Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PROBLEMATIKA KELUARGA DALAM MASYARAKAT


KONTEMPORER”

MUAMALAH 4D
KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :
ELSA FADHILA(1801055053)
NUR AULIA RAHMI(1901055008)
INEZ FANNISA AYUDIA(1901055016)
MUHAMMAD THORIQUN NAJA(1901055099)

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
Jakarta
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, karena sudah memberikat Nikmat-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah kelompok yang berjudul “PROBLEMATIKA KELUARGA DALAM
MASYARAKAT KONTEMPORER” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas Bapak Dosen Dr. Parlindungan
Siregar M.Ag pada Bidang Studi Muamalah kelas 4D Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris. Selain itu, makalah ini bertujuan sebagai menambah wawasan tentang
“PROBLEMATIKA KELUARGA DALAM MASYARAKAT KONTEMPORER” serta
menjadi bahan diskusi pada pertemuan yang akan datang.

Terima Kasih kepada bapak dosen pegampu mata kuliah ini telah memberikan tugas ini
sehingga kami semua menambah pengetahuan tentang hal tersebut, Adapun terima kasih
kepada anggota kelompok yang turut serta membantu memberikan pendapat dan
pengetahuannya sampai makalah ini selesai dibuat.

Jakarta, 09 Maret 2021

Kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
2. TUJUAN........................................................................................................................1
3. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2

BAB 2 ISI..................................................................................................................................3
1. PENGERTIAN PROBLEMATIKA KELUARGA.......................................................3
2. JENIS JENIS PROBLEMATIKA KELUARGA..........................................................4
3. JENIS JENIS HUKUM PROBLEMATIKA KELUARGA..........................................5

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................6
1. KESIMPULAN.............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keluarga adalah sekelompok orang yang diikat oleh darah, perkawinan, atau adopsi
yang lantas membentuk satu rumah tangga tunggal tempat mereka menjalankan peran
sebagai suami, istri, anak laki atau perempuan, ayah atau ibu, saudara laki atau
perempuan dan membentuk kultur bersama. Terapi keluarga pada dasarnya adalah
setiap penanganan psikoterapi bagi keluarga untuk meningkatkan kohesivitas antar
anggota keluarga. Psikoedukasi dalam terapi keluarga mempunyai tujuan utama untuk
atau pengetahuan keluarga serta kepercayaan diri keluarga.

Masalah keluarga dalam kehidupan era milenium sekarang menjadi semakin berat.
Apabila pada masa lalu hubungan antara kehidupan dan teknologi belum terlalu lekat,
jarak sekolah dan rumah masih relatif dekat, kantor tempat bekerja juga masih dapat
ditempuh dalam waktu singkat, maka persoalan keluarga sekarang sudah sangat
membuat penat. Anak dan orangtua terpisah oleh kegiatan masing-masing. Orangtua
jadi gelisah karena sekolah anak jauh dari rumah. Butuh suatu keterampilan
manajemen sendiri untuk antar jemput dan pengawasannya. Orangtua juga khawatir
dengan waktu yang mereka miliki untuk dapat bersama anak. Sementara godaan luar
rumah makin riuh dan tidak semuanya berakibat baik pada pertumbuhan dan
perkembangan anak beserta keluarga.

Tayangan televisi hampir tiap pagi menyajikan persoalan-persoalan bermuara pada


masalah keluarga. Tayangan proses kawin cerai dihadirkan setiap hari, berita konflik
antar anggota keluarga atau pasangan terus menerus dijejalkan dalam ruang bersama.
Seolah tidak ada lagi berita interaksi keluarga harmonis dan indah yang patut
diteladani dan dikaji.

2. Tujuan
1. Apa itu problematika keluarga dalam masyarakat kontemporer?
2. Apa saja jenis jenis problematika dalam masyarakat kontemporer?
3. Apa saja faktor faktor penyebab terjadinya problematika keluarga?
4. Bagaimana cara menangani problematika keluarga tersebut?
3. Rumusan masalah
1. Untuk mengetahui problematika keluarga dalam masyarakat kontemporer.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis problematika dalam masyarakat
kontemporer.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor faktor penyebab terjadinya problematika
masyarakat kontemporer
4. Untuk mengetahui penyelesaian masalah dalam problematika keluarga.

BAB II
ISI

1. Pengertian problematika keluarga dalam masyarakat kontemporer


Problem keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan
terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-
anaknya terutama remaja, mereka melawan orangtua, dan terjadi pertengkaran terus
menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak.
Bahkan problem keluarga bisa membawa kepada perceraian suami-isteri. Dengan kata
lain problem keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil di keluarga, dimana
komunikasi dua arah dalam kondisi demokratis sudah tidak ada. Jika terjadi
perceraian sebagai puncak dari problem yang berkepanjangan, maka yang paling
menderita adalah anak-anak. Sering perkara perceraian di pengadilan agama, yang
paling rumit adalah siapakah yang akan mengurus anak-anak. Sering pengadilan
memenangkan hak asuh kepada pihak laki-laki atau bapak. Dalam hal ini pengadilan
agama hanya berdasarkan fakta hukum belaka.
Konflik perkawinan atau perkawinan tidak harmonis juga menimbulkan problem yang
dalam intensitas tertentu memerlukan bantuan terapi. Perkawinan memang bukan
suatu permainan yang berlaku aturan kalah dan menang namun suatu proses saling
menyesuaikan diri sepanjang ada komitmen bersama untuk menjaga keutuhannya.
Sehingga dapat dibayangkan jika terjadi konflik maka diperlukan kerjasama pasangan
untuk menyelesaikan konflik tersebut. Jalur komunikasi yang tersumbat perlu dibuka
dengan bantuan terapis. Konflik perkawinan dapat muncul karena masalah infertilitas
atau kemandulan dan biasanya masih pihak perempuan yang dipermasalahkan atau
lebih banyak merasa bersalah bila sepasang suami istri lama sekali tidak mempunyai
anak kandung.
Masalah lain yang dapat menimpa suatu keluarga adalah bila ada perbenturan nilai
antar anggota keluarga atau antar generasi, misalnya antara orangtua sebagai generasi
lama dengan remaja yang tumbuh dalam generasi yang berbeda. Istilah generation gap
mencerminkan adanya kesenjangan antar generasi. Remaja sekarang gemar berfoto
dan bercita-cita menjadi artis atau bintang dunia hiburan sementara orangtua masih
mengutamakan sekolah dan pendidikan tingkat tinggi sebagai tangga menuju
kesuksesan. Masalah semacam ini tentu menimbulkan konflik dan dapat menjadi
tembok yang merintangi hubungan anak dan orangtua yang harmonis.
Masalah lain yang dapat menjadi sumber problematika keluarga adalah bila anak
mengalami gangguan perkembangan. Ibu dari seorang anak yang menderita autisme
mungkin merasa tidak mendapat dukungan dari suami untuk mengatasi gangguan
perkembangan si anak sehingga ia harus bekerja sendirian. Akibatnya jelas,
komunikasi pasangan orangtua tersebut berhenti dan masing-masing mungkin saling
menyalahkan.

2. Jenis jenis problematika keluarga dalam masyarakat kontemporer


Di dunia memang tidak ada yang namanya pernikahan sempurna. Pernikahan adalah
hubungan yang seringkali penuh rintangan yang membutuhkan komitmen dari kedua
belah pihak untuk bisa melewatinya dengan baik. Pasangan yang paling akur pun
takkan luput dari pertengkaran. Jenis problematika yang sering terjadi dalam suatu
keluarga yaitu ada komunikasi yang tidak lancar, masalah perekonomian,
perselingkuhan dan konflik. Tetapi untuk masalah perekonomian bisa diupayakan
dengan sifat yang saling terbuka, mampu menentukan tujuan jangka panjang,
menabung dan yang paling penting itu adalah bisa bekerjasama untuk mengatur
keuangan. Perubahan sosial yang terjadi didalam hukum keluarga islam ini selain
menciptakan kesenjangan antara nilai-nilai lama dengan nilai-nilai baru, juga
menciptakan kesenjangan antara hukum Islam yang telah dianggap mapan (Fikih)
dengan kenyataan sosial yang terus mengalami perubahan. Semua ini merupakan
permasalahan baru ditambah dengan masalah lama yang belum terselesaikan oleh
modernisme klasik yang menuntut kerja pikir modernismodernis kontemporer.
Kemudian, hal ini didukung dengan ide-ide kreatif yang dimunculkan oleh
kebanyakan modernis kontemporer pada umumnya tidak jauh berbeda dengan
pemikiran modernis klasik sehingga permasalahan hukum keluarga islam ini menjadi
permasalahan dalam hukum islam kontemporer.
3. Jenis-jenis hukum problematika keluarga
Beberapa hal yang baru dalam produk perundangundangan tersebut adalah dalam
Hukum perkawinan yang meliputi pencatatan perkawinan, pembatasan usia
perkawinan, persetujuan kedua calon mempelai, izin poligami, perceraian harus
dilakukan di depan sidang pengadilan, dan tindakan hukum yang merupakan upaya
untuk mewujudkan perkawinan dengan segala akibatnya. Hal baru dalam hukum
keluarga tersebut bisa dapat dilihat dari keberanjakannya dari hukum fikih menuju
hukum positif yang berupa perundang-undangan di negara muslim. Untuk
melaksanakan hukum keluarga atau perundangundangan hukum perseorangan
(personal status), maka keberadaan suatu sistem peradilan juga merupakan dua sisi
dari mata uang, keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari legislasi Islam melalui
perundang-undangan dan pendirian pengadilan. Di beberapa kawasan untuk
menyebutkan sistem peradilan Islam yang melaksanakan hukum keluarga dengan
beraneka nama, di Indonesia dengan nama Peradilan Agama, Mahkamah Syari’ah,
Kerapatan Qadhi, Peradilan Ugama, Raad Agama, Family Court, Peradilan Surambi,
Pristeraad, Majelis Syara’ dan lain-lain. Hukum keluarga mengatur hubungan hukum
yang bersumber pada pertalian kekeluargaan. Hukum keluarga mempunyai bidang-
bidang yaitu:
1. Perkawinan Pada mulanya diatur dalam Bab IV sampai dengan Bab IX, Buku I
KUHPer. Termasuk didalamnya hukum tentang harta benda perkawinan (yaitu
hubungan harta benda antara suami istri), karena hubungan hukum harta benda
antara suami istri bersumber pada perkawinan. Ketentuan hak-hal tersebut telah
diubah dengan adanya Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Perkawinan yang bersifat nasional sebagai pengganti Hukum Perkawinan yang
bersumber dari Hukum Barat.
2. Kekuasaan orang tua yaitu hubungan hukum antara orang tua dan anak mereka,
baik yang sah maupun yang disahkan (Bab XII, Buku I KUHPer).
3. Perwalian yaitu hubungan hukum antara si wali dan anak yang berada di bawah
perwaliannya (Bab XV, Buku I KUHPer).

Ada juga mengenai hukum waris yang mengatur pemindahtanganan harta benda seseorang
setelah ia meninggal dunia. Dengan begitu sebenarnya Hukum Waris ini merupakan bagian
dari hukum, harta dan benda. Hukum Waris juga mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan hukum keluarga, dimana bila kita lihat dari sudut pandang yang berhak mewarisi
harta benda yang meninggal (almarhum) adalah keluarganya. Oleh karena itu Hukum Waris
mempunyai hubungan erat dengan hukum harta Benda dan Hukum Keluarga, maka hukum
waris diberikan suatu tempat tersendiri di samping hukum harta benda dan hukum keluarga.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Perubahan sosial yang terjadi didalam hukum keluarga islam ini selain menciptakan
kesenjangan antara nilai-nilai lama dengan nilai-nilai baru, juga menciptakan kesenjangan
antara hukum Islam yang telah dianggap mapan (Fikih) dengan kenyataan sosial yang terus
mengalami perubahan. Semua ini merupakan permasalahan baru ditambah dengan masalah
lama yang belum terselesaikan oleh modernisme klasik yang menuntut kerja pikir modernis-
modernis kontemporer. Kemudian, hal ini didukung dengan ide-ide kreatif yang dimunculkan
oleh kebanyakan modernis kontemporer pada umumnya tidak jauh berbeda dengan pemikiran
modernis klasik sehingga permasalahan hukum keluarga islam ini menjadi permasalahan
dalam hukum islam kontemporer.

Kita harus ingat bahwa pernikahan adalah satu-satunya permainan yang dapat dan harus
dimenangkan oleh kedua belah pihak. Selain itu, pernikahan juga dapat diibaratkan seperti
sebuah gunting, yang berpadu sehingga tak terpisahkan; sering bergerak ke arah yang
berlawanan, tetapi selalu memotong segala sesuatu yang hadir di antara mereka.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/128582-ID-terapi-keluarga-
kontemporer.pdf
http://eprints.ums.ac.id/23837/2/BAB_I.pdf
https://www.google.co.id/amp/s/azizahzahro96.wordpress.com/2014/05/02/makalah-
probem-di-dalam-keluarga-konseling-keluarga/amp/
Chuzaimah T. Yanggo dkk. Problematika Hukum Islam Kontemporer, jilid 1 dan 2,
Jakarta : Pustaka Firdaus dan LSIK UIN Jakarta, 1996.
Muhammad Amin Suma, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: Raja
Grafindo, 2005
Satria Efendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta :
Kencana, 2005.
Sugiyono. (2005). Memehami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai