Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1. Pengertian Analogi
Analogi adalah salah satu pendekatan Analogi merupakan sebuah konsep
yang berdasarkan pada kemiripan dan kesamaan secara visual dan
bentuk dengan sesuatu yang lain, bisa dengan bangunan lain, hal-hal
yang ada pada alam, atau benda-benda hasil dari buatan tangan
manusia maupun pemikiran manusia.
A. Analogi personal (personal analogy)
Analogi secara personal berarti sang arsitek membayangkan dirinya sendiri
sebagai bagian dari permasalahan dalam desain arsitektur. Contohnya
apabila ia (arsitek) membayangkan dirinya sebagai bangunan yang
menghadap ke suatu arah tertentu, bagaimana cahaya matahari yang
diterimanya. Apabila ia merupakan sebuah balok, berapa banyak beban
atau tekanan yang akan diterima. Apabila ia berada di tanah miring dan
membaringkan diri, bagaimana cahaya matahari yang diterimanya dan
bagaimana aliran angin yang melewatinya
1. Eiffel Tower, Paris, Prancis
Menara Eiffel menggunakan pendekatan analogi dimana sosok yang
dipakai adalah wanita yang feminim dan elegan. Bagaimana seorang
wanita anggun berdiri, bagaimana bentuk tubuhnya yang elegan.
2. Ronchamp Chapel – Le Corbuzier
Salah satu karya Le Corbuzier ini banyak dimirip-miripkan dengan
berbagai objek seperti bentuk telapak tangan yang membuka seperti
saat berdoa, seperti kapal laut, bentuk bebek, topi pelukis, atau seperti
ibu yang memeluk anaknya. Akan tetapi yang dimaksudkan oleh sang
arsitektur bukanlah seperti itu. Menurut Broadbent, pada suatu pagi
ketika sedang berjalan-jalan di pantai pulau Long Island, Le Corbuzier
menemukan cangkang kepiting. Dari cangkang kepiting inilah, Le
Corbuzier mendapat ide untuk membuat atap menggunakan struktur
shell yang pada waktu itu belum banyak digunakan.

Beralih pada bentuk bukaan yang diterapkan pada Ronchamp Chapel


yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga dapat
menciptakan suasana di dalam ruangan. Bentuk bukaan disesuaikan
dengan cahaya yang datang pada jam-jam tertentu, sehingga suasana
ruangan yang tercipta juga memberikan kesan sendiri pada jam-jam
tersebut.
Namun, ternyata ada kemiripan antara fasade Ronchamp Chapel
dengan suatu bangunan di Pulau Ischia yang tampak dari foto yang
diambil oleh James Stirling serta dengan fasade rumah-rumah di Arab,
yaitu berupa dinding masif terbuat dari batu yang diberi coakan-coakan
berbentuk persegi panjang sebagai bukaan. Akan tetapi, pada
kenyataannya dinding pada Ronchamp Chapel terbuat dari batu bata
dengan kolom
yang melebar ke bawah, dan diberi coakan dengan rangkaian kawat
yang dilapisi plester. Dengan begitu, Ronchamp Chapel merupakan
suatu karya masterpiece yang dijadikan sebagai salah satu sumber
analogi untuk dijadikan preseden sehingga dapat dikembangkan sesuai
dengan pesan yang ingin disampaikan.

B. Analogi langsung (direct analogy)


Analogi langsung merupakan analogi yang paling mudah dipahami oleh
orang lain. Dalam analogi ini, arsitek menyelesaikan permasalahan dalam
desain dengan fakta-fakta dari beragai cabang ilmu lain yang sudah
diketahui umum, misalnya seperti pengaturan cahaya pada bangunan yang
menggunakan prinsip kerja diafragma pada mata. Berikut adalah beberapa
contoh karya arsitektur yang menggunakan pendekatan analogi.
1. John Wax Building – Frank Lloyd Wright
Pada bangunan ini, terdapat elemen-elemen yang dianalogikan dengan
bunga water lily, yaitu pada bagian kolomnya. Pada bagian atas kolom
dibentuk lingkaran- lingkaran yang lebar sehingga menyatu dari satu
kolom ke kolom lain, dan terbentuk langit-langit yang dapat dianalogikan
sebagai bentuk daun pada bunga water lily. Sedangkan kolom-kolom
diibaratkan seperti tangkai bunga water lily.
Selain itu, ada pula yang memahami bentuk kolom pada bangunan John
Wax Building berasal dari analogi jamur dengan bagian atas yang
melebar dan tangkai seperti tangkai jamur.
2. Turning Torso, Swedia – Santiago Calatrava

Menara ini mengambil analogi dari pergerakan tubuh manusia,


yaitu bentuk tulang belakang yang dipilin. Dengan analogi seperti
itu, menara ini memberi pembelajaran mengenai ‘movement’ dan
‘structure’.

“... The very idea of a structure is synonymous with stability, statis


and rigid organisation of elements in space.” (Tzonis&Lefaivre,
1995:10)

Dari kutipan pernyataan diatastergambarkan bahwa struktur itu


adalah sesuatuyang sifatnya statis dan tidak ada hubungannyasama
sekali dengan pergerakan. Bahkan strukturseakan menetralkan
pergerakan itu sendiri.Namun, Calatrava sadar bahwa didalam
struktur itu sendiri terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan
lagi pasti akan terjadi. Walaupun tampaknya ‘immobile’ atau tidak
dapat bergerak, sebenarnya struktur itu sendiri berada pada suatu
pergerakan yang konstan.

Pada rancangan Turning Torso yang mengambil analogi tulang


belakang manusia, bila dilihat secara struktur, tulang belakang
manusia sangat memungkinkan terjadinya pergerakan, namun
masih tetap dapat menjadi struktur yang kokoh dan bertahan
hingga sekarang. Struktur ini kemudian dituangkan kedalam
bentuk sketsa dan model sebagai cara pengeksplorasian bagaimana
cara struktur itu bekerja dan tersusun dari bagian-bagian apa saja
hingga akhirnya menjadi sebuah objek bangunan. Pada tahap awal
pemodelan, Calatrava menyusun beberapa balok persegi
sedemikian mungkin disekitar baja penopang untuk menemukan
wujud spiral yang mendekati bentuk tulang belakang manusia yang
dipilin. Ini merupakan tahapan awal dari pentransformasian dari
movement ke dalam sebuah struktur.
PEMBAHASAN

Kemunculan arsitektur modern disebabkan oleh terjadinya revolusi


industri. Revolusi industri menyebabkan terjadinya produksi material dan
elemen-elemen dekorasi secara massal (pre-fabrikasi). Hal ini didukung
oleh berkembangnya sistem transportasi yang menyebabkan material dan
elemen dekorasi ini dapat disebarkan dengan mudah ke seluruh daerah.
Pada masa ini  material dan elemen hasil fabrikasi merubah kesan,
gaya, dan sistem konstruksi pada bangunan. Produk-produk revolusi
industri juga memudahkan proses pembangunan terutama dalam hal waktu
dan harga. Revolusi industri menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir
serta budaya masyarakat yang kemudian berpengaruh pada kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat. Faktor paling utama adalah kemajuan
teknologi yang memungkinkan diproduksinya material secara massal oleh
pabrik. Akibatnya, waktu pengerjaan bangunan menjadi relatif lebih
singkat dan konfigurasi konstruksi pun menjadi lebih mudah. Namun, hal
ini menyebabkan hilangnya hasil karya “tangan” manusia yang digantikan
dengan karya mesin dengan kualitas yang sama maupun lebih baik. Pada
masa arsitektur klasik, pekerjaan konstruksi dan dekorasi adalah hasil
karya “tangan” manusia. Hal inilah yang hilang pada masa modern akibat
adanya revolusi industri.
Arsitektur yang memiliki konsep modern cenderung
meminimalkan ornamen atau menghilangkannya sama sekali, serta
maksimal dalam ruang dan fungsi.Karena inilah dalam konsep arsitektur
modern fungsi lebih diutamakan dalam memilih bentuk, ukuran, serta
material-bahan. Aristektur modern mulai berkembang pesat di dunia sejak
tahun 1900-an, hal ini disebabkan karena kemajuan dalam bidang
teknologi sehingga manusia cenderung lebih menyukai sesuatu yang
bersifat lebih ekonomis, simpel, mudah, dan indah. 
Dasar-dasar dari konsep arsitektur modern sendiri adalah seperti
dibawah ini:

 Bentuk protes terhadap konsep arsitektur yang lama dan


mendahuluinya
 Memiliki prinsip bahwa material-bahan serta fungsi adalah hal yang
sangat menentukan kualitas suatu bangunan
 Meniadakan unsur ukiran ataupun bordiran dalam sebuah bangunan
 Format serta detil banguanan tidaklah penting atau perlu, sehingga
menyederhanakan bangunan lebih diutamakan

Dengan prinsip-prinsip utama tadi banyak bangunan termasuk


rumah dibangun dengan konsep arsitektur modern, tentu saja dengan
penyesuaian pada teknologi terkini, budaya, wawasan, serta tren yang
disukai.

A. Pendekatan Arsitektur Modern


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018), pengertian
Arsitektur Modern dapat dijelaskan melalui dua kata yaitu Arsitektur dan
Modern. Arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang serta
membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya, serta metode
dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan. Kemudian Modern
memiliki makna yang berarti terbaru atau mutakhir. Maka secara
harafiah, Arsitektur Modern dapat diartikan sebagai seni dan ilmu
merancang serta membuat konstruksi bangunan dengan menggunakan
metode atau sesuatu yang terbaru atau termutakhir.
B. Konsep dasar
Wahid dan Alamsyah (2013) menyatakan bahwa pada era arsitektur
modern, fungsionalisme merupakan dasar pemikiran utama.
Fungsionalisme dimaksudkan sebagai penghambat penggunaan yang
tidak tepat dari bentuk yang penuh gaya akan tetapi tidak cocok
dengan maksud bangunannya. Semboyan “Form Follow Function”
yang diungkapkan oleh Louis Sullivan memberi pandangan bahwa
bentuk merupakan turunan dari fungsi dan fungsi menciptakan serta
mengorganisir bentuk. Smithson (1981) menyatakan bahwa Arsitektur
Modern juga menonjolkan hubungan antara sisi-sisi suatu segiempat
dan isinya, rasio atau perbandingan bagian-bagian di dalamnya sebagai
suatu komposisi.
Konsep inilah salah satu dasar dalam pengembangan konsep desain
arsitektur modern, sehingga kita biasanya akan mendapati rumah
berkonsep arsitektur modern dengan beberapa ciri dibawah ini.
Rumah dengan konsep arsitektur modern biasanya memiliki jendela besar
dan tinggi yang mendominasi bangunan, disertai dengan lis plang beton
yang memanjang, serta kanopi yang cenderung menjorok ke depan
sehingga terlihat menonjol dari luar bangunan.Bentuk masa rumah modern
biasanya didominasi dengan dekorasi yang simpel dan elegan, seperti
garis-garis vertikal, horizontal, dan diagonal.
C. Tata Ruang
Ruang yang terbentuk dari sisi-sisi berbentuk geometris akan
menujukkan komposisi yang lebih nyaman. Material serta rongga yang
akan membentuk ruang akan memberi pengaruh pada suasana pada
ruang tersebut. Dengan demikian, pengolahan ruang pada arsitektur
modern akan menciptakan keadaan yang efisien, sederhana namun
tegas serta menyatukan antara hubungan ruang luar dan ruang dalam
melalui elemen transparan sehingga terjadi interaksi antara objek yang
berada di luar dengan objek yang berada di dalam.
D. Bentuk dan Penampilan
Kesederhanaan, kemurnian, kerapian dan ketelitian dari bentuk serta
penampilan tersebut merupakan karakteristik serta konsep dari arsitektur
modern. Walapun dalam bentuk yang abstrak, bentuk tersebut akan
menunjukkan ekspresi kejujuran. Elemen-elemen dari bentuk pada
arsitektur modern bersifat puris atau bentuk yang selalu diulang
kesederhanan pada bentuk dan tampilan merupakan ekspresi kejujuran
serta nilai estetika pada arsitektur modern. (Tanudjaja, 1993). Fasad
atau penampilan bangunan dengan pengunaan garis-garis linier dan
bentuk kotak atau segiempat melahirkan sebuah konsep yang
universal. Bentuk asimetris, kubis atau semua sisi dalam komposisi dan
dan kesatuan bentuk serta elemen bangunan menyatu dalam sebuah
komposisi bangunan. Bentuk-bentuk berupa elemen-elemen horizontal
dan vertikal dipadukan dengan kontras atau komposisi yang seimbang
antara kepadatan serta rongga dan padat maupun ringan melalui aplikasi
penataan dan penggunaan material.
F. Warna
Penggunaan warna merupakan salah satu penonjolan nilai kontras dan
keselarasan pada arsitektur modern. Warna akan menyeimbangkan
komposisi bentuk serta elemen yang ada pada suatu bangunan.
Penggunaan warna-warna natural seperti putih, abu-abu, hitam dan
warna – warna tajam atau cerah serta material yang mengkilap
merupakan karakter dari arsitektur modern. Keterangan cahaya warna,
kepadatan dan kejernihan warna dapat memperluas kemungkinan
keselarasan serta keragaman komposisi. (Smithson, 1981)
Menurut Tanudjaja (1997).
Arsitektur Modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang
berkembang seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur
modern antara lain:
1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat mencapai
tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai dengan
fungsinya.
3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme
dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi memiliki
bentuk dasar segi empat.
4. Memperlihatkan konstruksi.
5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara
jujur dan tidak diberi ornamen.
6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan
horizontal.
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk
elemen-elemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan
untuk mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan.
G. Penerapan Arsitektur Modern
Penerapan arsitektur modern dalam sebuah bangunan dapat diterapkan
dalam penataan ruang, bentuk massa, hingga tampilan fasad bangunan.
Penerapan konsep-konsep arsitektur modern tersebut juga dapat
diterapkan dalam penataan tapak, atau massa bangunan di dalam tapak.
Penerapan arsitektur modern dapat diterapkan dalam hal-hal berikut :
1. Sirkulasi.
Penataan sirkulasi di dalam tapak, haruslah semudah mungkin
dan tidak memiliki pola yang tidak efisien. Sirkulasi yang
direncanakan dalam perancangan ini adalah sirkulasi manusia
melalui jalur pedestrian, serta sirkulasi kendaraan menggunakan
jalur
2. Aklimatisasi
Kondisi aklimatisasi pada tapak mempengaruhi bagaimana pola
penataan massa dan bangunan. Tentunya ini akan memengaruhi
bagaimana peletakan bukaan- bukaan pada bangunan. Jika kita
lihat kembali pendekatan Arsitektur Modern, penggunaan kaca
sebagai fasad bangunan sangat dominan. bahkan terdapat
bangunan yang seluruh fasadnya adalah kaca. Hal ini tentunya
harus disesuaikan juga dengan kondisi aklimatisasi pada tapak,
agar bentuk-bentuk bukaan atau fasad tersebut dapat diatur
sehingga tidak terlalu terpapar sinar matahari langsung.
3. Bentuk Massa Bangunan
Pendekatan Arsitektur Modern sangat memperhatikan bagaimana
fungsionalisme ruang. Massa dan ruang dibentuk dengan
semaksimal mungkin dapat berfungsi untuk aktivitas pengguna,
dan meminimkan ruang tidak terpakai. Pemilihan bentuk massa
bangunan juga mempengaruhi fungsionalisme tersebut. Terdapat
bentuk-bentuk alternatif dalam massa bangunan antara lain,
persegi, segitiga dan lingkaran. Bentuk persegi adalah bentuk yang
sangat fungsional, keunggulan bentuk ini antara lain Pembagian
ruang baik, Pengaturan interior dan furniture lebih mudah, dan
Penyinaran matahari dapat diatur sesuai dengan lebar sisi
bangunan.
ISU DASAR

Turning Torso, Swedia, Santiago Calatrava


Isu dasar yang diambil oleh penulis Turning Torso, Swedia – Santiago Calatrava.
Turning Torso, Swedia adalah gedung apartemen dengan 54 lantai dan tinggi total
190 m. Bangunan ini dibangun oleh seorang arsitek terkenal dengan nama
Santiago Calatrava.
A. Analogi pada bangunan Turning Torso
Menara ini mengambil analogi dari pergerakan tubuh manusia, yaitu bentuk
tulang belakang yang dipilin. Dengan analogi seperti itu, menara ini memberi
pembelajaran mengenai ‘movement’ dan ‘structure’.
Dari kutipan pernyataan diatastergambarkan bahwa struktur itu adalah
sesuatuyang sifatnya statis dan tidak ada hubungannyasama sekali dengan
pergerakan. Bahkan strukturseakan menetralkan pergerakan itu sendiri.
Namun, Calatrava sadar bahwa didalam struktur itu sendiri terdapat
movement yang tidak dapat dihindarkan lagi pasti akan terjadi.

Pada rancangan Turning Torso yang mengambil analogi tulang belakang


manusia, bila dilihat secara struktur, tulang belakang manusia sangat
memungkinkan terjadinya pergerakan, namun masih tetap dapat menjadi
struktur yang kokoh dan bertahan hingga sekarang.
B. Pendekatan modern pada bangauan Turning torso
Bentuk dan penampilan
Kesederhanaan, kemurnian, kerapian dan ketelitian dari bentuk serta
penampilan tersebut merupakan karakteristik serta konsep dari arsitektur
modern. Elemen-elemen dari bentuk pada arsitektur modern bersifat
puris atau bentuk yang selalu diulang pada bangunan Turning Torso
menjadikan kesederhanan pada bentuk dan tampilan menjadikan
ekspresi kejujuran serta nilai estetika pada banguanan tersebut.
Banyaknya bukaan dan memperlihatkan konstuksi, pemakaina bahan
pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara jujur dan tidak di beri
ornament membuat bangunan ini dapat dikatakan sebagai arsitektur
moderen
KRITERIA DAN KONSEP DESAIN

Kriteria desain adalah suatu arahan atau solusi rancangan untuk menjawab
permasalahan yang terdapat pada desain. Tujuan dari dibuatnya kriteria
desain adalah untuk memudahkan dalam menentukan aspek aspek desain
yang akan dirancang berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis
sebelumnya.
a. Keamanan
Harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Kemanan tersebut
dapat dicapai dengan meningkatkan keamanan baik yang bersifat
teknis maupun non teknis bagi civitas yang berada didalamnya.
Sistem keamanan tidak hanya berfokus pada tidak pencurian saja
namun juga perawatan dan kelangsungan koleksi yang dipengaruhi
banyak faktor baik suhu, kelembaban, pencahayaan dan jamur.
b. Visibilitas
Harus memiliki tingkat visibility yang luas sehingga user atau civitas
dapat melihat view yang bagus baik didalam ruanagan maupun ke
luar ruangan.
c Sirkulasi
hubungan antara ruang satu dengan ruang lainnya yang bias
dihubungkan baik secara horizontal maupun secara vertical, sehingga
dapat memberikan kenyamanan bagi user
d Material Anti Slip atau Tidak licin
dikarenakan dikunjungi oleh seluruh kalangan maka pemilihan material
yang anti slip dan aman bagi civitas saat melakukan kegiatan harus
diperhitungkan.
e Pencahayaan
Mengguanakan Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang
memanfaatkan sumber cahaya alami yaitu matahari dan menggunakan
sedangkan pencahayaan buatan pada saat dibutuhkan atau malam hari
adalah  yang memanfaatkan sumber cahaya buatan seperti lampu
KERANGKA BERPIKIR
SUMBER

Gian W. R., Lily M., Yeptadian S. (2019). Penerapan Arsitektur Modern Pada
Bangunan Singapore Polytechnic di Tangerang, 3.

Tanudjaja, F. Cristian J Sinar. (1993). Arsitektur Modern, Tradisi-tradisi, dan


aliran-aliran serta peranan politik-politik. Penerbitan Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. https://kbbi.web.id Diakses 13


Oktober 2019.

Retno R. R., Erma T., Erdiani E., Siti M., Teresa Z., Raudina R., Mawaddah W.,
Lia V., Firdha R., (2015), Pendekatan Analogi Pada Desain Arsitektur
(Analogical Approach In Architectural Design) Ar2211 Teori Desain Arsitektur.

Laksito Boedhi, 2014. Metode Perencanaan dan Perancangan Arsitektur.

Anda mungkin juga menyukai