kapas DTT, langkah selanjutnya ASI

dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola

sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan

menjaga kelembaban puting susu

b. Bayi diletakkan menghadap payudara.

1. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan

kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.

2. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala

bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan ibu.

3. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di

depan.

4. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

(tidak hanya membelokkan kepala bayi).

5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

6. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

8
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang

di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan

cara:

1. Menyentuh pipi dengan puting susu.

2. Menyentuh sisi mulut bayi.

e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

1. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi

akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang

terletak di bawah areola.

f. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya

ganti menyusui pada payudara yang lain.

g. Cara melepas isapan bayi yaitu:

1. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut

bayi.

2. Dagu bayi ditekan ke bawah.

h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan

sendirinya.

i. Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya

bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:

9
1. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

2. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya

ditepuk perlahan-lahan.

Fungsi dari tekhnik menyusui yang benar yaitu :

a. Putting susu tidak lecet.

b. Perlekatan menyusu pada bayi kuat.

c. Bayi menjadi tenang.

d. Tidak terjadi gumoh.

Akibat tekhnik menyusui yang tidak benar yaitu :

a. Putting susu menjadi lecet.

b. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI.

c. Bayi enggan menyusu.

d. Bayi menjadi kembung.

Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan

tanda-tanda sebai berikut :

a. Bayi tampak tenang

b. Badan bayi menempel pada perut ibu.

c. Mulut bayi terbuka lebar.

d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

e. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

masuk

f. Bayi tampak menghisap dengan ritme yang perlahan-lahan.

10
g. Putting susu tidak terasa nyeri.

h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

i. Kepala bayi agak menengadah.

2.3 Posisi Menyusui yang benar

Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui

yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau

berbaring. Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu,

seperti ibu pasca operasi Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu

dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara

seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan

kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas

dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi

ini bayi tidak tersedak.

2.4 Gambar Posisi Menyusui

11
BAB III
HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menyusui

A. PENGKAJIAN

Kunjungan pertama keluarga binaan Desa Srengseng Sawah Rt10

Rw 06. Rabu, 12 Juli 2017 pada pukul 11.00 WIB. Ny. S usia 22 tahun,

Suku Jawa kebangsaan Indonesia beragama Islam, pendidikan terakhir

adalah D3 saat ini menjadi ibu rumah tangga. Ny. S memiliki suami yang

bernama Tn. A usia 25 tahun, pendidikan terakhir adalah D3, saat ini

bekerja sebagai pegawai swasta, bertempat tinggal di Desa Srengseng

Sawah Rt10 Rw 06 Kec.Jagakarsa.

Melakukan keluarga binaan dengan kunjungan rumah ibu

mengatakan keadaannya baik dan ibu belum mengetahui mengenai teknik

menyusui yang baik dan benar. Keadaan umum ibu baik kesadaran

composmentis, BB 65 Kg. Vital sign TD 110/80 mmHg, S 36,8 0C, R

22X/m.

Pada pemeriksaan fisik kepala: simetris, tidak ada nyeri tekan.

Muka: tidak pucat dan tidak ada odema. Mata: simetris, konjungtiva tidak

pucat dan sclera ikterik. Hidung: bersih, tidak ada pengeluaran cairan dan

tidak ada nyeri tekan. Bibir: simetris, tidak pucat dan tidak ada stomatitis.

Telinga: simetris, tidak ada pengeluaran cairan, dan tidak ada nyeri tekan.

Leher: tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, kelenjar getah

12
bening, dan kelenjar tyroid. Payudara: simetris, pengeluaran ASI, puting

susu menonjol. Abdomen: terdapat luka bekas operasi. Ekstremitas: tidak

ada odema. Didapatkan Analisa Data/Assesment yaitu : Ny. S usia 22

tahun dengan asuhan kebidanan ibu menyusui. Masalah yang didapat pada

Ny. S yaitu Ibu belum mengetahui teknik menyusui dengan baik dan

benar. Kebutuhan yang diberikan pada Ny. S adalah Memberikan

informasi tentang manfaat teknik menyusui dengan baik dan benar.

Antisipasi diagnosa pada Ny. S tiak ada. Tindakan segera yang harus

dilakukan pada Ny. S tidak ada.

Rencana Manajemen yang diberikan pada Ny. S yaitu: Beritahukan

ibu hasil pemeriksaan saat ini, bahwa keadaan ibu baik dalam batas

normal. Beritahu ibu mengenai manfaat teknik menyusui yang baik dan

benar. Ajarkan ibu mengenai teknik menyusui yang baik dan benar.

Beritahu ibu untuk memberikan ASI ekslusif. Dokumentasikan hasil

kunjungan.

Pelaksanaan atau implementasi pada asuhan kebidanan ibu

menysusui yaitu: Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan

ibu baik dalam batas normal. Memberitahukan ibu mengenai manfaat

teknik menyusui yang baik dan benar seperti: bayi menjadi tenang,

mencegah terjadinya gumoh, mencegah terjadinya agar puting susu tidak

lecet. Mengajarkan ibu mengenai teknik menysusui yang baik dan benar

dengan sesuai langkah-langkah. Memberitahukan ibu untuk memberikan

13
ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan pendamping ASI.

Mendokumentasikan hasil kunjungan.

Evaluasi yang diberikan pada asuhan kebidanan ibu menyususi

yaitu: Ibu mengetahui mengenai hasil pemeriksaan dalam batas normal.

Ibu memahami mengenai manfaat teknik menyusui yang baik dan benar.

Ibu mengerti langkah-langkah teknik menyusui yang baik dan benar dan

dapat melakukannya. Ibu akan memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan

tanpa tambahan makanan pendamping ASI. Pemdokumentasian dilakukan.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam praktik kebidanan komunitas di RT 10/06 Srengseng sawah,

pengkaji melakukan kegiatan membina salah satu keluarga, dari seluruh keluarga

yang mempunyai masalah kesehatan khususnya di bidang kebidanan, lalu

pengkaji mengambil kasus pada Ny. S dengan asuhan kebidanan ibu menyususi.

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara

yang dilakukan secara kunjungan rumah. Kegiatan pengkajian dilakukan

pendekatan dan waktu yang seefektif mungkin dan mengunjungi kembali klien.

Pengkaji melakukan pembinaan, kunjungan dan menjalin rasa percaya terhadap

keluarga tersebut, melakukan pemeriksaan dan mengkaji tentang masalah yang

ada pada keluarga ini.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada Ny.S, bahwa

keadaan pada Ny. S semua dalam batas normal dan ibu belum mengetahui

mengenai langkah-langkah teknik menyususi yang baik dan benar, tetapi tidak

terjadi masalah pada ibu. Di dalam teori ada beberapa manfaat yang

didapatkannya. Beberapa manfaat dalam teknik menyususi diantaranya bayi

merasa tenang oada saat menyusui, mencegah terjadinya gumoh, mencegah

terjadinya puting susu lecet pada ibu. (Anggraini, 2010)

Pada keluarga binaan ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi derajat

kesehatan yaitu lingkungan yang tidak sehat, perilaku hidup yang tidak sehat

pelayanan kesehatan jauh serta kurangnya tenaga kesehatan. Hasil yang

15
diharapkan dari kunjungan (membina) keluarga tersebut adalah meningkatkan

kesejahteraan keluaraga serta mencegah angka kematian ibu dan bayi diantaranya

sebagai berikut : Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga dengan

menggunakan format 7 langkah varney dan SOAP dapat diketahui masalah pada

saat teknik menyusu. Setelah melakukan pembinaan ini diharapkan ibu dapat

mengaplikasikan atau menerapkan langkah-langkah teknik menyusui yang baik

dan benar. Setelah melakukan pembinaan terhadap keluarga diharapkan ibu

mengetahui pentingnya dan manfaat dari teknik menyususi yang baik dan benar.

Dari hasil data yang didapat bahwa tidak adanya kesenjangan anatara teori dan

praktik asuhan kebidanan teknik menyususi yang kurang benar dengan hasil yang

didapat.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada asuhan kebidanan Ny. S didapatkan bahwa Hasil kunjungan

asuhan kebidanan ibu menyusui seperti TTV: TD 110/10 mmHg, N82X/m,

S 36,8 0C, R 22 X/m dalam batas normal. Pada pemeriksaan payudara

didapatkan hasil pengeluaran ASI lancar, puting susu menonjol, aerola

kecoklatan, tidak ada bendungan pada ASI dan dalam batas normal. Ny. S

belum dapat melakukan teknik menyusui dengan baik dan benar. Dari

masalah hal diatas dilakukan penyuluhan mengenai langkah-langkah

teknik menyususi yang baik dan benar, manfaat teknik menyusui yang

baik dan benar. Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi

menghisap air susu. Bidan perlu mamberikan bimbingan pada ibu tentang

cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.

Penatalaksanaan yang telah dilakukan antara lain:

a. Memberikan informasi mengenai teknik menyusui yang baik dan

benar, manfaat menyusui dengan teknik menyusui.

b. Hasil konseling tentang teknik menyususi yang baik dan benar pada

Ny. S dan mampu mengaplikasikan mengenai teknik menyusui

dengan baik dan benar.

17
1.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penyusun antara lain:

a. Lahan Praktek

Agar lebih meningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan terhadap

masyarakat sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan

asuhan kebidanan pada ibu menysusui yang maksimal terutama

dibidang pelayanan komunitas.

b. Institusi Pendidikan

Agar meningkatkan kualitas pendidikan dalam asuhan kebidanan

sehingga dapat menghasilkan calon bidan yang professional dan

terampil.

c. Mahasiswa

Agar mahasiswa lebih meningkatkan kualitas pengetahuan mengenai

asuhan kebidanan pada ibu menysusui dan kemampuannya dalam

melakukan asuhan kebidanan komunitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Retna Eni. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta :Buku Kesehatan

Damayanti. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada

Ibu Nifas. Jakarta : Salemba medika

Maryunani, Anik.2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Pospartum).

Jakarta:TIM

Suherni, dkk. 2009.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya

19
LAMPIRAN DOKUMENTASI

20
A. FORMAT PENGKAJIAN

Tgl Pemeriksaan : 12 Juli 2017


Pukul : 11.00 WIB

1. Identitas Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 22 tahun
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gg. Langgar rt 10 rw 06 desa srengseng sawah
Telp : 085711318164
3. Anamnesa
a. Keadaan umum Ibu : Baik
b.Riwayat Persalinan
No. Anak Ke Jenis petugas Tempat
Persalinan Persalinan
1 1 SC DOKTER RUMAH SAKIT

c. Pola Kebutuhan Sehari-hari


1) Nutrisi
Porsi makan sehari-hari:
Jenis : Bervariasi
Makanan pantang : Tidak ada
Pola minum : 8 gelas perhari
Masalah : Tidak ada

21
2) Eliminasi
a) BAK
Frekuensi : Normal
Jumlah : 4-5x sehari
Warna : Keruh
Keluhan : Tidak ada
b) BAB
Frekunsi : Padat
Jumlah : 1x sehari
Warna : Kecoklatan
Keluhan : Tidak ada
3) Istirahat
Siang : 2 jam
Malam : 8 jam
Keluhan : Tidak ada
4) Aktivitas : IRT
5) Personal hygine : Baik

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
PB : 160 cm
BB : 66 kg
Vital Sign
TD : 110/80 mmHg
N : 82x/m
S : 36,5 0C
R : 22 X/m

22
2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : simetris, dan tidak ada nyeri tekan

Muka : tidak pucat dan tidak ada odema

Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera ikterik

Hidung : bersih tidak ada polip, dan tidak ada nyeri tekan

Bibir : simetris, tidak pucat, tidak ada stomatitis

Telinga : simetris, bersih tidak ada pengeluaran dan tidak ada nyeri tekan

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, getah bening,tyroid

Abdomen : ada luka beks operasi SC

Ekstremitas : simeris, tidak ada odema

3. Pemeriksaan penunjang :

Tidak Ada

C. Analisa Data

Ny. S usia 22 tahun dengan asuhan kebidanan ibu menyusui.

D. Masalah Potensial

Ibu belum mengetahui teknik menyusui dengan baik dan benar.

E. Kebutuhan Segera

Memberikan informasi tentang manfaat teknik menyusui dengan baik dan

benar.

F. Planning

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu baik

dan dalam batas normal.

Ev : ibu mengerti akan kondisinya.

23
2. Memberitahukan ibu kembali mengenai teknik menyusui yang baik dan

benar.

Ev : ibu mampu melakukan teknik menyusui dengan baik.

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI tanpa diwaktu.

Ev: ibu akan memberikan ASI tanpa diwaktu.

4. Dokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah

diberikan.

Ev : mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah

diberikan.

24
Kunjungan Keluarga Binaan II

Asuhan kebidanan ibu menyusui pada Ny. S di Desa Srengseng

Sawah Rt10 Rw 06, Senin 17 Juli 2017, pukul 09.00 WIB. Ibu

mengatakan sehat dan tidak ada keluhan. Dilakukan pemeriksaan objektif

pada Ny. S dan didapatkan pemeriksaan yaitu keadaan umum: baik,

kesadaran: composmentis. TD 110/80 mmHg, N 82X/m, R 22X/m, S 360C.

Pada pemeriksaan sistematis semua keadaan baik dan dalam batas normal.

Diagnosa: Ny. S usia 22 tahun dengan asuhan kebidanan ibu menysusui.

Planing asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S yaitu:

Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu baik

dan dalam batas normal. Ev : ibu mengerti akan kondisinya.

Memberitahukan ibu kembali mengenai teknik menyusui yang baik dan

benar. Ev : ibu mampu melakukan teknik menyusui dengan baik.

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI tanpa diwaktu. Ev: ibu akan

memberikan ASI tanpa diwaktu. Dokumentasikan semua hasil

pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan. Ev : mendokumentasikan

semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan.

Kunjungan Keluarga Binaan III

Asuhan kebidanan ibu menyusui pada Ny. S di Desa Srengseng

Sawah Rt10 Rw 06, Kamis 20 Juli 2017, pukul 10.00 WIB. Ibu

mengatakan kondisinya baik dan tidak ada keluhan dalam teknik

menyusui. Lalu dilakukan pemeriksaan objektif pada Ny. S dengan hasil

pemeriksaan keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis. TD 110/70

25
mmHg, N 82X/m, R 22X/m, S 360C. Pada pemeriksaan sistematis semua

keadaan baik dan dalam batas normal. Diagnosa: Ny. S usia 22 tahun

dengan asuhan kebidanan ibu menysusui.

Planning asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S yaitu:

Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu baik

dan dalam batas normal. Ev : ibu mengerti akan kondisinya.

Memberitahukan ibu kembali mengenai teknik menyusui yang baik dan

benar. Ev : ibu mampu melakukan teknik menyusui dengan baik.

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI tanpa diwaktu. Ev: ibu akan

memberikan ASI tanpa diwaktu. Dokumentasikan semua hasil

pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan. Ev : mendokumentasikan

semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah diberikan.

26
27
PRASAT KOMPETENSI

Nama Peserta : Tanggal/Waktu :

Nama Penguji : Tempat :

Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati dengan menggunakan skala sbb :

1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau

dihilangkan.

2. Mampu : Langkah benar dan berurutan, tetapi kurang tepat atau pelatih

perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.

3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu – ragu atau

tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan.

T/S : Tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan tidak sesuai dengan situasi

yang sedang dihadapi.

PENUNTUN BELAJAR

KASUS
NO LANGKAH KERJA
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
1. Memberikan informed consent
2. Menyiapkan alat sesuai dengan urutan penggunaannya
3. Mencuci tangan di bawah air mengalir dan keringkan dengan handuk
bersih
4. Mengenakan pakaian dan bra yang memudahkan dalam menyusui
5. Memilih posisi yang nyaman untuk menyusui

28
PELAKSANAAN
1. Membersihkan payudara dengan handuk kecil yang telah dibasahi
dengan air matang (hangat)
2. Mengoleskan sedikit ASI pada putting dan areola
3. Membaringkan bayi di atas bantal dengan posisi saling berhadapan
4. Memegang bayi pada belakang bahunya dengan 1 lengan dan kepala
bayi pada lengkung siku ibu
5. Menyentuh pipi dan sisi mulut bayi (beri rangsangan) untuk
membuka mulut
6. Memasukkan putting dan areola ke mulut bayi. Menopang payudara
dengan tangan kiri atau tangan kanan
7. Melepaskan putting susu dari mulut bayi dengan tidak menariknya
8. Mengulangi tindakan pada langkah ke-7
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL

PARAF PEMBIMBING

29
DOKUMEN JOB SHEET(JS)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)


JOB SHEET
Program Studi : Diploma IV Kebidanan
Kegiatan/Keterampilan : Teknik Menyusui
Objektif Perilaku Siswa : daftar tilik, mahasiswa dapat :
Dengan melih
(OPS)
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam teknik
menyusui
2. 2. Melakukan teknik menyusui dengan benar sesuai standard.
Dosen Pamong : Ratna Wulandari., SST, M.Kes
Nama Mahasiswa : Citra Novia Putri
Peralatan : Peralatan :
1. Handuk Kecil

2. Bantal
Referensi 1.: Suherni, dkk. 2009.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya
M Maryunani, Anik.2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas
(Pospartum). Jakarta:TIM
A Ambarwati, Retna Eni. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta
:Buku Kesehatan
Damayanti. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.

Teknik Menyusui

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana

keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi.

Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil dengan

air susu ibu (ASI) dari payudara ibu.

30
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air

susu. Bidan atau perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam tentang

cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.

PERSIAPAN

1. Pastikan bahwa praktik ini penting untuk mengetahui cara teknik menyusui

yang baik dan benar.

2. Periksa dan pastikan semua alat yang diperlukan sudah tersedia sesuai dengan

job sheet.

3. Letakkan alat pada tempat yang mudah di jangkau.

PETUNJUK

1. Baca dan pelajari lembar kerja yang tersedia dengan baik.

2. Siapkan alat –alat secara lengkap sebelum tindakan dimulai.

3. Ikutilah petunjuk yang ada pada job sheet.

4. Lakukan secara teliti.

5. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau

dipahami.

6. Laporkan hasil kerja setelah selesai melakukan latihan.

KESELAMATAN KERJA

1. Patuhi prosedur pekerjaan.

2. Bertindak lembut dan hati- hati pada saat melakukan tindakan.

3. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah terjangkau.

4. Lakukan secara benar dan teliti.

31
KUNJUNGAN ASUHAN KEBIDANAN II

32
KUNJUNGAN ASUHAN KEBIDANAN III

33
34
AP (ACUAN PRAKTIK )

SAP

MATA KULIAH/ PRAKTIKUM : KEBIDANAN 1

KODE MATA KULIAH/ SKS :

SEMESTER : GENAP (II)

SASARAN : MAHASISWA SEMESTER II

MATERI POKOK : TEKNIK MENYUSUSI

WAKTU/ PERTEMUAN : 30 MENIT

PROGRAM STUDI : DIV KEBIDANAN

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

1. Standar Kompetensi :

Tujuan pembelajaran dapat melakukan asuhan kebidanan teknik menyusui

dengan langkah-langkah praktik.

2. Kompetensi Dasar :

Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan mahasiswa mampu melakukan

asuhan kebidanan teknik menyusui dengan langkah-langkah praktik.

3. Indikator :

Setelah diberikan pendidikan di harapkan mahasiswa memahami:

a. Dapat melakukan langkah-langkah teknik menyusui yang baik dan

benar.

b. Dapat mempraktikan langkah-langkah teknik menyusui.

35
c. Dapat memahami pengertian teknik menyusui dan mampu

mengaplikasikanya dengan benar.

B. Materi

Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak

kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan

refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu

(ASI) merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social maupun spiritual. ASI

mengandung nutrisi, hormone, unsure kekebalan, factor pertumbuhan, anti

alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI

membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat

hubungan penting antara menyususi dengan penjarangan kehamilan (KB).

Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara pemberian

ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD

(30 menit pertama bayi harus sudah di sususkan). Kemudian pemberian

ASI saja sampai umur 6 bulan (ASI Ekslusif) selanjutnya pemberian ASI

sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI yang benar.

Sehingga diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan yang benar. Agar

setiap IBU dapat menyusui sendiri bayinya.

Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, sebelum menyusui bersihkan

puting susu dan areola dengan kapas DTT, langkah selanjutnya ASI

dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola

36
sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan

menjaga kelembaban puting susu

b. Bayi diletakkan menghadap payudara.

1. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan

kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.

2. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala

bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan ibu.

3. Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di

depan.

4. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

(tidak hanya membelokkan kepala bayi).

5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

6. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang

di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan

cara:

1. Menyentuh pipi dengan puting susu.

2. Menyentuh sisi mulut bayi.

37
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke

payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.

1. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi

akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang

terletak di bawah areola.

f. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya

ganti menyusui pada payudara yang lain.

g. Cara melepas isapan bayi yaitu:

1. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut

bayi.

2. Dagu bayi ditekan ke bawah.

h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan

sendirinya.

i. Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya

bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:

1. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

2. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya

ditepuk perlahan-lahan.

38
C. Metode dan Media

1. Metode : Demonstrasi, Tanya jawab

2. Media : Gambar teknik menyusui

D. Langkah Pembelajaran

No. Tahap Kegiatan


Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Kegiatan Mahasiswa
Penyuluhan Kesehatan
1. Pembukaan 1. Memberikan salam. 1. Mahasiswa
5 menit Ev: menjawab salam

2. Menjelaskan identitas. 2. Mahasiswa


Ev: mengetahui nama
mentor
3. Menjelaskan tujuan.
3. Mahasiswa
Ev: mengerti akan tujuan
4. Menggali tingkat . penyuluhan
pengetahuan mahasiswa tentang
langkah-langkah teknik
menyusui yang baik dan benar. 4. Mahasiswa
Ev: mampu mengetahui
lebih dalam tentang
teknik menyusui.
Pembahasan 1. Menjelaskan tentang langkah- 1. Mahasiswa
20 menit langkah teknik menysuusi yang Ev: mengerti dan
2. baik dan benar, mempraktikan memahami apa yang
teknik menysuusi, dan sudah di jelaskan
mengaplikasikan teknik
menysusui dengan baik dan

39
benar pada ibu menysusui.

2. Memberi kesempatan pada 2. Mahasiswa


mahasiswa untuk bertanya Ev: mahasiswa dapat
tentang hal yang kurang di memahami
mengerti.
Penutup 1. Mengevaluasi tujuan penyuluhan 1. Evaluasi mahasiswa:

3. 5 menit kesehatan. a. Mahasiswa mampu


membangun interaksi
dan komunikasi
dengan baik
b. Mahasiswa mampu
memahami materi
yang telah di jelaskan
c. Mahasiswa aktif
bertanya akan
penjelasan yang
2. Mengucapkan terima kasih atas kurang dimengerti
perhatian yang diberikan dan d. Mahasiswa cukup
memberi salam penutup. mampu
mempraktekan.

1. Mahasiswa
Ev: menjawab salam
penutup

40
E. Evaluasi

1. Struktural

a. Persiapan tempat dan alat

b. Persiapan Waktu (Kontrak waktu)

c. Persiapan SAP

2. Proses

a. Selama penyuluhan mahasiswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan

b. Selama penyuluhan mahasiswa bertanya tentang penjelasan yang

disampaikan

c. Selama penyuluhan mahasiswa aktif menjawab pertanyaan yang

diajukan

d. Selama penyuluhan mahasiswa memperhatikan demonstrasi yang

diberikan.

3. Hasil

a. Mahasiswa mampu memahami mengenai teknik menyususi yang baik

dan benar.

b. Mahasiswa mampu meredemonstrasikan teknik menyususi yang baik

dan benar pada ibu menysusui.

41
F. Daftar Pustaka

Ambarwati,Retna Eni. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogjakarta :Buku

Kesehatan

Dewi, Vivian Nanny Lia & Sunarsih, tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada

Ibu Nifas. Jakarta : Salemba medika

Damayanti. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Maryunani, Anik.2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas

(Pospartum).Jakarta:TIM

Suherni, dkk. 2009.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya

Jakarta, Agustus 2017

penyusun

42

Anda mungkin juga menyukai