Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
1
ABSTRAK
Pesawat sebagai alat transportasi dengan teknologi tinggi menjadikan setiap jarak
bukan suatu kendala lagi untuk ditempuh. Namun, tidak berbanding lurus dengan
pengaturannya. Pelanggaran hukum penerbangan akibat dari kurangnya kesadaran
dalam mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyebaran
informasi palsu tentang bom merupakan salah satu dari kasus tindakan yang
sering terjadi yang penyelesaian kasusnya berakhir dengan cara musyawarah atau
sekedar memberikan surat peringatan kepada pelaku. Fenomena itu tentu
merupakan kemunduran hukum, dimana hukum dianggap sesuatu yang
menyulitkan dan memilih menempuh cara mudah yang tidak menimbulkan efek
jera kepada pelakunya. Untuk itu penulis mengemukakan beberapa rumusan
masalah, yakni: (1) Bagaimana pengaturan keselamatan penerbangan sipil berupa
penyebaran informasi palsu menurut hukum internasional dan hukum nasional?
(2) Bagaimana pengawasan dan penyelesaian kasus penyebaran informasi palsu
Bomb Jokes yang dilakukan penumpang di dalam pesawat udara ? Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif,
yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan kepustakaan. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa (1) Konvensi Chicago 1944, konvensi Tokyo 1963,
konvensi the Hague 1970, konvensi Montreal 1971 dan Undang-undang nomor 1
tahun 2009 tentang penerbangan merupakan instrument hukum internasional dan
nasional yang menjadi menjadi pedoman dalam penyelenggaraan keamanan
penerbangan sipil. (2) pengawasan dan penyelesain kasus Frantinus Nirigi terkait
informasi palsu Bomb Jokes dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang nomor 1
tahun 2009 tentang penerbangan.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi udara
penunjang dan fasilitas umum lainnya.1 Pesawat udara adalah setiap mesin atau
alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi
bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk
penerbangan.2
penerbangan sipil internasional yang didirikan pada tanggal 4 April 1947. ICAO
secara internasional diatur secara ketat oleh ICAO didalam Annex 1 s/d Annex 18
yang secara universal pula diatur oleh setiap negara. Aturan keamanan
1
Aviation Against Acts of Unlawfun Interference. Dalam annex tersebut diatur
tentang AVSEC atau Aviation Security. AVSEC adalah petugas keamanan yang
tanggal 31 Maret 1976 telah meratifikasi tiga konvensi, yaitu Konvensi Tokyo
1963, Konvensi The Hague 1970, dan Konvensi Montreal 1971, seperti yang telah
Tahun 1976). Kemudian pada tanggal 27 April 1976 telah melengkapi Undang-
26 Tahun 1976).3
berbagai pelanggaran hukum yang saat ini marak terjadi adalah penyebaran
lain dalam hal ini penumpang pesawat udara dengan memberikan informasi yang
belum jelas kebenarannya, dengan tujuan sebagai bahan candaan atau sebagai
dalam pesawat udara yang saat ini sering terjadi adalah Bomb Jokes.
membawa benda yang dapat membahayakan keselamatan orang lain padahal tidak
3
Handar Subhandi Bachtiar, “Hukum Pembajakan Pesawat Udara di Indonesia”, diakses dari
http://handarsubhandi.co.id/2017/03/hukum-pembajakan-pesawat-udara-di.html?=1 pada tanggal
28 November 2017 pukul 19.30.
2
demikian adanya. Dalam pasal 437 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 2009
bandara.
terkait candaan bom di atas pesawat.4 Bahkan, di tahun 2016 sedikitnya ada 14
candaan soal bom mulai tanggal 1 hingga 28 Januari 2016 yang artinya dalam dua
hari sekali telah terjadi bomb jokes di kawasan bandara Indonesia.5 Dan hingga
tahun 2017 jumlah total candaan bom di pesawat sebanyak 54 kasus, sementara
itu, sepanjang Mei 2018 telah terjadi 10 kasus candaan bom di pesawat dan
Salah satu kasus bomb jokes yang dibawa ke pengadilan adalah kasus
Frantinus Nirigi yang merupakan penumpang maskapai Lion Air dengan nomor
dalam pesawat karena mengatakan bahwa dia mengatakan didalam tasnya terdapat
4
Adiatmaputra Fajar Pratama, “Ada 15 Kali Ancaman Bom di Pesawat Sepanjang 2015, ini
daftarnya”, diakses dari
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2016/01/04/ada-15-kali-
ancaman-bom-di-pesawat-sepanjang-2015-ini-daftarnya , pada tanggal 24 Januari 2020 Pukul
19.30 WIB
5
Rina Atriana, “ Sepanjang Januari 2016 Ada Candaan Soal Bom di Bandara Tiap 2 Hari Sekali”,
pada https://m.detik.com/news/berita/d-3129058/sepanjang-januari-2016-ada-candaan-soal-bom-
di-bandara-tiap-2-hari-sekali , diakses pada 24 Januari Pukul 19.40 WIB
3
bom pada saat awak kabin memberitahukan bahwa barang bagasinya harus
dengan mengatakan bahwa bomb jokes tidak diizinkan didalam pesawat namun
Frantinus hanya tersenyum dan duduk dikursinya kembali. Akibat tindakan yang
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melihat lebih
apakah sudah sesuai dengan hukum nasional Indonesia atau masih ada
B. Rumusan Masalah
Hukum Nasional ?
4
2. Bagaimana pengawasan dan penyelesaian kasus penyebaran
5
BAB II
Nasional
informasi palsu terkait isu bom ataupun terorisme serta ancaman lain yang dapat
Organization (ICAO)
Pembentukan ICAO dilator belakangi oleh salah satu pasal yang ada di
6
udara diatas wilayahnya. Pembentukan ICAO terdapat pada pasal 43 Konvensi
terdiri dari Majelis, Dewas, dan badan-badan lain yang mungkin diperlukan.
ICAO merupakan badan khusus PBB yang dibentuk oleh Konvensi Chicago 1944.
satunya, yaitu:
7
masyarakat umum dan merusak fasilitas penerbangan sipil merupakan tindakan
Board Aircraft atau Konveksi Tokyo 1963 menyebutkan, untuk dapat dikatakan
“This Convention shall apply in respect of: (a) offences against penal law;
(b) acts which, whether or not they are offences, may or do jeopardize the
safety of the aircraft or of persons or property therein or which jeopardize
good order and discipline on board.”
pesawat;
8
Berdasarkan pasal diatas, negara yang berhak melaksanakan yurisdiksi
terhadap tindak pidana ditetapkan pada negara di tempat pesawat udara tersebut
didaftarkan.
Pada pasal 4 disebutkan bahwa untuk negara yang tidak mendaftarkan diri
Berdasarkan pasal diatas, negara yang bukan peserta konvensi tidak dapat
tersebut, pelanggaran telah dilakukan oleh atau terhadap penduduk nasional dari
multilateral.
9
Convention for The Supression of unlawful seizure of Aircraft atau yang
biasa disebut dengan Konvensi The Hague tahun 1970 menitikberatkan pada
keselamatan penerbangan.
apabila dilakukan secara melawan hukum, dengan kekerasan atau ancaman atau
Pasal 2 menyebutkan:
telah berjanji untuk membuat hukuman yang berat atas terjadinya suatu
menyebutkan bahwa:
10
Any person in custody pursuant to paragraph 1 of this Article shall
be assisted in communicating immediately with the nearest appropriate
representative of the State of which he is a national.
Kesimpulan dari isi pasal tersebut, Setiap orang yang ditahan sesuai
dengan ayat 1 diatas harus dibantu dalam berkomunikasi segera dengan pihak
terdekat yang sesuai perwakilan dari Negara di mana ia menjadi warga negara..
Penahanan dan tindakan itu dilakukan sesuai dengan hukum negara yang
bersangkutan dengan ketentuan hanya boleh dilanjutkan sampai pada waktu yang
kasus menurut Pasal 11 Konvensi The Hague 1970 ini menetapkan bahwa:
Berdasarkan isi pasal diatas, dapat disimpulkan bahwa etiap negara peserta
yang bersangkutan dengan kejahatan atau tindak pidana, tindakan yang telah
diambil terhadap penumpang dan pesawat udara yang menjadi sasaran kejahatan
11
d) Konvensi Montreal 1971
Civil Aviation atau yang biasa disebut Konvensi Montreal 1971 merupakan
12
pengrusakan atau penghancuran fasilitas navigasi udara sehingga mengganggu
kaki tangan atau orang yang membantu pelaku pelanggaran hukum dalam hal
hukuman yang berat kepada pelaku pelanggaran. Yang artinya bahwa setiaap
Selain itu, pada pasal 4 ayat (1) konvensi ini disebutkan bahwa:
Pasal 4 ayat (1) berarti bahwa konvensi ini tidak berlaku untuk pesawat
yang digunakan dalam militer, layanan bea cukai atau polisi, yang berarti bahwa
setiap aturan yang ada di dalam konvensi ini hanya mengatur tentang penerbangan
13
whether the air craft is engaged in an international or domestic flight,
only if:
2. the place of take-off or landing, actual or intended, of the aircraft is
situated outside the territory of the State of registration of that aircraft; or
(b) the offence is committed in the territory of a State other than the State
of registration of the aircraft.
3. Notwithstanding paragraph 2 of this Article, in the cases contemplated in
subparagraphs (a), (b), (c) and (e) of paragraph 1 of Article 1, this
Convention shall also apply if the offender or the alleged offender is found
in the territory of a State other than the State of registration of the
aircraft.
4. With respect to the States mentioned in Article 9 and in the cases
mentioned in subparagraphs (a), (b), (c) and (e) of paragraph 1 of Article
1, this Convention shall not apply if the places referred to in
subparagraph (a) of paragraph 2 of this Article are situated within the
territory of the same State where that State is one of those referred to in
Article 9, unless the offence is committed or the offender or alleged
offender is found in the territory of a State other than that State.
5. In the cases contemplated in subparagraph (d) of paragraph 1 of Article
1, this Convention shall apply only if the air navigation facilities are used
in interna tional air navigation.
6. The provisions of paragraphs 2, 3, 4 and 5 of this Article shall also apply
in the cases contemplated in paragraph 2 of Article 1.
negara peserta konvensi, dalam kasus-kasus yang disebutkan dalam pasal 1 yang
14
2. Pengaturan tentang Larangan Perbuatan yang Membahayakan
1945
negara memiliki hak untuk hidup dan memperoleh rasa aman untuk bias
mempertahankan hidupnya.
15
Berdasarkan pasal 479p KUHP diatas, penyebaran informasi palsu dalam
karna tidak hanya dapat merugikan pelaku tetapi juga merugikan penumpang
lain yang berada dalam pesawat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian
dalam rapat paripurna DPR-RI pada tanggal 17 Desember 2008 dan ditanda
bahwa penyebaran informasi palsu adalah tindakan melawan hukum yang dapat
informasi palsu kerap digunakan pelaku sebagai ancaman sebagai upaya untuk
menguasai pesawat udara atau hanya sekedar menjadi bahan bercanda seperti
16
Mengenai tindakan yang membahayakan keselamatan penerbangan
informasi palsu merupakan perbuatan melawan hukum yang berat yang tidak
Nasional
17
Berdasarkan isi pasal diatas, tentu dapat kita simpulkan bahwa segala
bentuk ancaman adalah suatu tindakan yang sangat tidak diperbolrhkan karna
Secara lebih luas, Permenhub nomor 140 tahun 2015 dalam pasal 1 angka
palsu dapat juga membahayakan masyarakat umu pada Bandar udara dan lebih
18
personel darat atau masyarakat umum pada bandar udara atau tempat-tempat
fasilitas penerbangan lainnya
dari:
( ICAO)
melawan hukum.
19
“The Aviation Security Manual (Doc 8973-Resticted) provides detailed
procedure and guidance on aspects of aviation
Security and is intended to assist States in the implementation of their
respective national civil aviation security programmes
Required by the specification in the Annexes to the Convention on
International Civil Aviation.”
keamanan untuk semua operasi kargo; ancaman cyber, dan ketentuan. Petugas
yang bertugas menjamin keamanan penerbangan dan hal-hal lain diatas adalah
penerbangan.
Indonesia sebagai negara yang berdulat telah mengatur tentang pihak yang
20
wewenang dan tanggung jawab pengaturan ruang udara untuk kepentingan
penerbangan, perekonomian nasional, pertahanan dan keamanan negara,
social budaya, serta lingkungan udara.”
Sesuai isi pasal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah
yang dalam hal ini menteri diberikan kewenangan dalam hal menjalankan
Petugas avsec wajib memiliki lisensi atau Surat Tanda Kecakapan Tugas
yang telah (wajib) memiliki lisensi atau Surat Tanda Kecakapan Petugas
6
POLTEKBANG MEDAN, “ Sejarah Singkat Aviation Security), pada https://www.atkpm
edan.oc.id/aviation-security/ diakses pada tanggal 24 Januari 2020 Pukul 23.00 WIB
21
10. Pengendalian Jalan Masuk Ke dan Dari Daerah Keamanan
Terbatas Pada Area Penanganan Bagasi Tercatat (Access Control
To Security Restricted Areas Where Hold Baggage Is Handled),
11. Perlindungan Terhadap Bagasi Tercatat Yang Telah Diperiksa
(Protection of Screened Hold Baggage), Rekonsiliasi Penumpang
aan Bagasi (Passenger and Baggage Reconciliation),
12. Pemeriksaan Penumpang,
13. Pemeriksaan Penumpang Khusus (Special Categories of
Passengers),
14. Pemeriksaan Manual Bagasi/Barang Bawaan,
15. Pemeriksaan Kargo dan Pos,
16. Penyisiran dan Pengamanan Daerah Steril,
17. Patroli dan Penjagaan,
18. Pemeriksaan dan Perlindungan Keamanan Pesawat Udara,
19. Pemeriksaan Keamanan Katering Pesawat Udara,
20. Pencegahan Kebakaran,
21. Program Keamanan Bandar Udara dan Program Penanggulangan
Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional (National
Contingency Programme),
22. Aviation English for Aviation Security.
oleh Konvensi Chicago 1944 yangterdiri dari Majelis, Dewan, dan badan-
22
Berdasarkan Chapter 2 General Principles dari Annex 17 Security-
penerbangan.
Sebuah kasus Bomb Jokes pernah terjadi di 2018 yang dilakukan oleh Hsu
Chun Meng, dimana kasusnya terjadi dalam penerbangan dari Singapura ke Hat
23
Yai, Thailand dengan pesawat Flyscoot A320 Singapore Airlines. pada bulan
April 2018. Hsu mengatakan kepada pramugari bahwa ia memiliki bom di dalam
diperiksa. Boo Joe We sang nyonya rumah bertanya kepada Hsu apakah didalam
tasnya adalah sesuatu hal yang penting seperti paspor atau telepon, tetapi
tanggapan Hsu “Nothing, only a bomb” dimana dia mengatakan hal itu hanya
kepada kapten yang padahal posisi pesawat sudah terbang. Penerbangan harus
5 jam. Akhirnya Hsu diberikan hukuman denda oleh maskapai, yaitu denda S $
4.500 ($ 3.200) setelah secara salah mengklaim bahwa dia membawa bom.
penanganannya serius dengan waktu yang tidak singkat dan biaya yang tidak
murah. Tidak dapat dipungkiri hanya sedikit kasus yang sampai kepengadilan.
Beberapa kasus bahkan hanya sampai ke musyawarah, damai dimana hukum tidak
Jika ancaman bom dalam pesawat yang masih berada di darat, maka
7
Hadi Maulana, “ Sanksi Berat, Masyarakat Mesti Cegah Candaan Bom di Penerbangan”, pada
https://google.com/amp/s/amp.kompas.com/ekonomi/read/2018/06/11/180332426/sanksi-berat-
masyarakat-mesti-cegah-candaan-bom-di-penerbangan , diakses pada 24 Januari 2020 Pukul 23.30
WIB
24
2. kemudian, setiap penumpang dan bagasi mesti menjalani
pemeriksaan keamanan ulang;
3. petugas melakukan penyisiran keamanan pesawat udara (aircraft
security search)
Menurut bapak Tafsirsyam, anggota AVSEC bandara Internasional Hang
Nadim Batam terkait kasus Bomb Jokes yang belakangan ini marah terjadi,
25
Selain itu, adanya ancaman bom atau sekedar bomb jokes akan berdampak
sebagai berikut:
Hukum Nasional
Salah satu yang diatur oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
26
b. saksi Cindi merespon ucapan FN dengan kalimat “ tidak boleh
berkata seperti itu diatas pesawat” namun FN hanya senyum dan
tertawa lalu pergi menuju tempat duduknya;
c. saksi CIndi menghubungi Avsec untuk mengamankan pelaku;
d. FN diperiksa setelah ada laporan awak kabin kepada petugas
keamanan bandara, dan tidak ditemukan bom seperti yang dia
katakan di dalam tasnya;
e. sesuai prosedur keselamatan, saksi Citra melakukan tindakan
dengan mengumumkan kepada penumpang untuk keluar dan
kembali ke ruang tunggu;
f. pengumuman saksi Citra tidak direspon oleh penumpang hingga
pengumuman yang ketiga kali ternyata para penumpang
mendengar dari salah satu penumpang bahwa ada yang membawa
bom;
g. para penumpang takut dan panik hingga menyebabkan beberapa
penumpang mengalami luka-luka karena berusaha keluar dari
jendela darurat hingga ada yang mencoba turun dari sayap pesawat;
h. akibat peristiwa ini, Lion Air mengalami kerugian sebesar Rp.
68.293.312;
Setelah menjalani serangkaian persidangan, Pengadilan Negeri Menpawah
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “
berdasarkan pasal 344 huruf e UU nomor 1 tahun 2009 dan menjatuhkan pidana
kepada FN dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan dan 10 hari. Putusan
yang diberikan ternyata lebih ringan dari yang diatur di dalam UU nomor 1 tahun
tahun 2009 mengakibatkan masih saja ada kejadian kejadian serupa kembali
terjadi meski tidak dibawa hingga ke pengadilan. Kasus FN yang terjadi pada 28
Mei 2018 memang merupakan kasus penutup di tahun tersebut, karna hingga
akhir tahun hanya terjadi 10 kasus bomb jokes di tahun 2018. Namun ternyata di
27
tahun 2019 masih ada kasus bomb jokes yang terjadi, yaitu seorang penumpang
8
David Oliver Purba, “ Bercanda Bawa Bom, Penumpang AirAsia di Bandara Adisutjipto
Diamankan, Penerbangan Terlambat”, diakses dari
https://google.com/amp.kompas.com/yogyakarta/reaad/2019/12/06/180 90751/bercanda-bawa-
bom-penumpsng-airasia-di-bandara-sdidutjipto-diamankan , pada tanggal 25 Januari Pukul 01.05
WIB
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penerbangan.
29
dengan ketentuan internasional. Secara nasional dalam kasus Frantinus
A. Saran
dan belum ada penanganan yang kuat. Jika ada Konvensi Internasional
informasi palsu di pesawat tentu akan menjadi awalan yang baik dalam
30
nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan belum lengkap memberikan
damai atau sekedar diberikan teguran tanpa sanksi pidana. Harus ada
31
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
H.K. Martono, Amad Sudiro, 2012, Hukum Udara Nasional dan Internasional
Publik (Public International And National Air Law), Edisi 1, Cetakan ke-
1, Raja Grafindo, Jakarta.
IG. P. Mastra, 2016, Sistem Angkutan Udara, Mitra Wacana Media. Jakarta.
32
Rachmat Trijono, 2016, Kamus Hukum, Pustaka Kemang, Jakarta.
Soerjono Soekanto, 2011, Penelitian Hukum Normatif, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
JURNAL
Febilita Wulan Sari, 1944, “Ketentuan Annex XIV Konvensi Chicago 1944
Mengenai Standar Internasional Bandar Udara Bagi Keselamatan
Penerbangan dan Implementasinya dalam Hukum Udara Nasional”,
IlmiahUNIKOM.
Jessika A Amin, 2013, “Sanksi Bagi Pelaku Tindak Pidana Di Dalam Pesawat
Udara Selama Penerbangan”, Ilmiah UNSRAT.
Ni Made Ratih Laksmi, Idin Fasisaka, dan Bagus Surya, “Implementasi Aviation
Safety Improvementoleh Pemerintah Indonesia-Australia melalui
33
Kerjasama Air Transport Section”. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Udayana.
Yuana Sisilia, “Implementasi Sistem manajemen Keselamatan sebagai Standar
Keselamatan Peleayanan Lalu Lintas Udara”. Bisnis dan Birokrasi, Jurnal
Ilmu Administrasi dan Organisasi .
INTERNASIONAL
WEBSITE
34
Anonim, “tindak pidana penerbangan”, diakses dari https://beritatrans.com/2
016/01/04/sepanjang-2015-kemenhub-temukan-20-kasus-tindakpidana
-penerbangan pada tanggal 14 September 2016 Pukul 13.00 WIB
KAMUS
Echols M. John dan Hassan Shadily, 2003, Kamus Inggris Indonesia, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
35